I'LL Teach You Marianne

a photo



a photo

0Selama bertahun-tahun ikut Jack belum pernah sekalipun Erick melihat Jack seperti saat ini, Jack saat ini terlihatlah sangat marah dan sangat tak bersahabat.     

"Tuan, sepertinya nyonya pulang. Ada taksi masuk,"ucap Nicholas lirih dengan takut.     

Jack tak merespon perkataan Nicholas, ia hanya mengepalkan kedua tangannya dengan kuat dan berjalan menuju sebuah kursi besar yang berada di ruang tamu menghadap ke arah pintu utama. Tak ada satupun yang berani berbicara, semuanya diam baik Erick, Alice dan Nicholas. Mereka bertiga hanya saling pandang satu sama lain, berbicara menggunakan tatapan mata.     

Suara langkah sepatu Anne tak lama kemudian terdengar saat menaiki anak tangga, Anne bahkan sempat berhenti beberapa kali dan berbicara dengan Luis yang baru saja tiba beberapa menit yang lalu.     

"Langkah simpan di gudang kecil ya Luis, nanti malam aku akan membuat kasekuchen."     

Luis tersenyum. "Baik Nyonya, barang-barang utama untuk membuat kasekuchen pun sudah saya pisah. Ini adalah bahan-bahan yang lain."     

"Terima kasih Luis, oh ya apa Jack sudah pulang?"     

"Sepertinya sudah Nyonya, saya belum naik. Saya masih sibuk dengan barang-barang ini."     

Anne menipiskan bibirnya. "Ya sudah kalau begitu aku naik ya, sekali lagi terima kasih untuk hari ini Luis."     

Luis menganggukkan kepalanya sambil tersenyum, Anne pun langsung melanjutkannya langkahnya kembali menuju ke dalam rumah. Anne berjalan dengan tenang, senyumnya mengembang ketika sampai di depan pintu dan melihat Jack duduk tak jauh darinya dengan tenang.     

"Kau sudah pulang,"ucap Anne lembut saat melangkahkan kakinya mendekati Jack, Anne belum menyadari kemarahan Jack.     

Kedua mata Jack menyipit, ia memperhatikan pakaian yang digunakan Anne dari atas sampai bawah. Tak lama kemudian senyumnya mengembang.     

"Kenapa kalau aku pulang cepat, kau terganggu?"     

Anne terkekeh. "Mana mungkin bisa seperti itu, aku justru senang aku pulang secepat ini jadi kau bisa istirahat lebih cepat juga."     

"Benarkah? Apa kepulanganku lebih cepat ini tidak mengganggumu yang sedang asik berkencan?"     

Kedua mata Anne membulat sempurna. "Kau bicara apa Jack, berkencan apa? Aku hanya pergi berbelanja dengan Luis di supermarket tadi, mana mungkin itu disebut kencan. Lagipula bukankah kau yang mengatakan sendiri kalau aku tak boleh bepergian sendiri lagi, lalu bagaimana dengan kejam kau menuduhku berkencan!!"     

Suara Anne terdengar keras, ia tak suka dengan tuduhan tak berdasar yang Jack lontarkan. Rasanya sangat menyakitkan dituduh melakukan perbuatan yang tak pernah akan ia lakukan seumur hidupnya.     

Melihat emosi Anne yang meluap-luap Jack tersenyum, ia kemudian menoleh ke arah Erick. Memberikan perintah tanpa suara pada Erick agar segera pergi dari tempat itu, bersama yang lain meninggalkan dirinya berdua saja dengan Anne. Erick yang sangat paham dengan tatapan yang diberikan oleh tuannya pun langsung bergegas meninggalkan tempat itu bersama Alice dan Nicholas, Erick juga meminta para pelayan agar tidak ada yang berkumpul di sekitar ruang tamu. Setelah tak ada siapapun di sekitarnya Jack lantas bangun dari kursinya dan mendekati Anne yang sudah berdiri 3 meter di depannya, saat hampir sampai dihadapan Anne tiba-tiba Jack memasukan tangannya ke dalam saku bajunya dan langsung melemparkan sesuatu ke arah wajah Anne.     

"Ouch."     

Anne menjerit lirih saat merasakan sesuatu menggores wajahnya, sesuatu yang dilempar Jack sebelum akhirnya jatuh berhamburan di lantai. Belum juga Anne melihat benda apa yang melukai pipinya tiba-tiba tangan Jack sudah bersarang di lehernya, Jack mendorongnya ke dinding dengan tangan yang mencengkram kuat lehernya.     

"Berani-beraninya kau mengkhianati aku, berani-beraninya kau berbuat curang di belakangku, Anne,"desis Jack penuh kemarahan.     

Dalam kesakitan yang Jack berikan Anne berusaha untuk tenang. "Apa yang sedang kau bicarakan Jack."     

"Cih, masih bisa bicara rupanya. Kau tak sadar dengan kesalahanmu Anne?! Apa kau tak mau meminta maaf padaku Anne?"hardik Jack dengan keras.     

Karena cengkraman Jack di lehernya semakin kuat, Anne menggerakkan tangannya dan beberapa kali memukul tangan Jack. "J-jack sa-sakit."     

Jack yang kuasai amarah tak memperdulikan erang kesakitan Anne, ia juga tak memperdulikan betapa merahnya wajah Anne saat ini. Yang ada dalam dirinya saat ini hanyalah melampiaskan kemarahannya pada Anne yang dianggap sudah mengkhianatinya, Jack baru mengendurkan sedikit cengkraman tangannya ketika cakaran Anne makin kuat di tangannya. Anne menggunakan kukunya untuk menyadarkan Jack kalau saat ini ia sudah kesulitan untuk bernafas, tanpa ada rasa bersalah Jack melemparkan Anne ke sisi kanan saat melepaskan cengkraman tangannya.     

"Pelacur, seharusnya aku tak percaya padamu. Kau tak ada bedanya dengan wanita rendahan di pinggir jalan Anne, menjijikan. Beraninya kau mengkhianati aku!"     

Anne menggigit bibir bawahnya, dalam kesakitan yang mendera perutnya Anne mendengar jelas kalimat yang baru saja Jack ucapkan. Namun karena tak merasa seperti yang Jack tuduhkan Anne mengangkat wajahnya dan menatap Jack yang berdiri dihadapannya. "Apa maksudmu bicara seperti Jack, siapa yang sudah mengkhianatimu."     

"Cih...masih bisa mengelak, lihat itu. Lihat foto-foto itu, buktinya sudah ada Anne. Jadi jangan berpura-pura lagi!"sahut Jack dengan keras.     

Mendengar perkataan Jack membuat Anne memperhatikan foto-foto yang berserakan di hadapannya, rupanya benda yang dilemparkan Jack dan melukai wajahnya adalah beberapa lembar foto. Dengan menahan sakit Anne meraih sebuah foto yang terdekat darinya, Anne langsung menutup mulutnya dengan rapat saat melihat foto dirinya dan Leon ada diranjang dalam keadaan sedang bercinta. Palsu, ini foto palsu!     

"Tidak Jack, ini tidak benar. Aku tak pernah melakukan ini, ini palsu Jack. Ini hasil photoshop, aku tak mungkin melakukan ini Jack,"pekik Anne histeris.     

Jack menatap Anne dengan tatapan marah sekaligus jijik, perlahan ia berjalan dan meraih satu foto yang memperlihatkan dengan jelas bagaimana Anne dan Leon berhadap-hadapan di depan sebuah hotel. "Lihat ini, kau pikir ini sebuah editan. Bagaimana mungkin ini sebuah hasil photoshop Anne, semua foto ini adalah foto baru dan ini kau lakukan kemarin. Bahkan hari ini kau juga bertemu lagi dengan mantan suamimu itu bukan!!"     

"Iya, aku bertemu dengannya tapi itu tidak seperti yang kau pikirkan Jack. Aku tak mungkin…"     

"Fuck...fuck.. fuck...sampai beberapa saat yang lalu aku masih berharap semua foto ini palsu, tapi saat melihat dengan jelas menggunakan mata kepalaku sendiri bagaimana kau menyentuh wajah Leon tadi. Aku menjadi semakin yakin kalau diantara kalian pasti ada sesuatu yang terjadi." Jack langsung memotong perkataan Anne dengan suara keras, ia benar-benar sangat marah dan kecewa. "Aku percaya padamu Anne, kau adalah obat yang membuatku bangkit kembali dari semua yang terjadi. Tapi nyatanya tidak, aku terlalu berharap padamu. Kau ternyata sama seperti Shopia, kau mengkhianati aku, kau membodohi aku, kau menghancurkan semua harapan-harapan akan masa depan yang indah bersamamu."     

"Jack...aku bisa menjelaskan semuanya, hari ini aku…"     

Ucapan Anne terhenti saat melihat Jack mengangkat tangannya ke udara, Jack menghentikan ucapannya.     

"Jangan bicara lagi, aku tak mau mendengar apapun darimu. Disini akulah yang bodoh, aku yang bodoh percaya pada perempuan sepertimu.. aktingmu sangat bagus Anne. Aku salut padamu, akulah yang pantas disalahkan. Aku yang bodoh mau menampung barang buangan Leon, aku bodoh haha...aku benar-benar bodoh."     

Air mata Anne mengalir deras membasahi wajahnya, dituduh berselingkuh dengan laki-laki yang paling ia benci memberikan luka yang sangat dalam di hatinya. Kedua yang Anne meremas kuat foto palsu dirinya dengan kuat, Anne tak percaya Jack percaya dengan foto palsu seperti itu.     

"Aku melepasmu Marianne, aku melepasmu. Kalau kau ingin kembali pada mantan suamimu itu aku persilahkan, aku tak akan menghalangimu lagi."     

"Jack…"     

Prank     

Ucapan Anne terhenti saat Jack melempar ponselnya ke arah sebuah vas bunga yang berada tepat di samping Anne.     

"Jangan, jangan sebut namaku lagi dari mulut kotormu itu, bitch. Pelacur sepertimu tak pantas menyebut namaku…"     

Lagi, hati Anne terasa sangat sakit saat mendengar perkataan Jack. Dituduh berselingkuh, disebut wanita murahan dan kini disebut pelacur.     

Jack merapikan jasnya dan berjalan menuju pintu, akan tetapi saat akan tiba di pintu tiba-tiba ia menghentikan langkahnya. "Pergilah, aku tak mau melihatmu lagi. Aku tak mau menghirup oksigen yang sama dengan pelacur sepertimu."     

Anne mencengkram dada kirinya yang terasa sesak dengan kuat, hatinya sangat sakit.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.