I'LL Teach You Marianne

Second change



Second change

0  Anne memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju toko bunga yang terletak tak jauh dari apartemnnya, ia senang sekali hari ini pasalnya sang pemilik toko itu menghubungi dirinya terlebih dahulu sebelum menjualnya pada orang lain. Anne memang sudah jatuh cinta sekali dengan toko bunga itu, entah mengapa sejak pertama datang ke toko bunga itu untuk membeli beberapa tangkai mawar putih yang ia pasang di dalam kamarnya ia langsung jatuh cinta pada pandangan pertama dengan toko mungil itu.    

  Sesuai waktu yang ditentukan sebelumnya Anne akhirnya sampai di toko bunga, sang pemilik Tuan August nampak berdiri diluar dengan memakai tongkat jalannya. Ia nampak sedang menunggu Anne, melihat apa yang dilakukan oleh tuan August membuat Anne merasa tak enak. Ia tak tega melihat pria yang sudah menggunakan tongkat itu berdiri di luar menunggunya datang, setelah memarkirkan mobilnya dengan apik Anne langsung keluar dari mobilnya dan menghampiri Tuan August sambil tersenyum.    

  "Kenapa anda menunggu diluar Tuan?" tanya Anne khawatir saat sudah sampai di depan tuan August.    

  "Untuk pria seusiaku rasanya sangat membosankan sekali jika terus duduk nona, jadi tak masalah jika aku sedikit berolah raga diluar ruangan seperti ini," jawab Tuan August sambil tersenyum ramah.    

  "Akh anda bisa saja Tuan, ya sudah ayo kita masuk kedalam. Kita lanjutkan pembicaraan yang sebelumnya," ucap Anne lembut.    

  Tuan August menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Anne, dengan perlahan Anne membimbing Tuan August masuk ke dalam toko bunga dimana sudah ada nyonya August yang sudah menunggu. Setelah Anne duduk di sebuah kursi kecil yang ada didalam toko, Tuan August langsung mengatakan niatnya kalau ia ingin menjual toko bunga karena merasa sudah tak mampu lagi mengurusnya. Pasalnya memang selama ini hanya dirinya dan sang istri saja yang mengurus toko bunga karena kecintaan mereka berdua pada bunga sejak kecil, sedangkan anak-anak mereka memilih bekerja pada pilihan masing-masing.    

  Karena Tuan dan Nyonya August tak mematok harga mahal akhirnya Anne pun setuju untuk membelinya, mereka akhirnya membuat kesepakatan lagi untuk bertemu penandatangan jual beli toko dihadapan notaris. Anne juga memerlukan waktu untuk mengambil uang di tabungannya, karena jumlah uang yang dibutuhan juga tak sedikit. Walaupun toko bunga yang ia beli ini jauh lebih kecil dari coffe shop miliknya di Newcastle Upon Tyne, Anne pun memahami itu karena memang harga bangunan di London jauh lebih mahal dari tempat tinggalnya dulu. Tapi Anne masih beruntung karane uang hasil penjualan apartemen dan cofee shop miliknya yang ada di New Castle Upon Tyne dulu masih memiliki sedikit sisa setelah ia gunakan untuk membeli toko bunga, jadi ia masih mempunyai banyak keuntungan yang membuatnya tenang. Sehingga ia bisa menggunakan uang itu untuk mendekorasi ulang toko bunganya sesuai kemauannya besok ketika ia sudah menyelesaikan proses jual beli dengan Tuan August, Anne akhirnya berpamitan pada Tuan August dan istrinya karena hari sudah siang dan ia belum makan siang.    

  "Akhhh laparnya," ucap Anne pelan sambil membuka kulkas yang ada di dalam apartemennya.    

  Tanpa berganti pakaian Anne langsung menuju dapur, ia memutuskan untuk memanaskan sisa sandwich yang tadi pagi ia bawa ke kampus di microwave karena ia sudah tak sempat membuat makanan lagi. Cacing-cacing dalam perutnya benar-benar sudah tak dapat diajak kerja sama lagi, setelah dua menit memanaskan sandwich Anne akhirnya memakan sandwich buatannya dengan tenang.    

  "Terima kasih nek, karena uang yang nenek berikan aku bisa melanjutkan hidupku dengan baik di negara ini," ucap Anne pelan sambil menatap foto nyonya Chaterine yang ia pasang di dekat meja televisi.    

  Itu adalah foto pertama dan satu-satunya yang ia miliki saat berfoto bersama dengan nyonya Chaterine, pasalnya semua foto dirinya sudah dibakar oleh Leon tepat satu hari setelah mereka menikah. Sebuah foto yang diambil saat Anne masih bekerja di museum sebagai kurator lukisan yang sering didatangi nyonya Chaterine, sampai akhrinya nyonya Chaterine menikahkan dirinya dengan Leon.    

  Saat Anne akan naik ke kamarnya dilantai dua tiba-tiba ponselnya yang ada di dapur berdering, dengan malas Anne berjalan menuju dapur untuk melihat siapa yang menghubunginya. Senyumnya langsung tersungging lebar saat melihat pesan yang muncul dalam layar ponselnya, Linda menuliskan sebuah pesan yang berbunyi:    

  "Gadis bodoh, entah keberuntungan apa yang menimpamu kali ini. Nyonya Martha hari ini tak datang kekampus, jadi tugas kita baru dikumpulkan lusa. Lebih baik kau buat lagi tugasmu, aku kirimkan kembali ketentuannya di email,"    

  Membaca pesan yang dikirimkan Linda membuat Anne melompat-lompat kegirangan seperti anak kecil, dengan cepat Anne meraih tasnya yang ia letakkan sembarangan di sofa. Ia kemudian mengeluarkan kertas gambarnya dan beberapa alat gambar beserta laptop sambil membaca email yang diberikan oleh Linda.    

  Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.