Cinta yang salah

Part 27



Part 27

0  "Kenapa kamu tak pernah mau bercerita tentang Verra kepadaku. Padahal aku hanya ingin tau kenapa dan apa yang membuatmu terus mencarinya." ujar kak Nur.    

  "A-aku gak ada apa-apa kok." ujarku lesu.    

  "Yasudah, terserahmu saja." Ujar kak Nur mendahului langkahku.    

  Entah kenapa, sejak saat itu kak Nur akan berubah menjadi dingin padaku. Apa lagi ketika nama kak Verra di sebut.    

  Apa mungkin mereka bermusuhan, apa alasan mereka saling membenci seperti ini. Padahal kak Nur adalah orang yang menyenangkan.    

  Aku melihat punggung kak Nur yang kini semakin menjauh dariku. Sosok yang keren bagiku kini mulai menjauhiku.    

  Kak Nur berperawakan tinggi, tak begitu berisi, putih, berambut pendek berponi miring khas idol K-pop.    

  Tingkahnya yang konyol membuat penampilannya semakin menarik dan satu lagi. Dia adalah atlet kebanggan sekolah di bidang basket dan juga taekwondo.    

  "Kak..."    

  Aku berusaha mengejarnya meski langkahku kalah cepat darinya.    

  "Kak." panggilku. Namun dia tetap mengabaikan ku.    

  "Aduh." aku terjatuh dan lututku berdarah.    

  Aku duduk di pinggir jalan sambil meniupi luka ku dan berusaha membersihkannya.    

  Air mataku mengalir dan mulai deras. Aku benar-benar merasa dilema karena hal ini.    

  Padahal, apa pentingnya kak Verra bagi kak Nur?     

  Aku hanya bisa menangisi apa yang terjadi sekarang. Kak Nur begitu berubah.    

  Meski aku terjatuh dan luka dia tetap tak memperdulikanku. jangan kan perduli, melirik pun tidak.    

  "Kamu jahat kak." ujarku sambil meniup-niup lukaku yang perih.    

  Aku mulai merasakan hawa dingin yang bertiup, kurasa akan turun hujan.    

  Dengan tertatih aku bangun dan berusaha berjalan. Dengan sedikit mengeret kaki ku, aku berjalan menyusuri jalan yang sepi menuju kostan ku.    

  "Benar-benar kejam" omelku.    

  Rasa sesak dengan perlakuan kak Nur padaku kini tak terbendung lagi. Air mata ku semakin deras dan emosi membara di hatiku.    

  "Awas saja kamu." ujarku sambil mengambil ponselku di saku celana dan mulai mem-blokir semua sosial media kak Nur dari sosial mediaku.    

  Amarahku sangat tidak bisa terbendung, perlakuan kak Nur yang sekarang benar-benar menyakiti.    

  Hanya masalah kak Verra dia sampai sekejam ini denganku. Padalah, apa salahnya jika dia menceritakan tentang apa yang terjadi dengannya dan membuatnya membenci kak Verra.    

  "Aku benci kamu kak." ujarku sambil merekam Voice Note untuk kak Nur dan mulai mem-blokirnya dari WhastApp.    

  Terserahmu sajalah kak, aku benar-benar gak tau harus apa lagi denganmu. Ku tekan lama tombol power pada ponselku dan mematikan daya ponselku.    

  Sesampainya di kostan....    

  "Cukup lelah." ujarku melempar bokongku di lantai emperan kostan ku.    

  'Lah, kenapa motor kak Nur masih disini. Padahal dia udah duluan pulang dengan langkah kaki seribu.' gumamku.    

  Aku pun berjanjak dan mulai mengeluarkan kunci kamar kost ku dan membuka pintu kamar ku.    

  Ku tutupkan kembali pintu kamarku dan segera mungkin aku berjalan menunu kasur kesayanganku.    

  "Ha.... Akhirnya aku bisa istirahat." ujarku.    

  Aku menatap ke atas langit-langit kamar, ku lihat bintang-bintang bersinar di kegelapan.     

  Eiiitt...    

  Jangan kalian kira dari kamarku bisa melihat bintang ya, ini hanya bintang tempelan kok...    

  "Hari ini sangat melelahkan, entah kenapa hari ini aku benar-benar merasakan yang namanya lelah." ujarku sambil menatap langit-langit.    

  Tanpa ku sadari, air mataku kembali mengalir cukup deras, kenapa sakit sekali ketika kak Nur berbuat seperti itu padaku?


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.