Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Kau Sakit



Kau Sakit

2"Sha!"      

Sepasang kaki yang terseok-seok kelelahan melangkah di tanah kekuningan yang kering, retak, dan berdebu. Beberapa kali gumpalan debu ikut naik seiring langkah kakinya, dan bahkan debu itu seolah tidak memiliki energi sama sekali.      

Lin Dong mendongak dan menatap dengan sorot kosong pada daratan tandus tanpa ujung di sekelilingnya. Pandangan matanya yang awalnya tajam dan cermat, tanpa disadari kini berubah tak fokus.      

Dia sudah berjalan selama sebulan…      

Setelah sebulan berlalu, dia cuma melihat daratan tandus tanpa ujung di sana. Corak kekuningan gelap dan suram seolah naik turun ketika terus-menerus tertangkap oleh pupilnya. Bahkan seolah warna pupilnya juga ikut berubah karena daratan gersang tak berbatas tersebut.      

Sebulan berlalu, dan kulit Lin Dong berubah sangat kering juga agak kekuning-kuningan. Rambut hitamnya juga mengering dan menguning. Jika dilihat dari kejauhan, sosoknya bakal seperti orang yang sakit parah.      

Lin Dong menjilat bibirnya yang mengering, kasar, dan pucat. Kemudian dia mengulurkan tangannya. Lengan yang awalnya kurus itu berubah sangat kasar. Tak beberapa lama, dia perlahan-lahan mengepalkan tangannya. Energi yang awalnya melimpah dan besar di tangannya, kini sudah menghilang…      

Daratan tandus itu sudah menghisap energinya.      

Lin Dong bisa merasakan ketika dia berjalan di wilayah itu, energinya perlahan-lahan mulai berkurang. Dia sebelumnya sudah berusaha duduk diam demi melindungi diri dari erosi tersebut. Namun rupanya tidak berguna. Lin Dong tahu saat energinya sepenuhnya menghilang, maka dia akan gagal lolos ujian. Sedangkan Great Desolation Scripture, ilmu itu masih jauh dari jangkauan…      

"Sudah kuduga, ternyata tidak mudah sama sekali."      

Lin Dong bergumam sendiri sambil tertawa getir. Dia menatap ke arah rumput kering di bawah kakinya. Rumput itu masih memiliki bunga kering di sana. Lin Dong lantas membungkuk memetiknya, tapi ketika dia menyentuhnya, bunga itu lantas berubah menjadi debu dan menghilang tertiup angin.      

"Tapi … terlalu memalukan kalau menyerah sekarang…"      

Seringai kecut muncul di sudut mulut Lin Dong. Beberapa saat kemudian, dia mengembuskan napas, dan menyeret kakinya yang seolah dipenuhi timah dan terus-menerus melangkah maju dengan perlahan.      

"Hu!"      

Setelah Lin Dong kembali susah payah berjalan, di bagian lain daratan tanpa batas, berdiri sebuah sosok berotot dan tegap. Sosoknya lantas terhuyung ke depan dan belakang, hingga akhirnya terjatuh tanpa tenaga dengan suara keras. Sekujur badannya mengering. Namun meskipun demikian, tidak ada darah segar yang mengalir. Percikan-percikan cahaya bermunculan dari dalam badannya, dan sosok itu akhirnya perlahan-lahan menghilang.     

Ketika percikan-percikan cahaya mulai muncul di antara kedua matanya, ekspresi enggan dan kelelahan memenuhi wajah Jiang Hao yang retak.      

Di sekeliling daratan di sana, terdapat beberapa retakan. Rupanya retakan-retakan itu dibuat paksa olehnya. Namun di tempat aneh tersebut, menggunakan kekuatan seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah.      

"Aku gagal…"      

Jiang Hao bergumam sendiri, dan pandangan matanya mulai buram. Sesaat kemudian, badannya akhirnya sepenuhnya berubah menjadi percikan-percikan cahaya, lalu menghilang dari daratan tandus tanpa batas tersebut.      

Setelah sosoknya menghilang, daratan berubah semakin mengerikan. Atmosfer kegelapan dan suram memenuhi area, seakan wilayah itu sudah kehilangan kehidupannya.      

Satu bulan dalam Great Desolate Tablet setara dengan satu bulan di dunia luar.      

Meskipun satu bulan sudah berlalu, tapi langit serta hutan di sekeliling Great Desolate Tablet masih saja dipenuhi banyak orang. Kerumunan di sana sepertinya tidak membubarkan diri seiring berjalannya waktu. Sebaliknya, seiring waktu bergulir, para kakak seperguruan murid langsung malah berdatangan ketika mendengar beritanya. Sekarang ini, penonton yang berdatangan di sana cukup banyak.      

Saat ini, semua pasang mata penonton di gunung dan hutan di sekitar terpaku pada lima pilar cahaya di hadapan Great Desolate Tablet. Di dalam pilar cahaya, terdapat lima sosok manusia yang duduk bersila. Mereka tetap diam seperti biksu yang sedang bermeditasi.      

Di langit, Chen Zhen dan Wu Dao, serta para praktisi lainnya memperlihatkan ekspresi serius. Selama sebulan ini, mereka juga tidak bergerak dan terus-menerus mengawasi lima sosok di sana, begitu pula dengan Great Desolate Tablet.      

"Bzzt!"     

Suara mendesing samar mendadak terdengar di dalam wilayah pegunungan yang hening. Perhatian semua orang seketika terfokus pada salah satu pilar cahaya di hadapan Great Desolate Tablet.      

Pilar cahaya itu berangsur-angsur meredup…      

"Jiang Hao gagal…" kata Ying Xiaoxiao dengan suara lirih. Dia diam-diam mengepalkan tangannya yang langsing, lembut, dan seputih bunga lili, ketika melihat kejadian tersebut.      

Saat mendengar ucapannya, terdapat perubahan kecil pada ekspresi Ying Huanhuan dan Qing Ye. Baru detik ini mereka akhirnya sadar akan betapa mengerikan Great Desolate Tablet tersebut.     

Sambil diiringi pandangan penuh perhatian dari berbagai orang di sana, pilar cahaya akhirnya melemah cepat dan akhirnya lenyap dengan suara 'krak'. Setelah kehilangan pilar cahaya di dirinya, badan Jiang Hao terjatuh. Punggungnya menghadap tanah, sementara wajahnya pucat pasi.      

"Huff."      

Chen Zhen menghela napas lirih dan mengayunkan lengan bajunya. Sebuah gelombang energi lembut melayang turun ke arah Jiang Hao dan menahan badannya. Beberapa murid Aula Desolate lantas berdatangan cepat dan membantunya.      

"Mereka bisa bertahan selama sebulan. Pencapaian itu sudah tergolong baik…" kata Wu Dao setelah terdiam selama beberapa saat.      

Chen Zhen tertawa kecut dan menganggukkan kepalanya. Dia lantas berbicara dengan lembut, "Mari kita tunggu dan lihat perkembangannya…"      

Ketika berbicara, Chen Zhen tidak bisa menahan diri untuk tak menatap badan Lin Dong dengan sorot khawatir. Dengan matanya yang cermat dan tajam, dia bisa tahu kalau kondisi Lin Dong tidak baik. Namun saat ini, tidak ada cara untuk membantunya. Saat berada di dalam Great Desolate Tablet, seseorang cuma bisa mengandalkan kemampuannya sendiri…      

Di bawah perhatian banyak orang, waktu terus bergulir dalam diam. Tanpa disadari, setengah bulan berlalu.      

Selama setengah bulan itu, ekspresi Chen Zhen, Wu Dao, dan para praktisi lainnya berubah makin tegang. Seiring berjalannya waktu, sikap mereka semakin memperlihatkan ketidaksabaran. Rupanya hati mereka tidak tenang dan damai, karena Fang Yun dan Song Zhou juga gagal menyusul Jiang Hao…      

Terlebih lagi, hal terpenting adalah pilar cahaya Pang Tong—murid paling berpengalaman di Aula Desolate—juga mulai meredup. Ternyata dia juga akan gagal.      

Dalam setengah bulan, empat dari lima kakak seperguruan murid langsung di Aula Desolate sudah gagal dengan menyedihkan!      

"Krak!"     

Pilar cahaya di sekeliling badan Pang Tong akhirnya menghilang. Seorang murid sudah bersiap dan segera bergegas menahan badan Pang Tong dengan berhati-hati. Jika melihat wajah pucat pasi Pang Tong, sepertinya rasa takut tidak terelakkan muncul di dalam hatinya. Great Desolate Tablet memang sangat mengerikan … bahkan murid-murid langsung Aula Desolate yang paling berbakat juga gagal…      

Setelah Pang Tong diantar pergi, atmosfer yang awalnya damai dan hening kini mulai berubah haru dan menyedihkan. Seolah udara sudah memadat di sana.      

"Hanya tinggal Lin Dong…" kata Ying Xiaoxiao sambil menghela lembut.      

Ying Huanhuan menganggukkan kepalanya secara perlahan dan menggigit bibir merahnya. Tangannya yang indah dan langsing kini sudah dilipat, sehingga menyebabkan corak warna hijau muncul di kulitnya yang awalnya terkesan transparan bagai giok.      

Dua sosok terlihat berdiri di puncak gunung yang cukup jauh dari Great Desolate Tablet. Pandangan mata mereka berdua diarahkan menembus dimensi dan menatap ke area di mana banyak kerumunan menunggu.      

"Kondisi Lin Dong sepertinya tidak baik…" kata pak tua berjubah biru yang berdiri di samping Ying Xuanzi.      

"Dia mungkin bisa bertahan lima hari lagi."      

Ying Xuanzi berkata dengan lembut dan akhirnya menghela napas tidak berdaya. Apa kali ini mereka bakal gagal lagi?     

Setelah lima hari berlalu, rupanya kondisinya tidak berbeda…      

Di hari kelima, ketika matahari yang bersinar naik hingga ke puncak langit, raut pucat pasi mendadak muncul di wajah Chen Zhen, Wu Dao, dan para praktisi lainnya. Sementara itu, suara riuh-rendah mulai menyebar cepat di kerumunan besar di sana.      

Itu karena pilar cahaya yang menyelimuti sosok Lin Dong mulai meredup. Dari pengalaman mereka sebelumnya, kejadian itu jelas merupakan pertanda kegagalan.      

Tangan Ying Huanhuan yang menyerupai giok mulai terkepal erat. Dia lantas menggamit pergelangan tangan Ying Xiaoxiao, dan mata lebarnya mulai memerah. Meskipun dia sangat percaya dengan tekad Lin Dong, tapi Ying Huanhuan tahu kalau kegagalan itu bukanlah sesuatu yang bisa mudah diabaikan oleh Lin Dong. Wanita itu sudah bisa membayangkan senyuman Lin Dong yang dipaksakan di masa depan nanti.      

"Kak…"      

Ying Xiaoxiao menatap ke arah wanita muda di sampingnya yang tidak akan tahan jika melihat Lin Dong gagal. Dia lantas menghela napas dan menggelengkan kepalanya. Masalah ini … mungkin memang ditakdirkan begini…      

Sambil diiringi pandangan kecewa banyak orang, pilar cahaya Lin Dong perlahan-lahan meredup.      

"Dhuaar!"     

Ketika keributan terjadi di dunia luar dikarenakan pilar cahayanya meredup, badan Lin Dong akhirnya terhempas keras di tanah di daratan gersang tidak berujung. Sensasi rasa sakit menyebar di sekujur badannya.      

Saat ini, kulit Lin Dong sudah retak, dan dia terlihat sangat mengerikan. Terlebih lagi, energi di dalam badannya sudah sepenuhnya menghilang. Bahkan terdapat percikan-percikan cahaya yang menguar dari badannya seiring berjalannya waktu.      

Mulut Lin Dong bergetar, dan dia menatap rerumputan kering di hadapannya dengan sorot buram. Pemuda itu tahu kalau dia sudah berada di ujung batasnya dan tidak memiliki energi untuk terus melangkah.      

Dia menatap ke arah rerumputan kering selama beberapa saat. Lin Dong lantas meraihnya, dan memasukkan rerumputan itu ke dalam tanah gersang dan kuning. Dia lantas menggenggam seluruh tanaman kering itu beserta akarnya.     

Ketika tanaman kering itu tercabut, Lin Dong kemudian menatap ke arah akar yang tersembunyi dari permukaan luar. Dia menyentuhnya, lalu seluruh tanaman, bahkan akarnya, menjadi debu dan tertiup angin.      

Debu itu melayang dan tercerai-berai di hadapan wajah Lin Dong. Wajahnya berubah muram dan dipenuhi raut tidak yakin. Dia tetap di posisinya selama hampir 30 menit. Satu-satunya hal yang didengar olehnya adalah suara seraknya yang menggema di wilayah hening tersebut.      

"Jiwa Desolate seharusnya bukan seperti ini…"      

Lin Dong perlahan-lahan mendongak dan menatap ke arah langit abu-abu dan berdebu. Dari warnanya, seolah langit di atas juga tidak bernyawa. Jika kembali melihat ke daratan di sana, meskipun terdapat rumput kering, tapi semuanya dalam kondisi mati.      

Namun, gurun tidak seperti itu. Setelah mengalami proses kekeringan, bibit kehidupan bakal tersembunyi dan menunggu waktunya untuk muncul. Setelah proses kekeringan, pasti terdapat kehidupan.      

Namun di daratan ini, bahkan langit dan bumi juga kehilangan nyawanya.      

Lin Dong menunduk dan mendadak mengulurkan tangannya untuk menggali tanah di depannya. Sebagai akibatnya, debu dan tanah bertebaran di udara. Meskipun kekuatannya hampir tidak tersisa, tapi setelah mengandalkan tekad, Lin Dong berhasil menggerakkan kedua telapak tangannya.      

"Pop!"      

Debu kuning kusam ditangkup dari tanah oleh Lin Dong. Debu itu lantas tercerai-berai di depan matanya. Namun pupilnya menciut sampai seukuran jarum ketika dia melihat debu itu lebih dekat. Di dalamnya, dia melihat sebuah titik hitam melayang…      

Titik hitam itu membuatnya merasakan sesuatu yang serupa dengan titik hitam di permukaan prasasti. Titik itu terkesan misterius dan mengerikan, serta seakan bisa menelan semua kehidupan di langit dan bumi…      

Tanpa berkedip, pandangan Lin Dong mengikuti pergerakan titik hitam ketika terjatuh di tanah dan akhirnya menghilang. Sesaat setelah titik hitam itu lenyap, Lin Dong masih terpaku, dan dia sama sekali tidak bergerak sedikit pun.      

Percikan-percikan cahaya mulai menyebar dari dalam badan Lin Dong. Setengah badannya sudah berubah menjadi cahaya dan tercerai-berai. Namun, ketika sosoknya mulai menghilang, sorot tajam mendadak kembali terpancar di matanya yang menatap kosong dan seakan tidak bernyawa.      

"Huff!"      

Setelah menghirup udara dalam-dalam, Lin Dong mendongak dan menatap ke arah daratan tidak berbatas. Meskipun tidak ada seorang pun di sana, tapi raut sangat tulus muncul di wajahnya. Tak lama kemudian, suara anak muda yang mengucapkan beberapa kata mulai terdengar.      

"Kembalikan kekuatanku … Great Desolate Tablet … kau sakit, kau harus disembuhkan…"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.