I'LL Teach You Marianne

Ujian pertama



Ujian pertama

0Di dalam taksi Anne mengirimkan pesan pada Luis agar langsung pulang tanpa menunggu dirinya, Anne memutuskan untuk langsung pergi dari tempat itu karena tak mau dikejar lagi seperti kemarin oleh Leon.     

"Pak, tolong hentikan mobilnya di restoran cepat saji yang ada didepan,"pinta Anne lirih pada supir taksi dengan ramah.     

"Baik Nyonya."     

Begitu taksi berhenti Anne lalu turun setelah membayar ongkosnya, dengan langkah tertatih menahan rasa nyeri diperutnya Anne masuk ke dalam restoran cepat saji. Tanpa pikir panjang Anne memesan beberapa menu kesukaannya, Anne beranggapan perutnya sakit karena belum makan. Karena itu ia memesan beberapa jenis makanan untuk mengganjal perutnya.     

Saat makanan yang ia pesan datang Anne meraih ponselnya dan menghubungi Linda di London.     

"Hai darling, masih ingat aku rupanya. Aku kira kau sudah lupa." Suara Linda terdengar lantang begitu tersambung dengan Anne.     

Anne tersenyum. "Aku alihkan ke mode video."     

"Ok, aku tunggu."     

Tak lama kemudian wajah Linda pun muncul di layar ponsel Anne, ia terlihat sedang berada di dapur bersama Paul.     

"Apa aku mengganggu kalian?"     

"Mengganggu apa, mana ada mengganggu. Aku justru senang kau menghubungiku, kau baik-baik saja kan? Oh iya aku turut berduka cita atas meninggalkan kakek David, beliau orang baik. Aku tak menyangka beliau akan dijemput secepat ini, padahal aku baru pertama bertemu dengannya,"jawab Linda dengan cepat, sorot matanya terlihat sedikit redup saat membahas soal kematian kakek David.     

Anne tersenyum. "Terima kasih Linda, kakek sekarang sudah bahagia Linda. Beliau sudah berkumpul lagi dengan orang-orang yang mencintainya."     

Melihat cara Anne tersenyum membuat kening Linda berkenyit. "Apa ada yang kau sembunyikan dariku Anne? Aku merasa ada sesuatu yang sudah ia terjadi padamu, apa suamimu yang menyebalkan itu membullymu lagi?"     

Anne menggeleng, ia kemudian meraih gelas berisi air soda dan meminumnya dengan cepat sehingga membuat Linda tersenyum.     

"Pelan-pelan Anne, aku tak meminta. Kau ini minum soda seperti itu, seperti baru selesai lari maraton saja,"ucap Linda sambil tersenyum.     

"Haus sekali, melihat tetesan air digelas sejak tadi membuatku tiba-tiba tak bisa menahan diri. Lagipula di Luksemburg saat ini juga sedang musim panas, jadi rasanya aku cepat sekali haus,"jawab Anne pelan mencoba mencari alasan.     

Linda menyibak rambut yang menutupi keningnya. "Kau bisa bicara seperti itu pada orang lain Anne, akan tetapi tidak dneganku. Katakan, apa yang sudah terjadi? Ini adalah pertanyaanku yang kedua Anne."     

Anne menghela nafas panjang, ia kemudian menyandarkan tubuhnya ke dinding mencoba untuk duduk dengan nyaman. Karena Linda tak bisa dibohongi akhirnya Anne menceritakan apa yang terjadi padanya dua hari ini, saat Anne menyebut soal Leon kedua mata Linda langsung berkilat tajam.     

"Aku rasa Leon memang benar-benar sudah gila dan tidak waras, sepertinya dia memang harus menetap di sebuah rumah sakit jiwa supaya tidak mengejar-ngejarmu seperti itu lagi Anne,"ucap Linda jengkel, setelah mengetahui soal masa lalu Anne yang dicampakkan Leon dan dikhianati Stefi entah mengapa Linda selalu marah besar jika sudah menyinggung salah satu dari dua orang itu.     

"Aku hanya ingin hidup tenang Linda, aku ingin merasakan hidup normal seperti orang-orang yang lain. Tidak seperti ini, selalu dibayang-bayangi oleh Leon yang tak pernah berhenti mengusik kehidupan rumah tanggaku dengan Jack. Bahkan beberapa hari yang lalu sebelum Kakek meninggal, Leon sempat datang ke rumah dan menceritakan semuanya pada kakek beruntung kakek adalah orang yang terlalu mempermasalahkan masa laluku sehingga apa yang dikatakan Leon tidak berpengaruh sama sekali dengannya. Kakek masih sangat menyayangiku seperti sebelumnya, namun aku tetap takut Linda. Aku takut jika seandainya Leon terus seperti ini batas kesabaran Jack habis, aku takut terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Aku tak mau hidupku kacau lagi olehnya, Linda."     

"Wait..wait..apa kau bilang? Leon datang ke rumahmu dan mengatakan tentang masa lalu kalian kepada kakek David?"     

Anne menganggukkan kepalanya merespon pertanyaan Linda dengan mata berkaca-kaca.     

"Fix, dia sakit jiwa Anne. Jauhi manusia itu Anne, seandainya suatu saat secara tidak sengaja kau bertemu dengannya lagi lebih baik hindari dan jauhi dia. Jangan pernah mau berdekatan atau berbicara dengannya, karena aku yakin manusia seperti itu pasti akan menggunakan segala cara untuk mendapatkan keinginannya termasuk menghancurkan rumah tanggamu dengan Jack. Maka dari itu lebih baik hindari dia atau minta tolong pada Jack untuk menyingkirkan Leon atau jika tidak buang saja manusia tidak berguna itu ke Titan daripada terus mengotori bumi dengan sifat menjijikannya itu,"sahut Linda berapi-api, kebenciannya pada Leon sudah memuncak saat ini. Padahal Linda bukankah orang yang disakiti Leon, akan tetapi ia sangat membencinya. Linda tak rela Anne terus menerus di usik oleh orang yang sudah menyakitinya.     

Anne menatap Linda yang saat ini juga sedang menatapnya dengan tajam dilayar ponselnya. "Apa yang harus aku katakan pada Jack? Aku takut Jack tak percaya padaku Linda, kau tahu kan Jack seperti apa."     

"Dengar Anne, kalian saat ini sudah menikah. Meski pernikahan kalian terjadi secara unik tapi tetap saja pernikahannya kalian sah dan pasangan suami istri tidak baik untuk menyimpan rahasia satu sama lain. Jadi lebih baik kau ceritakan semuanya pada Jack secepatnya, karena aku yakin dia pasti akan mendengarmu. Lebih baik Jack tahu darimu secara langsung daripada ia dengar dari orang lain Anne, kita tak tahu berapa banyak orang yang tak suka pada kita Anne. Jangan berikan celah sedikitpun pada orang lain untuk mengusik rumah tanggamu Anne, ingat perjuanganmu untuk bisa bersama Jack sangat panjang. Jangan biarkan wanita tak tahu malu di luar sana merebut posisimu, Jack bukan orang biasa Anne. Dia pria kaya raya dan kau tahu bukan, harta akan membuat para wanita gila. Aku tak mau kau menjadi korban kegilaan dari wanita-wanita gila seperti itu yang mencoba menuju punck dengan jalan instan,"ucap Linda serius. "Cepat katakan pada Jack, sebelum ada hal-hal yang tak diinginkan terjadi Anne. Kau tahu bukan betapa jahatnya Leon, jadi jangan tunda lagi."     

Anne tersenyum. "Baiklah, setelah ini aku akan mengatakan semuanya pada Jack. Terima kasih Linda, you are my hero."     

"You are, Anne. Aku selalu berdoa untuk kebahagiaanmu Anne, ya sudah cepat habiskan makananmu dan pulang. Nanti kalau Jack pulang katakan semuanya."     

"Iya Linda iya, semakin lama kau semakin cerewet,"ucap Anne pelan menggoda Linda.     

"Aku cerewet hanya pada orang-orang yang aku sayang, pada Paul dan padamu saja. Selebihnya tidak, kalau terjadi apa-apa jangan sungkan untuk menghubungi aku Anne. Ingat kau tak sendiri, kau punya aku dan Paul."     

Anne tersenyum lebar. "Iya madam, aku mengerti. Ya sudah aku tutup ya, sampaikan salamku pada Paul dan sekali lagi terimakasih nasehatnya Linda. I love you."     

"I love you to anak cengeng, bye."     

Anne tersenyum menatap ponselnya yang kini sudah kembali menunjukkan foto pernikahannya dengan Jack sebagai wallpaper, karena perutnya sudah tak sakit Anne pun memutuskan untuk tak memakan makanannya. Ia lalu membawa nampan berisi makanan yang ia pesan sebelumnya pada kasir, Anne berpesan pada kasir untuk memberikan makanan itu pada orang yang tidak mampu. Berkali-kali Anne menegaskan kalau ia belum menyentuh makanan itu dan sang kasir pun tersenyum.     

Sebelum pulang Anne pergi ke toilet terlebih dahulu dan terkejut saat melihat ada noda darah di celana dalamnya, seketika seluruh tubuhnya terasa lemas.     

"Tuhan, jaga kami. Jaga aku dan anakku Tuhan,"ucap Anne lirih dengan bibir bergetar, Anne yang sudah diberitahu oleh dokter yang memeriksanya kemarin kalau akan mengalami flek seperti yang sedang ia alami saat ini.     

Setelah menenangkan diri Anne pun memesan sebuah taksi untuk pulang ke rumah tanpa ada perasaan apapun, meskipun sebenarnya saat ini badai besar sudah menantinya dirumah. Jack menunggunya dalam diam di depan pintu masuk, ia berdiri sambil terus menatap ke arah pintu gerbang menunggu kedatangan Anne.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.