Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT)

Aku juga mau dihukum.



Aku juga mau dihukum.

0  Setelah mobil itu berhenti Turunlah Orang tua Ian dan kakak laki-lakinya. Tuti menyalami mereka, begitu juga dengan Said.     

  "Kamu Tuti? ternyata kamu udah gede ya? Padahal baru dua tahun Ibuk nggak ke sini. Mas Ian nya datang kesini kan Tut" Tanya Bunda nya Ian.     

  "Ada Bu, di dalam. Jawab Tuti. "    

  "Apa Vina udah nyampe? " Tanya Ibu itu lagi.     

  "Baru aja" Jawab Tuti.     

  Lalu mereka masuk ke dalam rumah, menjelang masuk, kakak laki-laki Ian mengucek rambut Tuti, maklum, mereka sudah mengenal Tuti dari Tuti masih kelas 1 SMP, hal itu membuat muka Said merah padam. Sesampai di dalam, mereka melihat Ian dan Vina yang sedang tertawa, entah apa yang mereka ceritakan.     

  " Ternyata kamu ngumpet di sini? udah lebih dua minggu nggak pulang-pulang. " bundanya langsung ngomel begitu melihat Ian.     

  "Kamu tau nggak? tugasku tambah Banyak di kantor, gara-gara harus menyelesaikan kerjaanmu juga. " Kakaknya ikut ngomel    

  "Trus... Istriku juga harus ku tinggal biar bisa jemput kamu karna masih hamil muda " sambung kakaknya lagi    

  "Kalau gitu, kamu harus di hukum.. biar kejadian ini nggak terulang lagi" sambung Ayahnya.     

  "Maaf Yah...jangan di hukum ya! Janji nggak bakal ngulangin lagi, " Kata Ian memelas.     

  " Nggak bisa, pokoknya kami udah sepakat untuk menghukum kamu" Kata Ayahnya tegas.     

  " Hukumanmu adalah.. Kamu harus menikahi Vina dalam waktu dekat ini. " Kata Ayahnya sambil tertawa.     

  " Apa?... ye... " kata Ian sambil melompat kegirangan, sementara Vina terdiam karna kaget, tampa di sadarinya pipinya memerah.     

  "Aku juga mau dihukum.. " Kata Said lirih sambil memandang Tuti, Tuti dapat mendengarnya tapi pura-pura tidak dengar.     

  Ian langsung mendekati Vina dan memeluknya, tapi... bundanya langsung menjewer kupingnya. dan berkata..     

  "Belum saatnya peluk-pelukan"    

  melihat Ian yang kena jewer, Said langsung memegang kupingnya dia dapat merasakan pedihnya, seraya berkata. "Pantas saja dia suka menjewer kupingku, ternyata dia juga sering mengalaminya. "     

  Lalu dia menoleh kearah Tuti, dan berkata "Aku tak akan melakukan hal itu pada anakku"    

  "kenapa kau mengatakannya padaku? "Tanya Tuti.     

  "Siapa tau kau yang akan menjadi Ibu dari anakku. " jawabnya cuek, mendengar itu, Tuti hanya melepaskan nafas lelahnya.     

  Tak lama kemudian, orang tua Tuti datang membawa makanan dan minuman, Tuti langsung menolong orang tuanya.     

  Ian memperkenalkan Said pada keluarganya , dan mengatakan Said banyak membantunya di sini. Said memikirkan, satu-satunya bantuan yang diberikannya pada Ian hanyalah menghabiskan makanannya, dia tak bisa lagi mengingat bantuan lain yang dia berikan pada cowok itu.     

  Tak lama kemudian, Ian minta izin pada orangtua nya untuk membawa Vina ke satu tempat. Dia juga mengajak Said dan Tuti sebagai petunjuk arah. Dia ingin pergi ke pohon legenda, untuk menemui Claudy dan Bayu. Karena dia yakin kedua Insan itu masih nongkrong di sana.    

  Ternyata dugaannya benar, kedua orang itu masih ada di sana, Melihat ada yang datang, Claudy dan Bayu menoleh, ternyata.. Ian, Said, Tuti, dan seorang wanita yang tak dikenalnya. Tapi Claudy dapat menduga gadis itu adalah Vina yang pernah di ceritakannya setelah Ian meminta dia menjadi sahabatnya minggu lalu Claudy juga tau kalau gadis itu alasan Ian sampai kabur ke desa ini. Claudy tersenyum menatap Ian, kemudian menatap gadis itu sambil menaikkan sedikit alisnya, Ian paham maksud Claudy, lalu menjawab dengan senyuman sambil menganggukkan kepala. Claudy mengacungi jempol. Orang lain hanya heran melihat bahasa isyarat mereka.     

  Mereka berenam duduk dibawah pohon itu, sambil berbincang bincang, lalu Ian mengatakan kalau mereka akan segera menikah.     

  Claudy dan Bayu senang mendengarnya dan memberikan selamat.     

  " Kalian harus cepat menyusul. dan... jangan sampai nggak datang, kalau nggak, aku bakal marah." sambungnya lagi.     

  Mereka berdua hanya tersenyum...    

  ...    

  Di rumah orang tua Claudia.     

  "Pa... kasihan mobilnya Claudy.. besok kita anterin ya! kalau kelamaan gak di pake ntar rusak" Kata mamanya, yang sebenarnya udah kangen sama Claudia.     

  " Iya juga ya, Ma.. dulu disuruh bawa malah nggak mau, padahal transportasi waktu itu susahkan? malah pilih bawa sepeda. Besok pagi kita berangkat kesana lagi ya! "     

  Mendengar itu Mamanya gembira, lalu memeluk suaminya dan memberikan ciuman di kedua pipinya.     

  " Satu aja cukup ma... tapi dibibir.. " Kata papanya dengan nada usil, yang di balas dengan pukulan lembut oleh mamanya.     

  ....    

  Pagi itu, sebelum berangkat ke kantornya, Bayu menyempat kan diri ke rumah Claudy, pintu rumahnya tertutup, tapi pintu Pustu itu terbuka, dan Bayu masuk dari sana, Tak ada seorang pun di rumah itu, Baik di ruang tamu, ruang keluarga, dan kamar tidur yang kebetulan pintunya terbuka, tak seorang pun ada. dia melangkah ke dapur, tiba-tiba Claudy keluar kamar mandi masih handukan, spontan gadis itu berteriak, tanpa sadar menutup matanya, melihat itu Bayu berkata " Apa dengan menutup matamu, aku jadi tak bisa melihatmu? " Katanya cuek,     

  " Kenapa masih berdiri di sana, cepat berbalik." Kata Claudy kesal.     

  " Sebelum mataku berkedip, ini rezeki, setelah berkedip, baru dosa" katanya dengan nada usil.     

  "Apa katamu?" kata Claudy marah, keberulan dia melihat lap tangan di rak piring, dan melemparnya ke wajah bayu.     

  "Awas kalau ngintip lagi" ancamnya. Mendengar itu, Bayu menutup matanya, sampai dia merasa Claudy mendorong tubuhnya karna dia berdiri di pintu, setelah dia tau gadis itu pergi ke kamarnya, Bayu baru membuka matanya dan tersenyum geli mengingat Claudy yang gugup.     

  Lalu dia mengambil secarik kertas dan pena lalu menulis sesuatu dan meletakkannya di meja makan, kemudian melanjut kan lagi perjalanannya.    

  Waktu Claudy keluar kamar, setelah berpakaian, dia tidak menemukan Bayu, matanya tertuju pada secarik kertas di atas meja. Wajahnya bersemu merah saat membaca tulisan itu.     

  Sayang....     

  Maaf, tadi aku hanya menggodamu.    

  Aku singgah sebentar hanya ingin melihat wajahmu. Jangan marah, ya!     

   Salam Sayang    

   Bayu    

  ...


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.