Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Panglima Api, Panglima Gunung



Panglima Api, Panglima Gunung

3Aula emas raksasa.     

Interior aula besar itu dipenuhi dengan kilau emas terang. Tempat itu sangat besar dan ajaib. Saat ini, dua orang sedang duduk di dalamnya. Sementara itu, atmosfer di sana terasa serius dan tegang.     

Dua sosok itu sedang terduduk di singgasana di bagian depan aula besar. Siapapun samar-samar bisa melihat riak-riak energi menakjubkan yang perlahan-lahan menyebar dari sosok mereka.     

Orang yang duduk singgasana kiri mengenakan baju berwarna merah. Rambutnya juga berwarna merah terang dan terlihat seperti gumpalan api yang membara. Terdapat dua manik-manik merah menyala yang berputar secara perlahan-lahan di tangannya. Wajahnya yang terlihat santai dan posisi duduknya yang malas membuatnya terkesan berbeda dengan atmosfer di dalam aula besar yang menegang. Namun tidak ada seorang pun yang berani menegurnya.     

Di sisi kiri orang yang pertama, terdapat pria kuat berbadan besar. Pria itu berwajah datar dan terlihat seperti gunung yang diam saat duduk di singgasana. Aura mendominasi yang susah untuk disembunyikan menyebar di sekitar badannya.     

"Tian Zhen, kita sudah menunggu di tempat ini hampir dua bulan. Perang Seratus Dinasti bakal segera dimulai. Kau seharusnya tahu kalau kita tak punya banyak waktu untuk dihabiskan di tempat ini." Mata pria kuat berbaju abu-abu menatap ke arah sosok yang berada di tengah aula besar dengan sorot acuh tak acuh. Suaranya terdengar bagai raungan dan membuat seluruh aula menjadi agak bergetar.     

Apabila seseorang memandang ke bawah, dia bakal bisa melihat bahwa terdapat sosok yang tak asing tengah berdiri di tengah aula besar. Sosok itu adalah Tian Zhen yang punya dendam dengan Lin Dong di masa lalu. Namun orang ini yang merupakan seorang penguasa di wilayah barat daya, kini memperlihatkan ekspresi merendah di hadapan dua orang tersebut.     

"Kak Muhuang, Lin Dong pasti mendengar berita atas kedatanganmu. Maka dari itu, dia sengaja menyembunyikan diri. Kalau kita sekarang mundur, kita bakal berakhir melakukan apa yang dia mau. Lagipula, kita sudah membuang-buang waktu penantian dua bulan." Senyuman yang terukir di wajah Tian Zhen memperlihatkan raut menjilat saat dia tergesa-gesa menambahkan.     

"Aku juga sadar kalau Kak Muhuang dan Kak Tianhuo perlu mempersiapkan Perang Seratus Dinasti selanjutnya. Namun, Lin Dong sudah mendapatkan dua dari empat peninggalan sekte besar misterius. Jika kau bisa menghabisinya, maka peninggalan itu akan menjadi milik kalian berdua. Kalau saat itu tiba, kekuatan kalian bakal bertambah, dan kalian akan mendapatkan semakin banyak taktik ketika menghadapi lawan di Perang Seratus Dinasti."     

Tian Zhen memang praktisi yang pandai merayu. Terlebih lagi, dia sangat paham mengenai benda-benda yang menarik perhatian dua praktisi di depannya yang punya ekspektasi sangat besar. Maka dari itu, usai berbicara demikian, bahkan pria berjubah merah yang terlihat santai kini berhenti memainkan manik-manik merah cerah di tangannya. Dia menatap ke arah Tian Zhen dan tersenyum. "Kau benar-benar mampu berkata apapun yang kauinginkan dengan mulutmu. Tapi, apa yang kauucapkan memang benar. Karena kami sudah menunggu selama dua bulan, bukan masalah kalau kami harus menunggu beberapa hari lagi."     

Ketika berbicara, pria berbaju merah mengulurkan tangannya yang tak bersemangat dan berkata dengan nada iseng, "Lagipula, aku juga ingin bertemu orang yang bisa mengalahkan kalian, tiga penguasa di wilayah barat daya ini. Akhir-akhir ini, aku sudah mendengar tentang berbagai kuda hitam yang muncul di banyak tempat. Tapi, tak banyak dari mereka yang bisa memenuhi ekspektasi kami…"     

Zhu Tianhao berasal dari dinasti super, dan dia punya latar belakang yang hebat serta kuat. Meskipun terdapat beberapa praktisi beruntung di medan pertarungan kuno yang bisa menjadi orang hebat dalam semalam setelah mendapatkan benda berharga, namun mereka cuma seperti orang kaya baru di mata Zhu Tianhuo. Bahkan, dia sudah menghabisi cukup banyak kuda hitam yang tiba-tiba mencuat selama beberapa saat terakhir.     

"Kak Tianhuo, Lin Dong memang lawan yang sangat merepotkan untuk ditangani. Seandainya bukan karena berita yang akurat, aku tak akan percaya kalau dia berasal dari dinasti level bawah seperti Dinasti Agung Yan…" Tian Zhen berujar serius.     

"Kalau demikian, aku benar-benar harus bertemu dengannya…" Zhu Tianhuo menaikkan sudut mulutnya. Senyumannya memperlihatkan nuansa dingin. Sekujur badan Tian Zhen sontak merinding ketika melihat senyumannya. Tian Zhen tak berani berkata lebih lanjut. Dia tahu kalau walaupun Zhu Tianhao terlihat santai, namun sikap pria itu sebenarnya tidak menentu. Terlebih lagi, pria itu membenci siapapun yang mengandalkan benda berharga dan peninggalan sekte untuk bisa naik ke atas dengan cepat. Tak diketahui berapa jumlah kuda hitam yang sudah kehilangan nyawa di tangannya akhir-akhir ini.     

"Huh?"     

Muhuang yang masih duduk di singgasana di sampingnya, kini tiba-tiba mencondongkan badannya. Pandangan matanya menatap ke arah langit di luar aula. Senyuman perlahan-lahan muncul di wajahnya yang tampak acuh.     

"Sepertinya mangsa kita sudah muncul…"     

Di waktu yang bersamaan, Zhu Tianhuo juga agak terkejut. Seringai licik di sudut mulutnya tiba-tiba semakin jelas. Dia segera berdiri dan langsung keluar dari aula besar. Ketika dia berjalan, Yuan Power yang dahsyat juga menyeruak keluar dari sosoknya bagai air yang meluap-luap.     

Pria berotot di belakang Zhu Tianhuo juga berdiri dan perlahan-lahan mengekor di belakang.     

"Apa dia akhirnya mau memperlihatkan diri?"     

Tian Zhen juga memahami sesuatu usai menyaksikan punggung dua praktisi tersebut. Senyuman mengerikan segera terukir di wajahnya. Dia ingin melihat apakah Lin Dong masih bisa bersikap arogan seperti di masa lalu ketika menghadapi situasi seperti ini.     

Tian Zhen merasakan sensasi bahagia di hatinya ketika memikirkan nasib menyedihkan yang bakal menimpa Lin Dong. Sesaat kemudian, dia segera berbalik dan mengikuti mereka. Dia tahu kalau mulai hari ini, keajaiban yang dimunculkan oleh Lin Dong kemungkinan bakal berakhir!     

Karena kemunculan pusaran spasial yang tiba-tiba, seluruh Kota Istana Kuno sontak menjadi ramai. Saat ini, berpasang-pasang mata yang mengandung berbagai macam perasaan mengarah ke sana.     

Tatapan mata mereka dipenuhi dengan sorot penasaran, gairah, dan tamak.     

Karena mereka tahu siapa yang bakal keluar dari pusaran itu, dan juga paham kejadian apa yang akan menyambutnya kemudian.     

Banyak orang sudah menunggunya di Kota Istana Kuno tersebut. Salah satu alasan utama karena mereka sudah menanti-nanti datangnya hari ini.     

Pusaran spasial itu perlahan-lahan berhenti di depan hadapan berpasang-pasang mata yang menyaksikan. Sesaat kemudian, dua sosok muncul dari sana, dan pada akhirnya muncul di mata semua orang.     

Saat itu juga, seluruh kota seolah seketika berubah senyap.     

Atmosfer aneh di dalam kota juga membuat dua sosok yang baru saja keluar dari pusaran spasial tercengang. Lin Dong segera menautkan alisnya. Wajah tampan tikus kecil di belakangnya memperlihatkan senyuman sombong.     

"Sepertinya selalu ada masalah tidak peduli kemanapun kau pergi."     

Lin Dong mengabaikan cemooh tikus kecil. Dia menunduk dan menatap ke arah kerumunan yang begitu banyak di dalam kota. Matanya agak menyipit, namun terdapat riak-riak di dalam suaranya. "Sepertinya kita sedang diincar."     

"Kau dan Api Kecil mengambil dua dari empat peninggalan sekte besar misterius. Siapapun pasti bakal iri dengan pencapaian kalian. Terlebih lagi, kalian berdua tak punya latar belakang seperti kelompok Liu Bai. Bukankah orang-orang ini tergolong bodoh kalau mereka tak mencoba meremas kesemek lembek sepertimu?" Tikus kecil tertawa terbahak-bahak.     

"Hanya saja sekarang aku tak tahu siapa orang kuat yang berusaha meremasku―kesemek lembek ini." Lin Dong terkekeh. Meskipun dia berkata seperti itu, namun pandangan matanya sedang terarah pada aula berwarna emas dan paling mencolok di seluruh kota. Dia merasakan dua aura yang sangat kuat dari tempat tersebut.     

Aura itu bahkan lebih kuat apabila dibandingkan dengan praktisi ahli Tingkat Nirvana Yuan Tiga.     

"Sepertinya orang-orang itu punya kemampuan melewati Nirvana Tribulation keempat. Mereka cukup kuat dan kurasa mereka anggota Nirvana Ranking…" Tikus kecil tertawa. Namun wajahnya tidak memperlihatkan sedikitpun raut serius. Dengan berjalannya pemulihan kekuatannya sekarang, aura mendominasi Celestial Demon Marten kembali mengalir di tulangnya. Meskipun Lin Dong melarangnya menggunakan kekuatan Celestial Demon Marten dengan seenaknya, namun menghadapi lawan-lawan seperti mereka masih bukan masalah yang sulit baginya.     

"Kita memang sudah bertemu dengan orang-orang kuat." Lin Dong mengangguk. Orang kuat seperti ini sudah pantas melanjutkan ke Nirvana Ranking. Kalau Lin Dong bakal berjumpa praktisi ahli sepertinya sebelum dia masuk ke dalam Ancient Treasure Trove, dia mungkin cuma bisa bersembunyi selama beberapa saat. Namun, sekarang…     

Lin Dong dan tikus kecil melayang turun dari udara. Mereka bertukar pandang dan tersenyum, namun tidak memperlihatkan tanda-tanda bakal segera meninggalkan tempat tersebut. Peristiwa ini membuat banyak orang di kota diam-diam menautkan alis mereka. Tapi tak lama kemudian, mereka malah tertawa dingin. Apabila dua pemuda itu tahu seperti apa lawan mereka kali ini, kemungkinan ekspresi mereka bakal berubah mengerikan.     

"Haha, kau masih bisa tertawa padahal terdapat musuh kuat yang sedang mendekat. Keberanian kalian berdua sudah melampaui ekspektasiku…"     

Saat semua mata di kota tengah terfokus pada dua sosok di langit, sebuah tawa santai akhirnya terdengar di sana. Sesaat setelahnya, semua orang melihat dua sosok berjalan keluar dari aula emas. Mereka melangkah di udara kosong dan keluar dari sana dengan santai.     

Keributan sontak terjadi di dalam kota saat dua sosok itu muncul. Rupanya reputasi mereka sangat terkenal bagi kerumunan yang hadir.     

Lin Dong memperhatikan dua sosok yang perlahan-lahan berjalan di udara. Pria yang berada di depan mengenakan jubah merah. Rambutnya yang berwarna merah juga terlihat mencolok. Senyuman iseng terlihat di wajahnya. Di belakangnya, terdapat pria yang terlihat acuh. Auranya dipenuhi dengan tekanan yang berat.     

Zhu Tianhuo menoleh menatap Lin Dong dan tersenyum memperkenalkan diri. "Dinasti Agung Gan, panglima api―Zhu Tianhuo."     

"Panglima gunung, Muhuang." Suara pria kuat itu bagai raungan keras yang menyerupai guntur.     

"Dinasti Agung Yan, Lin Dong." Lin Dong merentangkan tangannya. Dia mengabaikan sikap dan kelakuan yang mendominasi dari dua orang tersebut.     

"Kami sudah menanti kedatanganmu sejak lama." Senyuman di wajah Zhu Tianhuo sangat hangat. Dia menatap ke arah Lin Dong dan berkata dengan nada serius, "Kami tertarik dengan peninggalan empat sekte besar misterius. Mengapa tidak kau berikan saja peninggalan-peninggalan itu pada kami?"     

Lin Dong menoleh dan menatap tikus kecil. Kawannya itu membuka mulut dan tersenyum, berkomentar, "Sepertinya mereka lebih arogan dibandingkan diriku."     

Lin Dong menggelengkan kepalanya cepat. Sesaat setelahnya, dia menatap ke arah Zhu Tianhuo. Dia juga menggunakan nada sopan yang serupa dengan pria tersebut. "Kalau kau berbalik dan pergi dari tempat ini sekarang, aku tak akan mempermasalahkan sikapmu. Bagaimana menurutmu?"     

Zhu Tianhuo mengusap hidungnya. Senyuman di wajahnya terlihat ramah, namun tatapan matanya kini menggelap dan berubah serius. "Bisa kaukatakan lagi?"     

"Kakak Pertama meminta kalian pergi dari tempat ini sekarang juga!"     

Udara di belakang Lin Dong tiba-tiba bergetar dan pusaran spasial terdiam di sana. Aura yang dahsyat dan ganas mendadak menyebar ke sekitar. Saat ini, seolah-olah seluruh area berubah menjadi berwarna merah darah.     

Suara bernada rendah dan dalam yang terdengar seolah adalah setan daratan yang muncul dari dalam pusaran. Suara itu bercampur dengan niat membunuh, dan menyebabkan ekspresi banyak orang berubah.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.