Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Desolate Blade



Desolate Blade

0Pedang besar yang menguarkan nuansa seperti daratan tandus itu mendadak mencabik ke bawah. Saat itu, udara di sekitar Tong Chuan menghilang dengan cara mencengangkan. Riak-riak bagai tanah tandus menyebar ke seluruh area di sekitarnya.     

Pedang Tong Chuan terlihat biasa saja, tapi kekuatan mengerikan yang terkandung di dalamnya adalah jenis energi yang cuma bisa dirasakan oleh target pedang itu—yaitu Lin Dong.     

"Dia memang pantas menjadi murid langsung di Aula Desolate!"     

Lin Dong menatap ke arah dimensi tandus di sekeliling sosok Tong Chuan. Matanya menatap serius. Namun, dia tak berniat mundur. Kendali pikiran melintas di dalam kepalanya dan Jiwa Naga hitam yang mendesing ke bawah kini semakin kuat. Saat Jiwa Naga itu memperlihatkan taring dan mengayunkan cakarnya, gelombang energi mengerikan yang membuat garis retakan di platform kini semakin kuat.     

"Hiss!"     

Sorot mata Tong Chuan terlihat sedingin es saat menatap ke arah naga hitam yang semakin mendekat. Teriakan bernada rendah mendadak terdengar. Kilau pedang yang dipenuhi aura kering mendadak terlontar dari pedang besar bernuansa seperti daratan tandus miliknya.     

Kilau pedang itu sangat kuat. Ukuran serangan itu mencapai beberapa meter saat menebas udara dengan secepat kilat seperti batu meteor yang terjun bebas. Sesaat kemudian, kilau pedang tersebut menghantam keras pada Jiwa Naga hitam dengan momentum yang mencengangkan.     

"Klang!"     

Suara ledakan yang jernih dan tajam mendadak terdengar di udara. Tak beberapa lama, energi yang sangat liar dan ganas meledak di sana.     

Serangan energi itu lantas menyebar ke sekitar. Orang-orang yang berada tak jauh di sana sontak mundur dengan tergesa-gesa. Cahaya-cahaya emas berpendar di platform datar demi melindungi diri masing-masing dari angin korosif tersebut.     

Sambil bertahan di posisi masing-masing, perhatian kerumunan masih terfokus di udara. Desolate Blade adalah ilmu bela diri yang cukup kuat dari Aula Desolate. Karena sekarang digunakan dengan kekuatan Tong Chuan yang sudah mencapai Tingkat Nirvana Yuan Enam, ilmu itu semakin kuat. Meskipun Lin Dong mampu memanggil Jiwa Naga, namun dia mungkin tidak mampu menghadang serangan pedang tajam tersebut.     

"Bzzt! Bzzt!"     

Kilau pedang itu menghantam keras pada kepala Jiwa Naga di hadapan pandangan banyak orang. Aura tandus yang unik tersebut kini merusak sosok Jiwa Naga dengan cekatan. Sisik naga hitam yang awalnya sedingin es juga layu karena Aura Desolate.     

Tong Chuan bisa merasakan kalau Jiwa Naga semakin melemah karena aura tandus yang dikerahkan olehnya. Sudut mulutnya segera naik dan membentuk seringai dingin. Desolate Blade di tangannya kembali dihantamkan ganas ke bawah.     

"Desolate Blade kini menebas Jiwa Naga!"     

"Krak! Krak! Krak!"     

Kilau pedang yang sama liarnya kini muncul dan menyerang. Kali ini, Jiwa Naga hitam itu segera retak, dan membentuk garis-garis retakan selama prosesnya.     

"Jiwa Naga itu sudah tidak bisa bertahan lebih lama lagi." Semua orang di sana diam-diam menggelengkan kepalanya ketika menyaksikan kejadian tersebut. Sepertinya Jiwa Naga yang dikerahkan Lin Dong tidak mampu bertahan dari kekuatan Desolate Blade.     

"Ilmu bela diri Aula Desolate cukup unik. Aura tandus yang mereka dapatkan dari proses penempaan diri memang lumayan kuat." Tikus kecil menatap ke arah peristiwa di langit itu dan menganggukkan kepalanya.     

"Apa Lin Dong bisa bertahan melawannya?" Kelompok Liu Bai dan Mo Ling bertanya. Lin Dong bisa dibilang mewakili semua murid-murid yang baru bergabung. Jika hari ini dia sampai kalah, maka kemungkinan tidak ada seorang pun dari mereka yang bakal bernasib baik di masa depan nanti.     

"Tenang, tidak semudah itu mengalahkan Lin Dong." Tikus kecil merespon dengan senyum tipis.     

Mo Ling dan para praktisi lainnya lantas menghela napas lega usai mendengar tikus kecil berbicara demikian. Saat ini, mereka bisa merasakan kalau tikus kecil adalah praktisi yang paling tidak bisa diduga di kelompok mereka. Maka dari itu, karena dia sudah berkata demikian, kemungkinan Lin Dong tidak akan terlibat masalah yang terlalu besar.     

Sementara mereka berbincang, Jiwa Naga raksasa di langit juga mulai retak sedikit demi sedikit. Jelas Jiwa Naga itu sudah mencapai batasnya.     

"Apa sudah berakhir?"     

Cukup banyak praktisi menduga-duga di dalam hati ketika menyaksikan peristiwa tersebut. Namun, mereka tak berniat menghina anggota lainnya. Peristiwa ini sudah merupakan pencapaian besar bagi Lin Dong yang cuma praktisi pendatang, karena dia mampu mendesak Tong Chuan sampai menggunakan Desolate Blade.     

Tong Chuan juga mendongak dan menatap ke arah Jiwa Naga yang mulai hancur. Senyuman muncul di wajahnya. Namun, matanya mendadak memicing sebelum senyum itu semakin melebar.     

"Dhuaar!"     

Jiwa Naga yang retak tersebut mendadak meledak. Tak lama kemudian, cahaya hijau langsung melesat dari dalamnya. Cahaya hijau itu melintas ke bawah dengan secepat kilat dan muncul di hadapan Tong Chuan. Dengan bantuan refleksi cahaya, semua orang bisa melihat kalau Lin Dong berada di dalam cahaya itu!     

Saat ini, badan Lin Dong diselimuti oleh sisik naga hijau yang terlihat seperti lapisan armor sisik.     

"Green Dragon Arms!"     

Mata Lin Dong menatap sedingin es di dalam cahaya hijau. Raungan bernada rendah terdengar di dalam hatinya. Tangan kanannya seketika bergoyang dan membesar. Dalam jangka waktu sebentar saja, tangannya berubah menjadi tangan naga raksasa. Kekuatan mengerikan muncul di sana dan mengguncang dimensi sampai agak terdistorsi.     

"Dhuaar!"     

Lin Dong tidak ragu-ragu lagi usai tangan naga hijau terbentuk. Pukulannya diarahkan ke udara segera sebelum dia melaju ke arah Tong Chuan dengan sangat mengerikan.     

Energi yang mengerikan menghantam hebat. Bahkan Nirvana Golden Body milik Tong Chuan yang sudah mencapai Tingkat Nirvana Yuan Enam merasakan sensasi sakit yang sangat besar. Karena pukulan Lin Dong sangat dirasa mengancam baginya.     

"Urgh!"     

Pedang besar bernuansa tandus di tangan Tong Chuan kini diangkat tinggi. Sesaat kemudian, pedang itu kembali dihantamkan ke bawah dengan kekuatan yang besar. Kekuatan aneh itu sekarang didesak hingga mencapai batas limitnya!     

"Klang!"     

Saat ini lengan naga dan Desolate Blade langsung beradu bersama. Kekuatan yang sangat liar dan ganas sontak menyebar ke sekitar. Garis-garis retakan juga menjalar dengan secepat kilat di tanah.     

"Chi! Chi!"     

Jejak kekuatan abu-abu gelap menguar cepat dari Desolate Blade kemanapun pukulan itu mengenainya. Energi itu mengalir cepat dari Desolate Blade. Sesaat kemudian, energi tersebut terus-menerus merusak lengan naga Lin Dong. Di bawah pengaruh kekuatan erosi, lengan naga Lin Dong rupanya memperlihatkan tanda-tanda mulai mengerut.     

"Kau baru saja bergabung dengan Aula Desolate. Biarkan Kakak Seperguruanmu ini mengajarkanmu seberapa mengerikan Kekuatan Desolate yang dimiliki oleh Aula Desolate!" Tong Chuan menatap ke arah kejadian itu, lalu tertawa dingin.     

"Kekuatan Desolate, huh?"     

Lin Dong memicingkan mata. Energi aneh itu sepertinya mampu mengubah apapun menjadi kering dan kekuatan erosinya sangat kuat. Jiwa Naga yang dipanggilnya barusan rupanya kehilangan pertahanannya dalam jumlah besar karena kekuatan erosi—sehingga akhirnya hancur hanya dengan sekali serangan pedang.     

Praktisi lain mungkin merasa terusik karena kekuatan itu, tapi sayangnya, Lin Dong tidak termasuk di dalamnya.     

"Hisaplah!"     

Kendali pikiran melintas di dalam kepala Lin Dong. Kekuatan penghisap yang dahsyat menyeruak dari Devouring Ancestral Symbol-nya. Jejak garis-garis hitam diam-diam menyebar di tangan naga Lin Dong dan menghisap semua Kekuatan Desolate yang menyusup masuk ke dalam badan Lin Dong.     

Ekspresi Tong Chuan berubah drastis ketika menyadari Kekuatan Desolate-nya dihisap. Rupanya dia juga mampu merasakan sesuatu tengah terjadi di sana.     

"Kekuatanmu tak berguna jika berhadapan denganku."     

Lin Dong mendongak dan tersenyum menatap Tong Chuan yang ekspresinya sekarang berubah drastis. Tangan naganya segera terkepal erat. Kekuatan dahsyat lantas menyeruak keluar bagaikan ombak besar dari tempat yang sangat jauh.     

"Dhuaar!"     

Kepalan tangan naga itu beradu keras dengan Desolate Blade. Kekuatan yang liar dan ganas mengalir dengan sangat deras, dan mengabaikan Kekuatan Desolate di sana.     

"Krak!"     

Saat kekuatan yang liar dan ganas itu menguar, garis-garis retakan segera bermunculan di Desolate Blade. Sesaat kemudian, garis-garis retakan itu semakin menjalar dan langsung meledak sambil diiringi tatapan Tong Chuan dan banyak murid Aula Desolate.     

"Dhuaar!"     

Usai Desolate Blade dihancurkan, sisa-sisa angin kencang menyapu ke arah Tong Chuan seperti badai. Angin itu sontak menghempaskan Tong Chuan ke belakang, dan pria tersebut baru bisa menstabilkan diri setelah mundur terhuyung-huyung lebih dari belasan langkah.     

Platform di sana seketika menjadi lebih hening usai Tong Chuan berhasil menstabilkan badannya dengan menyedihkan. Banyak murid Aula Desolate yang saling bertukar pandang dan diam-diam menghirup udara dingin.     

Lin Dong benar-benar menghancurkan Desolate Blade?!     

Sebagai murid-murid Aula Desolate, mereka paham seberapa kuat Desolate Blade. Ilmu itu adalah ilmu bela diri yang harus dipelajari murid-murid Aula Desolate dan merupakan serangan yang paling mereka minati. Namun, ternyata ilmu itu sekarang dihancurkan hanya dengan sekali pukulan Lin Dong.     

Ketika semua orang memandang Lin Dong yang sekarang sedang menghentikan serangannya di udara, mereka tahu kalau pemenang pertarungan ini sudah ditentukan.     

Lengan naga Lin Dong yang membesar kini bergoyang cepat. Tak lama kemudian, kedua tangannya kembali normal. Pemuda itu tidak bersikap berlebihan maupun mengejar lawannya. Tempat ini adalah Sekte Dao, bukan medan pertarungan kuno. Praktisi di hadapannya sekarang juga merupakan kakak seperguruan dan bukan musuh bebuyutannya. Oleh karena itu, peraturan di medan pertarungan kuno, di mana seseorang harus membunuh atau menghabisi lawannya, tidak berlaku di tempat tersebut.     

Lin Dong mendongak setelah tangannya kembali normal. Dia lantas menangkupkan tangannya ke arah Tong Chuan di kejauhan dan berkata lembut, "Kak Tong Chuan, terima kasih sudah membiarkanku menang!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.