I'LL Teach You Marianne

Anne milikku



Anne milikku

0Setelah masuk ke kamar Jack lalu menurunkan Anne dengan hati-hati di atas ranjang.     

"Angkat wajahmu Anne, aku tak suka melihatmu seperti ini,"ucap Jack pelan mencoba tenang menghadapi Anne.     

"Anne…"     

"Bagaimana dia datang Jack, kenapa dia bisa datang? Apa yang dia inginkan, kenapa dia datang lagi disaat aku sudah tenang. Apa maunya Jack." Suara Anne terdengar serak menahan tangis.     

Jack menghela nafas panjang, ia kemudian meraih wajah wajah Anne yang tertunduk menggunakan kedua tangannya agar menatapnya. "Kau takut padanya?"     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan merespon pertanyaan dari Jack.     

"Lalu apa yang kau khawatirkan? Ada aku disampingmu, kau tak sendiri lagi menghadapi singa brengsek itu. Jadi kau tak perlu takut Anne."     

Air mata yang sudah tertahan sejak tadi di kedua mata Anne menetes perlahan membasahi pipinya. "Apa kau akan meninggalkan aku Jack?"     

"Apa maksudmu bicara seperti itu?"tanya Jack dengan suara meninggi.     

"Aku adalah bekas istrinya, aku mantan istri Leonardo Ganke. Apa kau tak khawatir jika nama baikmu…cup."     

Jack mendaratkan sebuah kecupan di bibir Anne untuk menghentikan perkataannya. "Siapa bilang kau mantan istri singa sialan itu? Memangnya ada bukti apa dia?"     

"Apa maksudmu?"     

Jack terkekeh, perlahan ia membelai rambut panjang Anne. "Sejak kalian bercerai dulu, singa brengsek itu langsung menghilang bukti bahwa kalian pernah menikah. Akta cerai dan bukti di catatan sipil yang ada di Berlin ia hilangkan sesaat setelah kalian bercerai, singa brengsek itu melakukan itu karena ia ingin menikah dengan Steffi dalam keadaan masih lajang. Sehingga ia menghilangkan semua bukti tentang pernikahannya dengan mu, jadi dengan kata lain kau dan dia tak ada ikatan apapun. Kecuali akta…"     

"Dia membakar akta pernikahan, 2 hari setelah kami menikah tepat di hadapan Stefi."     

"Foto pernikahan?"     

"Semuanya, tanpa ada sisa. Bahkan kamera yang digunakan untuk mengambil foto pada acara itu juga ia singkirkan,"jawab Anne sambil tersenyum tipis.     

"Yes!!"pekik Jack dengan keras.     

Anne menatap Jack dengan pandangan bingung, ia tak mengerti kenapa Jack sangat girang.     

"Percayalah singa brengsek itu tak akan berani macam-macam, dia tak punya bukti untuk mengungkap hubungan kalian berdua di masa lalu. Jadi kau tak usah khawatir, nama baikku akan baik-baik saja. Lagipula seandainya dia mengatakan pada seluruh dunia bahwa kau adalah mantan istrinya aku tak masalah, toh yang mendapatkan keperawananmu adalah aku."     

Seketika wajah Anne terasa panas mendengar perkataan Jack, ia terlihat malu dan kesal sekali pada Jack masih sempat membahas soal malam pertama mereka. Dengan kesal Anne mencubit perut Jack sehingga membuat Jack meringis kesakitan.     

"Aku serius tapi aku membahas hal itu, aku benci padamu!!"sengit Anne ketus.     

Jack tertawa geli. "Lho aku benar Anne, aku bicara fakta."     

"Sudahlah, sana pergi aku mau tidur. Melihat Leon kembali membuatku ingin muntah,"ucap Anne jengkel.     

"Kenapa tadi kau tak muntah saja di wajahnya secara langsung, aku rasa itu akan sangat keren."     

"PERGI!!!"     

Jack pun langsung bangun dari ranjang seketika, dengan wajah yang tersenyum lebar Jack keluar dari kamar meninggalkan Anne sendiri. Jack menghela nafas panjang saat berhasil membuat Anne tersenyum lagi, setidaknya ia tak lagi sedih karena perkataan Leon yang sangat menyakitkan.     

"Kau benar-benar cari masalah denganku Leon, beraninya kau datang dan membuat wanitaku kembali bersedih. Jangan panggil aku Jackson Patrick Muller kalau aku tak bisa membinasakanmu,"ucap Jack dingin sambil mengepalkan kedua tangannya dengan kuat, kebenciannya pada Leon benar-benar sudah memuncak.     

Dengan setengah berlari Jack lantas bergegas pergi meninggalkan kamarnya untuk menemui kedua asisten yang sudah menunggu di lantai satu, Jack ingin membuat perhitungan yang besar pada Leon. Ia harus membuat Leon jera dan tidak lagi mengusik kehidupan bahagianya dengan Anne, Jack sudah bertekad menyingkirkan Leon selama-lamanya dari kehidupan Anne dan dirinya.     

Setelah Jack pergi Anne bangun dan duduk di depan meja rias, ia menatap dirinya ke kaca besar yang ada di hadapannya. "Kenapa kau kembali mengusikku Leon, aku bahkan sudah tak memperdulikanmu saat kita bercerai. Lalu kenapa kini kau masih tak membiarkan aku hidup tenang dan bahagia bersama orang yang aku cintai, kenapa kau harus selalu menghancurkan hidupku. Apa aku tak berhak hidup bahagia? Apa aku tak berhak memiliki keluarga yang utuh, keluarga tempatku untuk bersandar dan pulang. Kenapa kau tak berhenti mengusikku Leon… hiks..mengapa…"     

Mengingat apa yang baru saja Leon lakukan membuat Anne sakit kepala, karena sakit kepalanya tak tertahankan Anne lantas kembali lagi ke ranjang dan langsung berbaring. Kata demi kata yang sebelumnya Leon ucapkan padanya dihadapan hampir semua orang di depan rumah keluarga Clarke membuat Anne sakit kepala, kepalanya seolah seperti akan meledak saat ini karena kebenciannya pada Leon yang sudah sangat hampir melebihi batas kesabarannya. Karena kepalanya semakin sakit saat mengingat-ingat soal Leon, akhirnya Anne pun memutuskan untuk tidur. Ia berharap saat bangun nanti semua hal buruk tentang Leon hilang selama-lamanya dari ingatannya.     

Saat Jack sudah sampai di lantai satu semua orang sudah menunggunya, termasuk sang kakek yang sudah memiliki puluhan pertanyaan dalam kepalanya.     

"Jack…"     

"Kalau kakek ingin bertanya soal kebenaran perkataan singa brengsek itu aku tak ada waktu, sekarang ada hal yang lebih penting yang harus aku lakukan,"ucap Jack ketus memotong perkataan sang kakek.     

Tuan David Clarke tersenyum. "Memangnya apa yang ingin kau lakukan?"     

"Menyingkirkan Leonardo Ganke dari muka bumi."     

Semua orang yang ada di ruangan itu membelalakkan kedua matanya, termasuk Aaron dan Rose yang duduk bersebelahan. Hanya tuan David Clarke sajalah yang tersenyum mendengar perkataan Jack.     

"Memangnya kalau kau melakukan itu Anne akan senang?"     

Jack langsung menoleh ke arah sang kakek. "Apa maksud kakek?"     

"Kalau kau membunuh pria itu memangnya akan menyelesaikan masalah, apa itu juga yang diinginkan Anne? Bukankah seharusnya kau mengabaikannya dan tetap fokus pada Anne?"     

"Kakek…"     

Tuan David Clarke kembali tersenyum. "Kakek bukalah pria kolot yang hidup di jaman perang, kakek tak mempermasalahkan dengan siapa kau akan menikah. Asal kau bahagia kakek juga bahagia, sekalipun kau menikahi seorang janda anak 10 misalnya. Kebahagiaanmu adalah yang paling penting untuk kakek, lagipula kakek tahu kalau Leonardo Ganke itu hanyalah seorang pria yang gagal move on. Dia masih berharap pada Anne, sehingga melakukan berbagai cara untuk memisahkan kalian. Lagi Pula mana ada janda yang masih perawan, kakek masih mengingat jelas bagaimana dengan bangganya kau berteriak-teriak seperti orang gila setelah tahu kalau kau adalah yang pertama untuk Anne."     

Perlahan senyum Jack mengembang. "Terima kasih ya kek, terima kasih untuk tak mempermasalahkan tentang masa lalu Anne."     

"Tentu saja, Anne adalah gadis baik dan kau harus menjaganya. Ingat ada pria seperti Leonardo Ganke yang masih mengejar-ngejar istrimu, jadi jangan sia-siakan dia. Siapa yang tahu bukan kalau akan ada pria lain yang masih mengharapkannya,"ucap tuan David Clarke kembali.     

Seketika gemuruh di hati Jack menghilang mendengar perkataan sang kakek, ia senang karena ternyata kakeknya tak terpengaruh oleh Leon. Akan tetapi hal berbeda nampak terjadi pada Aaron, secara tidak sadar ia mengepalkan tangannya dengan kuat saat mendengar fakta bahwa Anne masih perawan saat menikahi Jack. Hatinya bergolak tanpa sebab.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.