I'LL Teach You Marianne

First clue



First clue

0Upacara pemakaman tuan David Clarke dilakukan hari itu juga, meski hari sudah malam namun upacara pemakaman tetap dilakukan. Jack tidak mau kakeknya terlalu lama dikebumikan, karena itu setelah didoakan dan diberikan penghormatan terakhir di gereja akhirnya jenazah tuan David Clarke dibawa ke area pemakaman pribadi keluarga Clarke yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu.     

Acara pemakaman tuan David Clarke pun diberitakan di hampir semua media cetak dan media elektronik di Luksemburg, bahkan beberapa wartawan dari beberapa negara tetangga juga langsung terbang ke Luksemburg untuk meliput secara langsung. Jack yang sedang berduka tak menerima wawancara dari siapapun, ia menolak memberikan keterangan dan lagi-lagi Erick lah yang turun tangan bersama Nicholas. Keduanya menjadi juru bicara keluarga Clarke sementara menggantikan tugas Luis yang biasanya akan mewakili tuan David Clarke.     

Jack baru meninggalkan area pemakaman saat para wartawan yang memburunya berhasil dihalau para bodyguard, di dalam mobil ia terus diam sambil memejamkan kedua matanya. Jack berharap kalau apa yang ia lalui hanyalah mimpi.     

"Jack…"     

"Jangan ganggu aku Anne, aku sedang tak ingin berbicara dengan siapapun." Jack langsung memotong perkataan Anne yang baru memanggil namanya.     

Anne pun langsung menutup rapat mulutnya, seketika tangannya yang sudah terulur ke arah Jack ia turunkan dan meremas dres hitam selututnya dengan kuat. Anne pun menahan diri untuk tak mengatakan niatnya untuk meminta Jack menghentikan mobilnya lagi, ia memilih untuk tidur dan berharap segera tiba dirumah.     

Setelah Anne memejamkan kedua matanya Jack menoleh ke arah Anne. "Aku beruntung masih memilikimu Anne, setidaknya aku tak sendirian di dunia ini."     

Anne yang sudah tertidur tak mendengar perkataan Jack, ia benar-benar kelelahan dan Jack tak mau mengganggunya. Karena perjalanan masih jauh Jack pun akhirnya ikut memejamkan kedua matanya yang terasa perih karena terlalu banyak menangis. Setelah Anne dan Jack tidur, Nicholas menambahkan sedikit kecepatan mobilnya supaya bisa lekas sampai dirumah, ia tak tega melihat tuannya tidur dalam posisi tak nyaman di dalam mobil.     

Setelah menempuh perjalanan selama hampir 45 menit, akhirnya mobil yang dikendarai Nicholas tiba di halaman rumah. Erick yang berniat ingin membangunkan Jack menghentikan gerakannya saat melihat Anne membuka matanya.     

"Kita sudah sampai Nyonya,"ucap Erick pelan pada Anne yang sedang mengembalikan semua kesadarannya.     

Anne menatap Erick dengan mata sayu. "Kita sudah sampai?"     

"Iya Nyonya, kita baru saja…"     

Perkataan Erick terhenti saat Anne tiba-tiba membuka pintu yang ada di samping kirinya dengan terburu-buru, bahkan gerakan Anne akhirnya membuat Jack terbangun dari tidurnya.     

"Tuan."     

Jack mengerjapkan kedua matanya. "Ada apa Erick?"     

"Kita sudah sampai Tuan."     

Jack terdiam beberapa saat, ia lalu membenarkan posisi duduknya dan menoleh ke arah kirinya yang sudah kosong.     

"Nyonya tadi langsung turun dengan terburu-buru Tuan,"ucap Erick dengan cepat begitu Jack melihat ke arah kursi Anne, Erick tak mau Jack marah.     

"Secepat itu, wanita itu benar-benar sesuatu."     

Erick tersenyum, ia pun langsung keluar dari mobil limosin berwarna hitam itu dan langsung membukakan pintu untuk Jack. Jack yang sebenarnya malas keluar dari mobil terdiam cukup lama di dalam mobil, ia mengeluarkan ponselnya dan melihat banyak sekali pesan masuk. Pesan ucapan belasungkawa dari rekan kerjanya atas meninggalnya sang kakek, saat akan menyimpan ponselnya sebuah pesan dari nomor asing muncul.     

"Turut berduka cita Jack, semoga kakekmu tenang. Aku merindukanmu, Jack. Shopia Higgins"     

Tulisan yang masuk ke ponsel Jack, ia mengangkat satu alisnya saat membaca sang pengirim pesan. Tanpa mematikan ponselnya Jack keluar dari mobil dan langsung menatap Erick.     

"Selama dua tahun ini apa yang dilakukan Selma?"tanya Jack dingin.     

"Selma…"     

Jack menggeram. "Shopia Higgins, wanita yang sudah melukai istriku."     

Erick langsung menelan ludahnya dengan cepat. "Nona Higgins saat ini berhasil menjadi pianis yang mempunyai citra baik kembali Tuan, selama dua tahun ini keluarganya bahkan sering mengadakan kegiatan amal. Sehingga aib yang dilakukan Shopia Higgins puluhan tahun lalu perlahan tak diungkit lagi oleh banyak orang Tuan, bahkan saat ini dia…"     

"Bahkan apa?"potong Jack dengan cepat.     

"Shopia Higgins dipuja-puja sebagai pianis berhati dewi, sepertinya rencana Tuan Edmund Immanuel memperbaiki citra wanita itu berhasil Tuan."     

Rahang Jack mengeras. "Edmund."     

"Iya Tuan, bahkan beberapa kali mereka tertangkap kamera paparazzi tengah berlibur berdua. Namun saat diwawancarai keduanya menyangga terlibat hubungan khusus, keduanya mengatakan hanya sebagai rekan kerja saja,"ucap Erick kembali, selama tinggal di Luksemburg Erick memang tak membahas soal Shopia Higgins karena tak mau mengusik ketenangan tuannya. Namun karena saat ini sang tuan bertanya soal Shopia Higgins maka mau tak mau ia harus mengatakan hal yang sebenarnya, meski dengan hati-hati agar tak merusak mood sang tuan.     

Jack terdiam, ia terlihat sedang berpikir. "Cari tahu dari mana asalnya dia bisa tahu nomor ponselku, temukan siapa orang yang sudah berani memberikan nomor ponselku kepada wanita itu."     

Deg, wajah Erick langsung pucat.     

"Ba-baik Tuan."     

Jack pun lantas melangkahkan kakinya kembali menuju rumah, meninggalkan Erick dan Nicholas yang terlihat bingung.     

"Shopia Higgins itu siapa? Kenapa Tuan muda seperti benci sekali padanya?"tanya Nicholas tanpa rasa bersalah.     

Perlahan Erick mengangkat kepalanya dan menatap Nicolas yang berdiri di sampingnya. "Shopia Higgins adalah mantan tunangan tuan muda yang dijodohkan oleh kedua orang tuanya sekitar 10 tahun yang lalu atau lebih aku lupa, yang pasti dia adalah wanita yang sangat jahat dan ya satu lagi Shopia Higgins adalah pencuri lagu Nona Anne."     

"Pencuri lagu? Katanya dia seorang pianis, bagaimana bisa jadi pencuri lagu. Sebenarnya dia pianis atau penyanyi?"     

Erick menghela nafas panjang, menghadapi Nicholas memang butuh kesabaran extra. "Shopia Higgins adalah seorang pianis atau pemain piano profesional dan dia adalah orang yang sudah mengakui lagu ciptaan mendiang ibu nona Anne sebagai lagu ciptaannya sendiri, karena ulah Shopia Higgins itulah nona Anne kehilangan kesempatan untuk menjadi pianis yang hebat dan memilih mengubur bakatnya dalam bermain piano selama-lamanya."     

Nicholas membuka mulutnya lebar-lebar, ia tak percaya ternyata istri sang tuan bisa bermain piano. Ia benar-benar tak menyangka ternyata dari awal Jack dan Anne memang seperti sudah dijodohkan oleh Tuhan, keduanya dihubungkan oleh satu orang yang sama.     

Karena teringat akan tugas yang diberikan sang tuan akhirnya Erick bergegas masuk ke dalam rumah meninggalkan Nicholas yang masih terkejut, Erick kembali harus kerja lembur malam ini meski sejak pagi ia sudah tak beristirahat. Bagi Erick perintah Jack adalah mutlak yang harus ia selesaikan secepatnya, Erick lupa kalau saat ini ia punya tugas tambahan. Pasalnya saat ini Alice sedang datang bulan dan biasanya ketika Alice datang bulan ia akan kesakitan yang mana hal itu akan membuatnya kerepotan semalam suntuk. Sungguh Erick yang malang!     

Saat masuk kamar Jack terkejut saat melihat Anne tengah duduk di karpet sambil tertunduk, rambut dan wajahnya terlihat basah.     

"Kau kenapa Anne?"tanya Jack khawatir.     

Anne perlahan mengangkat wajahnya dan menatap Jack yang sudah berjongkok di depannya. "Aku sepertinya sakit maag ku kambuh, tadi saat di mobil aku kelaparan dan begitu sampai dirumah aku mual sekali."     

"K-kau punya maag?!"     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.