I'LL Teach You Marianne

Pengadilan



Pengadilan

0Saat makan pagi tak ada percakapan apapun yang terjadi antara Anne dan kedua sahabatnya di ruang makan, hanya celotehan Christian lah yang menunjukkan kalau masih ada kehidupan di rumah itu.     

"Milk...milk...I want my chocolate milk Mommy,"pekik Christian dengan keras mengagetkan Anne, Linda dan Paul.     

"Kau sudah menghabiskan makananmu?"tanya Anne lembut sambil tersenyum pada Christian.     

"Look." Christian menunjukkan piringnya yang sudah kosong dengan penuh semangat.     

Anne terkekeh, begitu juga Linda yang langsung mengusap rambut Christian.     

Paul bangun dari kursinya dan mendekati Christian dengan membawa gelas berisi susu coklat hangat milik Christian. "Goodboy, ini susu coklat mu."     

"Thanks Papa, you are the best!!!"pekik Christian girang, satu detik setelahnya anak itu langsung minum susu coklat yang ada di tangannya.     

"Christian sayang Papa?"tanya Paul lembut.     

"Tentu saja, aku sayang Papa, Mama dan Mommy,"jawab Christian dengan polosnya.     

Kedua mata Paul terasa panas tiba-tiba, meskipun ia sudah ikut membesarkan Christian selama ini akan tetapi ia sadar kalau Christian bukanlah miliknya. Apalagi saat ini sang ayah kandung Christian sudah datang, Paul benar-benar tersiksa akan kesedihan yang tak pernah ia bayangkan itu.     

"Papa, are you crying?"     

Paul menggeleng. "Tidak sayang, di kedua mata Papa tiba-tiba ada debu. Makanya mata Papa seperti akan menangis."     

"Poor dad, what can I help you with?     

"Tidak sayang, Papa tidak apa-apa,"jawab Paul sambil tersenyum.     

Christian menatap Paul tanpa berkedip, anak pintar itu mencoba mencari tahu sendiri kebenarannya. Saat Christian akan membuka mulutnya tiba-tiba mereka semua dikagetkan dengan kedatangan Jack dan kedua asistennya, mereka membawa banyak sekali kantong belanja yang berisi mainan untuk Christian dan beberapa makanan ringan kesukaannya.     

"Jack,"gumam Anne lirih saat melihat Jack tiba-tiba muncul.     

"Hai boy, do you still remember me?"tanya Jack pelan pada putranya.     

Christian tersenyum. "Sure, kau adalah paman yang kemarin bukan."     

Jack terkekeh. "No, I wasn't an uncle at that time. I am your Daddy."     

Kedua mata Anne membeliak mendengar perkataan Jack, ia hampir berteriak dan menghampiri pria itu kalau saja tak ditahan oleh Linda.     

"Daddy?"     

Jack tersenyum dan mendekati kursi bayi Christian. "Yes, i am your Daddy."     

Christian menatap Jack dengan tajam, perlahan ia meletakkan gelas berisi coklat hangatnya dan mengulurkan tangannya ke wajah Jack. Christian meraba wajah ayah kandungnya tanpa sadar.     

"Kenapa baru datang sekarang, Daddy?"     

Jack terdiam, ia tak percaya akan mendapatkan pertanyaan seperti itu dari putranya yang masih berusia dua tahun. Dan bukan hanya Jack saja yang terkejut, namun semua orang yang ada di ruangan itu juga sama terkejutnya dengan Jack terutama Anne. Anne benar-benar tak menyangka Christian akan berkata seperti itu pada ayahnya, ikatan batin antara ayah dan anak itu benar-benar kuat.     

Dengan penuh kasih Jack meraih tubuh Christian dari kursi bayinya dan langsung memeluknya dengan erat. "Maafkan Daddy, maafkan Daddy boy. Kau mau memaafkan Daddy kan?"     

"Kenapa Daddy harus minta maaf, memangnya Daddy salah apa?"tanya Christian kembali dengan polos.     

"Daddy…."     

Perkataan Jack terhenti karena tiba-tiba Anne datang dan merebut Christian dari pelukannya secara paksa, Christian yang menantikan jawaban dari Jack nampak tak suka digendong ibunya. Ia berontak dan meminta untuk diturunkan dari pelukan ibunya, bahkan beberapa kali ia memukul dada Anne sambil mengulurkan tangan mungilnya ke arah Jack. Meminta pertolongan, akan tetapi belum sempat Jack meraih Christian tiba-tiba Anne melangkah mundur dan memberikan Christian pada Paul.     

"Bawa Christian masuk,"ucap Anne pelan.     

"Anne…"     

"Cepat Paul, kau juga Linda,"hardik Anne dengan keras tak memperdulikan teriakan Jack dan tangisan Christian yang ingin bersama Jack.     

Linda menganggukan kepalanya dengan cepat, ia kemudian memaksa Paul untuk masuk ke kamar meninggalkan ruang makan tanpa memperdulikan tangisan Christian yang semakin keras.     

"Damn...kau tak dengar Anne, anak kita menangis!!"     

"Dia anakku, bukan anakmu!"sahut Anne keras.     

"Dia ada karena aku, memangnya kau bisa hamil sendiri!! Jangan gila Anne."     

Anne langsung terdiam seketika mendengar perkataan Jack dan kesempatan itu tak disia-siakan oleh Jack yang langsung mendekati Anne dan mendorongnya ke dinding.     

"Aku akan mengambil anakku, darah dagingku dengan atau tanpa izin darimu. Kau tahu bukan aku punya kekuatan untuk melakukan itu,"ucap Jack dingin tepat didepan wajah Anne, nafasnya memburu saat bicara seperti itu apalagi dalam jarak yang sangat dekat dengan Anne seperti saat ini. Disaat kerinduan dan hasratnya yang meluap-luap.     

"K-kau tak bisa melakukan itu Jack…aku yang berjuang sendirian untuk Christian, kau tak punya hak atas putraku,"jawab Anne pelan, menutupi ketakutannya.     

Jack tersenyum sinis. "Itu salahmu yang tak memberitahukan aku keberadaan Christian sejak awal, bahkan sampai Christian harus kehilangan saudara kembarnya itu salahmu yang…"     

Plak     

Anne melayangkan tangannya ke wajah Jack dengan sekuat tenaga dan mendorong tubuh suaminya menjauh darinya.     

"Apa kau lupa dengan semua yang sudah kau lakukan padaku waktu itu Jack? Apa kau lupa kalau kau sudah menuduhku tanpa bertanya terlebih dahulu padaku, apa kau lupa kalau kau sudah mengusirku. Apa kau lupa kalau kau adalah orang yang sudah memaksaku pergi dari rumah dan kehidupanmu waktu itu, kau saat itu bahkan tak mau menghirup oksigen yang sama denganku karena aku kau sebut sebagai wanita rendahan. Lalu kenapa sekarang kau datang bak seseorang yang sudah mendapat ketidakadilan, padahal jelas-jelas kau adalah orang yang paling bersalah disini. Kata maaf saja tidak kau ucapkan padaku bukan atas semua perbuatanmu waktu itu, lalu kenapa sekarang kau datang dan ingin merebut anakku seperti itu? Kau benar-benar manusia yang sudah tak memiliki urat malu Jack dan satu lagi yang harus kau tahu, Christian tak mungkin kehilangan saudara kembarnya kalau saat itu kau tak berbuat kasar padaku. Harusnya kau berkaca atas semua kesalahanmu saat itu Jack, bukan malah menyalahkan aku. Kalau saja saat itu kau bisa berpikir secara jernih dan tenang tanpa emosi seperti itu mungkin saat ini saudara Christian masih ada dan tumbuh sehat sepertinya, jadi stop menyalahkan aku,"ucap Anne panjang lebar dengan suara keras, nafasnya naik turun mengatakan semua uneg-uneg dalam hati yang sudah ia tahan bertahun-tahun.     

Jack diam tanpa suara mendengar perkataan Anne, tak ada satu patah kata pun terlontar dari bibirnya saat ini.     

"Aku sudah berkorban banyak untuk hubungan kita Jack, tapi tidak denganmu. Jadi sekarang aku mohon tolong tinggalkan aku dan anakku, biarkan kami hidup bahagia. Aku tak akan menuntut apa-apa darimu, aku tak akan meminta sepeserpun uang yang kau miliki untuk membesarkan Christian,"imbuh Anne kembali dengan mata berkaca-kaca.     

Jack tersenyum sinis tak lama setelah Anne menutup perkataannya, perlahan ia kembali mendapatkan tubuhnya ke arah Anne. "Ok, jika itu maumu maka kita gunakan hukum saja. Aku yakin kekuatan hukum lebih besar untuk menunjukkan siapa yang berhak mengurus Christian."     

"Jack!!!"     

"Ssstt...jangan berteriak sayang, aku masih di depanmu. Aku yakin kau adalah wanita yang cerdas Anne, ku beri waktu berpikir 1 x 24 jam mulai dari sekarang. Jika kau tak mau bekerja sama denganku maka jangan salahkan aku jika kau tak akan bisa melihat Christian lagi, kau pasti tahu bukan kalau aku akan memenangkan kasus ini di pengadilan. Satu hal yang harus kau ingat adalah, apapun yang aku mau pasti aku dapatkan. Termasuk mendapat kalian kembali, senang atau tidak senang kau dan Christian akan kembali padaku. Cam kan itu baik-baik sayang."     

Jack memberikan sebuah kecupan di akhir ucapannya di kening Anne sebelum akhirnya ia pergi meninggalkan rumah Anne bersama Erick dan Nicholas yang sejak tadi tak bicara apa-apa.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.