Bunga Cinta di Sebuah Desa ( TAMAT)

Maaf.. refleks..



Maaf.. refleks..

0  Begitu Tuti selesai mandi, dia tidak menemukan Issey ada di ruangan itu, setelah melihat keluar, ternyata cowok itu sedang duduk di teras, bajunya masih basah karena kehujanan tadi.     

  "Apa yang kamu lakukan di sini? " Tanya Tuti cemas.    

  "Supaya kamu tidak khawatir kalau aku akan ngintip" jawabnya sambil nyengir.     

  "Kau kan bisa masuk angin" Kata Tuti lagi    

  "Hasyiiim.. " Issey benar-benar bersin.     

  "Betulkan? sebaiknya kamu segera mandi" Kata Tuti lagi.     

  Sementara Issey mandi, Tuti membongkar lemari es Issey mencari apa yang bisa dimasaknya, dia menemukan ayam potong di dalam freezer, mengolahnya dengan bumbu yang sengaja di bawanya dan jadilah masakan Indonesia.     

  Issey amat gembira, ternyata dia menyukai masakan Tuti.     

  "Kamu bisa masak? masakan mu enak sekali" kata Issey berbinar.     

  "Terima kasih jawab Tuti. Aku hanya memakai bumbu siap saji" kata Tuti nyengir.     

  Setelah selesai makan, Issey berkata    

  "Apa kamu tak ingin menjelaskan masalah kalian sekarang? permasalahan tak baik berlarut-larut, lebih baik kamu mengetahui yang sebenarnya dari pada hanya menduga-duga seperti ini. " Nasehat Issey.     

  Tuti tak menjawab, dia terlalu takut jika Said benar-benar berpaling darinya.     

  "Aku juga pernah menyesal gara-gara tak menyampaikan isi hatiku, waktu itu aku masih SMA, dan berteman akrab dengan seorang gadis, kami selalu pergi bersama, sampai aku jatuh cinta padanya, tapi aku takut menyatakan perasaanku, takut kalau dinding persahabatan kami akan runtuh, semakin lama, rasa itu semakin berat, hingga suatu hari, aku mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaanku.     

  Waktu aku akan mengatakan sesuatu, dia juga hendak mengatakan sesuatu.    

  " Kamu duluan " kata gadis itu padaku    

  "Kamu saja yang duluan! " Jawabku    

  "Issey.. aku mencintai seseorang" Kata Gadis itu tertunduk malu,     

  Entah apa yang ku pikirkan aku malah menjawab.. " Hahaha.. aku juga mencintai seseorang.. ternyata kita benar-benar sahabat sejati ya"     

  Aku tak melihat wajah gadis itu berubah menjadi suram. dan.. tahun lalu dia menikah, aku yang sebagai sahabatnya di undang. Hal yang membuat hatiku hancur saat itu adalah saat mendengar teman gadis itu bercerita dengan orang lain, bahwa orang yang di sukai oleh gadis itu dulunya adalah aku, tapi aku mengatakan bahwa aku juga mempunyai orang yang ku sukai, andai saja saat itu aku jujur padanya.. mungkin dia saat ini menjadi milikku. Aku tak ingin kamu juga akan kehilangan orang yang kamu cintai gara-gara kurang komunikasi dan tak. mau mengungkapkan isi hati, jadi.. lebih baik kamu selesaikan malam ini juga, aku yakin dia sangat khawatir " Karna Tuti masih terdiam.. Issey melanjutkan perkataannya.     

  "Aku akan mengantarmu, jika dia tak menerimamu, aku akan membawamu kembali, besok kita akan mencari tempat tinggal untukmu" kata Issey.     

  "Iya, baiklah.. terima kasih banyak Issey.. ku harap, kita akan bertemu lagi" Kata Tuti sedih.     

  "Apa yang kau katakan.. tentu saja kita akan bertemu lagi, aku juga kuliah di Universitas itu,sekarang aku sudah tingkat empat. di Fakultas seni"    

  "Apa? kau masih kuliah? bagaimana mungkin penampilan mu bisa berantakan kayak ini Fakultas seni lagi?" Tanya Tuti mengejeknya.     

  "Dasar kau ini" kata Issey cemberut, Tuti hanya tertawa melihatnya.    

  Malam itu juga Issey mengantar Tuti ke apartemen Said, dengan takut-takut Tuti memencet belnya.     

  Said membuka pintu dengan wajah sedih, matanya merah, begitu melihat orang yang datang adalah Tuti, dia langsung tersenyum gembira dan dengan segera merangkul kekasihnya itu, kena tabok itu urusan ke dua, yang penting sekarang dia sangat bahagia.     

  Tuti sempat kaget Said memeluknya, dan memang hampir mendorongnya, tapi saat dia. mendengar Said sedikit terisak dia malah membelai punggung Said, seolah-olah menenangkan cowok itu.     

  Melihat itu Issey merasa lega dan berkata..     

  "Baiklah aku pulang dulu, Tuti baru sadar bahwa masih ada Issey di sana.     

  "Issey.. terimakasih banyak " Kata Tuti, Said sedikit heran, lalu Tuti menceritakan semuanya tentang Issey, sampai Issey yang membujuknya untuk menemui Said.    

  "Terima kasih banyak " Kata Said tulus.     

  "Sama-sama " jawabnya lagi.     

  Issey pergi dengan perasaan sedikit kecewa, dia berharap Tuti bisa menjadi cinta berikut nya , tapi dia lebih memilih gadis itu bersama orang yang di cintainya.     

  " Hmmm sepertinya aku masih belum bisa menemukan penggantimu" gumamnya sambil berjalan meninggalkan Apartemen itu.     

  ....    

  "Apa benar ada ruangan kosong yang bisa ku sewa di sebelah? "Tanya Tuti.     

  Ada.. tapi besok saja ya! sudah terlalu malam. " jawab Said.     

  "Lantas bagaimana dengan ku? "Tanya Tuti cemas.     

  "Kamu di sini saja, aku sangat rindu " jawab Said     

  Mendengar itu wajah Tuti berubah cemas.     

  "Kau jangan mikir macam-macam... aku tak akan melakukan hal aneh padamu" kata Said kesal.     

  Said menceritakan tentang Reka pada Tuti, dan alasannya kenapa dia tidak memberi tau Tuti, karna dia tak ingin Tuti menjadi khawatir.    

  Dia juga mengatakan bahwa Reka juga mengetahui hubungan mereka.    

  " Lain kali, jangan membuatku khawatir lagi" kata Tuti.    

  "Kamu juga, Lain kali jangan pergi tanpa mendengarkan penjelasanku" Kata Said menatapnya dengan lembut.     

  Saat ini hatinya tak tahan untuk tidak mencium gadisnya itu, tanpa permisi, dia mendaratkan ciumannya di bibir Tuti.     

  Sebuah tonjokan melayang ke pipi nya,     

  "Aku akan ingat ini seumur hidupku, kau memukulku saat aku memberikan ciuman pertama ku padamu" Kata Said sedih sambil memegang pipinya.     

  "Maaf... refleks.... " jawab Tuti nyengir.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.