I'LL Teach You Marianne

Your turn



Your turn

0Alan memberikan ciuman yang lebih intens dan dalam dari sebelumnya, ia tak memperdulikan Anne bisa bernafas dengan baik atau tidak. Alan menghisap dalam bibir Anne, ia menciumnya dengan kuat. Lidah Alan bergerak lincah didalam mulut Anne, memaksa Anne untuk menerima ciumannya yang lebih dalam itu. Dengan penuh nafsu Alan menghisap bibir Anne, berbagi saliva yang sudah menjadi satu. Nafas Alan terdengar berat, tangannya pun semakin erat memeluk pinggang Anne. Seluruh tubuhnya sudah bereaksi, menginginkan Anne lebih dari ini. Nafsu Alan sudah mencapai kepalanya, ia sudah tak bisa menahan dirinya lebih lama lagi. Setiap inci dari kulit Anne membuatnya gila.     

Alan melepaskan ciuman panasnya dari Anne, ia tak menghiraukan Anne yang sedang menarik nafas berkali-kali. Sepanjang ciuman panas yang diberikan Alan baru saja Anne tak bisa bernafas dengan baik, Anne hanya seorang amatir yang pasrah menerima perlakuan Alan. Setelah puas memagut bibir Anne sampai membuat bibir tipis itu sedikit bengkak Alan kini beralih ke bagian tubuh Anne yang lain, perlahan namun pasti ia mengecup telinga Anne, menjilatinya dan mengulumnya dengan lembut sambil sesekali memainkan lidahnya disekitar leher jenjang Anne yang rambutnya sudah ia sibak ke sisi yang lain. Mendapat perlakuan seperti itu bertubi-tubi membuat Anne tak bisa bertahan, ia mendesah kuat dengan tangan yang sudah mencengkram punggung Alan. "Alan..." desahnya parau.     

"Not yet...relax babe."     

Anne menggeliat dalam pelukan Alan saat ia merasakan Alan menekan kewanitaannya dengan kuat menggunakan dua jari, karena Anne masih memakai celana panjang apa yang baru Alan lakukan memberikan sensasi sakit dan nikmat yang tiada dua. Melihat Anne bereaksi Alan tersenyum, tanpa mau memberikan Anne ketenangan Alan kembali mencium Anne dengan penuh nafsu. Anne yang sudah terpancing kini melingkarkan kedua tangannya dileher Alan, memberikan ruang pada Alan untuk menciumnya lebih dalam. Kedua kaki Anne mendadak lemas dan tak mampu menahan beban tubuhnya lagi saat Alan kembali menekan kewanitaanya dengan gerakan yang tak terduga, kalau sebelumnya Alan lebih senang bermain dengan kedua benda sintal Anne kini ia menikmati tempat lain untuk di eksplore lebih jauh. Alan mencari titik lemah Anne, meskipun ia sudah tahu jika setiap wanita pasti akan hancur lebur saat klitorisnya dimainkan namun Alan tak perduli. Yang ia tahu saat ini adalah ingin membuat Anne takluk akan permainan cintanya.     

"Alannn..." Anne menjerit keras saat pria itu menekan lebih kuat kewanitannya dan membuatnya tak bisa menahan diri lebih lama lagi.     

Alan tersenyum, ia berhasil membuat Anne menikmati permainannya. Pasrah akan semua kegilaannya yang memang sangat ingin ia lakukan dari hari pertama mereka berstatus suami istri, akan tetapi yang Alan inginkan saat ini lebih dari ini. Ia tak mau membuat Anne hanya pasrah, ia menginginkan Anne membalasnya. Menjadi liar diatas tubuhnya, membuatnya gila dan semakin menginginkan Anne.     

Tanpa aba-aba Alan lalu menggendong Anne menuju ranjang ala bridal style, saat berjalan ia menatap wajah Anne yang sudah sangat cantik dengan wajah merah padamnya. Anne sudah bergairah dan terangsang atas perlakuan Alan. Alan membaringkan Anne dengan lembut diatas ranjang, ia lalu merangkak diatas tubuh Anne dan menatap Anne dalam bak serigala yang akan melumat mangsanya saat itu juga.     

"Sekarang giliranmu,"ucap Alan tiba-tiba.     

Anne menatap Alan dengan penuh tanda tanda. "Giliran apa?"     

"Puaskan aku." Kata Alan dingin tak bisa diganggu gugat.     

Anne tidak bisa protes, posisinya saat ini tak bisa melakukan itu. Berada dibawah kuasa Alan yang sudah sangat berhasrat bukan sebuah posisi yang nyaman, apalagi dirinya juga sudah dibuat menggila oleh pria itu.     

Anne kembali menatap Alan penuh iba. "Aku tak tahu harus bagaimana dan..."     

Anne tak melanjutkan perkataannya karena tubuhnya sudah diangkat oleh Alan dengan kuat, mereka kini berganti posisi. Alan berbaring dan Anne berada diatas tubuh Alan.     

"Problem solve,"ucap Alan datar.     

Anne menatap Alan yang sedang berada dibawahnya dengan tatapan yang tak terdefinisikan, ia sangat jelas membenci pria itu. Akan tetapi saat ini, dalam posisi seintens ini, setelah ciuman panas tadi rasanya sangat sulit membenci pria yang memiliki wajah seperti Jack, laki-laki yang masih sangat ia cintai.     

Alan yang sudah tidak sabar nampak meremas-remas bokong Anne penuh nafsu. "Do it now Anne!"ucapnya tegas.     

"Aku tak tahu harus memulai dari mana."Anne menjawab jujur, berusaha untuk tenang menahan diri dari aktivitas Alan dibagian tubuh bawahnya yang tak berhenti sejak tadi.     

"Ulangi apa yang aku lakukan tadi padamu."     

Anne menelan ludahnya dengan susah payah. "Aku mengulangi yang kau lakukan tadi?"     

Alan mengedipkan satu matanya merespon perkataan Anne, meski saat ini tubuh bawahnya sudah sangat tersiksa namun Alan tetap menahan diri. Ia tak mau membuat Anne selalu pasif, meski baru satu kali ia menikmati tubuh Anne tanpa paksaan tapi tetap saja itu belum memuaskannya. Ia mau Anne merangsang dirinya, membangkitkan gairahnya yang sebenarnya sudah sangat tinggi itu. Anne menatap Alan dengan tatapan yang tak jelas, dengan jantung berdegup kencang Anne mulai menurunkan tubuhnya ke arah Alan.     

Demi kebebasan Anne!     

Kata-kata itu terus bergema dalam diri Anne, saat bibir Anne mulai menyentuh bibir Alan, Alan justru yang kembali bereaksi. Ia memaksakan lidahnya masuk kedalam mulut Anne dan langsung mencari lidah Anne untuk ia kulum, Anne hanya bisa pasrah ketika Alan kembali membuatnya kehilangan akal sehatnya. Kedua tangan Alan yang sejak tadi meremas-remas bokong Anne mulai bergerak ke atas tubuh Anne, ia meraba punggung Anne dan terus berusaha menarik baju yang Anne pakai melalui kepalanya. Namun ketika Alan berhasil menarik pakaian Anne sampai ke dada tiba-tiba pintu samping terbuka dari luar.     

Brak     

"Jadi kapan kita akan..."     

"Akhhh!!!"     

Anne menjerit keras saat mendengar suara Nicholas yang masuk ke dalam tenda melalui pintu samping, pria itu sebenarnya sudah berusaha masuk melalui pintu depan akan tetapi Anne sudah menguncinya sejak tadi sehingga ia memilih masuk pintu samping disaat Alan dan Anne sedang berada diatas ranjang. Beruntung pintu itu tak langsung menembus tempat tidur, masih ada kulkas yang menjadi sedikit penghalang disamping pintu jadi Nicholas tak melihat apa yang Anne lakukan diatas tubuh Alan. Namun untukk Anne yang tak pernah memamerkan tubuhnya kepada laki-laki manapun apa yang Nicholas lakukan itu membuatnya shock, dengan cepat Anne menjatuhkan tubuhnya diatas tubuh Alan. Kedua dadanya yang sudah mengencang karena gairah langsung menyentuh dada Alan.     

"Nyonya anda..."     

"Jangan masuk atau kucongkel matamu Nick!!!"teriak Alan keras, kedua tangannya langsung meraih selimut yang berada tak jauh dibawah kakinya untuk menutupi tubuh Anne.     

Nicholas yang sudah khawatir langsung mematung, ia menyadari kesalahan besar yang baru saja diperbuatnya itu. Dengan keringat dingin yang mengucur dari pelipisnya Nicholas menutup pintu yang baru ia buka dengan hati-hati, sementara itu Alan langsung bangun dari tempat tidur dan meninggalkan Anne yang sudah menggulung tubuhnya dengan selimut.     

Bersambung     

Hallo sahabat pembaca \(^_^)/     

Terima kasih sudah menunggu novel saya terbit. Bagi yang ingin membaca novel berikutnya, Saya rekomendasikan novel sahabat saya "dewisetyaningrat" dengan judul "CIUMAN PERTAMA ARUNA" aku yakin kakak-kakak penasaran. So, tambahkan ke daftar pustaka. ^_^     

Salam hangat Anne-Jack     

Dan jangan lupa ikuti kisah Angelica dalam Cruel CEO : The Forgotten Princess, secepatnya Angelica akan di update secara rutin di webnovel tentunya.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.