Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Huang



Huang

1Lin Dong duduk diam di hadapan prasasti batu berwarna hitam. Dia memejamkan matanya erat, dan aliran Yuan Power di sekujur badannya saat ini berangsur-angsur ditahan.     

Tak jauh di belakangnya, pak tua buta itu diam-diam mengawasinya. Ekspresi rumit di wajahnya yang keriput kini berangsur-angsur menghilang. Dia memang pernah menempa diri dengan 'Desolate Demon Eye' sebelumya. Namun, dia berakhir gagal karena adanya insiden, dan menyebabkan kedua matanya buta. Harga yang harus dibayar olehnya benar-benar cukup besar.     

Fakta kalau Lin Dong pada akhirnya memilih ilmu bela diri beresiko itu rupanya juga melampaui ekspektasinya. Dahulu kala, Zhou Tong sempat ragu sejenak, dan akhirnya menyerah mempelajari 'Desolate Demon Eye' dan akhirnya memilih 'Great Desolate Body'.     

Meskipun dua ilmu bela diri itu sebanding, tapi pak tua buta tersebut tahu kalau ada perbedaan jelas di antara keduanya. Great Desolate Body bisa memperkuat fisik dan meningkatkan kekuatan tempur seseorang. Namun, 'Desolate Demon Eye' merupakan serangan yang agresif. Kalau membicarakan dampak yang bisa ditimbulkan, 'Desolate Demon Eye' jelas lebih kuat dibandingkan 'Great Desolate Body'.     

Tentu saja, bukan berarti bakat Zhou Tong tidak terlalu besar. Namun, memang tidak cocok jika dia mempelajari 'Desolate Demon Eye.' Dengan sifatnya, tak mengejutkan jika Zhou Tong memilih 'Great Desolate Body'.     

"Mengenai apakah kau bisa berhasil mempelajarinya, semua itu tergantung pada keberuntunganmu sendiri. Tenanglah, Aula Desolate jarang memiliki murid muda yang bisa dibandingkan dengan Zhou Tong di masa lalu. Pak tua ini tak akan diam saja dan membiarkanmu mengalami nasib buruk yang sama denganku." Pak tua buta itu menatap ke arah punggung Lin Dong. Sesaat kemudian, dia menghela napas dan bergumam lirih.     

Dia sadar kalau Chen Zhen dan Wu Dao berharap besar pada Lin Dong. Jika pemuda itu sampai buta sepertinya ketika berada di Aula Ilmu Bela Diri, maka kemungkinan dua praktisi tua itu bakal marah besar.     

Pak tua buta itu duduk usai berbicara. Dia bisa merasakan kalau meskipun Lin Dong tidak bergerak, saat ini terdapat gelombang Mental Energy yang menguar dari Istana Niwan pemuda tersebut. Hingga pada akhirnya, energi itu menyebar di sekitar mata hitam di prasasti batu.     

"Heavenly Symbol Master Segel Empat…"     

Pak tua buta cuma mengeceknya sekilas dan dia bisa segera mendeteksi level penempaan Mental Energy Lin Dong. Pak tua itu seketika menganggukkan kepalanya secara perlahan. Jika Yuan Power dan Mental Energy Lin Dong dipisahkan, dia mungkin tidak dianggap terlalu luar biasa di kalangan para generasi muda. Namun kalau keduanya digabung, pemuda itu bisa dianggap sangat kuat…     

Pak tua buta itu perlahan-lahan terdiam. Segalanya kembali hening di dalam membran cahaya. Badan Lin Dong saat ini mendadak bergetar perlahan. Mental Energy yang sangat besar dan kuat mendadak menyeruak keluar dari Istana Niwan-nya. Hingga pada akhirnya, Mental Energy itu terlontar ke arah mata berwarna hitam di prasasti batu.     

"Chi!"     

Pikiran Lin Dong mendadak kosong ketika Mental Energy-nya terlontar pada mata hitam. Dia segera menyadari kalau wilayah sekelilingnya mulai terdistorsi. Ketika berhasil sepenuhnya menenangkan diri, Lin Dong mendapati kalau dia sudah mendarat di daratan luas yang tandus.     

Tanah itu sepenuhnya datar. Jika melihat sekilas, sepertinya daratan itu menjalar sampai ke cakrawala. Langit dan daratan membentuk garis lurus—seakan saling menyambung.     

Aura gurun yang diiringi perubahan dari masa-masa kuno kini semakin panas dan membesar di dalam tempat tersebut. Daerah itu seakan berupa daratan kuno.     

Lin Dong berdiri dan menatap ke arah langit serta daratan di sana. Dia sontak merasa keberadaannya sangat tidak berarti. Sensasi tak berdaya merambat naik dari dalam jiwanya dan menyebar di sekujur badannya, membuatnya tak bisa bergerak.     

"Huff!"     

Lin Dong menghirup udara dalam-dalam dan pandangan matanya mendadak berubah tajam. Badannya tegak lurus bagai tombak menahan paksa sensasi yang membuatnya tak berdaya tersebut. Dia sadar kalau tempatnya berada sekarang itu seperti dimensi mental di dalam prasasti batu. Pertarungan di tempat ini mungkin tidak membuatnya mengucurkan darah seperti di dunia nyata, tapi masih tetap berbahaya dan ganas.     

Jika seseorang berakhir terdesak dalam pertarungan Mental Energy, maka mungkin bakal menimbulkan dampak akhir yang berpengaruh dengan perkembangan penempaan dirinya di masa depan.     

Sambil menahan sensasi perasaan tak berharga dan tak berdaya di dalam hati, Lin Dong melangkah maju. Ketika dia menapak di tanah yang empuk, sensasi tanpa batas seakan menguar di bawah kakinya dan menjalar di badannya.     

"Dhuaar!"     

Saat ini, tanah mulai bergetar hebat. Riak-riak energi yang bisa dilihat dengan mata telanjang kini menyebar di daratan tak berbatas tersebut. Riak-riak energi itu menjalar cepat bagai denyut nadi.     

Lin Dong terdiam menyaksikan kejadian tersebut. Di bawah pengawasannya yang tenang, daratan di kejauhan mendadak mulai bergetar dan membentuk garis retakan yang besar. Garis retakan itu menjalar dengan kecepatan yang mencengangkan. Dalam sekejap saja, garis retakan itu sudah mencapai ribuan meter. Peristiwa itu seolah seperti lubang tak berdasar.     

"Ao!"     

Setelah lubang dalam itu terbentuk, sebuah suara melengking yang aneh terdengar keras di daratan. Riak-riak tak kasat mata menyebar di langit dan langsung membentuk badai yang mengerikan.     

Mata Lin Dong agak memicing ketika mengawasi lubang dalam yang terbelah dan terbentuk di sana. Asal-muasal suara dari sana, dan dia bisa samar-samar melihat bayangan raksasa bergerak di balik kegelapan.     

Lin Dong menatap lekat pada lubang dalam di sana, dan bola matanya mendadak menciut sesaat kemudian.     

"Dhuaar!"     

Debu menyeramkan menyembur dari lubang dalam ketika bola mata Lin Dong menciut. Sesaat kemudian, bayangan hitam yang tak mampu dideskripsikan mendadak melompat dari lubang dalam itu bagai naga bumi. Bayangannya yang berukuran besar kini menutupi matahari..     

Lin Dong menatap ke arah hewan raksasa yang melompat keluar dari lubang dalam tersebut. Dia segera menghela napas dengan perlahan-lahan…     

Badan hewan raksasa itu seperti ular. Namun, ukurannya mencapai ratusan meter dan sekujur badannya berwarna hitam. Sementara itu, aura jahat dan sedingin es menyapu ke sekitar bagai badai.     

Di kepala hewan raksasa itu, bagian yang paling menarik perhatian bukanlah mulut besarnya yang dipenuhi dengan gigi tajam. Melainkan, mata hitam besar yang terdapat di dahinya!     

Mata besar itu sekarang dalam kondisi terpejam. Namun, karena alasan yang tak diketahuinya, bulu kuduk di sekujur badan Lin Dong berdiri saat dia menatap ke arah mata tersebut.     

"Apa itu … Huang?"     

Suara Lin Dong terdengar kasar. Jika dia benar, maka hewan raksasa yang menutupi matahari itu pasti bernama 'Huang'…     

Jika menimbang dari auranya yang mengerikan, Lin Dong tak meragukan kalau hewan abnormal itu memiliki kemampuan mengerikan yang bisa membuat daratan dalam radius ribuan meter menjadi tanah tandus.     

'Huang' lantas terbang ke langit. Badan besarnya berkelok-kelok di atas sana. Hingga pada akhirnya, hewan itu perlahan-lahan menundukkan kepalanya yang besar dan menatap ke arah Lin Dong—yang sekarang terlihat sekecil semut di bawah sana.     

Ekspresi Lin Dong mendadak serius ketika 'Huang' mengalihkan perhatiannya. Dia bisa merasakan kalau tanah di mana dia berpijak kini mulai mengering dengan cepat.     

"Benar-benar Desolate Force yang mengerikan…"     

Meskipun Lin Dong paham kalau kejadian di dimensi mental yang disaksikan olehnya sekarang tidak nyata, tapi dia masih bisa merasakan tekanan besar di sana.     

Tanah di mana Lin Dong berpijak kini mengering cepat. Nuansa tandus menyebar dengan sangat cepat. Namun meskipun demikian, Lin Dong tetap tenang. Dia menghela napas dengan tergesa-gesa dan balik menatap langsung ke arah hewan raksasa di langit. Jika saat ini pikirannya memperlihatkan tanda-tanda mundur, maka kemungkinan Lin Dong bakal sepenuhnya kalah di pertarungan mental tersebut.     

"Chi!"     

Namun saat langsung ditatap oleh Lin Dong, rupanya 'Huang' agak tidak sadar. Tak lama kemudian, mata Lin Dong memicing ketika dia menyadari kalau mata raksasa 'Huang' yang awalnya terpejam, kini perlahan-lahan terbuka.     

"Bzzt!"     

Ketika mata raksasa 'Huang' perlahan-lahan terbuka, Lin Dong bisa segera merasakan energi di seluruh tempat di sana berubah menjadi liar dan ganas. Bahkan Yuan Power alam di sana menghilang dari wilayah berbahaya tersebut.     

Mata besar itu perlahan-lahan terbuka. Ada warna gelap keabu-abuan tanpa batas di dalamnya, dan seakan cahaya tidak bisa menembusnya…     

Sekujur badan Lin Dong basah karena keringat dingin saat dia melihat mata besar itu terbuka. Pemuda itu segera merasakan kulit kepalanya kebas.     

"Swuush!"     

Mata raksasa itu akhirnya sepenuhnya terbuka. Cahaya abu-abu yang besarnya mencapai ratusan meter seketika terpancar dari mata raksasa itu!     

Sinar cahaya abu-abu melintas cepat, dan seluruh daratan di sana seketika berubah tandus. Warna pepohonan yang awalnya hijau sontak menghilang. Sebagai gantinya, muncul pemandangan tandus tanpa tanda-tanda kehidupan di sana…     

Segala sesuatu dalam radius ribuan kilometer kini berubah menjadi gurun!     

Namun, Lin Dong saat ini memilih mengabaikan area sekelilingnya yang berubah tandus. Dia bisa melihat kalau cahaya abu-abu besar itu tengah menuju ke arahnya dengan kecepatan yang mengerikan.     

Sinar cahaya abu-abu itu sangat gesit. Dalam sekejap, sinar cahaya itu melintas di langit. Ukurannya juga menciut cepat ketika mengarah ke Lin Dong. Ketika mendekati kepala Lin Dong, sinar cahaya itu cuma seukuran ibu jari saja     

"Chi!"     

Sinar cahaya abu-abu itu rupanya mengandung energi yang sangat mengerikan. Namun, Lin Dong malah tidak memperlihatkan tanda bakal menghindar, karena dia sadar kalau memang ini jalan yang harus dihadapinya…     

"Kemarilah, biarkan aku menyaksikan sendiri seberapa mengerikan kekuatan Desolate Demon Eye…"     

Lin Dong perlahan-lahan membentangkan lengannya. Ada sorot tajam dan kegigihan yang terpancar di dalam matanya. Tak lama kemudian, cahaya keabu-abuan segera menyinari dahinya.     

Sensasi sakit yang mencengangkan seketika menyebar di kepalanya. Mata Lin Dong juga menggelap cepat, seolah cahaya di sana sudah menghilang…     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.