I'LL Teach You Marianne

Tak percaya janji



Tak percaya janji

0Seharusnya Anne bangun dalam kondisi segar pasca tidur lebih dari 6 jam, akan tetapi saat bangun tidur ia justru jackpot. Anne muntah di wastafel yang ada di toilet mengeluarkan isi perutnya yang hanya air dan itu sangat menyiksa.     

"Aku panggil dokter ya." Jack bicara lembut dengan nada penuh penyesalan di akhir kalimatnya.     

Anne menggeleng, ia kemudian menyeka wajahnya menggunakan air kembali. "Aku tak butuh dokter, ini salahmu."     

"He, salahku?"     

"Ya salahmu, kau membuatku tak makan dari pagi Jack."     

Deh, seketika wajah Jack pucat pasi. Ia akhirnya mengingat memang sejak pagi Anne tak memakan apapun, bahkan setelah bangun siang tadi Anne malah- ah kau brengsek Jack!     

"Maafkan aku Anne, aku tak bermaksud untuk membuatmu sakit."     

Anne terdiam, ia berusaha menenangkan dirinya. Pasalnya saat ini dalam penglihatannya Jack menjadi ada empat dan Anne tak tahu mana Jack yang asli.     

"Bawa aku ke ranjang Jack, kepalaku pening."     

Dengan sigap Jack meraih tubuh Anne dan menggendongnya menuju ranjang, ia membaringkan tubuh Anne dengan hati-hati diatas ranjang.     

"Makan ya, perutmu kosong sejak pagi."     

Anne menganggukkan kepalanya. "Suapi aku."     

"Dengan senang hati, princess,"pekik Jack penuh semangat.     

Anne menipiskan bibirnya saat melihat betapa antusiasnya Jack mengambil beberapa makanan yang baru saja diantar pelayan, seperti makan siang tadi, makan malam Jack dan Anne pun juga diantar ke kamar. Dengan hati-hati Jack menyuapkan sup asparagus pada Anne, karena masih sedikit panas beberapa kali Jack harus meniupnya supaya Anne tak kepanasan. Pada saat Jack akan memberikan daging dengan cepat Anne menolak.     

"Kenapa Anne? Ini lebih enak dari pada sup makanan kambing itu,"ucap Jack dingin.     

Anne mendelik. "Karena itu, aku tak makan sesama teman."     

Jack menaikkan satu alisnya. "Apa maksudmu Anne? Siapa yang makan teman?"     

"Bukankah baru saja kau mengatakan kalau sup asparagus itu adalah makanan kambing dan karena aku menyukai sup itu berarti otomatis aku adalah kambing, sebagai kambing aku tidak makan daging itu karena aku yakin itu adalah daging domba yang mana domba dan kambing masih satu ras. Terima kasih atas peringatanmu tadi Jack,"jawab Anne dengan cepat tanpa rasa bersalah.     

Seketika Jack langsung merutuki dirinya yang sudah asal bicara menyebut sup asparagus adalah makanan kambing, ia lupa kalau Anne adalah penyuka sup asparagus. Dengan wajah yang terlihat bodoh dan serba salah Jack yang diam dan duduk di kursi menatap Anne menghabiskan sup asparagus yang masih ia pegang.     

"Aku mau sandwich,"ucap Anne lirih saat sudah menghabiskan sup asparagus yang ada di mangkoknya.     

Tanpa diminta dua kali Jack langsung bergegas menuju ke meja makan dan mengambilkan piring bulat yang berisi beberapa potong sandwich buatan Noah yang yang menjadi salah satu favorit Anne selamat tinggal di di rumah sang kakek.     

"Ada yang lain lagi?"tanya Jack dengan mata yang penuh sesal.     

"Belum, ini saja belum habis Jack."     

Jack tersenyum, ia kemudian mengembalikan mangkuk kosong yang baru saja dihabiskan isinya oleh Anne ke atas meja. Seperti anak kecil yang baru saja melakukan kesalahan, Jack kembali duduk dengan tenang di kursi yang ada di samping ranjang menunggu Anne selesai makan.     

"Jack, aku mau hotdog."     

"He, hotdog?"     

Anne menyodorkan sandwich yang baru saja ia gigit pada Jack. "Sandwich ini terlalu banyak mayonaise, aku tak suka."     

Jack menerima sandwich pemberian Anne, senyum tipis Jack mengembang saat melihat banyak mayonaise di sandwich kesukaan Anne. "Bukankah kau suka sandwich buatan Noah?"     

"Iya, tapi kali ini tidak. Terlalu banyak mayonaise aku tak suka, aku sekarang justru ingin hotdog."     

"Baiklah kalau begitu aku akan meminta Noah membuatkan hotdog untukmu, jadi sekarang kau…"     

"Kita cari di luar Jack, aku tak mau makan hotdog buatan Noah. Siapa yang bisa menjamin kalau nanti hotdog buatan Noah masih berlimpah mayonaise juga, aku tak mau Jack. Kita beli saja ya, please." Dengan tatapan penuh harap Anne mengajak Jack keluar dari rumah.     

Jack melirik jam di tangan kirinya, masih jam 7 malam dan biasanya penjual hotdog masih ada di taman-taman jika masih sore seperti ini.     

"Baiklah princess, apapun yang kau mau kita akan cari. Tapi kau harus pakai pakaian yang nyaman, aku tak mau ada laki-laki lain yang melihat tubuhmu di luar nanti,"ucap Jack dengan suara meninggi.     

"Siap komandan!" Anne menjawab dengan cepat perkataan Jack, seperti mempunyai tenaga baru tiba-tiba Anne melompat dari atas ranjang dan segera masuk ke walk in closet untuk berganti pakaian.     

Jack pun hanya bisa menggelengkan kepalanya melihat tingkah sang istri, karena ingin pergi bersama Anne, Jack lalu menghubungi anak buahnya yang berjaga di luar untuk menyiapkan mobil karena ia ingin keluar bersama Anne. Lima menit kemudian Anne sudah muncul kembali dihadapkan Jack, ia sudah memakai baju yang Jack sukai. Tertutup dan nyaman.     

"Apa perlu kita ajak Alice dan yang lain?"tanya Anne tanpa rasa bersalah.     

Jack terkekeh. "Alice, Erick dan Nicholas sudah tidur. Setelah makan malam mereka langsung masuk ke kamarnya masing-masing karena kelelahan pasca bekerja dari pagi, aku tak mungkin setega itu membangunkan mereka hanya untuk mengajak makan hotdog di luar."     

"Bekerja dari pagi, memangnya sedang ada masalah di perusahaan?"Anne dengan polosnya kembali bertanya pada Jack.     

"Muller Finance Internasional, perusahaanku di Swiss sedang mendapatkan banyak sekali tawaran kerjasama dari para pengusaha. Setelah mengetahui aku masih hidup para pemegang saham yang sebelumnya keluar dari Muller Finance internasional mulai mendekati perusahaan lagi, mereka ingin menjalin kerjasama lagi. Apalagi saat ini mereka melihat aku juga memimpin Clarke Enterprise, perusahaan terbesar di negara ini. Maka dari itu sejak pagi Erick dan Alice sibuk, Nicholas yang tak tega pun akhirnya ikut turun tangan. Mencoba memberikan penjelasan pada mereka semua kalau saat ini Muller Finance Internasional tak menjual sahamnya lagi,"jawab Jack panjang lebar.     

Anne menganggukkan kepalanya perlahan, mencoba memahami kata-kata yang baru saja Jack ucapkan. Walaupun sebenarnya ia tidak paham secara keseluruhan apa yang Jack katakan.     

"Mencoba untuk menjalin kerjasama lagi, memangnya sebelumnya mereka sudah sempat memutuskan kerjasama?"tanya Anne polos.     

Jack tersenyum, ia kemudian melingkarkan tangannya ke pinggang Anne. "Erick mengatakan padaku bahwa setelah aku dinyatakan tewas, para pemegang saham yang ada di Muller Finance Internasional menjual saham mereka dengan sangat murah sehingga membuat perusahaan ku nyaris bangkrut saat itu. Sampai akhirnya Tuan Kevin Cormier orang yang mengundang ke acara di kapal pesiar di Selat Inggris malam itu membeli hampir semua saham yang sudah dijual dengan murah itu sehingga membuat Muller Finance Internasional kembali stabil…"     

"Jahat."Celetuk Anne tanpa sadar.     

"Begitulah, dalam dunia bisnis. Siapa yang lemah maka akan hancur Anne, karena itulah Erick bekerja sangat keras selama 2 tahun ini untuk membuat Muller Finance Internasional stabil dan meninggalkanmu sendirian di London. Aku sudah tahu semua ceritanya dari Erick, dia juga merasa menyesal karena meninggalkanmu waktu itu Anne. Maafkan aku, karena aku yang bodoh ini kau jadi menderita sendirian,"ucap Jack lembut penuh sesal.     

Anne tersenyum, ia kemudian menyentuh wajah Jack menggunakan kedua tangannya. "Kau sudah sekali mencampakkanku dan aku memaafkanmu Jack, namun jika di masa yang akan datang kau membuat kesalahan yang sama lagi maka jangan harap aku akan memaafkanmu."     

Seketika kedua mata Jack berkilat tajam. "Tidak, aku tidak akan mungkin melakukan kesalahan yang sama lagi Anne. Aku sudah kehilanganmu selama 2 tahun dan aku tak mau mengalami hal yang sama lagi, cukup satu kali saja aku berpisah darimu. Kau tahu kan betapa besar rasa cintaku padamu Anne, aku tak bisa hidup tanpamu."     

Anne menipiskan bibirnya. "Aku adalah orang yang sejak kecil mendapatkan janji-janji manis dari banyak orang, tidak hanya sekali atau dua kali saja aku dijanjikan sesuatu yang indah namun tak ada semuanya yang terjadi. Jadi jangan berjanji lagi Jack, aku tak butuh janji aku butuh bukti. Apalagi kau sudah pernah mengingkari janji yang pernah kau ucapkan."     

"Anne please…"     

Anne terkekeh. "Ya sudah jangan bahas, aku tak mau merusak moodku. Ayo keluar, kita hunting hotdog terenak di Luksemburg. Ingat Jack, Luksemburg. Aku tak mau diajak pergi ke negara lain lagi."     

Jack tersenyum kecut, ia tak percaya Anne bisa membaca salah satu pikiran yang ada di otaknya. Padahal Jack tahu di Italia, ada sebuah kedai hotdog enak dan ia berniat mengajak Anne kesana.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.