I'LL Teach You Marianne

Kemunculan Shopia Higgins



Kemunculan Shopia Higgins

0Jack terbangun saat matahari sudah tinggi, setelah menghabiskan berbotol-botol wiski seorang diri Jack akhirnya terkapar. Beruntung ia pergi bersama Erick dan Nicholas yang setia menjaganya, sehingga ketika ia tak sadarkan diri tak ada orang yang mengambil keuntungan darinya. Jack terdiam cukup lama diranjang besarnya, ia berusaha mengingat apa yang sudah terjadi. Kedua tangannya langsung mengepal saat berhasil mengingat foto-foto Anne dan Leon yang ia dapatkan dari sebuah email yang dikirim oleh akun tanpa nama yang tak berhasil dilacak keberadaannya oleh Erick karena akun itu sudah langsung menonaktifkan akunnya.     

"Aarrggghhhh....Fuck, kau benar-benar brengsek Anne. Beraninya kau mengkhianati aku, wanita rendahan sialan!!!"     

Jack kembali memaki-maki Anne dengan kata-kata kasar yang belum pernah ia ucapkan sebelumnya, rasa kecewanya pada Anne terlalu besar sehingga membuatnya lepas kendali dan kewarasan. Jack yang tak menyelidiki kebenaran foto yang dilihatnya langsung menjudge Anne bersalah, apalagi ditambah ia melihat sendiri menggunakan kedua matanya sendiri saat Anne berbicara dengan Leon di depan mall. Keduanya terlihat sangat mesra kemarin, Anne bahkan terlihat menikmati sentuhan tangan Leon saat itu dan hal itulah yang membuat kemarahan Jack semakin besar. Apalagi ditambah saat mengetahui Anne keguguran, rasa bencinya pada Anne semakin besar. Anak yang belum ia ketahui keberadaannya kini sudah direnggut paksa darinya, Jack benar-benar hilang kendali tadi malam. Dengan kepala yang masih sangat sakit Jack turun dari ranjang, ia berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya.     

"Apa kalian sudah makan?"tanya Jack pelan pada Erick dan Nicholas yang sedang berdiri di hadapannya saat ia sedang menikmati makan pagi sekaligus makan siangnya di kamar hotel.     

"Kami sudah makan tadi pagi, tuan,"jawab Erick sopan.     

Jack tersenyum, ia kemudian meraih sapu tangan yang ada di hadapannya dan menyeka bibirnya dengan lembut. "Kalau kalian sudah makan kenapa wajah kalian terlihat pucat seperti itu, jangan bilang kalau kalian tak tidur setelah kita kembali dari bar tadi malam."     

"Kami tidur dengan baik Tuan, setelah membawa anda ke kamar ini kami segera tidur."     

"Benarkah? Kalau kalian tidur dengan cukup kenapa wajah kalian sepucat ini? Apa kalian belum makan? Kalau belum ayo makan bersamaku,"tanya Jack kembali.     

"Nyonya Anne pergi Tuan, 30 menit yang lalu Luis menghubungiku dan mengatakan kalau Nyonya Anne sudah pergi." Nicholas akhirnya memberanikan diri melaporkan apa yang terjadi di rumah.     

Jack terdiam beberapa saat, tangannya yang sedang memegang pisau tampak sedikit bergetar. Namun hal itu tak berlangsung lama karena akhirnya Jack kembali tenang seolah tak terjadi apapun, ia justru semakin terlihat menikmati makanan yang ada di hadapannya. Dan hal itu membuat Erick serta Nicholas bingung.     

"Apa ada hal lain lagi yang ingin kau laporkan, Nick?"tanya Jack pelan memecah keheningan.     

Nicholas menggeleng. "Tidak Tuan, hanya itu saja."     

"Ok, kalau begitu kalian bersiap. Setelah aku selesai makan kita pergi ke kantor, hari ini kita harus menyelesaikan pekerjaan yang kemarin tertunda."     

"Baik Tuan." Erick dan Nicholas menjawab kompak perkataan Jack, setelah itu keduanya pun pergi meninggalkan Jack yang sedang makan.     

Saat sudah sampai di luar Nicholas langsung terduduk dilantai sambil memegangi dadanya yang terasa sesak, sementara Erick nampak bersandar pada dinding dengan mata terpejam. Keduanya benar-benar tak mengerti kenapa sang tuan bisa sesantai itu saat mengetahui istrinya pergi.     

"Erick, ponselmu berbunyi brengsek!!"ucap Nicholas pelan sambil melirik ke arah Erick yang masih tak bergeming.     

"Biarkan saja, itu Alice yang menghubungiku. Aku tak mungkin bicara dengannya saat ini, aku belum siap mendengar suara teriakan Alice,"jawab Erick lirih.     

Nicholas kembali menatap Erick dengan tajam. "Apa Tuan seperti ini ketika sedang marah? Mengerikan sekali."     

Erick tersenyum kecut. "Tidak, aku belum pernah melihat Tuan semarah ini. Dulu saat dikhianati nona Shopia sikapnya biasa saja, tak ada satupun kata umpatan yang keluar dari bibirnya. Tidak seperti tadi malam."     

"Aku benar-benar khawatir pada Tuan, tadi malam ia meledak-ledak seperti orang kesurupan dan pagi ini ia bersikap seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan ketika mengetahui istrinya pergi pun sikapnya biasa saja, aku benar-benar khawatir padanya, Erick,"ucap Nicholas jujur.     

"Bukan hanya kau saja yang khawatir padanya, akupun juga khawatir. Aku tahu betapa besar cinta Tuan kepada Nyonya saat mereka masih berada di London beberapa tahun yang lalu, aku juga masih ingat sekali betapa kerasnya usaha Tuan untuk mendapatkan hati Nyonya. Karena itulah tadi malam aku benar-benar tak percaya akan melihat semua yang dilakukan oleh Tuan pada istrinya, rasanya seperti mimpi melihat Tuan bersikap dan berkata kasar seperti itu pada nyonya Anne. Apalagi pagi ini, tak mungkin ada orang yang langsung kehilangan semua rasa cintanya dalam sekejap. Apalagi untuk Tuan yang notabene sebagai pihak yang mengejar-ngejar Nyonya terlebih dahulu."     

Nicholas terdiam mendengar perkataan Erick, ia terlihat menggaruk kepalanya yang tidak gatal. Ia benar-benar tak tahu harus berbuat apa, rasanya kejadian tadi malam masih sangat membekas sekali dalam ingatannya. Saat Erick dan Nicholas sedang hanyut dalam pikirannya masing-masing tiba-tiba pintu kamar Jack terbuka yang mana hal itu langsung membuat keduanya panik.     

"Ayo kita ke kantor, ini sudah sangat siang sekali,"ucap Jack pelan saat sudah berdiri di hadapan kedua asistennya yang sedang gugup.     

"Baik Tuan,"jawab Erick dan Nicholas gugup secara bersamaan.     

Jack terkekeh melihat sikap kedua asistennya, tanpa bicara lagi Jack lalu segera berjalan menuju lift yang tak jauh dari tempatnya berada. Jack benar-benar bersikap biasa saja bahkan saat sudah tahu kalau saat ini Anne sudah pergi dari rumahnya, tak ada sedikitpun kekhawatiran yang terlihat di wajahnya. Ketenangan Jack inilah yang membuat Erick serta Nicholas takut, selama berada didalam lift tak ada perbincangan yang terjadi. Begitu lift terbuka Jack langsung melangkahkan kakinya keluar dari dalam lift dan terkejut saat melihat sosok wanita yang ia kenal tengah berdiri dihadapannya.     

"Jack!!"     

Seorang wanita cantik berteriak keras dan langsung berlari menghampiri Jack, tanpa rasa sungkan wanita itu langsung memeluk Jack dengan erat.     

Nicholas yang tak mengenal wanita itu terlihat sangat bingung, sementara Erick terlihat membuka mulutnya lebar karena tak percaya melihat apa yang sedang terjadi di depan matanya itu.     

"Siapa dia Erick, apa kau mengenalnya?"bisik Nicholas penasaran.     

Erick menganggukkan kepalanya. "Shopia, dia Shopia Higgins mantan tunangan Tuan yang sudah mengkhianatinya dulu."     

"Mantan tu...what!!!"     

Ucapan Nicholas langsung terhenti saat mengetahui sosok wanita yang beberapa saat lalu dibicarakan Erick kini muncul di hadapan mereka.     

"Aku langsung terbang ke Luksemburg saat melihat berita kau masih hidup Jack,"ucap Shopia pelan sesaat setelah melepaskan pelukannya dari Jack.     

"Benarkah?"     

Shopia mengangguk dengan cepat. "Iya, aku langsung datang. Aku bahkan sampai meninggalkan sebuah konser amal yang sebenarnya harus aku hadiri karena ingin bertemu denganmu, aku sangat bersyukur kau masih hidup Jack."     

Jack tersenyum, secara tiba-tiba ia mengangkat tangannya dan menyentuh wajah Shopia yang mana hal itu langsung membuat Erick terkejut bukan kepalang.     

"Are you still single?"     

Kedua mata Shopia terbuka lebar. "Apa kau bilang Jack?"     

"Do you want to have a relationship with me?" Jack kembali memberikan pertanyaan pada Shopia.     

"Yes, yes i want Jack!!!"jerit Shopia dengan keras sambil kembali memeluk Jack dengan erat.     

Erick tiba-tiba oleng, beruntung ada Nicholas yang menahan tubuhnya. "Nick, cubit aku, tolong bangunkan aku dari mimpi mengerikan ini."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.