I'LL Teach You Marianne

Team mommy



Team mommy

0Jack membuka kedua matanya saat mendengar suara burung yang cukup berisik dari jendela yang sudah dibuka, dengan kesadaran yang belum kembali 100% Jack meraba bagian ranjang yang lain untuk mencari Anne. kedua mata Jack terbuka lebar saat tak menemukan Anne, ia hampir saja berteriak memanggil Anne kalau saja tak ingat apa yang terjadi pada mereka tadi malam sebelum tidur.     

"Sudah siang rupanya,"gumam Jack lirih saat melihat jam yang berada diatas nakas.     

Dengan bertelanjang kaki Jack berjalan menuju kamar mandi untuk menyegarkan tubuhnya sebelum turun, meski hari ini adalah hari libur namun ada beberapa hal yang harus ia kerjakan bersama Aaron. Karena kehamilan Rose yang sudah besar Aaron memutuskan untuk tinggal di Jenewa sementara waktu sampai Rose melahirkan.     

Jack memilih mandi langsung dibawah kucuran shower menggunakan air dingin, Jack melakukan itu bukan hanya untuk menyegarkan tubuhnya saja tapi untuk menjernihkan pikirannya atas apa yang sudah ia lakukan kemarin. Jack menyesali sikap egoisnya yang sudah marah pada Anne karena terlalu akrab dengan Edgar Jones, meski tahu Edgar ataupun Anne tak akan mengkhianatinya namun tetap saja Jack merasa tak suka melihat Anne tertawa dengan pria lain.     

"Hanya aku, hanya aku yang boleh menjadi alasanmu untuk tertawa, Anne. Bukan pria lain."Jack bicara sendiri sesaat setelah ia melancarkan pukulan pada dinding kamar mandi menggunakan tangan kirinya dan akibat pukulan itu saat ini tangan kirinya sedikit merah.     

***     

"Baby, jangan berlari. Mommy lelah sayang."     

"Chris, time up. Istirahat sebentar."     

"Astaga Christian...tenaga Mommy sudah habis."     

Suara teriakan Anne tak didengar oleh Christian sama sekali, anak pintar itu terus saja berlarian di lapangan sembari mengejar anak anjing barunya. Setelah melihat Snowee si anjing Golden Retriver milik Edgar kemarin Anne akhrinya memutuskan membelikan seekor anak anjing untuk Christian sebagai teman bermain, melihat kesetiaan seekor anjing pada tuannya membuat Anne mengambil keputusan itu untuk membelikan seekor anak anjing pada putranya.     

Meski baru beberapa jam bermain dengan anak anjingnya namun Christian dan Droco anak anjing jenis Rottweiler itu sudah sangat akrab, karena tahu jenis anjing apa yang ia berikan pada sang putra Anne berusaha untuk mengawasinya namun karena energinya kalah dengan energi Christian yang sedang aktif-aktifnya Anne pun kewalahan dan menyerah. Ia tak bisa mengejar putranya lagi yang sedang berlarian dengan anak anjing barunya.     

"Biar saya saja yang mengawasi Tuan muda, Nyonya,"ucap Liam pelan menawarkan diri.     

Anne menoleh kearah Liam yang berdiri disampingnya. "Ok, tolong awasi Christian. Droco bukan jenis anjing yang bisa dianggap enteng, aku tak mau terjadi apa-apa pada Christian."     

"Siap Nyonya."     

Liam segera berlari diikuti tiga anggota the warrior lainnya mendekati Christian yang sedang bermain lempar bola dengan Droco, tadi pagi Anne mengajak putra kesayangannya itu pergi ke salah satu pet shop untuk mengadopsi satu anak anjing lucu sejenis Snowee yang berasal dari ras Golden Retriver namun entah kenapa tiba-tiba Christian langsung berjalan menuju kesebuah kandang anak anjing yang posisinya ada di paling ujung. Kandang milik Droco, meski masih puppy namun Droco harus dipisahkan dengan anak anjing jenis lainnya. Anjing jenis Rottweiler bukanlah anjing yang sejinak golden retriver atau anjing jinak lainnya, anjing Rottweiler adalah jenis anjing one man dog. Anjing dengan tipe one man dog biasanya hanya akan patuh dan setia pada satu tuannya saja dan menganggap orang lain sebagai ancaman, sebenarnya bagus untuk Christian tapi karena usianya yang masih kecil Christian harus mendapatkan pengawasan dari orang dewasa saat bermain dengan Droco.     

Sepertinya kekhawatiran Anne tak beralasan, Christian dan Droco benar-benar sudah saling percaya satu sama lain. Meski usianya masih enam minggu Droco sangat pintar, anjing itu bisa melakukan beberapa perintah yang Christian berikan. Christian sendiri bisa memposisikan dirinya dengan baik, sepertinya karena sudah pernah bermain dengan harimau siberia milik sang ayah Christian berhasil mengendalikan Droco dengan baik.     

"Anak itu tenaganya benar-benar luar biasa, sudah berlarian selama 30 menit masih belum lelah,"ucap Anne pelan dengan terus menatap ke arah Christian yang sedang melempar mainan pada Droco.     

"Anjing milik siapa itu?"     

Anne yang sedang minum hampir tersedak saat mendengar suara Jack yang muncul secara tiba-tiba dari arah belakang.     

"Anjing yang sedang bermain dengan Christian itu milik siapa?"Jack kembali mengulang pertanyaannya dingin.     

Anne tersenyum. "Tentu saja milik Christian, aku yang membelikan untuknya."     

Jack langsung menatap Anne dengan tajam. "Kenapa kau tak minta pendapatku terlebih dahulu?"     

"Oh ayolah Jack, Droco hanya anak anjing. Lagipula anak anjing itu juga dipilih langsung oleh Christian tadi pagi,"balas Anne penuh makna.     

"Jadi kau bangun pagi-pagi sekali meninggalkan suamimu hanya untuk pergi ke pet shop bersama putramu, begitu?"     

"Jesus.."     

"Baguslah, itu artinya kau sudah bisa menentukkan keputusan sendiri tanpa minta pendapatku,"ucap Jack sarkas menyindir Anne secara halus.     

Anne yang sedang duduk di rumput langsung bangun dan berdiri dihadapan Jack yang sedang memasukkan kedua tangannya di saku celananya.     

"Kau kenapa? Matahari belum tinggi dan kau sudah mengajak bertengkar denganku,"     

Jack terkekeh. "Aku tidak sedang mengajakmu bertengkar, aku hanya mengeluarkan apa yang ada dalam dadaku saja."     

Anne sempat terdiam mendengar pembelaan kecil dari Jack, tapi kemudian ia berkata, "Ya sudah kalau begitu, keluarkan saja semua uneg-unegmu itu. Aku akan mendengarnya dengan baik."     

Jack menggeram. "Aku tidak sedang bergurau, Anne."     

"Me too, kalau kau ingin mengeluarkan semua kekesalanmu maka aku akan mendengarnya,"sahut Anne dengan cepat, secepat gerakan tangannya yang sudah terlipat didepan dada.     

Jack tak membalas. Namun manik biru langitnya menyorot Anne dengan tajam, perlahan bibirnya menyunggingkan sebuah senyuman. "Apa kau akan segalak ini pada pria lain, Anne? Terutama pada pria yang baru kau kenal."     

Anne terdiam, otaknya mencerna kalimat yang baru saja diucapkan Jack. Dalam waktu singkat Anne akhirnya bisa membaca kemana arah pembicaraan Jack saat ini.     

Karena tak mau memperpanjang masalah Anne pun memilih segera menyingkir dari hadapan Jack, ia berjalan dengan cepat ke tempat Christian yang sedang duduk di rumput bersama Draco yang sedng berguling-guling didepannya.     

Melihat Anne pergi membuat Jack menggelengkan kepalanya, ia tak percaya Anne akan mengabaikannya. Dengan menahan kesal Jack menyusul Anne dari belakang, karena langkah pria itu panjang dalam waktu singkat Jack berhasil melewati Anne dan sampai lebih dahulu ditempat Christian duduk bersama Droco.     

Menyadari ada orang asing mendekat ekor dan telinga Droco terangkat, meski masih kecil anak anjing itu langsung dalam posisi siaga mencoba melindungi tuannya. Detik selanjutnya terdengar gonggongan yang cukup keras dari Droco, memperingatkan Jack untuk tak menyentuh tuannya.     

"What the...kenapa anjing sekecil ini galak sekali,"gerutu Jack kesal saat Droco terus menyalak padanya.     

Mendengar perkataan Jack membuat Anne tersenyum. "Karena Droco pintar, dia bisa mencium orang yang ingin berbuat jahat padanya."     

"What-"     

"Iya kan Droco?"     

Guk guk..     

Suara gondongan Droco membuat Anne terkekeh geli, mengabaikan Jack perlahan Anne meraih Droco dari tanah dan menggendongnya dengan erat. "Ayo masuk, Christ. Sepertinya Droco lapar."     

"Ok Mom."     

Detik selanjutnya Christian sudah bangun dan berjalan bersama sang ibu yang tengah menggendong anak anjingnya menuju kerumah meninggalkan sang ayah yang sedang berlutut, sepertinya Christian tahu kalau ibunya sedang kesal pada sang ayah. Karena itu ia mengabaikan ayahnya dan memilih pergi bersama sang ibu, benar-benar anak pintar. Melihat anak dan istrinya pergi begitu saja membuat Jack tak bisa berkata-kata, ia benar-benar speechless saat ini.     

Bersambung     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.