Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Duel Murid Papan Atas



Duel Murid Papan Atas

0Suara riuh-rendah menyebar cepat di puncak gunung, dan pada akhirnya, berpasang-pasang mata seketika berubah panas berapi-api. Suara 'swuush' terdengar, kemudian mereka semua menoleh ke area di mana Lin Dong dan Qing Ye berada.      

Dua murid yang hendak bertarung memiliki reputasi sangat tinggi di dalam Sekte Dao. Qing Ye tak diragukan lagi adalah murid nomor satu di Aula Earth. Bahkan di antara generasi muda di Sekte Dao, dia terkenal sebagai murid jenius nomor dua setelah Ying Xiaoxiao. Oleh karena itu, semua orang tahu seberapa besar bakat yang dimilikinya.      

Tak berbeda dengannya, meskipun Lin Dong kurang dalam segi senioritas, tapi berbagai macam keajaiban yang dilakukan olehnya cukup membuat siapapun melupakan statusnya sebagai pendatang baru. Keberhasilannya memahami Great Desolation Scripture memperjelaskan posisinya sebagai murid nomor satu di Aula Desolate. Bahkan Pang Tong dan para praktisi lainnya tidak menampik hal tersebut      

Mereka berdua adalah anggota generasi muda terbaik di Sekte Dao. Pertarungan mereka bisa dibilang merupakan duel antara murid terbaik di dua aula, dan mungkin bahkan menentukan peringkat aula setelah Kompetisi Aula selesai.      

Sedangkan siapa yang akan keluar sebagai pemenang, semua orang tentu sangat penasaran ingin tahu…     

Di area Aula Earth, Qing Ye melipat kedua tangannya di punggung, dan wajahnya setenang air yang tidak beriak. Pandangan matanya yang menatap Lin Dong terkesan gelap dan mengerikan. Selama dia bisa mengakhiri legenda Lin Dong, maka pemuda itu kemungkinan tidak akan kembali berhubungan dengan Ying Huanhuan.      

"Kalahkan dia, Kak Qing Ye!"     

Ekspresi murid-murid Aula Earth dipenuhi dengan semangat ketika mereka mendukungnya dengan suara keras. Walaupun reputasi Lin Dong sekarang berada di puncak, sebagai murid-murid Aula Earth, mereka tentu lebih mendukung Qing Ye.     

Qing Ye tersenyum simpul dan akhirnya terbang ke arena. Saat tiba di sana, dia mendongak dan langsung menatap Lin Dong.      

"Dik Lin Dong, duel ini bakal berat. Dari apa yang kudengar, Qing Ye sudah mencoba naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan sebelum Kompetisi Aula diadakan. Walaupun pada akhirnya dia gagal, tapi kekuatannya sudah jauh melampaui praktisi Tingkat Nirvana Yuan Delapan. Kalau digabungkan dengan pemahamannya pada salah satu dari empat kitab agung misterius—Earth King's Scripture—kemampuan tempurnya bakal luar biasa. Kau sebaiknya lebih berhati-hati." Pang Tong menasehati Lin Dong setelah melihat Qing Ye dengan ekspresi serius.      

"Baiklah."      

Lin Dong menganggukkan kepalanya singkat. Dia tentu tahu kalau Qing Ye bukan lawan yang mudah dihadapi. Sebenarnya, kemampuan tempur Qing Ye jelas melampaui Huo Zhen dari Sekte Great Precipice Cave. Ketika menghadapi lawan sekuat itu, bahkan Lin Dong tidak akan kepikiran untuk lengah.      

"Kak Lin Dong, kami mengandalkanmu! Kau memiliki dukungan penuh dari kami, semua murid Aula Desolate!"      

Murid-murid Aula Desolate di sekitar merasa ikut terbawa emosi dan berteriak secara bersamaan. Lin Dong sekarang sudah menjadi simbol Aula Desolate mereka. Duel ini akan menjadi faktor penentu apakah mereka akhirnya bisa merayakan kemenangan dengan gembira setelah terus berada di peringkat terakhir dalam waktu sangat lama, atau tidak…     

Aula Desolate mereka selalu berada di peringkat terakhir di semua Kompetisi Aula selama beberapa tahun terakhir. Dengan hasil seperti itu, hinaan tentu tidak terhindarkan. Meskipun murid-murid Aula Desolate sangat marah, tapi mereka tidak punya solusi mengatasinya. Meskipun Great Desolation Scripture dikenal sebagai ilmu bela diri terkuat di dalam Sekte Dao, tapi ilmu itu terlalu sulit dikuasai sehingga membuatnya mirip seperti ornamen pajangan. Percuma saja, meski kuat, kalau ilmu bela diri itu tidak bisa dipahami.      

Kondisi itu tak diragukan lagi membuat murid-murid papan atas di Aula Desolate menderita kekalahan telak dari duel melawan murid-murid aula lain yang berhasil memahami tiga kitab agung misterius. Oleh karena itu, Aula Desolate selalu berakhir berada di peringkat terakhir di antara empat aula. Meskipun mereka tidak rela ditekan sedemikian rupa, tapi murid-murid itu tak bisa berbuat apapun.      

Tapi, kemunculan Lin Dong sudah menghancurkan lingkaran nasib tak berujung tersebut. Great Desolation Scripture kembali muncul, dan kondisi itu membuat semangat kembali muncul di hati semua murid-murid Aula Desolate. Kemunculan Lin Dong sudah kembali memberi kepercayaan diri mereka untuk menaikkan peringkat aula…      

Ketika merasakan berpasang-pasang mata yang menatap tulus dari sekelilingnya, Lin Dong kemudian menghela napas perlahan. Dia lantas mengangguk singkat pada Pang Tong dan para praktisi lainnya. Sosoknya bergerak dan bergegas menuju arena bersamaan dengan Qing Ye sambil diiringi tatapan penonton di sana.      

Di arena, dua sosok saling berdiri berhadapan. Saat pandangan mata mereka berjumpa, percikan-percikan cahaya seolah ikut muncul. Walaupun duel belum dimulai, tapi Yuan Power mereka sudah mulai memanas.      

Saat ini, arena unik itu tak diragukan lagi telah menjadi titik pusat seluruh tempat di sekitar. Bahkan Ying Xuanzi dan empat Ketua Aula di platform yang lebih tinggi kini menoleh menatap mereka.      

"Kak, menurutmu siapa yang akan menang di antara mereka?"     

Ying Huanhuan akhirnya tersadar dari kondisinya yang marah karena dipermalukan barusan. Ketika dia menatap ke arah dua orang di arena—yang kini saling menguarkan aura dahsyat—dia tak mampu menahan diri dan akhirnya bertanya.      

"Sulit mengatakannya."      

Ada sorot serius di dalam pupil Ying Xiaoxiao ketika menatap ke arah dua orang di arena tersebut. Dia lantas menambahkan dengan suara lembut, "Meskipun Lin Dong berhasil memahami Great Desolation Scripture, Yuan Power-nya masih lemah jika dibandingkan dengan Qing Ye. Sedangkan Qing Ye, walaupun dia gagal naik ke Tingkat Nirvana Yuan Sembilan, tapi kekuatannya jauh melampaui puncak Tingkah Nirvana Yuan Delapan. Terlebih lagi, Lin Dong mungkin memiliki Great Desolation Scripture, tetapi Qing Ye juga menguasai Earth King's Scripture … Maka dari itu, terlalu awal menentukan siapa yang bakal menang nanti.     

"Tapi … kau ingin siapa yang menang?" Ying Xiaoxiao mendadak bertanya sambil menatap usil pada Ying Huanhuan.      

Ying Huanhuan tercengang sesaat oleh pertanyaan yang muncul tiba-tiba tersebut. Seandainya pertanyaan itu diajukan sebelumnya, hubungan Ying Huanhuan dan Qing Ye tidak buruk, dan dia pasti bakal berpihak padanya. Karena bagaimanapun juga, mereka berdua sudah mengenal sejak bertahun-tahun, dan hubungan keduanya lebih dari sekadar teman biasa. Namun, Ying Huanhuan mendadak sadar kalau dia sekarang rupanya tidak bisa memberi jawaban pasti dengan cepat.     

Ying Huanhuan jelas sangat marah karena sikap Lin Dong barusan. Namun, ketika momen seperti itu tiba, Ying Huanhuan sadar kalau keinginannya melihat Lin Dong gagal rupanya tidak sebesar yang dikira olehnya.     

"Aku … aku tidak tahu."     

Pandangan gadis muda itu mengelak sesaat. Dia akhirnya menggumamkan jawabannya kemudian.      

Ying Xiaoxiao menatap lekat pada mata wanita muda yang kini mengarah ke sisi berbeda, namun tidak berkata apapun lagi mengenai topik tersebut. Alih-alih, dia berkata, "Kalau begitu teruslah menonton. Pasti akan ada pemenangnya di akhir."     

…..     

Di arena di mana pandangan mata semua orang berkumpul, Qing Ye terlihat tenang menatap Lin Dong, lalu berkata dengan sikap acuh. "Ternyata kau memang tidak mengecewakanku. Aku awalnya mengira kalau kau tidak akan bisa mencapai level ini."     

Lin Dong mengernyit ketika mendengar nada bicara Qing Ye. Dia tahu kalau Qing Ye membencinya karena alasan khusus yang berhubungan dengan Ying Huanhuan. Namun dia tidak pernah menyangka kalau rasa benci Qing Ye sebesar itu.      

"Terima kasih banyak atas perhatian Kak Qing Ye. Tapi aku percaya kalau perjalananku tidak akan berakhir di sini." Karena ucapan Qing Ye sangat mengandung nada permusuhan, Lin Dong memutuskan untuk tidak terlalu sopan dan segera membalasnya.      

"Haha, mungkin bukan posisimu untuk memutuskan itu."      

Qing Ye tersenyum simpul, lalu sorot tajam terpancar di matanya. Dia perlahan-lahan melangkah maju. Aura yang beberapa kali lebih dahsyat dari Huo Zhen bergulung perlahan di badannya bagai air bah.     

"Lin Dong, kalau kau kalah dari duel ini, pastikan kau tidak terlalu sering berjumpa dengan Huanhuan."     

Aura kejam dan ganas itu bergabung menjadi kekuatan dahsyat yang menyelimuti sosok Lin Dong. Bibir Qing Ye bergerak-gerak, lalu suara samar sampai di telinga Lin Dong.     

Alis Lin Dong tertaut erat. Pemuda itu menatap Qing Ye dan perlahan-lahan menjawab, "Pertama-tama, biarkan kuberitahu kalau dia dan aku hanya teman. Terlebih lagi, kalau begini caramu mengekspresikan perasaanmu pada seseorang, aku hanya bisa bilang kalau caramu sangat mengecewakan."     

Ekspresi Qing Ye memucat dan mengerikan karena ucapan Lin Dong. Beberapa saat kemudian, sorot murka terpancar di matanya. Dia lantas berbicara dengan suara rendah, "Aku tidak perlu kauajari bagaimana sebaiknya bersikap. Karena kau menolak mendengar, maka jangan salahkan kalau perjalananmu yang ajaib kuakhiri sampai di sini!"     

Lin Dong menggelengkan kepalanya. Sepertinya Qing Ye terlalu tergila-gila dengan Ying Huanhuan. Namun caranya sangat ekstrim.     

Semua yang dikatakan Lin Dong rupanya sia-sia belaka karena situasi Qing Ye sudah seperti itu. Oleh karena itu, Lin Dong tidak berbicara lagi. Dia menatap Qing Ye dan menghirup napas dalam-dalam. Cahaya hijau tebal kemudian mulai menyeruak di badannya. Sisik-sisik naga hijau kini samar-samar terlihat di kulitnya.      

"Duel dimulai!"     

Saat melihat kondisi di sana, sesepuh yang melayang di atas arena menganggukkan kepalanya singkat. Tak lama kemudian, suara bernada rendah dan dalam menggema ke bawah.      

"Aku sudah memberi kesempatan padamu, tapi kau menolak menerimanya. Jika memang demikian, aku hanya bisa menggunakan caraku agar kau tahu sebaiknya kau mundur saja. Aku akan mengalahkanmu di hadapannya!"      

Saat Qing Ye selesai berkata, sorot matanya segera menggelap. Tangannya dikepalkan, kemudian Yuan Power tanpa batas menyeruak tanpa ditahan dari badannya. Qing Ye lantas menapakkan kaki. Sosoknya menembus udara dan muncul di hadapan Lin Dong. Sebuah kepalan diarahkan dan membelah udara. Serangannya mengandung kekuatan yang mengerikan dan mendekat ke arah Lin Dong dengan secepat kilat.      

Atmosfer menegangkan di arena itu akhirnya sekarang meledak!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.