I'LL Teach You Marianne

Kakak yang baik



Kakak yang baik

0Dunser, distrik West Somerset. Inggris.     

Setelah menempuh perjalanan yang cukup panjang akhirnya Jack dan Anne tiba di rumah keluarga Linda, kedatangan mereka berdua pun disambut haru oleh semua keluarga Linda.     

Setelah tiga bulan berlalu sejak kematian Linda dan Paul memang Anne dan Jack belum datang kembali ke rumah keluarga Linda, karena itulah saat mereka datang hampir semua keluarga Linda menangis dan memeluk mereka berdua secara bergantian.     

Anne pun langsung menggendong Asher yang sudah semakin besar, wajahnya benar-benar kombinasi kedua orang tuanya. Melihat Asher membuat Anne teringat pada kedua mendiang sahabatnya dan itu membuat Anne sedikit sedih.     

"Asher pintar sekali, dia tak pernah membuat kami kerepotan sama sekali."     

"Asher bayi terbaik yang pernah aku asuh, Nyonya."     

"Dia benar-benar tak menyulitkan siapapun."     

"Linda dan Paul pasti bangga sekali jika melihat putranya tumbuh seluar biasa ini."     

"Melihat Asher membuatku kembali teringat Linda, senyuman anak ini sangat mewarisi senyuman ibunya."     

"Asher akan tumbuh menjadi pemuda luar biasa di masa depan."     

Anne tersenyum mendengar semua pujian yang ditujukan pada Asher bayi tampan yang saat ini ada dalam gendongannya, kedua mata Asher mewarisi mata ayahnya. Terlihat tegas dan penuh wibawa, seperti Paul yang dingin pada orang lain namun sangat patuh pada Linda.     

"Maafkan kami baru bisa berkunjung, banyak hal yang harus kami urus di Jenewa. Apalagi putra pertama kami juga sudah tinggal bersama kakeknya saat ini di Luksemburg,"ucap Jack pelan merespon perkataan ayah Linda.     

"Putra pertama anda diasuh kakeknya? Kenapa Tuan?"     

Jack tersenyum. "Putraku harus belajar mandiri, bukankah Asher juga mengalami hal yang sama?"     

Ucapan Jack sontak membuat semua orang yang ada dalam ruang keluarga itu diam, perasaan haru pun semakin terasa. Mereka benar-benar dibuat tak bisa berkata-kata oleh Jack dan Anne hanya tersenyum melihat apa yang dikatakan suaminya.     

Fokus Anne pun kembali tertuju pada Asher, bayi kecil yang sedang minum susu dalam pelukannya itu.     

"Pintar sekali, kau sudah bisa memegang botolmu sendiri, nak,"celoteh Anne pelan mengajak Asher bicara.     

"Kehadiran Asher benar-benar membuat keluarga kami bersatu, Nyonya. Dia seperti oase bagi kami,"ucap Laura, kakak Linda sambil tersenyum.     

Anne mengangguk pelan."Seperti namanya, kak. Asher yang artinya diberkati, aku yakin Linda dan Paul memilih nama itu juga karena tahu kalau putra mereka akan selalu diberkati oleh kasih sayang yang berlimpah dari semua keluarganya."     

Kedua mata Laura berkabut mendengar perkataan Anne.     

"Seandainya Linda dan Paul masih hidup saat ini pasti kehidupan Asher benar-benar sempurna,"serak Laura sedih.     

Anne menoleh ke arah wanita paruh baya yang duduk disampingnya, perlahan Anne menggenggam tangan wanita itu dengan lembut. "Linda dan Paul sudah bahagia, kak. Kita jangan berkata seperti itu lagi, mereka pasti sedih."     

"M-maafkan aku, Anne. Aku terbawa suasana,"ucap Laura lirih     

"Tidak apa-apa kak, aku yang seharusnya minta maaf karena membuat semua keluarga kembali teringat akan Linda dan Paul."     

Laura langsung menggelengkan kepalanya dengan cepat. "Tidak, kau jangan bicara seperti itu. Kehadiran kalian berdua benar-benar membuat kami bahagia, disela-sela kesibukan kalian berdua yang menumpuk kalian masih mau datang saja itu sebuah anugrah terindah untuk kami."     

Air mata yang sejak tadi Anne tahan akhirnya jatuh juga, perkataan kakak tertua Linda itu membuatnya tak bisa menahan rasa rindunya pada Linda. Satu-satunya sahabat yang selalu ada untuknya, satu-satunya teman yang tulus padanya dan rela meninggalkan cita-citanya untuk menolongnya saat ia sedang berada dalam titik terendah dalam hidupnya.     

Melihat Anne menangis membuat ibu Linda ikut sedih, dengan penuh kehangatan wanita tua itu meraih tubuh Anne dan merengkuhnya dengan lembut ke dalam pelukannya.     

"Kami tidak benar-benar kehilangan Linda dan Paul, karena kami mendapatkan kalian berdua. Kau dan Jack adalah anak-anak terbaik yang dikirimkan Tuhan untuk menggantikan Linda dan Paul, terima kasih Anne. Terima kasih sudah hadir dalam hidup kami,"ucap nyonya Amanda serak, wanita yang sudah berusia cukup lanjut itu meluapkan emosinya dengan memeluk tubuh Anne. Wanita yang sudah ia anggap sebagai pengganti putrinya.     

Dipeluk seorang ibu membuat air mata Anne semakin deras, ia tak bisa menahan rasa harunya. Bukan hanya Linda yang memberikan sebuah kenyamanan dan kehangatan sebuah keluarga padanya, tapi semua anggota keluarganya yang ada di desa pun melakukan hal yang sama sehingga membuat Anne merasa sangat diharapkan kehadirannya.     

Melihat istrinya diperlakukan dengan penuh kehangatan membuat Jack terharu, karena tak mau air matanya menetes Jack mengangkat tinggi-tinggi wajahnya ke udara. Berharap tak ada air mata yang membasahi pipinya, namun usahanya itu sia-sia. Air matanya tetap berhasil menyelinap keluar dari kedua mata birunya yang sejernih langit.     

Setelah berbicara selama hampir dua jam, Anne dan Jack pun berpamitan. Mereka berdua juga membawa Asher untuk diajak berlibur di London, meski awalnya ragu dan takut Asher dibawa pulang ke Jenewa oleh kedua orang itu namun akhirnya keluarga Linda mengijinkan Asher dibawah berlibur. Mereka mengizinkan Asher dibawa berlibur karena perkataan Anne yang ingin sekali membuat Asher merasakan kebahagiaan seperti bayi-bayi yang lain ketika diajak kedua orang tuanya berlibur.     

"Hei boy, sampai bertemu minggu depan ya. Nikmati liburanmu bersama Mommy dan Daddymu,"ucap Ben suami Laura dengan lembut pada Asher yang sedang berada dalam pelukan Jack.     

Salah mengerti dengan ucapan sang paman secara tiba-tiba Asher tertawa lebar sehingga membuat semua orang yang melihatnya ikut tersenyum, termasuk Anne yang langsung membelai-belai rambut Asher penuh kehangatan.     

Anne dan Jack beserta Asher akhirnya meninggalkan rumah peternakan keluarga Linda untuk pergi menuju London, menggunakan mobil anti peluru yang dikawal empat mobil lainnya Jack membawa Asher pergi ke London. Sebagai seorang pebisnis besar keselamatannya adalah hal yang paling penting, karena itu tak heran jika ia tetap mendapatkan pengawalan super ketat ketika berada di daerah pedesaan seperti saat ini.     

Seperti mendapatkan perhatian dari kedua orang tua kandungnya sepanjang jalan menuju London Asher terus berceloteh, anak itu benar-benar tak mau tidur. Ia seperti sedang mengajak bicara kedua orang tua angkatnya.     

"Asher akan menjadi kakak yang baik untuk adik Christian nantinya, dia akan melindunginya seperti melindungi adik kandungnya sendiri,"ucap Jack pelan saat Anne sedang mengganti popok Asher.     

Anne tersenyum. "Kenapa yang dibahas adik untuk Christian, kenapa tidak membahas soal Asher yang akan menjadi sahabat untuk Christian?"     

Jack terkekeh. "Kalau untuk Christian sebenarnya dia sudah tidak akan membutuhkan pengawalan atau perlindungan dari siapapun, karena aku yakin Luis memberikan kemampuan luar biasa pada putra pertama kita itu. Makanya itu aku berharap Asher akan menjaga adiknya kelak, apalagi jika anak kedua kita perempuan. Aku berharap Asher akan melindunginya dengan baik."     

"Dasar mesum, ada Asher masih saja bisa membahas hal itu. Kau benar-benar membawa pengaruh yang jelek untuk anak-anak, Jack,"sahut Anne ketus.     

Alih-alih marah Jack justru memeluk tubuh Anne dengan erat. "Kau tahu kan aku hanya mesum pada siapa?"     

"Sudah lepaskan aku, aku belum selesai menggantikan popok untuk Asher. Kasihan dia sedingin, Jack."     

"Yes, ma'am."     

Asher tertawa dengan keras, bayi itu seolah paham apa yang sedang dibicarakan kedua orang tua angkat yang sangat menyayanginya itu.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.