I'LL Teach You Marianne

Who is Christian?



Who is Christian?

0Christian terus merengek dan menolak ketika dipaksa duduk di car seat, ia merasa sudah besar dan ingin duduk di kursi mobil tanpa menggunakan car seat.     

"Kalau tidak mau duduk di car seat itu artinya Christian tak bisa ikut mama dan papa pergi,"ucap Anne pelan berusaha merayu Christian agar mau duduk di car seat nya.     

"Aku ikut mama dan papa!"sahut Christian dengan cepat.     

Anne tersenyum. "Kalau begitu harus duduk di car seat, karena jika tidak maka Christian tak bisa ikut dan kalau seandainya Christian memaksa tak memakai car seat seandainya di jalan ada polisi maka mama dan papa akan ditangkap polisi. Memangnya Christian tega melihat mama dan papa ada di penjara yang dingin itu?"     

Kedua mata biru Christian membeliak. "Dipenjara? Kenapa dipenjara?"     

"Karena Christian tak duduk di car seat, setiap anak kecil harus duduk di car seat dan itu adalah peraturan pemerintah yang harus dipatuhi semua orang. Bukan hanya peraturan saja, dengan duduk di car seat maka Christian akan lebih nyaman selama perjalanan,"jawab Anne lembut mencoba menjelaskan sedikit pada putranya yang sangat kritis.     

"Tapi saat kemarin pergi ke pantai aku tak nyaman duduk di car seat, Mommy. Aku tak bisa melihat pantai selama perjalanan, aku harus duduk di car seat lama sekali. Padahal aku ingin melihat air yang banyak itu, Mommy," Christian merajuk, ia menjelaskan alasannya tak mau duduk di car seat yang menurutnya akan membuatnya tak bebas.     

Anne terkekeh. "Apa yang mama dan papa lakukan kemarin demi kebaikanmu sayang, tapi percayalah perjalananmu hari ini tidak akan membutuhkan waktu lama, karena kalian hanya akan pergi ke supermarket saja tidak seperti kemarin pergi ke pantai. Nanti setelah sampai di supermarket, kau bisa bebas berlari kemanapun yang kau mau. Tapi sebelumnya kau harus duduk manis di car seat terlebih dahulu. Bagaimana? Setuju kan?"     

Christian terdiam, setelah berpikir cukup lama akhirnya ia pun setuju duduk di car seat. Paul dan Linda pun menghela nafas panjang ketika akhirnya anak keras kepala itu patuh.     

"Dia benar-benar hanya menurut padamu, Anne,"celetuk Linda pelan saat Anne sudah menutup pintu belakang tempat Christian duduk.     

Anne tersenyum. "Itu karena kalian tak bisa merayunya, aku yakin jika aku tak membujuknya seperti tadi kalian pasti akan luluh padanya dan membiarkan dirinya duduk tanpa car seat."     

Linda terkekeh geli. "Aku tak tega melihatnya menangis Anne, karena itu aku mengalah."     

"Dasar kau ini, tak semua yang diinginkan anak harus kita turuti Linda. Nanti dia justru akan seperti itu terus, ingat anak adalah peniru kita nomor satu daya ingatnya luar biasa. Jadi ketika dia sedang tantrum dan semua keinginannya dikabulkan maka dia akan seperti itu terus, dalam otaknya akan tersimpan memori itu,"jawab Anne datar, mengingatkan Linda dengan lembut.     

"I know, but sometimes I just can't bear to see him cry."     

Anne tersenyum, ia kemudian menepuk pundak Linda dengan lembut. "Jangan lemah padanya ok, kau adalah mamanya aku yakin kau bisa mengurus Christian dengan baik. Ingat Linda, aku tak mau Christian menjadi anak manja."     

"Iya aku tahu, maafkan aku. Ya sudah kami berangkat ya, kau yakin tak masalah ditinggal sendiri?"     

"Tentu saja, aku harus menjaga toko,"jawab Anne singkat.     

Linda tersenyum mendengar perkataan Anne, ia kemudian masuk ke dalam mobil menyusul Paul yang sudah masuk terlebih dahulu sejak tadi. Setelah Linda naik tak lama kemudian Paul segera memacu mobil mereka meninggalkan toko bunga menuju jalan raya, Christian seperti biasa terus melambaikan tangannya pada Anne ketika akan pergi. Anak itu selalu bersemangat ketika diajak bepergian oleh Paul dan Linda.     

"Ok, ayo kita kerja,"ucap Anne penuh semangat tak lama setelah mobil yang dikendarai Paul tak terlihat lagi dipandangnya, ia kemudian masuk kedalam toko dan mulai bekerja menyiapkan pesanan bouquet bunga yang sudah ia rangkai tadi pagi.     

Membuka toko bunga adalah sebuah berkat tersendiri untuk Anne, pasalnya dari toko bunga itu mereka bisa hidup dengan berkecukupan. Sebelumnya di tempat tinggal mereka tak ada yang menjual bunga, karena itulah ketika Anne dan Linda memutuskan membuka toko bunga di sekitar tempat tinggal mereka saat ini dan toko itu berhasil menjadi tujuan puluhan pasangan kekasih yang ingin memberikan kejutan pada pasangannya masing-masing.     

Baru saja selesai menata bunga-bunga pesanan yang siap diambil tiba-tiba datang seorang wanita paruh baya, ia adalah salah satu orang yang sudah memesan bunga pada Anne kemarin dan ingin mengambil pesanannya hari ini. Dengan ramah Anne pun melayani pelanggan pertamanya itu, saat Anne sedang sibuk menulis ucapan di kertas yang akan disematkan di bunga tiba-tiba secara tak sengaja Anne menyenggol dan menjatuhkan gelas berbentuk minion kesukaan Christian ke lantai sehingga gelas itu hancur berserakan.     

"Oh Tuhan, anda tidak apa-apa nyonya?"     

Wanita paruh baya yang sedang berdiri didepan meja kasir tempat Anne menjatuhkan gelas kesukaan Christian menganggukkan kepalanya dengan cepat. "Aku tak apa-apa, anda sendiri bagaimana?"     

"Aku juga tak apa-apa, maafkan kecerobohan saya nona,"jawab Anne dengan cepat. "Lebih baik anda duduk dulu, biarkan saya membersihkan pecahan gelasnya terlebih dahulu. Aku tak mau anda terluka."     

"Baik, tapi anda harus hati-hati. Pecahan itu tajam,"sahut sang wanita paruh baya itu dengan cepat.     

Anne tersenyum, ia kemudian meraih sapu yang letaknya tak jauh dari tempatnya berada. Dengan hati-hati Anne memasukkan pecahan gelas itu ke sebuah kantong khusus barang pecah belah, supaya nanti pada saat dibuang petugas pengambil sampah tidak terluka. Setelah 5 menit akhirnya semua pecahan gelas itu berhasil Anne singkirkan dari lantai.     

"Anda sudah punya anak nona?"tanya wanita paruh baya itu pada Anne.     

"Sudah Nyonya, anakku laki-laki dan sudah berusia 2 tahun,"jawab Anne penuh kebanggaan.     

Pelanggan itu tersenyum mendengar perkataan Anne. "Pantas saja ada gelas lucu diatas meja kasir, anakmu pasti sangat menggemaskan dan tampan jika melihat ibunya secantik ini."     

Anne tersipu malu mendapatkan pujian seperti itu, karena proses transaksi sudah selesai akhirnya pelanggan itu pun pergi meninggalkan Anne sendirian di toko.     

"Sepertinya aku harus membelikan gelas yang baru untuknya, kalau tidak Christian pasti akan sangat marah saat…"     

"Siapa Christian?"     

Anne terdiam beberapa saat ketika mendengar sebuah suara yang tak asing untuknya, suara yang selama hampir 3 tahun ini ia tidak dengar. Perlahan Anne menoleh ke arah sumber suara dan terkejut saat melihat sosok yang ia benci dan rindukan tiba-tiba berada dihadapannya.     

"K-kau…"     

"Yes, it's me. You haven't answered my question, Anne. Who is Christian?"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.