I'LL Teach You Marianne

Happy ever after



Happy ever after

0Hari-hari bahagia Anne dan Jack lalui bersama Asher di London, mereka berdua benar-benar memperlakukan Asher seperti anaknya sendiri.     

Asher benar-benar dibuat bahagia, meski anak itu belum bisa mengingat semua hal yang sudah ia lalui akan tetapi Anne tetap saja mengajaknya ke berbagai tempat wisata yang menyenangkan.     

"Kenapa hari cepat sekali berlalu?"ucap Anne sedih saat sedang merapikan barang-barang milik Asher ke dalam koper. "Aku masih ingin bersenang-senang bersama Asher, apa tidak bisa kita membawanya pulang saja, Jack?"     

Jack yang sedang menggendong Asher tersenyum. "Kita tak bisa egois, sayang. Kau ingat kan Asher masih memiliki keluarga?"     

"Aku tahu, tapi aku masih belum ingin berpisah darinya. Aku masih ingin bersenang-senang dengan Asher."     

"Kita masih punya banyak kesempatan untuk melakukan itu, kau tak usah khawatir,"jawab Jack pelan sambil terus menepuk-nepuk bokong Asher yang mulai terlelap dalam gendongannya.     

Anne menatap Asher tanpa berkedip. "Asher berhak bahagia, Jack."     

"Iya, aku pun juga ingin membahagiakannya. Tapi kita tak bisa egois, keluarganya di rumah juga ingin melakukan hal yang sama, Anne. Karena itu kita tak bisa membawa Asher pergi, Asher adalah warisan hidup dari Linda dan Paul yang merupakan bagian dari keluarga mereka. Kalau seandainya kita tetap membawa Asher pergi maka bukan hanya keluarga besar di Dunser saja yang akan bersedih tapi Linda dan Paul juga akan bersedih juga, apa kau tega membuat kedua sahabatmu itu tak tenang?"     

Anne langsung terdiam, ia tertunduk perlahan saat menyadari kesalahannya. Rasa hutang budinya yang besar pada Linda dan Paul lah yang membuat Anne ingin merawat Asher.     

Karena Asher sudah tidur, perlahan Jack merebahkan tubuh bayi gembul itu diatas ranjang. Selama satu minggu ini mereka memang tidur di satu ranjang yang sama, meski kadang-kadang Jack harus mengalah ketika mengajak Anne bermesraan di sofa namun selebihnya mereka akan tidur bersama dalam satu ranjang.     

"Berikan waktu pada keluarga Linda merawat Asher, karena nanti pada saat Asher sudah besar dia pasti akan tinggal bersama kita,"ucap Jack pelan sembari meraba wajah Anne yang terlihat sedih.     

Anne menganggukan kepalanya, perlahan ia merebahkan tubuhnya di dada bidang Jack yang sedikit terbuka.     

"Aku belum sempat membalas kebaikan Linda dan Paul, Jack. Selama mereka hidup, mereka berdualah yang selalu menolongku. Karena itulah aku ingin sekali melakukan satu perbuatan baik untuk mereka berdua, setidaknya dengan merawat Asher seperti anak kita sendiri perasaan bersalah ini akan hilang,"ucap Anne serak.     

"Siapa bilang kau belum melakukan apapun untuk Linda dan Paul? Dan jangan katakan lagi merawat Asher karena rasa bersalah, jika suatu saat ketika Asher tahu dia dibesarkan oleh kita hanya karena sebuah perasaan bersalah Asher pasti akan sedih, Anne. Asher pasti akan merasa tidak diinginkan karena kita tidak benar-benar tulus mengurusnya."     

Anne menggigit bibir bawahnya dengan kuat, kata-kata yang diucapkan Jack belum akan sedih jika bukan karena cinta. Melihat Anne sedih membuat Jack langsung merengkuh tubuhnya dengan erat.     

"Yang terpenting kita tetap memberikan perhatian kepada Asher dengan tulus dan penuh kasih, aku yakin Asher akan tahu kalau kita benar-benar menyayanginya meskipun tidak merawatnya secara langsung. Akan ada masanya kita tinggal bersama-sama, Anne. Percayalah itu,"ucap Jack kembali sambil tersenyum.     

"Iya, aku percaya, Jack."     

"Nah begitu, itu baru istriku. Ya sudah ayo kita tidur, besok kita harus mengantarkan Asher pulang."     

Alih-alih melepaskan pelukannya dari tubuh sang suami, Anne justru semakin menempel padanya. Bahkan Anne saat ini sudah memasukkan kedua tangannya di balik baju tidur yang Jack pakai, Jack hanya tersenyum melihat tingkah istrinya yang sedang manja itu. Sembari menepuk-nepuk punggung Anne perlahan kedua mata Jack tertutup, mengelilingi kota London seharian ini membuat Jack lelah.     

Tak lama kemudian dengkur halus pun terdengar dari Jack yang sudah tertidur pulas, begitu juga dengan Anne yang juga sudah menyusul Jack ke alam mimpi. Semua masalah yang silih berganti selama bertahun-tahun mereka berumah tangga benar-benar membuat Anne sadar kalau kehidupannya saat ini begitu berarti, Anne tahu Tuhan memang sudah mempersiapkan semuanya untuknya dengan sangat indah dan rapi. Semua tangis dan air mata yang ia lalui selama ini dibayar dengan indah oleh Tuhan dengan kehidupan yang sangat membahagiakan, sebuah kehidupan yang tak pernah ia berani bayangkan sebelumnya. Memiliki suami tampan, setia dan kaya raya seperti Jack adalah sebuah hal yang tak pernah ada dalam rencana indah yang Anne buat.     

***     

Dunster, Distrik West Somerset, Inggris.     

Semua keluarga Linda kembali berkumpul saat Anne dan Jack datang bersama Asher, mereka kembali menyambut kedatangan suami istri itu dengan luar biasa padahal satu minggu yang lalu mereka sudah melakukan penyambutan yang sama.     

"Asher benar-benar anak baik, dia sama sekali tidak merepotkan kami. Dia benar-benar luar biasa, Nyonya,"ucap Jack pelan saat menyerahkan Asher pada neneknya.     

Nyonya Amanda tersenyum. "Asher begitu karena anda berdua memperlakukan dengan sangat baik, Tuan. Aku yakin itu."     

"Jangan terlalu memuji kami, Nyonya. Apa yang kami lakukan ini belum ada apa-apanya dengan semua yang sudah kalian lakukan untuk Asher selama berbulan-bulan ini,"ucap Anne lembut menjawab perkataan nyonya Amanda.     

Wanita tua itu tersenyum haru pada Anne. "Linda tidak hanya memberikan Asher pada kami, dia juga mengirimkan satu putri baik hati sepertimu Anne. Aku benar-benar bersyukur Linda bertemu denganmu."     

Jack langsung mencengkram tangan Anne berusaha untuk menenangkan istrinya agar tidak menangis, Jack tahu Anne lemah jika ada sudah orang yang sudah berbicara seperti itu padanya. Karena itu ia berusaha untuk menenangkan Anne, Jack tak mau melihat istrinya kembali menangis saat pulang ke Jenewa.     

Karena hari sudah semakin malam Jack ahirnya mengajak Anne untuk segera berpamitan, meski awalnya Anne menolak untuk pulang namun akhirnya luluh pada ajakan suaminya. Dengan berat hati Anne kembali harus berpisah dengan Asher yang selama satu minggu ini tidur dalam pelukannya.     

"Kita bisa datang lagi kapanpun kita mau, sayang. Jadi kau tak usah sedih, Asher pasti juga tidak suka melihatmu seperti ini,"ucap Jack pelan saat sudah berada didalam mobil.     

"Aku sudah berusaha menahan diri untuk tidak menangis sejak tadi, Jack. Tapi aku tak tahu kenapa aku tak bisa, rasanya penampungan air mataku sudah meluap saat ini."     

Jack tersenyum geli mendengar perkataan istrinya. "Kau ini ada-ada saja, ya sudah kemarilah. Perjalanan kita masih cukup jauh ke bandara." Jack membuka kedua tangannya lebar-lebar, meminta Anne mendekat padanya.     

Seperti anak kecil yang patuh, Anne lalu mendekati Jack dan merebahkan kepala di dada suaminya.     

"Kita akan bahagia selama-lamanya, Anne. Aku berjanji padamu,"ucap Jack lirih sembari mengecup pucuk kepala Anne dengan lembut.     

Anne yang sudah memejamkan kedua matanya tersenyum. "I love you, Jack. Terima kasih untuk semuanya, aku tak tahu jika bukan kau yang menjadi suamiku."     

Bersambung     

Note: Terima kasih untuk kakak-kakak semua yang sudah mengikuti Anne dan Jack sampai ini, dalam beberapa episode kedepan Anne dan Jack akan segera tamat dan untuk kisah Christian sudah dimulai yan kakak-kakak. Baca The Ice Prince's Love untuk tahu kisah Christian, sekali lagi terima kasih dan sayang kakak-kakak semua. i love you...     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.