I'LL Teach You Marianne

Perasaan Aneh



Perasaan Aneh

0  Mendengar nama Anne disebut oleh Daniel membuat kedua mata lelah Aaron terbuka secara sempurna, ia langsung mencengkram erat kedua lengan driver sekaligus asisten pribadinya itu dengan sangat keras sehingga membuat Daniel memekik kesakitan.    

  "Hentikan, aku rasa kuku-kuku tajammu sudah menusuk dagingku tuan," ucap Daniel dengan suara meninggi.    

  "Sial, memangnya kau kira aku nenek sihir yang punya kuku panjang!!" sengit Aaron kesal sambil melepaskan cengraman tangannya di lengan Daniel dengan cepat.    

  "Uhh uhhh...sakitnya, memangnya kau tak menyadarinya tuan kalau sudah menyakiti aku," tanya Daniel dengan cepat sambil meraba-raba lengannya yang baru saja di cengkram oleh Aaron.    

  "Jangan berlebihan, kau bukan anak gadis. Cepat katakan dimana kau melihat Anne, kalau kau hanya bergurau seperti terakhir kali maka jangan salahkan aku jika aku akan memanggil dokter ke rumah ini untuk mengebirimu," jawab Aaron pelan dengan suara meninggi.    

  Mendengar perkataan sang tuan membuat Daniel langsung memegangi ke arah selangkangannya dengan cepat, melindungi organ vital kesayangannya.    

  "Hanya ini yang aku miliki tuan, tega sekali ingn menghilangkannya," ucap Daniel dengan suara meninggi.    

  Aaron menarik nafas panjang mendengar perkataan Daniel, tanpa pikir panjang ia meraih tangan Daniel dan mengajaknya duduk di sofa yang tak jauh dari tempatnya berdiri. Setelah melempar Daniel ke sofa Aaron berdiri sambil berkacak pinggang dihadapan Daniel.    

  "Kalau kau tak mau mulai bicara juga maka jangan salahkan aku kalau aku akan benar-benar mengebirimu Daniel,"ucap Aaron kembali mengancam Daniel.    

  "Maaf tuan, ayolah jangan terlalu kaku seperti itu. Masalah nona Anne pasti aku jelaskan, jadi kemarin aku seperti melihatnya di dekat London Eye mengendarai mobilnya menuju jalan raya. Karena aku takut salah, aku mengambil foto plat mobilnya untuk aku cek di data dan hasilnya mengejutkan. Nona Anne ternyata kuliah di UAL, University of the art of london," jawab Daniel panjang lebar.    

  "Kau serius bukan, tak bohong padaku?"tanya Aaron dingin penuh curiga.    

  "Tidak tuan, nama lengkapnya Marianne saja kan?" tanya balik Daniel    

  "Aku bahkan tak tau nama lengkapnya, yang aku tau namanya Anne saja," jawab Aaron lirih, ia merasa kesal karena Daniel bisa tau nama lengkap Anne terlebih dahulu ketimbang dirinya.    

  "Ya sudah tuan, lebih baik besok kita datang ke UAL kebetulan di perusahaan sedang ada program kerja sama dengan UAL," ucap Daniel penuh semangat mencoba untuk menenangkan sang tuan yang terlihat kecewa.    

  "Benarkah??tapi kenapa aku tak tau kalau ada program kerja sama seperti itu dengan UAL?" tanya Aaron dengan suara meninggi, wajahnya bahkan sudah memerah karena marah.    

  Melihat bahaya mengancam Daniel kemudian menjelaskan semuanya dari awal pada Aaron, sebenarnya program kerja sama inipun baru ia ketahui tadi pagi secara tak sengaja. Dan ia kembali teringat akan kerja sama itu tadi siang saat melihat Anne di area parkir London eye saat ia mengikuti Aaron yang pergi bersama Amanda, mendengar cerita Daniel membuat sebuah senyum kembali terlihat diwajah tampan Aaron yang sebelumnya terlihat sangat marah karena kesal saat tak tau menau tentang kerja sama perusahaannya dengan kampus tempat Anne kuliah.    

  "Ok sekarang tugasmu adalah memastikan kebenarannya apakah itu Anne yang aku cari atau Anne yang lain dan kalau itu adalah Anne yang aku maksud cari tau jurusan apa yang ia ambil, saat semua info sudah kau dapatkan besok siang kita kesana," ucap Aaron pelan dengan senyum yang mengembang di bibir tipisnya.    

  "Baiklah kalau begitu aku akan mencari tau sekarang saja, oh ya lebih baik anda mandi dulu. Aroma parfum Amanda sangat menyengat dari tubuh anda," jawab Daniel dengan cepat sambil menutup hidungnya, wangi parfum yang dipakai Amanda tercium sangat kuat dari tubuh Aaron.    

  Mendengar perkataan Daniel membuat Aaron lalu mengendus-ngedus lengannya, sebuah ekspresi jijik pun langsung terlihat di wajah Aaron saat ia berhasil mencium aroma parfum Amanda yang sangat menyengat itu.    

  "Benar-benar gadis aneh, sepertinya ia langsung menyiram tubuhnya dengan sebotol penuh parfum," ucap Aaron dingin sambil berusaha melepas kemeja yang masih melekat di tubuhnya.    

  "Sepertinya he he he...ya sudah tuan aku permisi, aku harus mencari tau kebenaran tentang nona Anne. Setelah aku mendapatkan infonya aku akan langsung memberitahu anda," sahut Daniel pelan berpamitan pada Aaron.    

  Aaron hanya menganggukkan kepalanya perlahan merespon perkataan Daniel, tak lama setelah asisten pribadinya itu pergi Aaron segera masuk kedalam kamar mandi. Ia ingin menyingkirkan aroma Amanda yang terasa masih tertinggal di tubuhnya, saat masih berendam dalam bathub Aaron memanggil salah satu pelayannya untuk membuang kemeja merek Gucci yang baru ia pakai untuk dibuang. Ia tak mau memakai kemeja itu lagi, rasanya ia sudah sangat jijik sekali memakai baju yang sudah bersentuhan lama dengan Amanda.    

  "Aku harap kau ingat hutangmu padaku saat kita bertemu besok Anne," ucap Aaron pelan sambil menikmati red wine yang baru saja di bawakan sang pelayan yang ia perintahkan untuk membuang kemejanya.    

  Sebuah senyum terus tersungging diwajah Aaron sampai membaut pipinya sakit, baru mendengar kabar tentang Anne seperti itu saja sudah membuatnya sangat senang. Rasa gundah selama tiga bulan terakhir ini langsung menghilang tanpa bekas dan berganti sebuah perasaan hangat dalam hatinya.    

  Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.