Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Great Precipice Cave



Great Precipice Cave

2Praktisi yang melawan Ying Huanhuan rupanya juga seorang wanita. Dia mengenakan baju merah. Postur tubuhnya tinggi dan menawan. Alis wanita itu agak naik sehingga membuat semua orang di sana tahu kalau dia adalah praktisi yang arogan.      

Wanita berbaju merah itu membawa cambuk merah yang menyerupai ular piton berapi. Ketika wanita itu mengayunkannya maju-mundur, cambuknya membentuk lengkungan yang licik dan tajam. Hingga pada akhirnya, aliran energi kuat mulai berangsur-angsur menyebar darinya. Rupanya artefak itu adalah Soul Treasure Tingkat Heavenly yang cukup kuat.      

"Wanita itu bernama Song Yan. Dia adalah salah satu dari tiga praktisi terkuat di kalangan generasi muda Sekte Great Precipice Cave. Kabarnya akhir-akhir ini dia sudah naik ke Tingkat Nirvana Yuan Delapan. Kekuatannya bisa menandingi beberapa kakak seperguruan murid langsung di empat aula," kata Mo Ling dengan suara lirih.      

Setelah mendengar informasi Mo Ling, Lin Dong menganggukkan kepalanya singkat. Ketika Ying Huanhuan kembali ke sekte setelah insiden sebelumnya, kekuatannya sudah naik dan dia juga mencapai Tingkat Nirvana Yuan Delapan. Oleh karena itu, lawannya tidak akan semudah itu mengalahkannya.      

Sambil memikirkan kemungkinan itu, Lin Dong berbalik dan menatap ke arah di mana anggota Sekte Great Precipice Cave berada. Di bagian depan kelompok, terdapat dua pak tua berbaju abu-abu yang duduk dan tersenyum sambil mengawasi duel di area. Di dada mereka, terdapat logo ujung tebing. Rupanya mereka berasal dari Sekte Great Precipice Cave.      

Pandangan Lin Dong menyapu melewati sosok mereka dan mengalihkan tatapannya pada praktisi di belakang keduanya. Praktisi itu mengenakan baju hitam, dan sekarang sedang melipat kedua tangannya di depan dada. Dia mengawasi duel di area, sementara raut berminat terlihat di sudut mulutnya.      

Aura pria itu jauh lebih kuat dibandingkan wanita berbaju merah yang sedang bertarung di area. Bahkan, sepertinya pria itu hendak naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Kekuatannya bisa dibandingkan dengan Qing Ye, Mu Li, dan semua orang di level tersebut. Sepertinya memang ada beberapa generasi muda berbakat di Sekte Great Precipice Cave.      

"Praktisi itu bernama Hou Zhen. Dia adalah praktisi terkuat di antara anggota generasi muda Sekte Great Precipice Cave. Kabarnya dia sudah mencapai puncak Tingkat Nirvana Yuan Delapan, dan hendak naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan.     

"Dia juga satu-satunya praktisi Sekte Great Precipice Cave yang belum bertarung," kata Mo Ling.      

Ketika mendengarnya, Lin Dong mengangguk singkat. Ketika mereka berbincang, murid-murid Sekte Dao di sekitar sontak bersemangat karena datangnya bala bantuan. Mereka segera memberi jalan dan mendorong keduanya maju.      

Saat Lin Dong tiba, keributan cukup besar terjadi pada murid-murid Sekte Dao. Maka saat dia berjalan ke depan, beberapa murid Sekte Great Precipice Cave segera menoleh dan menatapnya. Dari reaksi murid-murid Sekte Dao, siapapun tahu kalau Lin Dong memiliki reputasi yang cukup tinggi.      

"Siapa dia? Aku tidak pernah mendengarnya di antara murid-murid papan atas Sekte Dao?"      

"Aku tidak yakin…"     

Sorot ragu-ragu murid Sekte Great Precipice Cave diarahkan sesaat, hingga akhirnya mereka mulai berbisik dengan suara lirih.      

"Dia cuma pemuda Tingkat Nirvana Yuan Enam. Tidak perlu khawatir. Selama Ying Xiaoxiao tidak muncul, kesempatan kita untuk menang masih sangat tinggi…" kata pria berbaju hitam sambil tersenyum simpul. Dia melirik ke arah Lin Dong, dan akhirnya mengalihkan pandangannya kembali.     

"Hehe, karena kita punya kakak seperguruan Huo di sini, aku berani bertaruh tidak ada banyak orang di antara anggota generasi muda Sekte Dao yang bisa menandingi kekuatanmu." Murid yang berdiri di samping Huo Zhen segera menjawab sambil tersenyum.      

Huo Zhen tersenyum. Di balik senyumannya, raut arogan terlihat jelas. Pada umumnya di antara anggota generasi muda, kekuatannya bakal membuatnya memiliki kemampuan untuk menang melawan praktisi Tingkat Nirvana Yuan Enam. Namun, semua itu tergantung apakah dia memilih medan duel yang tepat…      

Lin Dong jelas juga melihat raut sombong di wajah Hou Zhen. Pemuda itu tidak bisa menahan dirinya dan tersenyum simpul. "Sepertinya aku sedang diremehkan…"      

Di dalam arena, Ying Huanhuan juga mendengar keributan di sekitarnya. Dia lantas mengarahkan matanya yang lebar ke sekitar, hingga akhirnya menemukan sosok Lin Dong yang berdiri di suatu tempat di sisinya. Namun, matanya cuma menyapu ke arah badan Lin Dong, dan akhirnya menatap ke arah berbeda. Sikap acuhnya membuat Mo Ling dan para praktisi lain di dekatnya merasa agak malu. Walaupun demikian, merekalah yang meminta Lin Dong datang membantu. Tapi mereka tidak menyangka kalau Ying Huanhuan rupanya tidak memperlihatkan tanda-tanda berterima kasih sedikit pun…      

Namun jika dibandingkan dengan rasa malu yang sedikit dirasakan mereka, Lin Dong malah tertawa dan menggelengkan kepalanya. Meskipun para praktisi lain tidak menyadarinya, pemuda itu bisa melihat kalau sorot tegang dan serius di mata Ying Huanhuan diam-diam lenyap ketika menatap ke arahnya. Satu-satunya alasan mengapa wanita itu enggan memperlihatkannya karena dia tidak bisa merendahkan harga dirinya…     

Setelah memandang ke arah sosok Ying Huanhuan, Lin Dong menatap Chen Zhen, Wu Dao, serta praktisi lainnya di platform. Mereka juga menyadari kedatangan Lin Dong dan segera menganggukkan kepalanya pada pemuda tersebut.      

Wanita berbaju merah, Song Yan, tersenyum sambil menatap Ying Huanhuan dengan cambuk panjang di tangannya. Dia lantas berbicara dengan suara yang menawan, "Haha, gadis cilik, kakak tidak akan memperlihatkan rasa iba padamu."      

Ying Huanhuan memandang ke arahnya, dan tangannya yang seperti giok menyentuh bagian atas siter hijau zamrud miliknya. Tak lama kemudian, dia berkata lembut, "Aku juga berencana melakukan hal yang sama."      

Alis Song Yan lantas naik, lantas dia mendengus lirih. Tangan dihentakkan, kemudian cambuk merah membara itu bergerak melengkung. Song Yan lantas menyabetkannya keras, lalu suara jernih 'pa' terdengar beriringan dengan aliran kekuatan yang cepat serta ganas.      

"Shua!"      

Cambuk merah membara mendadak menyapu ke depan. Senjata itu seperti ular piton berapi yang mengamuk ketika mencabik udara dan mengayun keras ke arah Ying Huanhuan dengan secepat kilat.      

Cahaya merah membara itu semakin mendekat ke arah Ying Huanhuan. Jari-jariya yang bagai giok lantas memetik dawai siternya dengan lembut. Gelombang-gelombang suara hijau seperti giok lantas meraung, lantas beradu dengan senjata yang menyerupai ular piton berapi tersebut.      

"Dong!"     

Ketika keduanya beradu, suara jernih terdengar ke sekitar. Badan Song Yan seketika melesat maju. Dia menghentakkan tangannya yang seperti giok. Cambuk panjang merah menyala tak disangka berubah lurus sempurna bagai tombak, dan ujungnya tajam mirip ekor kalajengking. Ketika Song Yan langsung mengincar titik vital di antara alis Ying Huanhuan, sudut serangan ganas itu benar-benar tidak sesuai dengan martabatnya sebagai seorang wanita.      

"Flaming Whip-spear!"     

Tombak cambuk merah menyala itu bergerak cepat, dan kekuatan besar segera berkumpul di permukaannya. Bahkan Nirvana Golden Body beberapa praktisi Tingkat Nirvana Yuan Tujuh bakal bisa ditembus kekuatan tersebut.      

Sorot mata Ying Huanhuan membeku karena serangan cepat dan ganas yang dikerahkan Song Yan. Dia segera menggerakkan jarinya yang seperti giok dan menekan permukaan siter. Sebagai akibatnya, gelombang suara itu menjalar dengan secepat kilat.      

Ketika gelombang suara bergerak, pemandangan di depan mata Song Yan seketika buram. Sebagai akibatnya, kepala tombak-cambuk itu luput sekitar 15 cm ketika mendesing melewati bahu Ying Huanhuan.      

"Huh!"      

Setelah serangannya gagal, Song Yan mendengus dingin. Dia mengepalkan tangannya, kemudian tombak-cambuk berubah dari posisinya yang siap menusuk, menjadi menyapu sekitarnya. Dengan kuat, tombak-cambuk itu bergerak secara horizontal mengarah kepala Ying Huanhuan bagai tonggak.      

"Klang!"      

Ketika tombak-cambung itu menyapu ke samping, siter hijau zamrud juga bergerak secara horizontal. Tambuk-cambuk lantas mengenai permukaan siter, kemudian suara jernih terdengar di sana.      

Saat siter itu membengkok, Ying Huanhuan lantas mengulurkan tangannya yang seperti giok dan mengambilnya. Ekor kuda hitam yang tergerai karena embusan angin barusan, kini seperti ombak yang bergerak-gerak di depan dadanya—memperlihatkan pesona tidak biasa dan jarang terlihat di diri Ying Huanhuan.      

Dagu nona muda itu agak diangkat ketika dia menatap Song Yan. Sorot dingin terpancar di matanya dan jarinya yang seperti giok menyapu permukaan siter. Aliran energi yang mengagumkan menguar dan menyapu bagai badai dari sana.      

"Formless Bodhi Sound, Bodhi Laugh!"     

Gelombang suara hijau bagai giok mendadak membesar dan muncul dari siter. Hingga pada akhirnya, gelombang suara itu berubah menjadi siluet raksasa yang buram di belakang Ying Huanhuan. Siluet itu tertawa terbahak-bahak sambil menengadah ke langit. Aliran energi hijau mengagumkan bagai giok langsung membentuk spiral dan terlontar keras pada Song Yan dengan secepat kilat.      

Serangan balasan Ying Huanhuan rupanya membuat Song Yan terkejut. Wanita itu segera menarik mundur cambuk panjang merah membara miliknya. Cambuk itu lantas berubah menjadi lingkaran-lingkaran cahaya.      

"Dang! Dang!"      

Gelombang suara spiral itu meledak ke depan dengan kecepatan seperti pisau panas yang mengiris mentega. Berbagai macam lingkaran cahaya di sana langsung sepenuhnya hancur dan mendesak Song Yan mundur tergesa-gesa karena tercengang.     

"Whoah!"      

Song Yan memaksakan diri untuk menstabilkan diri dan ekspresinya berubah mengerikan. Bahkan sebelum dia bisa kembali bergerak, jari-jari Ying Huanhuan yang seperti giok kembali memetik siternya.      

"Swuush!"      

Cahaya hijau seperti giok terlontar cepat bagai panah dan muncul di hadapan Song Yan sesaat kemudian. Sekarang ini, Song Yan tidak bisa mengerahkan perlindungan apapun. Ketika Song Yan enggan mengaku kalah, pria berbaju hitam di dekatnya lantas mengernyitkan alis. Tanpa disadari pria berbaju hitam itu malah muncul di depan Song Yan. Tangannya meraih ke depan dan dia menjentikkan jarinya ke arah cahaya hijau bagai zamrud tersebut.      

"Dhuaar!"      

Karena jentikan tangan pria itu, cahaya berwarna hijau bagai zamrud tak disangka malah berputar dan melesat ke arah belakang. Terlebih lagi, serangan itu memiliki momentum yang lebih cepat dan mengerikan ketika kembali menyerang ke arah Ying Huanhuan.      

Ying Huanhuan juga terkejut karena kejadian mendadak itu. Wajah mungilnya menggelap. Namun, ketika dia hendak memaksakan diri menerima serangan itu, sebuah telapak tangan terulur dari belakangnya dan langsung meraih cahaya hijau zamrud. Telapak tangan di sana lantas meremas cahaya tersebut.      

Ying Huanhuan agak terperangah dan mendongak. Pikirannya yang tidak terlalu fokus lantas melihat sosok pemuda tidak asing berdiri di belakangnya…      

Lin Dong perlahan-lahan menarik telapak tangannya dan menatap ke arah pria berbaju hitam. Dia lantas berkomentar dengan santai, "Menang dan kalah sudah biasa dalam duel. Tapi dengan ikut campur dan menyerang seorang wanita, apa kau tidak dibesarkan dengan benar?"      

Ketika mendengar ucapan itu, ekspresi menggelap dan mencemooh semakin terlihat jelas di wajah pria berbaju hitam.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.