I'LL Teach You Marianne

Ovulasi



Ovulasi

0Karena kondisi Rose yang yang tidak memungkinkan merawat Bryan sendiri, akhirnya Aaron menghubungi mertuanya yang berada di Portugal untuk datang ke Jenewa. Aaron tidak enak pada Jack jika terus menerus meminta bantuan Anne, apalagi saat ini Aaron tahu kalau Jack dan Anne sedang dalam program untuk mendapatkan anak kedau.     

"Terima kasih atas bantuannya, Nyonya. Saya tahu selama ini anda sudah banyak sekali membantu putri dan menantuku dalam mengurus putranya,"ucap ibu mertua Aaron pada Anne dengan sungguh-sungguh.     

Anne menggelengkan kepalanya perlahan. "Saya tidak melakukan hal besar, Nyonya. Anda tak perlu berlebihan seperti itu, Aaron dan Rose lah yang sudah berjuang sejauh ini dalam mengurus Bryan."     

Wanita itu kemudian memeluk Anne dengan erat, ia tahu Anne bukanlah seorang wanita yang senang dipuji. Ia sudah mendengar banyak tentang Anne dari putrinya Rose.     

Sementara itu ayah mertua Aaron, sang perdana menteri Portugal sedang berbincang-bincang dengan Jack dan Aaron. Mereka bertiga terlibat pembicaraan yang cukup serius karena membahas beberapa masalah penting yang terjadi akhir-akhir ini diseliru wilayah Eropa.     

"Dasar pria, jika sudah bertemu dengan orang-orang yang satu frekuensi pasti membicarakan hal-hal berbau politik yang sangat membosankan,"gerutu nyonya Johansson mengomentari suaminya yang masih saja membicarakan politik kepada sang menantu dan tamu mereka hari ini.     

Rose terkekeh. "Biarkan saja, Mom. Jarang-jarang Daddy bertemu dengan Jack dan Aaron secara bersamaan seperti itu."     

"Iya, tapi ini sudah hampir tiba waktu makan malam dan mereka masih saja asik menggosipkan masalah pemerintahan negara lain. Betapa sangat membosankannya hal itu,"ucap nyonya Johansson kembali.     

Kali ini Anne ikut tersenyum mendengar perkataan wanita paruh baya itu, Anne senang sekali berada ditengah-tengah keluarga Rose yang hangat seperti ini. Rasanya menyenangkan sekali melihat seorang wanita paruh baya sepertinya Johansson memarahi suaminya yang terus saja berbicara tanpa henti, suasana hangat seperti inilah yang tak pernah Anne rasakan sebelumnya. Tak memiliki orang tua sejak kecil membuat Anne tak bisa merasakan kehangatan keluarga seperti saat ini, begitu pula ketika ia sudah menikah dengan Jack. Karena Jack pun juga sudah tak memiliki orang tua, mereka berdua benar-benar menjalani kehidupan rumah tangga secara bersama-sama dengan egonya masing-masing.     

Karena nyonya Johansson berkali-kali memanggil suaminya untuk segera datang ke meja makan, akhirnya ketiga pria itu pun mengakhiri pembicaraan menyenangkan mereka dan bergegas berjalan menuju meja makan untuk menikmati jamuan makan malam yang sudah tersedia. Selama makan malam berlangsung Anne dan Jack menjadi pendengar setia perdebatan kedua orang tua Rose, mereka benar-benar orang tua yang menyenangkan karena selalu mengutamakan kepentingan anak dan menantunya. Nyonya Johansson pun tak ragu memarahi sang suami di hadapan para tamu mereka kali ini karena sudah membuat makan malam terlambat selama hampir 30 menit karena terlalu asyik berbincang-bincang.     

Pada saat nyonya Johansson masih memarahi suaminya yang seorang perdana menteri itu perlahan Jack meraba dan meremas tangan Anne dengan lembut, Anne yang paham dengan arti remasan tangan Jack hanya tersenyum. Anne tahu saat ini Jack sedang menguatkannya karena tak pernah mendapatkan apa yang saat ini Aaron dapatkan, kehangatan dan kasih sayang dari orang tua.     

"Aku sudah sangat bahagia bersamamu, Jack. Kau tak perlu merasa bersalah padaku,"ucap Anne pelan setengah berbisik pada saat ia sedang memberikan potongan bacoon diatas piring Jack.     

Jack tersenyum. "I love you."     

"I know, sekarang lebih baik kau makan dengan baik supaya kita bisa berpamitan pulang karena aku sudah dua hari selesai datang bulan. Sepertinya malam ini adalah malam ovulasiku."     

Kedua mata biru Jack membulat sempurna. "Kau serius?"     

"Iya, aku menggunakan alat pengecek kesuburan yang diberikan dokter Rebecca padaku,"jawab Anne pelan seraya menyunggingkan sebuah senyum.     

Seperti mendapati lotre Jack langsung memakan dengan lahap makanan yang ada diatas piringnya, semua orang yang ada diatas meja makan termasuk Anne sangat terkejut melihat cara makan Jack.     

"Babe, are you serious?"     

"Ok, i'm done. Ayo kita pulang."     

"What?" Rose, Aaron dan kedua orang tuanya langsung bereaksi mendengar perkataan Jack.     

Tanpa rasa bersalah Jack langsung bangun dari kursinya sembari mengajak Anne untuk ikut bangun juga.     

"Iya, kami harus pulang sekarang juga. Ada hal penting yang harus kami lakukan malam ini,"ucap Jack penuh semangat sambil melingkarkan tangannya ke pinggang Anne.     

Anne hanya menundukkan kepalanya dengan wajah bersemu merah, menahan malu akan tingkah suaminya yang ajaib dan tak tahu malu itu.     

Rose yang paham dengan maksud perkataan Jack pun memberikan kode pada Aaron agar membiarkan Jack dan Anne untuk pulang, meski pada awalnya Aaron tidak paham namun akhirnya ia pun mengerti.     

Dengan bantuan Rose akhirnya Jack dan Anne bisa pulang lebih cepat, padahal sebelumnya kedua orang Rose masih ingin berbincang-bincang lebih lama dengan Jack.     

"Sepertinya Bryan akan segera mendapatkan satu teman baru lagi,"ucap Rose pelan saat mengantar Anne dan Jack pulang.     

"Teman baru darimana, Rose?"tanya nyonya Johansson bingung.     

Aaron tersenyum. "Dari pasangan suami istri yang baru pulang itu, Mom."     

"Eh?"     

Rose terkekeh geli. "Anne dan Jack sedang mengikuti progam untuk mendapatkan anak lagi, Mom. Sudah dua bulan ini Anne melepaskan alat kontrasepsinya."     

"Oh Tuhan, pantas saja tadi Jack sangat terburu-buru,"ucap nyonya Johansson dengan cukup keras.     

Rose dan Aaron kembali tertawa, tak lama kemudian mereka pun masuk kedalam rumah untuk melanjutkan perbincangan didalam rumah karena mobil yang membawa Anne dan Jack sudah tidak terlihat lagi. Kondisi puting Rose pun kini sudah jauh lebih baik dari kemarin sehingga ia sudah bisa menyusui putranya meski belum bisa lama, tapi setidaknya itu sudah jauh lebih baik daripada kemarin disaat ia tak bisa menyusui anaknya sama sekali.     

Dalam perjalanan pulang Anne terus tertawa karena membahas apa yang Jack lakukan di rumah Aaron dan Rose, Jack yang merasa perbuatannya tidak salah hanya diam dan tak memberikan respon apapun kecuali tersenyum.     

"Semua itu salahmu, babe. Kau yang sudah membuatku malu,"ucap Jack datar sembari terus memacu mobilnya dengan tenang dijalan raya.     

"Aku? Kenapa jadi aku?"     

"Kalau bukan kau lalu siapa? Memangnya tadi yang mengaku baru selesai datang bulan siapa? Aku?"     

Pipi Anne langsung merah saat Jack menyinggung soal pengakuannya di meja makan saat masih berada dirumah Aaron.     

"Kau benar-benar sudah pandai menggodaku, lihat saja nanti dirumah. Aku tak akan melepaskanmu sampai pagi, sayang." Jack kembali melanjutkan perkataannya dengan berapi-api.     

"Dasar mesum."     

"Yes, i'am."     

Bersambung     

Note: Terima kasih untuk kakak-kakak semua yang sudah mengikuti Anne dan Jack sampai ini, dalam beberapa episode kedepan Anne dan Jack akan segera tamat dan untuk kisah Christian sudah dimulai yan kakak-kakak. Baca The Ice Prince's Love untuk tahu kisah Christian, sekali lagi terima kasih dan sayang kakak-kakak semua. i love you...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.