Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT)

Dia mengira dirinya berhalusinasi.



Dia mengira dirinya berhalusinasi.

0  Tuti menerima tawaran pemuda itu, karna dia merasa pemuda itu adalah cowok baik-baik meski tampangnya berandalan.     

  Setelah mereka lama berbicara, akhirnya Tuti tau nama cowok itu adalah Issey, marganya Matsumoto.( Matsumoto Issey) . Awalnya Tuti memanggilnya Matsumoto, tapi cowok itu menyuruhnya memanggil Issey.     

  "Apa kamu tidak repot mengantarku ke sana? " Tanya Tuti.     

  " Tidak, Kebetulan aku juga tinggal di daerah sana" Jawab Issey.     

  "Apa tujuanmu ke kota itu? " Tanya cowok itu lagi.     

  "Aku menyusul kekasihku, dia seorang mahasiswa di Universitas S. aku juga akan menjadi mahasiswi di sana selama satu tahun ini. " jawab Tuti.     

  "Ooo.. " jawab Issey singkat.     

  Mereka naik kereta apai bawah tanah, saat ini bertepatan dengan waktu pulang kantor, jadi penumpang sangat banyak. Issey sedikit khawatir karna di dalam kereta jika berdesakan seperti ini para wanita sering menerima pelecehan dari laki-laki yang ada di belakang mereka, baik itu berupa memegang pinggul mereka bahkan lebih parah lagi, banyak wanita yang hanya diam menerima perlakuan itu, entah karena malu, takut, atau suka.. tak ada yang tau. tapi tidak semuanya loh.. ada juga yang berani melawan laki-laki mesum itu.     

  Tuti hampir menglami nasib yang sama, seseorang di belakangnya hampir saja berbuat tak senonoh, Tuti kaget, tapi Issey langsung berdiri diantara Tuti dan laki-laki itu sehingga laki-laki itu mengurungkan niatnya, dan beransur-ansur menjauh.     

  "Terima kasih " Kata Tuti lega.     

  "Kau harus berhati hati. dan tak apa sedikit galak" Kata Issey. Tuti hanya mengangguk.     

  Akhirnya mereka sampai di tempat yang dituju. Issey mengantarkan Tuti sampai ke apartemen itu dan langsung pergi setelah Tuti mengucapkan terima kasih.     

  Tuti mendengar cerita Said bahwa di sebelah apartemen nya kosong, jadi dia bermaksud untuk menyewa nya. Tapi sebelum itu dia ingin menemui kekasihnya terlebih dahulu.     

  Begitu dia akan memasuki apartemen itu, Tuti melihat Said sedang mengantar seorang wanita..mereka keluar dari ruangan yang sama.. yaitu apartemen Said. Tuti terpaku, tak. menyangka akan melihat hal ini. Said tak kalah kaget, awalnya dia mengira dirinya berhalusinasi melihat bayangan Tuti karna terlalu rindu dengan gadis itu, melihat Said yang kaget, Tuti malah mengira kalau Cowok itu merasa tertangkap basah, dia kesal, dan pergi meninggalkan mereka. Said masih belum percaya dengan apa yang dilihatnya sampai Reka bertanya padanya.     

  "Kenapa kau begitu kaget melihat perempuan tadi? sipa dia? "tanya Reka heran.     

  "A.. apa katamu? jadi kau juga melihat gadis itu?" Katanya dia merasa bertambah kaget dengan pertanyaan Reka.     

  "Tentu saja, aku kan tidak buta" kata Reka lagi.     

  "Jadi.. dia benar-benar nyata? kukira tadi aku berhalusinasi karna terlalu merindukannya. " kata Said cemas, dia membayangkan entah kemana gadisnya itu akan pergi di tempat yang asing ini.     

  "Dia Tuti, kekasihku, pasti dia telah salah paham.. " Kata Said cemas. Mereka. mengejar Tuti, tapi tak menemukannya.     

  " Bagaimana ini.. hari semakin larut, dan sepertinya akan turun hujan.." Kata Said cemas.     

  "Coba kau telfon.. " usul Reka    

  Said menelfon nomor Tuti, ternyata hp nya ada di bandra, di selamatkan security di sana.    

  Said semakin bingung, dia telah berkeliling, tetapi gadis itu cepat sekali raib, bagai dibtelan Bumi.     

  Tuti berdiri di sebuah jembatan, hatinya sangat pedih.. dia tak bisa menahan tangisnya, Saat itu Issey lewat, karna merasa melihat Tuti, dia mendekatinya.     

  Issey mendapatkan Tuti sedang menangis, dan bertanya..     

  Tuti menceritakan apa yang dilihatnya.     

  "Lantas... kau tak menanyakan siapa perempuan itu? bisa jadi dia hanya temannya. " Kata Issey mencoba membuat Tuti tenang.     

  "Jika memang... kenapa dia tak pernah bercerita tentang perempuan itu padaku? " Tanya Tuti sambil menangis.     

  " Mungkin dia tidak ingin membuatmu khawatir " jawab Issey lagi..     

  "Ini malah membuatku lebih khawatir" Jawab Tuti.     

  Tiba-tiba hujan turun, mereka langsung mencari tempat berteduh.     

  "sekarang bagaimana? apa kau ingin kembali ke sana? " Tanya Issey lagi.     

  "Bisakah kau mencarikanku tempat tinggal? " Tanya Tuti.     

  "Sekarang susah, besok pagi akan ku bantu. " Tuti terdiam, dia tak tau harus menginap di mana malam ini, jika dia harus menginap di hotel itu akan menguras semua tabungannya.     

  Jika dia tak melihat kejadian itu, dia bisa menyewa apartemen di samping apartemen Said.     

  "Jika tak keberatan.. kau bisa menginap di tempatku malam ini".    

  Tuti tak punya pilihan lain, dia harus menenangkan hatinya dulu, besok, baru dia akan meminta penjelasan Said. Diapun harus menerima apapun yang akan dikatakan Said besok.     

  Setelah sampai di tempat Issey.. dia bertanya.     

  "Mana orang tuamu? "    

  "Aku tinggal sendirian " jawab Issey singkat.     

  "Apa kau tinggal sendirian dan berani-beraninya membawaku? Aku tak mau di sini? " kata Tuti sambil keluar, tiba-tiba hujan kembali turun, bahkan lebih deras lagi.     

  "Kau akan kemana? di luar sangat berbahaya untuk wanita seperti mu, kau bisa menjadi sasaran empuk. " Kata Issey.     

  Dia sadar perkataan Issey ada benarnya, dia sedikit ragu juga jika harus satu ruangan dengan pria yang tak dikenalnya.     

  "Kau bisa tidur di atas tempat tidur, aku akan tidur dibawah nanti" kata Issey. .    

  "Lebih baik kamu mandi dulu, nanti masuk angin karna bajumu basah" lanjut cowok itu lagi.     

  Tuti sedikit ragu, melihat itu Issey melanjutkan perkataannya.    

  " Aku tak akan ngintip, aku akan tunggu di luar.     

  ...    

  Sementara itu, Said terus mencari Tuti dalam guyuran hujan, dia tak tau lagi harus kemana mencari gadis itu, dia mencoba melaporkan pada polisi setempat, tapi mereka hanya akan bertindak setelah 12 jam menghilang, Said menjadi kesal mendengarnya, entah apa yang akan terjadi pada gadisnya setelah dua belas jam.     

  Karna hari semakin larut... dan tak tau meski kemana mencari, akhirnya dia memutuskan untuk pulang dan akan mencari esok hari, dia harus mengumpulkan tenaganya untuk esok harinya.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.