Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Meminjam Siter



Meminjam Siter

0"Apa aku bisa meminjam Heavenly Phoenix Zither milik Aula Sky untuk beberapa hari?"      

Ketika Lin Dong mengungkapkan permintaannya, semburat merah muncul di wajahnya. Bahkan setelah melihat raut tercengang terlihat di wajah menawan wanita muda itu, Lin Dong merasa makin malu.      

"Kaubilang kalau kau ingin meminjam Heavenly Phoenix Zither?"      

Ying Huanhuan sontak mengernyitkan alisnya. Dia tentu sangat terkejut ketika mendengar permintaan Lin Dong. Karena bagaimanapun juga, dia tahu seberapa berharga Pure Yuan Treasure dan benda itu bahkan tidak bisa dilihat oleh beberapa murid Aula Sky. Akan tetapi Lin Dong ternyata ingin meminjamnya?     

Apabila orang lain lah yang meminta padanya, Ying Huanhuan kemungkinan akan meminta orang itu terus bermimpi…     

"Ya."      

Lin Dong mengumpulkan keberaniannya dan mengangguk. Ketika menatap alis wanita itu yang kini tertaut serta mata cerah serta lebar Ying Huanhuan, pemuda itu tidak bisa berbuat apapun selain tertawa kecut, sebelum akhirnya kembali menambahkan, "Aku sangat membutuhkan benda itu…"      

"Paman Guru Qi Lei tidak akan setuju. Karena bagaimanapun juga, Heavenly Phoenix Zither adalah benda berharga milik Aula Sky. Pada waktu itu, bahkan ketika seorang sesepuh sekte ingin meminjamnya, Paman Guru juga tidak setuju." Ying Huanhuan berkata setelah berpikir sejenak sambil menautkan alisnya.      

"Oleh karena itu, aku hanya bisa minta tolong padamu…" Lin Dong menyahut dengan kikuk.      

"Kau ingin aku membantumu mendapatkannya melalui pintu belakang?" Wanita muda itu menjawab sambil mendongakkan wajahnya yang cantik. Cahaya matahari bersinar dari atas, kemudian membentuk lengkungan cahaya yang mirip lilin lebah di sekitarnya, sehingga membuat wanita muda itu terlihat sangat menggoda.     

"Tapi, mengapa aku harus sangat berbaik hati denganmu?" Wanita muda itu memelintir helaian rambutnya yang hitam legam menggunakan tangan bagai giok miliknya. Dia lantas tersenyum manis pada Lin Dong dan bertanya dengan sikap tidak berdosa serta kebingungan.      

Ketika menghadapi bakat bicara wanita muda di hadapannya, Lin Dong merasa kesulitan dan hanya bisa menjawab dengan tidak berdaya, "Aku sudah membantu Kakakmu mendapatkan hak kepemimpinan. Seharusnya tindakanku bisa dihitung sebagai alasannya, 'kan?"      

"Hmmm…" Ying Huanhuan menggumam sambil bersungguh-sungguh berpikir selama saat. Hingga akhirnya wanita itu mengangguk dan berkata dengan sikap pura-pura linglung, "Tapi, aku teringat ada seseorang yang tidak tahu adat dan tidak sopan pada Kompetisi Aula. Oleh karenanya, kontribusi kecilmu hanya cukup membuatku memaafkan sikapmu di Kompetisi Aula."      

Karena adanya urusan Api Kecil yang belum terselesaikan di dalam hatinya, serta beberapa kali diusik Ying Huanhuan, bibit amarah tanpa disadari mulai muncul di dalam sana. Pemuda itu mengernyit dan hendak kehilangan kesabarannya. Akan tetapi pada akhirnya dia berhasil menahannya. Karena bagaimanapun juga, Ying Huanhuan tidak berhutang apapun dengannya. Lagipula permintaannya juga memang agak berlebihan.      

Ketika pikirannya sampai pada titik itu, Lin Dong tak bisa berbuat apapun selain merasa kalau minatnya berkurang. Sepertinya dia harus memikirkan cara lain untuk membereskan urusan itu.      

"Hei, kau marah?"     

Ketika melihat ekspresi Lin Dong berubah, raut usil pada wajah cantik Ying Huanhuan meredup, dan dia bertanya dengan berhati-hati.      

"Tidak…" Lin Dong memaksakan tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Dia lantas menjawab, "Lupakan, aku tidak akan merepotkanmu lagi. Aku bakal memikirkan cara lain."     

"Aku tidak pernah bilang kalau tidak akan membantumu. Lagipula, mengapa wajahmu tidak memperlihatkan sedikit ekspresi tersinggung? Kau sudah dewasa, tetapi kepribadianmu sangat berbeda dengan caramu berbicara." Ying Huanhuan bergumam. Namun matanya yang lebar masih saja menatap ekspresi Lin Dong.      

Bukan berarti aku menolak membantumu. Dan coba lihat wajahmu, kenapa terlihat seolah kau tidak terpengaruh karenanya? Bagaimana bisa seorang pria sepertimu menarik ucapanmu kembali?     

"Kau tahu caranya?"     

Lin Dong mengedikkan bahunya dengan kikuk dan bertanya.     

Mata hitam legam Ying Huanhuan agak memutar, dan dia melambaikan tangannya ke arah Lin Dong. "Ikuti aku." Sesaat kemudian, wanita itu berbalik dan melayang cepat seperti kupu-kupu. Lin Dong sempat ragu-ragu beberapa saat, tetapi cepat mengikuti di belakang.      

Mereka berdua bergerak cepat di Aula Sky yang luas. Setelah 10 menit lebih, dua orang itu masuk ke wilayah dalam Aula Sky. Di area itu, pengamanannya sangat ketat. Namun dengan adanya Ying Huanhuan yang memimpin jalan, mereka berdua tidak dihentikan.      

"Kita sampai."     

Ying Huanhuan mendadak berhenti di depan aula yang megah dan luas. Di sana terdapat tirai cahaya berbentuk mirip mangkok yang menyelimuti seluruh aula besar di dalamnya.      

Lin Dong menatap ke arah tirai cahaya di hadapannya. Dari tirai itu, dia mampu merasakan aliran energi yang mengerikan. Sepertinya aula besar ini pasti merupakan tempat penting di Aula Sky. Karena kalau tidak, pasti mereka tak akan memasang perlindungan seketat itu.      

Ying Huanhuan mengayunkan tangannya yang seperti giok, lalu sekeping giok putih terlontar keluar dari telapak tangannya. Ketika giok itu menyentuh tirai cahaya, reaksi beringas segera berpendar dari sana. Hingga pada akhirnya, setelah riak-riak energi itu menyebar, sebuah pintu cahaya terbentuk di sana.      

"Ayo pergi."      

Ying Huanhuan menatap area sekitarnya dengan berhati-hati dan waspada. Baru kemudian, dia berlari cepat masuk ke tirai cahaya. Setelah mendorong pintu besar di aula itu, dia akhirnya masuk ke dalam. Di belakangnya, Lin Dong juga mengekor cepat.      

Aula besar itu sangat luas dan terdapat cukup banyak pilar raksasa di dalamnya. Permukaan pilar-pilar itu dipenuhi rune-rune rumit yang samar-samar menyerupai array raksasa.      

Lin Dong mengedarkan pandangannya sekali ke bagian interior aula besar, dan mendadak terhenti pada bagian tengah. Di tempat itu, berdiri pilar giok. Di bagian puncak pilar, terdapat sebuah siter berwarna merah menyala.      

Pemukaan siter itu terdapat gambar burung-burung phoenix yang mengepakkan sayap mereka. Dari kejauhan, sayap-sayap itu terkesan bergerak dan mirip seperti semai api yang akan segera membara. Aliran energi mengerikan perlahan-lahan menguar dari sana, sehingga menimbulkan jejak terdistorsi di dimensi sekitar.      

"Apa itu Heavenly Phoenix Zither?" tanya Lin Dong sambil tetap terpaku menatap pada siter merah membara. Ada jejak gembira di dalam matanya yang tak mampu disembunyikan. Karena bagaimanapun juga, hanya Pure Yuan Treasure yang bisa menguarkan aliran energi mengerikan seperti itu.     

"Ya."      

Ying Huanhuan menjawab sambil menganggukkan kepalanya. Dia kemudian menambahkan, "Kita bisa diam-diam mengambilnya dan mengembalikannya setelah urusan selesai."     

"Mencurinya?" Lin Dong terkejut.     

"Jangan bilang kau benar-benar ingin meminta izin Paman Guru Qi Lei? Tak mungkin dia bakal setuju. Bahkan seandainya kau meminta bantuan pada ayahku untuk meminta izin padanya, tetap saja mustahil!"     

Ying Huanhuan memutar bola matanya pada Lin Dong dan mengayunkan tangannya yang seperti giok. Dia lantas mengerucutkan bibirnya. "Tenang, kalau kita sampai terkena masalah, aku akan menanggungnya. Aku tak ingin kalau seseorang sampai kehilangan kesabarannya lagi."      

Lin Dong sekarang menjadi sangat malu. Dia hanya mampu tertawa kecut sambil menggelengkan kepalanya. Hingga akhirnya, Lin Dong berkata secara tulus pada Ying Huanhuan, "Terima kasih."      

"Bukan masalah."      

Ketika mendengar kata-katanya, Ying Huanhuan tersenyum seperti rubah kecil. Biasanya, Lin Dong selalu bersikap tidak peduli. Namun pemuda itu sekarang sudah memperlihatkan ekspresi tidak berdaya selama beberapa kali di hadapan wanita tersebut.      

Saat tersenyum, Ying Huanhuan samar-samar memiringkan kepalanya dan menatap ke arah Lin Dong dengan bola matanya yang cerah serta lebar. Dia lantas membuka mulutnya dan berbicara, "Selain itu, kakak memintaku menyampaikan hal ini padamu. Kakak bilang ketika kau berinisiatif menyerahkan hak kepemimpinan, sosokmu terlihat sangat luar biasa…"     

"Aku tidak terbiasa dengan itu. Kalau aku tetap menyimpan hak kepemimpinan, mungkin saja aku akan sembrono ketika menggunakannya, lalu salah jalan ketika memimpin kakak serta adik seperguruan. Kak Xiaoxiao lebih terampil dalam hal itu. Oleh karenanya, posisi itu tentu sebaiknya diberikan pada siapa yang pantas menerimanya," kata Lin Dong sambil tersenyum.      

Ying Huanhuan mengerucutkan bibirnya dan tersenyum. Dia lantas mengulurkan tangannya yang seperti giok dan mendadak membentuk sebuah segel tangan. Sesaat kemudian, Heavenly Phoenix Zither melayang dari pilar batu giok dan akhirnya mendarat di kedua lengannya.      

"Ayo pergi dan segera kembali," kata Ying Huanhuan sambil tersenyum memeluk Heavenly Phoenix Zither.      

"Err … kau ikut juga?" Lin Dong menatap ke arah wanita muda dengan sorot tercengang. Dia sontak bertanya.      

"Walaupun aku tak tahu mengapa kau membutuhkan Heavenly Phoenix Zither, tapi biar kuberi tahu sesuatu. Aku adalah pemilik Heavenly Phoenix Zither selanjutnya. Oleh karena itu, aku adalah satu-satunya orang yang bisa mengendalikannya. Kecuali orang itu cukup kuat untuk menghapus tanda kepemilikan yang ditinggalkan ayahku di dalamnya…" jawab Ying Huanhuan sambil nyengir menatap Lin Dong dan memeluk Heavenly Phoenix Zither.      

Lin Dong tak mampu berkata-kata. Dengan kekuatan tikus kecil saat ini, jelas kalau dia tak akan bisa menghapus tanda kepemilikan yang ditinggalkan oleh Ying Xuanzi.      

"Apa kau masih ada pertanyaan?" tanya Ying Huanhuan sambil memperlihatkan senyum menawan. Dia akhirnya memiringkan kepalanya dan menatap ke arah Lin Dong yang sudah lemas beberapa kali di hadapannya.      

"Tidak ada…"      

Lin Dong ragu-ragu sesaat. Dia akhirnya tertawa kecut dan menganggukkan kepalanya. Saat pemuda itu berbalik, kemudian keluar dari aula besar, Ying Huanhuan menatap punggungnya, dan sorot licik terpancar di matanya yang lebar. Sesaat setelahnya, wanita itu mengikuti dengan santai di belakang Lin Dong.      

Setelah mereka berdua pergi, aula besar kembali hening. Beberapa menit kemudian, dimensi di atas pilar batu mulai menggeliat dan dua sosok perlahan-lahan muncul di sana. Dari penampilannya, mereka adalah Ying Xuanzi dan Ketua Aula Sky, Qi Lei.      

"Gadis itu…"     

Qi Lei menatap ke pilar batu yang kini kosong, lalu wajahnya berkedut. Dia lantas berseru, "Ketua Sekte, apa kita akan membiarkan dua murid membawa Heavenly Phoenix Zither keluar Sekte Dao?"     

"Tenang, percayalah pada mereka. Anggaplah mereka keluar sesekali untuk berlatih. Lagipula, ada tanda kepemilikan di Heavenly Phoenix Zither. Jika sampai ada insiden besar, aku akan bisa merasakannya," kata Ying Xuanzi sambil tersenyum samar.     

Ketika mendengar ucapan Ying Xuanzi, Qi Lei hanya mampu menganggukkan kepala. Dia lantas tak tahu sebaiknya tertawa atau menangis ketika berujar, "Gadis Huanhuan, padahal dia murid Aula Sky. Tapi dia malah membantu Lin Dong mencuri benda berharga dari rumahnya sendiri. Ada apa sebenarnya? Sepertinya gadis itu…"     

Ying Xuanzi tersenyum simpul. Namun dia tidak berkata lebih jauh mengenai topik tersebut. Pria itu mengayunkan lengan bajunya, lalu mereka berdua kembali perlahan-lahan menghilang dari puncak pilar batu.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.