I'LL Teach You Marianne

Aaron



Aaron

0  Saat hari menjelang siang pengunjung di coffe shop Anne pun semakin banyak, karena kopi yang dibuat oleh Jack enak dan harganya terjangkau para penikmat kopi yang berasal dari berbagai kalangan berdatangan ke kedai kopi itu setelah mendengar namanya dari mulut ke mulut. Alhasil setiap jam makan siang coffee shop itu pasti selalu penuh dengan pengunjung, cookies buatan Anne pun juga langsung terjual habis tanpa sisa.    

  "Lelahnya hari ini," ucap Anne pelan sambil memijat pinggangnya saat selesai merapikan kursi-kursi ke tempatnya semula, ketika pengunjung terakhir baru saja meninggalkan coffee shop.    

  "Carilah karyawan baru, bisa mati kelelahan bekerja nanti kau Anne," hardik Jack kesal, sudah berpuluh-puluh kali dirinya meminta Anne untuk mencari karyawan baru tapi Anne tak pernah mau.    

  "Aku bisa mengerjakannya sendiri Jack, lagipula aku sudah punya satu karyawan hebat sepertimu untuk apa aku mencari karyawan lagi," jawab Anne sambil tertawa lebar.    

  "Gadis bodoh!!!" sengit Jack dengan suara meninggi sambil melempar apronnya ke kursi dengan kasar, ia lalu meraih tas dan langsung meninggalkan coffe shop tanpa berpamitan pada Anne.    

  Jack pergi dari coffee shop Anne saat jam masih menunjukkan pukul lima sore, karena memang jam kerjanya hanya dari jam sembilan sampai jam lima. Habis atau tidak habis jatah porsi kopi yang harus dijual hari itu ia akan pulang jam lima sesuai isi kontrak kerjanya dengan Anne dua tahun lalu. Melihat Jack pergi dengan cara seperti itu Anne hanya tersenyum tanpa suara, ia dan Jack memang tak akrab. Hubungan kerjasama profesional antara bos dan karyawan saja, oleh sebab itu Anne tak pernah mencampuri urusan Jack.     

  Perlahan Anne berjalan menuju ke mesin kasir, ia tersenyum ketika melihat uang hasil penjualan hari ini sudah dirapikan oleh Jack beserta dengan bon pembayaran. Walaupun Jack kasar padanya namun Jack adalah pria yang jujur, hal inilah yang membuat Anne memikirkan kembali keputusannya untuk mencari pegawai tambahan. Karena bagi Anne sangat sulit percaya lagi dengan orang lain lagi atas semua yang pernah menimpa dirinya di masa lalu, karena hari sudah hampir senja Anne kemudian meraih tasnya untuk tempat uang yang baru ia ambil dari mesin kasir. Anne berniat memasukkan uang itu ke sebuah mesin ATM setor tunai yang ada di dekat kantor polisi yang ada di depan kedainya, ia sengaja memasukkan uang itu ke dalam tabungan atas nama coffe shop miliknya supaya lebih aman. Tiap awal bulan ia akan mencetak rekening koran untuk melihat hasil penjualan selama satu bulan itu bersama Jack, besar kecil keuntungan coffe shop sengaja ia beritahu Jack. Anne tak mau Jack merasa dikucilkan dan tak dianggap.    

  Setelah memasukkan semua uangnya ke dalam ATM, Anne kemudian pergi meninggalkan ATM itu menuju apartemennya. Saat ia berjalan menyusuri jalanan setapak menuju gedung apartemennya yang tidak jauh dari coffee shop miliknya senyum Anne mengembang saat melihat matahari yang mulai tenggelam di ufuk barat.     

  "Terima kasih atas hari ini Tuhan," ucap Anne penuh syukur.    

  Tttiiinnnnn    

  Sebuah mobil mewah tiba-tiba membunyikan klaksonnya dengan keras sehingga membuat Anne hampir saja menjatuhkan ponselnya yang ia pakai untuk mengambil gambar matahari yang sedang nampak cantik itu.    

  "Heiii awas apa kau mencari mati!!" hardik seorang pria dari dalam mobil mewah itu membentak Anne dengan keras.    

  "Maaf tadi anda bilang apa tuan?" tanya Anne pelan mencoba sabar sambil memasukkan ponselnya kedalam saku jaketnya.    

  "Kau tidak tuli bukan nona!!" jawab pria arogan itu kembali sambil melempar gelas plastik bekas kopi Starbucks begitu saja kehadapan Anne.    

  Ekspresi wajah Anne langsung berubah saat melihat pria yang baru saja memarahinya itu membuang sampah sembarangan, tanpa pikir panjang Anne langsung meraih gelas plastik yang masih basah dengan whipping cream itu dan langsung memasukkannya kembali kedalam mobil di tempat supir dimana sang pria yang tadi membentaknya duduk.     

  "Kalau anda tak bisa membuang sampah dengan benar, setidaknya simpan sendiri sampahmu untuk dirimu!!!" ucap Anne keras sesaat setelah memasukkan sampah ke dalam mobil kembali.    

  "What the fuck, hei you bitch come back here!!!" pekik sang pria yang membentak Anne sebelumnya dengan keras, pasalnya celana mahalnya sudah kotor terkena whipping cream.    

  Anne yang sudah berjalan meninggalkan mobil mewah itu tak menoleh ke belakang lagi saat mendengar teriakan sang pria itu, ia terus melangkahkan kakinya menuju ke apartemennya yang tak jauh dari tempatnya berada saat ini.    

  "Stop Daniel ini salahmu bukan salah gadis itu," ucap seorang pria dari bangku belakang menahan sang pria yang duduk di bangku supir yang ternyata bernama Daniel.    

  "Kenapa kau membelanya Aaron? yang temanmu itu aku bukan gadis itu," sengit Daniel penuh emosi.    

  "Kau membuang sampah sembarangan tadi, ya sudah ganti saja celanamu sebelum kita sampai di tempat acara," jawab Aaron datar sambil memberikan black card miliknya pada Daniel.    

  Daniel tertawa lebar saat menerima black card milik Aaron, ia akhirnya meneruskan perjalanan menuju ke tempat pesta dimana Aaron menjadi tamu kehormatan.    

  "Gadis yang menarik," ucap Aaron dalam hati saat melewati Anne yang masih berjalan kaki menuju apartemennya.    

  Bersambung


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.