I'LL Teach You Marianne

Another baby?



Another baby?

0Setelah dua jam sejak kedatangan Aaron akhirnya Rose melahirkan, suara tangisan bayinya terdengar jelas diseluruh ruangan VIP tempat dimana Rose melahirkan. Aaron yang tak menyangka akan mengikuti proses kelahiran putranya secara langung seperti saat ini langsung terkulai lemas ketika melihat bagaimana proses kelahiran secara alami berlangsung, beruntung ia tak jatuh pingsan sehingga pada saat putranya sudah berhasil dibersihkan ia bisa langsung menggendongnya.     

"Hi little one, i'm your Daddy,"bisik Aaron lembut seraya menyentuh pipi putranya dengan hati-hati.     

Anne yang baru saja membantu membersihkan keringat Rose tersenyum melihat cara menggendong Aaron yang masih kaku.     

"Putraku sempurna kan, Anne?"tanya Rose serak pada Anne yang masih berada disampingnya.     

"Anakmu luar biasa sehat dan tampan yang pernah aku lihat, Rose. Sekali lagi selamat untukmu,"jawab Anne lembut memuji putra Aaron dan Rose.     

Air mata Rose mengalir. "Terima kasih, Anne. Terima kasih atas semuanya."     

Anne tersenyum, menggunakan tisu Anne menyeka air mata Rose perlahan. "Kau tak boleh menangis, putramu harus mendapatkan kolostrum dari ASI pertamanya."     

"Iya Anne, tolong bantu putraku kemari."     

Tanpa diminta dua kali Anne lalu mendekati Aaron yang masih takjup dengan putranya, darah dagingnya yang luar biasa itu. Memiliki anak adalah satu hal yang tak pernah ia pikirkan sebelumnya, karena itu ketika kini bayi kecil itu ada dipelukannya semua rasa yang ada dalam dadaya langsung bercampur aduk. Semua harapan terbaik pun ia panjatkan untuk bayi yang belum berumur satu jam itu dengan sungguh-sungguh.     

"Berikan bayimu padaku, Aaron,"pinta Anne lembut.     

Aaron yang sedang mengagumi wajah putranya langsung menoleh dan menatap Anne penuh curiga, baru kali ini dalam hidupnya Aaron memberikan tatapan tidak suka pada Anne.     

"Bayimu harus menyusu pada ibunya, ini adalah salah satu momet penting dalam hidunya, Aaron,"imbuh Anne kembali.     

Aaron mengalihkan pandangannya dari Anne pada Rose yang masih berbaring di ranjang dengan bingung, namun sebuah anggukan kecil dari Rose akhirnya membuat Aaron mengerti. Tanpa bicara Aaron kemudian membiarkan Anne mengambil putranya dari pelukannya, ada rasa yang tak dapat didefinisikan saat putranya itu diambil dari gendongannya.     

Setelah berhasil menggendong bayi kecil itu Anne lalu mendekati Rose dan membantunya untuk menyusui anaknya pertama kali, seorang dokter yang sebelumnya membantu Rose melahirkan nampak tersenyum melihat cara Anne membantu bayi itu menyusu pada ibunya pertama kali.     

"Anda luar biasa Nyonya,"puji seorang suster pada Anne.     

Anne tersenyum. "Bukan luar biasa, kemampuan ini saya dapatkan karena pengalaman saya sebelumnya, sus."     

"Ya anda benar, seorang wanita yang sudah melahirkan sebelumnya memang mempunyai kemampuan untuk itu,"celetuk sang dokter sambil tersenyum.     

"Tapi tetap saja tak ada apa-apanya dengan anda dok, seorang profesional dengan pengalaman bertahun-tahun tentu tidak terkalahkan." Anne balik memuji sang dokter dengan tulus.     

"Anda bisa saja, Nyonya. Ini adalah pekerjaan kami."     

Anne pun terlibat pembicaraan serius berkaitan dengan bayi Rose dan proses perawatan Rose selanjutnya pasca melahirkan yang tentu saja tak dipahami oleh Aaron yang terlihat sangat bingung dengan sebutan-sebutan yang tak ia mengerti, beruntung pembicaraan mereka tak berlangsung lama karena sang dokter akhirnya pergi dari ruangan itu bersama asistennya untuk melanjutkan pekerjaannya yang lain.     

Setelah sang dokter pergi Anne meminta Aaron mendekat pada Rose yang sedang menyusui putranya untuk pertama kali.     

"Sekali selamat untuk kalian berdua, aku benar-benar ikut bahagia untuk kalian,"ucap Anne tulus memberikan selamat pada Aaron dan Rose.     

Rose menyeka air mata harunya sambil tersenyum. "Aku yang seharusnya mengucapkan banyak terima kasih padamu, Anne. Kau sudah banyak membantuku saat melahirkan Bryan."     

"Bryan?"     

Aaron menganggukkan kepalanya. "Iya, nama putraku Bryan Julius Connery, Anne."     

"What a beautiful name." Tiba-tiba dari arah belakang Jack berbicara merespon perkataan Aaron.     

Anne, Aaron dan Rose pun langsung menoleh ke arah sumber suara bersamaan, senyum Anne mengembang saat melihat suaminya datang dengan membawa sebuah robot yang cukup besar dalam pelukannya.     

"A robot, are you kidding me, Jack?" Aaron langsung mengomentarai barang yang dibawa oleh Jack.     

Jack menyeringai. "Sure, this is for your son."     

"Please, putraku baru saja lahir. Dia belum tahu cara bermain robot, Clarke."     

"I know, lalu masalahnya dimana?"     

Aaron langsung menepuk keningnya dengan keras, ia lupa berdebat dengan Jack adalah hal yang tak pernah ia menangkan selama ini.     

Melihat Aaron diam membuat senyum penuh kemenangan diwajah Jack mengembang makin lebar, karena tahu Rose masih menyusui putranya Jack tak berani mendekat ke ranjang. Ia memilih duduk di sofa dan meletakkan hadiah pertamanya untuk putra Aaron di atas meja dengan hati-hati. Tanpa Jack sadari Aaron tersenyum saat melihatnya duduk disofa, rasa kagum Aaron pada Jack pun semakin besar. Meskipun sikapnya menyebalkan namun Jack benar-benar tahu cara bersikap.     

"Kau terlihat lelah,"ucap Jack pelan pada Anne yang baru saja duduk disampingnya.     

Anne tersenyum. "Sedikit, tapi aku senang bisa menemani Rose."     

"Dasar wanita, kau sudah makan, babe?"     

"Percaya atau tidak semua rasa lapar dan hausku hilang saat melihat Bryan lahir, bayi yang baru lahir benar-benar sebuah keajaiban yang tak terkira."Anne bicara dengan penuh semangat menceritkan kebahagiaannya bisa melihat proses kelahiran Bryan.     

Perlahan Jack meraih tangan Anne dan menciumnya dengan lembut. "Bagaimana kalau kita mulai memikirkan untuk mendapatkan adik untuk Christian?"     

"Jack.."     

"Ilmu kedokteran semakin berkembang, sayang. Memang benar seorang wanita yang baru melahirkan secara caecar belum boleh untuk cepat-cepat hamil lagi, tapi hampir delapan bulan sudah berlalu sejak kepergian Princess. Aku yakin kau sudah dizinkan untuk hamil lagi,"ucap Jack sungguh-sungguh penuh harap.     

Anne terdiam cukup lama setelah Jack bicara, jauh dari lubuk hatinya paling dalam ia pun ingin segera memiliki bayi lagi. Apalagi setelah menemani Rose melahirkan seperti tadi, kerindunannya untuk mendapatkan bayi lagi sudah sangat besar.     

"Baiklah, kita bicarakan lagi dengan dokter nanti,"jawab Anne lembut.     

Kedua mata Jack membulat sempurna. "Kau serius?!"     

"SSttt..kita ada diruangan Bryan, kau tak berniat membuatnya menangis bukan?"     

Jack langsung menutup rapat bibirnya dengan cepat saat menyadari kesalahan yang ia buat, detik selanjutnya ia sudah memeluk Anne dengan erat. Aaron dan Rose yang sedang larut dalam kebahagiannya sendiri tak menyadari apa yang dilakukan Jack pada Anne saat ini, kehadiran Bryan benar-benar membuat pasangan suami itu sangat bahagia. Segala harapan dan doa terbaik pun mereka panjatkan untuk sang buah hati yang sedang menikmati air susu pertamanya dengan lahap.     

"Bagaimana kalau setelah ini kita pergi menemui dokter?"tanya Jack pelan saat sudah melepaskan pelukannya dari Anne.     

Anne tersenyum. "Kau ini tidak sabar sekali, kita masih memiliki banyak waktu, Jack."     

Jack menggeleng. "Semua hal baik harus disegerakan, babe. Memiliki anak darimu adalah satu hal yang sangat aku inginkan."     

"Dasar bermulut manis."     

Jack kembali meraih tangan Anne dan menciumnya kembali dengan lembut. "I love you Anne, i love you."     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.