I'LL Teach You Marianne

Found you



Found you

0Setelah puas bermain air hujan akhirnya Christian diajak masuk oleh Paul ke dalam rumah, meski awalnya menolak namun Christian akhirnya menurut dan patuh saat dimandikan oleh sang ibu di kamar mandi yang ada di lantai satu. Sementara itu Paul yang sudah selesai mandi baru selesai membuat teh hangat untuknya dan susu coklat untuk Christian, saat akan menikmati teh hangatnya di ruang tamu langkah Paul terhenti saat melihat istrinya duduk melamun di dekat kaca.     

"Apa yang mengganggu pikiranmu?"tanya Paul pelan membuyarkan lamunan Linda.     

Linda menghela nafas panjang. "Aku sudah membahas soal Jack pada Anne."     

Deg, senyum diwajah Paul langsung hilang. Dengan cepat ia meraih tangan Linda dan mengajaknya masuk ke dalam kamar.     

"Kenapa kau harus membahasnya sekarang Linda?"tanya Paul dingin.     

"Memangnya harus kapan aku membahas masalah ini? Anne harus secepatnya tahu kalau mantan suaminya itu masih mencarinya sampai detik ini, aku tak mungkin bersikap tenang dan tak melakukan apa-apa saat aku tahu anak buah Jack masih memata-matai keluargaku di desa. Lebih baik aku mengatakan semuanya pada Anne sekarang Paul, karena jika ia tahu kebenarannya maka ia akan bersiap,"jawab Linda panjang lebar, Linda berusaha tak berbicara keras supaya tak membuat Anne curiga.     

Paul menghela nafas panjang. "Mereka belum bercerai Linda, jadi statusnya masih suami istri."     

"Nah itu kau tahu, secara hukum Jack punya hak penuh atas diri Christian. Karena itu aku mengatakan semua pada Anne untuk menghadapi kemungkinan terburuk, Paul."     

Paul terdiam mendengar perkataan istrinya, ia sebenarnya tahu selama ini Linda sudah berusaha untuk tenang menghadapi masalah yang menimpa orang tuanya. Linda berpura-pura tak terjadi apa-apa dihadapan Anne, padahal sebenarnya ia sangat gelisah saat tahu keluarganya terus menerus mendapat tekanan dari anak buah Jack yang sudah tinggal di rumah yang tak jauh dengan rumah keluarga Linda di desa.     

"Lalu apa yang akan kita lakukan? Apa kita harus mencari tempat tinggal yang baru?"tanya Paul kembali pada Linda dengan suara lembut.     

Linda menggeleng. "Itu bukan jalan keluar Paul, semakin jauh kita lari maka semakin bersemangat pula Jack mengejar kita. Aku yakin kau pasti tahu betapa berkuasanya Jack saat ini, kita bukan apa-apa di matanya, Paul."     

"Iya, aku tahu. Tapi aku tak akan mungkin membiarkan dia mengambil Christian, kita yang sudah mengurus Christian sejak masih dalam kandungan Anne. Mana mungkin aku akan membiarkan bayi yang aku rawat seperti anakku sendiri dibawa pergi,"ucap Paul berapi-api.     

"Aku juga tak akan membiarkan hal itu terjadi, maka dari itu aku bicara pada Anne. Dia harus mempertahankan Christian, aku tak bisa membayangkan kalau seandainya kita berpisah dari Christian, Paul. Aku tak bisa hidup tanpanya, sejak aku divonis tak bisa hamil oleh dokter tiga tahun yang lalu Christian adalah penyemangatku hiks...aku tak mau berpisah darinya Paul...aku tak mau…"     

Tangis Linda yang sudah ditahan sejak tadi akhirnya pecah, Linda menangis dalam pelukan Paul yang merengkuhnya penuh cinta. Tiga tahun yang lalu Linda divonis tak bisa hamil oleh dokter saat masih tinggal di London, kala itu Linda berniat bunuh diri karena menganggap dirinya gagal menjadi seorang wanita. Namun Paul dengan tegas menerima apapun kondisi Linda dan bersumpah tak akan meninggalkannya sampai maut memisahkan, karena itu pada saat Anne menghubungi mereka dan menceritakan tentang kondisinya yang sedang hamil dan dicampakkan oleh Jack tanpa berpikir dua kali Linda langsung mendatangi Anne dan mengulurkan bantuan padanya. Linda merasa kehadiran bayi yang ada didalam kandungan Anne saat itu adalah sebuah anugrah terindah dari Tuhan untuknya, Linda merasa bersyukur diberi kesempatan pada oleh Tuhan untuk mengurus seorang bayi meski bukan berasal dari rahimnya sendiri. Oleh karena itu selama ini Linda sangat menyayangi Christian melebihi apapun begitu pula dengan Paul yang sudah menganggap Christian sebagai anaknya sendiri juga, karena itulah mereka berdua tak mau berpisah dengan Christian.     

Tanpa Linda dan Paul tahu Anne tak sengaja mendengar perkataan mereka berdua, awalnya Anne ingin bertanya letak sisir rambut Christian pada Linda namun karena mendengar percakapan serius antara Paul dan Linda akhirnya Anne ikut mendengar perkataan suami istri itu. Saat mendengar tangis Linda yang selalu meratapi nasibnya Anne selalu sedih, ia merasa kasihan pada Linda yang tak bisa merasakan apa yang ia rasakan.     

"Kau tenang saja Linda, Christian tak akan kemana-mana. Kalian berdua tetaplah mama dan papa Christian, kalian tak akan tergantikan. Aku berjanji akan mempertahankan anakku sekuat tenaga, akan kupastikan pria jahat itu tak akan bisa membawa Christian pergi dari kita,"ucap Anne dalam hati dengan mata berkaca-kaca.     

"Mommy, I'm hungry, I want my chocolate milk."     

Suara teriakan Christian mengagetkan Anne yang masih mematung di depan pintu kamar Linda dan Paul.     

"Ok baby, Wait a minute. Mommy will prepare the chocolate milk,"jawab Anne dengan cepat sambil berlari ke arah Christian yang sudah rapi dan wangi di kursi bayinya.     

Christian terkekeh mendengar perkataan sang ibu, ia pun kembali fokus pada film kartun favoritnya dan menunggu dengan sabar coklat favoritnya disiapkan. Anne tak tahu kalau Paul sudah menyiapkan susu coklat untuk putranya.     

Clarke Enterprise     

Derap langkah sepatu dua orang pria muda terdengar jelas saat memasuki ruangan meeting utama Clarke's Jewel, kedua pria itu langsung masuk ke sebuah ruangan yang tertutup rapat tanpa mengetuk pintu terlebih dahulu.     

"Kalian…"     

"Maaf Tuan, kami tak sopan tapi ini penting,"ucap Erick dengan cepat memotong perkataan Jack.     

"Benar Tuan, ini berhubungan dengan operasi A1." Nicholas ikut menambahkan perkataan Erick.     

Jack langsung berdiri saat mendengar perkataan kedua asistennya, tanpa bicara ia langsung bangun dari kursinya dan bergegas mendekati Erick dan Nicholas akan tetapi pada saat akan melangkahkan kakinya tiba-tiba seorang wanita muda menghalau langkah Jack menggunakan tubuhnya.     

"Kita masih meeting Tuan, anda tak bisa pergi begitu saja dan akkk…"     

Ucapan perempuan itu terhenti saat Jack secara tiba-tiba mencengkram kerah lehernya dengan kuat dan sontak membuat semua orang yang ada diruangan itu terkejut.     

"Kau hanya karyawan rendahan jadi jangan lampaui batasanmu, kau tak punya hak mengaturku!"     

Wajah perempuan itu langsung memucat seketika mendengar perkataan Jack, namun hal itu belum apa-apa karena setelah itu Jack langsung membanting tubuhnya ke lantai dengan kasar tanpa rasa kasihan.     

"Pecat dia, aku tak mau melihatnya lagi di perusahaanku,"ucap Jack dingin tanpa menoleh ke arah lantai dimana perempuan yang baru ia dorong masih terduduk dilantai dengan wajah seputih kertas.     

Erick dan Nicholas pun hanya bisa menghela nafas panjang ketika melihat adegan yang baru saja terjadi, tuannya benar-benar masih sangat mengerikan.     

"Langsung katakan ke inti,"ucap Jack pelan saat sudah berada diluar ruangan.     

Erick mengeluarkan ponselnya dan menunjukkannya pada Jack, ia kemudian mengatakan semua hal yang baru saja dilaporkan anak buahnya. Selama Erick bicara Jack tak menyela sama sekali, sorot matanya yang dingin perlahan memudar dan terlihat lebih lembut.     

"Siapkan pesawat jet ku, kita langsung terbang kesana."     

"Siap Tuan." Erick dan Nicholas menjawab dengan kompak perkataan Jack.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.