Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Lawan



Lawan

1Ekspresi Lin Dong tidak berubah ketika memandang wanita muda yang keluar arena. Namun diam-diam dia merasa agak malu. Setelah menggunakan siter untuk menepuk pelan pantat seorang wanita di hadapan banyak orang, dia tak tahu Ying Huanhuan bakal mengusiknya seperti apa nantinya.      

Ketika mendongak, Lin Dong bisa merasakan berpasang-pasang mata orang di sekitar mengarah padanya seperti panah tajam. Dia tak bisa mengelak dan malah mengusap hidungnya. Sepertinya tindakannya barusan benar-benar membuat banyak orang tersinggung.      

Seorang sesepuh Sekte Dao muncul mendadak dan melayang turun di platform. Dia menatap Lin Dong dengan cara aneh, dan akhirnya mengumumkan dengan suara keras, "Pemenang, Lin Dong."     

"Whoah!"      

Namun, setelah suara sesepuh itu terdengar, gelombang suara mendesis terdengar dari sekitar. Saat itu, sesepuh itu tak tahu sebaiknya tertawa atau menangis. Hingga pada akhirnya, dia hanya bisa menggelengkan kepala tidak berdaya. Meskipun demikian, tatapan matanya pada Lin Dong sekarang tak diduga malah mengandung jejak hormat yang samar. Sesaat kemudian, sesepuh itu terkekeh dan berkomentar lirih sehingga hanya Lin Dong yang bisa mendengarnya, "Pemuda baik, benar-benar cepat dan beringas. Rupanya kau berani memukul bibi kecil."      

Lin Dong tertawa hampa dan menangkupkan kedua tangannya bersama ke arah sesepuh tersebut. Dia kemudian keluar arena dan pergi ke tempat di mana murid-murid Aula Desolate berada.      

Saat melayang turun dari arena, dia bahkan bisa merasa kalau tatapan mata murid-murid Aula Desolate agak aneh. Namun ketika Lin Dong hendak mengabaikan mereka, Jiang Hao dan para praktisi lainnya segera bergegas berdatangan. Ketika mendekat, mereka mengacungkan jempol pada Lin Dong dan memperlihatkan cengiran aneh yang hanya bisa dipahami para lelaki.      

"Dik Lin Dong. Kau adalah orang pertama yang berani melakukan hal seperti itu pada Dik Huanhuan selama bertahun-tahun ini. Sepertinya hanya kau yang bisa menaklukkan gadis muda yang diminati banyak orang di Sekte Dao." Jiang Hao berkata sambil nyengir aneh.      

"Tapi jangan khawatir. Semua murid Aula Desolate mendukungmu penuh!"      

Lin Dong tersedak sesaat. Ketika menoleh dan menatap cengiran aneh dan usil di wajah murid-murid Aula Desolate di sekitarnya, satu-satunya hal yang dilakukan olehnya adalah berteriak, "Pergi kalian!"      

Sementara Lin Dong melayang turun dari arena, Ying Huanhuan sudah kembali ke area di mana murid-murid Aula Sky berada. Wajah cantiknya memerah dan tersipu seperti sebelumnya. Sementara itu, mata lebar dan cerahnya dipenuhi sorot malu.      

Murid-murid Aula Sky memperlihatkan raut dendam di wajah mereka semua. Ying Huanhuan adalah murid terpopuler di Aula Sky dan tidak terhitung murid-murid yang menyukainya. Sikap Lin Dong barusan jelas membuat mereka murka dan menjadikannya sebagai musuh banyak orang.      

"Pfft."      

Ketika Ying Huanhuan masih tidak fokus karena insiden sebelumnya, suara tawa lirih terdengar di sampingnya. Wanita itu segera menengadahkan kepalanya dan melihat Ying Xiaoxiao menatap ke arahnya dengan cengiran menggoda.      

Ying Huanhuan yang masih dalam proses menenangkan amarahnya, segera berseru ketika melihat ekspresi Ying Xiaoxiao, "Kak, aku tidak apa-apa kalau kau tidak membalaskan dendamku pada orang yang melakukannya padaku. Tapi mengapa kau ikut menggodaku!"      

"Siapa yang memintamu memasang pertahanan yang tidak berguna begitu. Lin Dong tidak ingin melukaimu, sehingga dia memilih melakukan itu." Ying Xiaoxiao berkata sambil tersenyum.      

"Dia seharusnya … juga tidak…" Ying Huanhuan mencoba membalas, tapi tidak bisa mengutarakannya. Wajah menawannya berubah sangat memerah seperti buah apel masak yang membuat siapapun ingin mendekat dan mencicipinya.      

"Um, pemuda itu memang agak kurang elegan dalam bersikap. Kalau Kakak melawannya nanti di kompetisi, akan kupastikan membalas sikapnya padamu." Ying Xiaoxiao berkata sambil mengusap kepala mungil Ying Huanhuan. Namun, kedua matanya yang agak memicing memperlihatkan niat baik.      

"Dia sangat menyebalkan. Bagaimana aku bisa bertemu dengan orang-orang lainnya setelah ini!"      

Ying Huanhuan menggertakkan giginya. Dia lantas mendongak dan mendelik ke arah murid-murid Aula Desolate. Setelah menemukan sosok Lin Dong yang berdiri di depan, pemuda itu rupanya juga merasakan sesuatu dan berbalik. Keduanya saling menatap.      

Tatapan keduanya hanya bertemu dalam beberapa kali embusan napas. Wajah Lin Dong tetap tenang seakan tidak terjadi apapun. Namun, Ying Huanhuan jelas tidak memiliki kulit setebal pemuda tersebut. Oleh karenanya, Ying Huanhuan hanya mampu mengalihkan pandangannya, sambil terus-menerus menggumamkan rasa tidak puas sebagai seorang wanita yang diusik. Ying Huanhuan terus-menerus mengumpat Lin Dong. Wanita itu tidak berhenti marah padanya.      

Namun ketika Ying Huanhuan memarahinya, kejadian barusan terus saja muncul di dalam kepalanya. Bagian yang terkena pukul Lin Dong masih terasa panas seperti api. Tak lama kemudian, ingatannya berubah ke waktu di mana dia memilih tinggal seorang diri lalu menahan Yao Ling dan para praktisi lainnya. Pada saat itu, ketika Ying Huanhuan dalam kondisi putus asa, sosok kurus itu juga mendadak muncul di hadapannya.      

Ying Huanhuan saat itu merasa kalau pemuda tersebut sehebat ayah yang dipujanya.      

Pemuda itu juga berhasil melakukan banyak hal yang dianggap mayoritas murid Sekte Dao sebagai keajaiban. Bahkan Great Desolation Scripture yang sangat mengerikan juga berhasil dipahami oleh Lin Dong. Hanya ilmu bela diri itu yang tidak bisa dipahami murid-murid di sana, bahkan oleh kakak perempuannya. Namun pada akhirnya, ilmu itu berhasil didapatkan tanpa ampun oleh pemuda tersebut.      

Ying Huanhuan benar-benar tidak bisa percaya kalau pemuda yang awalnya dianggapnya tidak tahu diri, ternyata memiliki kemampuan yang mengerikan. Berdasar pada kecepatan perkembangan diri, Lin Dong mungkin bisa menjadi murid papan atas di antara anggota generasi muda Sekte Dao dalam waktu kurang dari setahun. Jika saat itu tibia, bahkan Ying Xiaoxiao dan kakak seperguruan Wang Yan—yang dulu dipujanya—tidak akan bisa menyamai Lin Dong.      

Berbagai macam ekspresi terus-menerus bermunculan pada wajah Ying Huanhuan. Di dalam mata lebarnya yang cantik, terdapat ekspresi linglung samar yang bahkan belum disadari Ying Huanhuan sendiri.      

Saat Ying Xiaoxiao yang berada tidak jauh dari sana melihat sosok Ying Huanhuan sekarang, wanita itu kemudian tersenyum samar. Sepertinya hari-hari santai yang dinikmati gadis itu di Sekte Dao akan segera berakhir.     

Di area tidak jauh dari tempat murid-murid Aula Desolate berada, terdapat sekelompok murid dengan sosok Qing Ye yang tinggi, berdiri tegap di bagian depan. Dia juga memenangkan duel dengan mudah. Namun ekspresinya sekarang tidak membaik karenanya. Alih-alih, terdapat raut samar dan murka di sana.      

Alasan Qing Ye murka jelas karena duel Lin Dong melawan Ying Huanhuan barusan. Setelah wanita itu kembali ke area Aula Sky, pandangan mata Qing Ye terus terpaku pada sosoknya. Wajah Ying Huanhuan yang terus memerah murka samar-samar membuatnya tidak tenang.      

Ying Huanhuan dan dia…      

"Lin Dong."     

Ada sorot gelap dan suram di dalam mata Qing ye ketika menatap Lin Dong. Tangannya tidak bisa menahan lagi dan perlahan-lahan dikepalkan.      

"Kuharap kau tidak berjumpa denganku di duel selanjutnya. Kalau tidak, aku akan mengakhiri keajaiban yang muncul di dalam Sekte Dao!"      

Lin Dong sedang berdiri tenang di area murid-murid Aula Desolate. Sedangkan mengenai berbagai macam tatapan mata yang mengarah dari semua arah padanya, pemuda itu sama sekali tidak terpengaruh. Rupanya memang jelas kalau kulitnya sangat tebal.      

Namun dia tidak bersikap seperti itu selamanya, karena Lin Dong merasakan pandangan mata mengarah padanya. Tatapan itu membuat semua bulu kuduknya berdiri. Dia lantas memiringkan kepalanya. Dia kemudian melihat Ying Xuanzi yang duduk di tengah dan menyapukan pandangan ke seluruh stadion, kini menatapnya dan tersenyum samar.      

Ketika tatapan itu mengarah padanya, Lin Dong yang awalnya tenang dan santai, akhirnya merasakan kulitnya agak kebas. Memukul pantat seorang anak gadis di hadapan orang lain bukanlah hal yang bisa dimaafkan dengan mudah. Terlebih lagi, ketika berhadapan dengan ketua sekte yang misterius serta tidak terprediksi itu, bahkan Lin Dong juga agak kebingungan. Apalagi dia sudah melakukan tindakan barusan secara refleks.      

Untung saja Ying Xuanzi tidak menatapnya terus-menerus. Setelah beberapa saat berlalu, pria itu menoleh, sehingga membuat Lin Dong bisa menghela napas lega. Lin Dong merasa agak marah dalam hati ketika berpikir. Ada banyak orang yang ikut serta dalam duel kali ini. Tapi di antara mereka semua, mengapa dia malah berhadapan dengan lawan yang paling merepotkan?     

"Kak Wang Yan menang lagi."      

Ketika Lin Dong menghela napas lega setelah tatapan Ying Xuanzi teralih darinya, suara tenang Pang Tong mendadak tertangkap telinganya.      

Alis Lin Dong mengernyit dan dia menatap ke arah arena tak jauh darinya. Di sana, terlihat Wang Yan dengan jubah abu-abunya. Saat ini pria itu sudah berbalik dan berjalan menjauh. Di hadapannya, terdapat seorang murid Aula Earth dengan wajah pucat pasi. Namun wajah murid itu dipenuhi raut tidak berdaya dan penderitaan karena dia memang tidak bisa mengumpulkan keberanian untuk melawan Wang Yan.     

"Lagi-lagi ada murid yang mengaku kalah bahkan sebelum mulai duel…" Pang Tong berkata sambil tertawa kecut. Dia lantas menggelengkan kepalanya. Wang Yan sudah melalui tiga duel. Di tiga duel itu, semua lawannya mengaku kalah bahkan sebelum duel dimulai. Rupanya mereka sudah kehilangan tekad bertarung karena aura Wang Yan yang terlalu mendominasi.      

"Dia memang pantas menjadi praktisi terkenal yang namanya berada di peringkat kedua dalam daftar buronan sekte. Bahkan dia bisa mengalahkan lawannya tanpa bertarung. Di antara murid-murid Sekte Dao, mungkin hanya kak Wang Yan yang bisa melakukannya," kata Jiang Hao, lalu dia menghela napas.     

Lin Dong melipat tangannya dan memandang ke arah Wang Yan. Pria itu kembali duduk dengan mata terpejam untuk bermeditasi. Sesaat kemudian, Lin Dong menatap ke arah Ying Xiaoxiao. Pada saat ini, wanita itu tidak memperlihatkan raut gembira. Namun meskipun demikian, Lin Dong masih bisa merasakan jejak penuh ketegasan di dalam mata Ying Xiaoxiao.      

"Rupanya kau memutuskan berduel dengannya…"      

Lin Dong mengerucutkan bibirnya. Dia mampu merasakan kalau duel di antara dua murid itu pasti bakal menjadi pertarungan mengerikan di antara dua orang kuat. Akan tetapi, siapa yang akan keluar sebagai pemenang di akhir masih tergantung pada kemampuan mereka masing-masing…     

Selanjutnya, Lin Dong kembali keluar dan duel dua kali lagi. Lawan-lawannya adalah kakak seperguruan Aula Sky yang cukup kuat. Namun pada akhirnya mereka masih kalah telak di tangan Lin Dong. Setelah kemenangan tiga kali berturut-turut, Lin Dong bisa masuk ke tahap final. Saat ini, murid-murid yang tersisa bisa dianggap sebagai murid elit di aula mereka masing-masing. Kalau dibandingkan dengan sebelumnya, duel mereka juga menarik lebih banyak perhatian.      

Seorang pemenang kembali diumumkan beriringan dengan terdengarnya suara bersorak-sorai setelah duel itu selesai. Tak lama kemudian, seorang sesepuh muncul di sana. Dia menatap ke sekitar dan suara riuh-rendah itu berubah hening.      

"Pertandingan selanjutnya, Qing Ye dari Aula Earth."      

Setelah memanggil nama Qing Ye, terdapat jeda di suaranya. Sesepuh itu kemudian menoleh dan langsung menatap ke area murid-murid Aula Desolate berada.      

"Melawan Lin Dong dari Aula Desolate."     

Saat ucapan itu terdengar, keributan segera terjadi di stadion dan mulai menyebar cepat. Para murid papan atas dari dua aula yang berbeda akhirnya berhadapan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.