Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Empat Prasasti Batu



Empat Prasasti Batu

1"Groaar!"     

Aliran energi tanpa batas menyapu badan Lin Dong tepat ketika Desolate Seed terbentuk. Di dalam aliran energi itu, terdapat Desolate Force yang sangat pekat dan kuat!     

"Apa ini … Desolate Force?"     

Aliran energi yang kuat dan tak asing itu seketika terdeteksi oleh murid-murid yang berada di sekitar. Usai merasakannya, mereka semua sontak terperangah. Agar mampu mengeluarkan Desolate Force, praktisi itu pertama-tama harus berhasil memadatkan Desolate Seed—dan untuk melakukannya, diperlukan penguasaan Desolation Skill sampai level ketiga.     

Bagi mayoritas murid di sana, mencapai level setinggi itu membutuhkan berbulan-bulan kerja keras. Bahkan Kakak Seperguruan murid langsung seperti Jiang Hao membutuhkan sebulan penuh untuk memadatkan Desolate Seed. Namun … tepat di depan hidung mereka sendiri, Lin Dong cuma menggunakan waktu kurang dari setengah jam untuk memadatkan Desolate Seed.     

"Apa pemuda itu … benar-benar manusia?" tanya beberapa murid sambil bertukar pandang dengan ekspresi menggelap dan cemas. Sensasi tidak berdaya muncul di hati mereka. Perkembangan penempaan diri Lin Dong membuat semua orang bahkan tidak berani memunculkan keberanian untuk berkompetisi melawannya. Pemuda itu terlalu sinting…     

Raut tercengang saat ini muncul cepat di wajah pak tua buta tersebut. Dia bukan terkejut karena kecepatan luar biasa yang dilakukan Lin Dong untuk memadatkan Desolate Seed. Faktor yang membuatnya benar-benar terperangah adalah Lin Dong rupanya berhasil menahan kekuatan dahsyat yang menguar dari Desolate Stone.     

Pak tua buta itu tentu tahu sebesar apa kekuatan Desolate Stone. Meskipun Desolate Stone awalnya cuma menghantam mundur Lin Dong karena insting, tapi kekuatannya adalah sesuatu yang tidak bisa ditandingi oleh seorang murid seperti Lin Dong. Tapi sekarang ini, Lin Dong rupanya mampu bertahan dari serangan Desolate Stone. Karena kalau tidak, pemuda itu pasti tak akan mampu menghisap Desolate Force dalam jumlah besar dan memadatkan Desolate Seed.     

"Dia bahkan bisa bertahan dari serangan Desolate Stone…" kata pak tua buta dan dia terkekeh. Murid bernama Lin Dong ini benar-benar mencengangkan.     

Ketika ditatap banyak orang di sekitarnya, Lin Dong perlahan-lahan membuka matanya yang terpejam. Saat ini, cahaya abu-abu melintas di dalam matanya, dan membuatnya terlihat unik.     

Sekarang, jari-jari Lin Dong tak lagi menyentuh Desolate Stone. Dia menatap ke arah Desolate Stone, dan lengkungan tipis muncul di bibirnya. Memangnya kenapa kalau benda ini adalah Pure Yuan Treasure? Pada akhirnya, benda itu masih bisa ditaklukkan olehnya…     

Cahaya putih hangat yang barusan muncul itu sudah jelas berasal dari Stone Talisman misterius yang berada di dalam badan Lin Dong. Benda itu sangat tenang dan hampir tidak bergerak sama sekali. Namun, tiap kali Stone Talisman bergerak, benda itu mampu memberinya hasil yang tergolong baik.     

Lin Dong memperhatikan Desolate Seed yang berukuran sekepalan tangan dan melayang di tengah Dantian-nya selama beberapa saat. Di dalam Desolate Seed, dia bisa merasakan energi misterius di sana. Energi itu lumayan ganas dan pasti energi tersebut yang dipanggil dengan Desolate Force.     

"Siapapun perlu menempa Desolation Skill sampai mencapai level ketiga demi mampu memadatkan Desolate Seed. Sepertinya Desolation Skill-ku sudah naik sampai level tiga…" Lin Dong berpikir dan mengusap dagunya. Dia sangat puas dengan hasil pencapaiannya. Meskipun bisa dibilang dia mengandalkan Devouring Ancestral Symbol dan Stone Talisman misterius, tapi fakta itu jelas bukan masalah besar bagi Lin Dong yang pragmatis.     

Lin Dong jelas tahu kalau tidak sulit baginya mempelajari Desolation Skill karena dia memiliki Devouring Ancestral Symbol. Berdasar perhitungannya jika dia bertapa dan menempa diri di hadapan Desolate Stone selama sebulan, tidak akan sulit baginya mencapai Desolation Skill level tujuh. Terlebih lagi, saat ini, murid-murid yang bisa mencapai level itu cuma Jiang Hao dan tiga Kakak Seperguruan murid langsung lainnya.     

Tentu saja, Lin Dong tak tahu kalau saat murid-murid biasa mencapai Desolation Skill level ketiga, Desolate Seed yang berhasil dipadatkan oleh mereka cuma seukuran biji persik. Namun, kualitas Desolate Force yang terkandung di dalam Desolate Seed mereka jauh lebih rendah apabila dibandingkan dengan Desolate Force yang diproduksi oleh Desolate Seed Lin Dong…     

Namun sekarang ini, Lin Dong tak menempa Desolation Skill-nya. Dia tahu kalau performanya barusan cukup menarik perhatian. Jika dia bertindak sembrono, Lin Dong khawatir kalau sikapnya bakal mempengaruhi kondisi moral murid-murid lainnya…     

Oleh karenanya, saat Desolate Seed-nya memadat dan terwujud, Lin Dong menarik tangannya dan mundur keluar dari platform sambil ditatap banyak orang di sekitarnya.     

Di platform, berpasang-pasang mata itu masih menatap Lin Dong saat dia mundur. Sebagai akibatnya, atmosfer di sekeliling berubah menjadi aneh. Lin Dong sontak merasa tak berdaya. Untung saja, situasi itu tidak berlangsung lama. Setelah menatap Lin Dong selama sesaat, murid-murid itu akhirnya kembali tersadar. Mereka menghela napas lirih dan akhirnya mengalihkan pandangannya demi melanjutkan penempaan diri masing-masing.     

Ketika menyaksikan tatapan mata mereka akhirnya teralih, Lin Dong baru bisa menghela napas lega panjang-panjang. Saat dia mundur, pemuda itu mendengar suara-suara dari belakangnya. Dia segera menoleh. Tak lama kemudian, dia melihat pak tua buta yang sebelumnya berdiri di pintu masuk menara batu, kini muncul di belakangnya.     

Pak tua buta itu menatap Lin Dong dengan sepasang matanya yang berwarna keabu-abuan, dan mengalihkan pandangannya dengan cepat ke arah badan pemuda tersebut. Ketika pak tua itu menatapnya, Lin Dong bisa samar-samar merasakan aliran energi melintas perlahan dan memeriksa badannya dengan cepat. Tindakan itu membuat hatinya sontak mendingin.     

"Jika Zhou Tong tahu kalau rekornya bakal dikalahkan oleh anggota generasi selanjutnya, ekspresinya pasti bakal sangat menarik…" kata pak tua buta tersebut. Suaranya terdengar sangat kasar, namun memiliki kekuatan misterius yang bisa menyentuh hati dan jiwa seseorang.     

Lin Dong tidak berani meremehkan pak tua buta di hadapannya tersebut. Meskipun dia tak bisa mendeteksi aliran Yuan Power dari pak tua buta itu, tapi Lin Dong merasakan kalau pak tua buta tersebut kemungkinan lebih kuat dibandingkan dua Pemimpin Aula…     

"Sesepuh yang dihormati di Sekte Dao…"     

Saat memikirkannya, Lin Dong tak bisa menahan diri untuk tidak diam-diam menyuarakan rasa kagumnya. Ada beberapa praktisi unggul yang tersembunyi di sekte-sekte super. Setelah bertahun-tahun berlalu, pasti ada beberapa praktisi mengerikan yang tersembunyi di dalamnya.     

Sambil memikirkan itu, dia lantas menangkupkan tangannya penuh hormat ke arah pak tua buta itu dan menyapanya, "Aku menggunakan beberapa cara yang tidak biasa dan tidak bisa dibandingkan dengan Kak Zhou Tong."     

"Di dunia ini, hasil akhir adalah faktor terpenting. Zhou Tong juga sama beruntungnya seperti kau…" kata pak tua buta itu dengan tenang dan tersenyum.     

Lin Dong menggaruk kepalanya. Sepertinya Kakak Seperguruan Zhou Tong adalah praktisi jenius langka yang diberkahi anugrah.     

"Kau belum menemukan ilmu bela diri, 'kan?" tanya pak tua buta itu sambil menatap Lin Dong dengan matanya yang berwarna abu-abu tanpa pupil.     

Lin Dong menganggukkan kepalanya dengan kikuk. Ada banyak prasasti batu berisikan ilmu bela diri di tempat tersebut. Namun, dia belum menemukan satu pun yang menggugah minatnya.     

"Sepertinya kau cukup ambisius. Kalau kau sangat percaya dengan kemampuanmu, ikuti aku dan aku akan mengajakmu ke tempat di mana Zhou Tong pergi saat itu…" kata pak tua buta tersebut. Tanpa mengatakan apapun lagi, pria itu berbalik dan berjalan menuju ke bagian dalam aula besar di sana. Sikapnya seolah dia tidak peduli jika Lin Dong bakal mengikutinya atau tidak.     

Lin Dong merasa tak berdaya usai menyaksikan betapa santai pak tua buta tersebut. Namun, kalimat terakhirnya membuat rasa penasaran muncul di dalam dirinya. Meskipun Lin Dong baru bergabung dengan Aula Desolate beberapa waktu lalu, tapi dia sudah mendengar nama Kakak Seperguruan Zhou Tong sampai beberapa kali. Oleh karenanya, Lin Dong sangat penasaran dengan orang itu—praktisi yang sangat dihormati di hati serta pikiran para murid Sekte Dao.     

Sambil melangkah maju, Lin Dong mengekor tak jauh di belakang pak tua buta. Kecepatan pak tua itu stabil, tanpa memperlihatkan rasa cemas maupun melambat. Langkah kaki kecilnya seperti pak tua penyakitan yang harus berjalan perlahan-lahan karena sudah melemah.     

Lin Dong mengikutinya dengan tenang dan tidak kehilangan kesabarannya karena langkah kaki pak tua itu yang lambat dan teratur. Matanya malah melihat ke hidungnya sendiri, sedangkan hidungnya menghadap ke jantungnya dan dia tetap tenang selama perjalanan tersebut.     

Saat melangkah dengan lambat, Lin Dong terus berjalan selama satu jam di dalam Aula Ilmu Bela Diri, baru kemudian mendapati pak tua itu mendadak berhenti.     

Ketika langkah kaki pak tua itu tiba-tiba terhenti, Lin Dong seketika mendongak. Dia segera melihat kalau terdapat membran cahaya berbentuk lengkungan di hadapannya. Di dalam membran cahaya, empat prasasti batu berdiri tegak di sana.     

"Chi!"     

Pak tua buta itu perlahan-lahan mengangkat telapak tangannya yang kurus dan keriput. Saat dia perlahan-lahan mengayunkan tangannya ke bawah, sinar cahaya terlontar dari jarinya. Tak lama kemudian, Lin Dong menyaksikan kalau sinar cahaya itu langsung mencabik membran cahaya dan menyebabkan celah kecil muncul di sana dengan paksa.     

"Apa itu … Mental Energy?"     

Lin Dong memicingkan matanya dan menatap lekat pada ujung jari pak tua tersebut. Saat sinar cahaya itu berpendar, Lin Dong bisa merasakan aliran energi yang tak asing—yaitu Mental Energy.     

Namun, aliran Mental Energy yang menguar dari badan pak tua itu berkali-kali lipat lebih padat apabila dibandingkan dengan Mental Energy milik Lin Dong.     

Jika Mental Energy Lin Dong seperti mata air kecil, maka mungkin energi pak tua itu bagai lautan. Mustahil membandingkan keduanya.     

"Rupanya fokus penempaan dirinya terletak pada Mental Energy…"     

Ketika menyaksikan gerakan pak tua itu, hati Lin Dong sontak bergetar. Namun, Lin Dong tiba-tiba paham mengapa dia tidak merasakan aliran Yuan Power dari badan pak tua tersebut. Sepertinya penempaan diri utama pak tua buta tersebut terletak pada Mental Energy. Pertama kalinya Lin Dong menyaksikan praktisi dengan Mental Energy sekuat itu…     

Pak tua buta itu tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Lin Dong, dan terus mencabik lubang di membran cahaya. Pak tua tersebut lantas perlahan-lahan masuk ke dalam, dan Lin Dong segera mengikuti di belakang.     

Setelah memasuki membran cahaya, sinar cahaya di sana seketika meredup. Tekanan energi yang misterius menyinari dari depan, dan membuat hati Lin Dong mendingin. Ketika menyadari tekanan energi itu, Lin Dong mendongak dan menatap ke arah depan.     

Di sana terdapat empat prasasti batu berwarna hitam. Terlebih lagi, tekanan energi itu berasal dari prasasti-prasasti batu tersebut!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.