Ilmu Pengguncang Alam Semesta

Kompetisi Aula Dimulai



Kompetisi Aula Dimulai

2Wilayah pusat Sekte Dao adalah barisan pegunungan. Di dalam area pegunungan itu terdapat sebuah gunung yang tinggi menjulang. Puncak gunung itu menembus langit dan dikelilingi oleh awan serta kabut—terlihat seperti nirwana.      

Namun saat ini, puncak gunung yang biasanya damai rupanya ramai akan kehidupan dan suara. Keributan di area itu bisa terdengar jelas bahkan dari radius 2 kilometer.      

Kompetisi Aula adalah kompetisi terbesar yang diadakan tiap tahunnya oleh Sekte Dao. Seluruh Sekte Dao, baik sesepuh maupun murid, sangat menyanjung kompetisi tersebut.      

Ketika Lin Dong sampai dan menatap ke arah pemandangan mengagumkan di sana, dia sontak mendecakkan lidah. Pemuda itu langsung menuju puncak gunung besar yang terletak di bagian paling tengah.      

Karena jumlah partisipan Kompetisi Aula sangat besar, puncak-puncak gunung di area sekitar kini dipenuhi oleh arena-arena pertarungan. Namun, arena paling mencolok adalah puncak gunung yang dituju Lin Dong. Arena itu adalah tempat di mana murid-murid paling berbakat di empat aula akan bertarung. Oleh karena itu, atmosfer di puncak gunung itu jauh lebih hidup dan ramai dibandingkan di tempat-tempat lainnya.      

Sekarang, puncak gunung itu sudah dipenuhi oleh banyak orang. Pandangan Lin Dong menyapu sekitar di tempat itu, melihat area di mana semua murid Aula Desolate berada. Dia lantas terbang menuju arah tersebut.      

"Kak Lin Dong sudah tiba!"     

Ketika Lin Dong muncul di sana, murid-murid Aula Desolate lantas berseru terkejut. Tak lama kemudian, berbagai macam sorot bersemangat diarahkan padanya.      

Sejak Lin Dong berhasil memahami Great Desolation Scripture, reputasinya di Aula Desolate jelas sudah melampaui kakak seperguruan murid langsung yang berpengalaman seperti Pang Tong dan Jiang Hao. Pang Tong dan Jiang Hao tidak terusik dan merasa dendam karenanya. Kemampuan Lin Dong memahami Great Desolation Scripture sudah menyakinkan mereka atas kemampuan dan kekuatan pemuda tersebut.      

"Kau selalu datang terakhir…" Pang Tong tertawa saat Lin Dong mendarat di sisinya.      

"Aku agak terlambat." Lin Dong tersenyum penuh penyesalan pada Pang Tong dan para praktisi lainnya.      

"Haha, Dik Lin Dong. Urusan apakah peringkat Aula Desolate kita bisa naik atau tidak di Kompetisi Aula kali ini semua bergantung padamu." Jiang Hao terkekeh sambil berkata dengan suara bersemangat.      

Lin Dong cuma tersenyum menanggapi ucapan tersebut. Dia menengadah dan melihat ke arah berbeda. Tak jauh di arah berlawanan dari wilayah Aula Desolate adalah tempat tiga aula lainnya. Dua sosok berdiri di bagian depan area Aula Sky. Mereka adalah sosok yang paling menonjol di area itu—Ying Xiaoxiao dan Ying Huanhuan. Kemanapun dua saudara wanita itu melangkah, mereka akan menjadi sosok paling mencolok di Sekte Dao.      

Ying Xiaoxiao tetap diam seperti biasa. Namun, Lin Dong menyadari sorot tenang dan pasrah di matanya. Perasaan itu pasti muncul dikarenakan munculnya kakak seperguruan Wang Yan.      

Di sisinya, Ying Huanhuan kembali memperlihatkan sikap menawan dan memikat hati. Dia memperlihatkan senyum tidak berdosa seperti biasa di wajahnya. Seorang pemuda berpostur tinggi dan tegap berdiri di sampingnya. Dia adalah Qing Ye dari Aula Earth. Saat ini, mereka berdua sepertinya sedang membicarakan sesuatu dengan gembira.      

Ketika Lin Dong menoleh ke arahnya, Ying Huanhuan sepertinya sadar. Wanita muda itu agak mendongak dan menatap ke arah Lin Dong. Sesaat kemudian, dia mengalihkan pandangannya tak peduli. Namun ketika Ying Huanhuan menoleh ke arah berbeda, Lin Dong bisa melihat jelas kalau terdapat sorot gembira di mata lebar wanita tersebut.      

Ketika Qing Ye melihat kalau Ying Huanhuan menoleh santai ke arah Lin Dong, dia tidak bisa menahan diri untuk lebih membusungkan dadanya dan tersenyum simpul pada Lin Dong. Senyumannya mengandung raut agak puas.      

Saat melihat sikap keduanya, Lin Dong rasanya ingin terkekeh. Qing Ye sepertinya menganggapnya sebagai saingan romansa.      

"Dik Lin Dong, Dik Huanhuan disukai banyak orang di Sekte Dao. Kalau kau ingin bergerak, sebaiknya segera lakukan. Karena kalau tidak, Dik Huanhuan akan direbut oleh orang lain seperti Qing Ye." Jiang Hao dan para praktisi lainnya menggodanya ketika mereka melihat Ying Huanhuan dan Qing Ye berdiri bersebelahan di kejauhan.      

Lin Dong melirik ke arah Jiang Hao dan menyadari untuk pertama kalinya kalau pria itu rupanya memiliki sisi usil. Sesaat kemudian, Lin Dong hanya bisa menggelengkan kepalanya tidak berdaya dan menjawab, "Kau berlebihan."      

"Heh, sekarang ini pertama kalinya setelah bertahun-tahun sejak kami melihat Dik Huanhuan memperlihatkan sikap peduli seperti itu. Dik Lin Dong, kalau kau bisa mendapatkan putri kecil Sekte Dao kita, pasti bakal lebih menarik dibandingkan mendapatkan peringkat pertama demi Aula Desolate." Pang Tong yang biasanya bersikap tulus juga ikut berkomentar dan menggodanya.      

"Haha, Kak Pang Tong benar. Semua tergantung Kak Lin Dong, apa bisa kembali menghidupkan reputasi Aula Desolate atau tidak." Murid-murid Aula Desolate di sekitar mereka berseru sambil tertawa ketika mendengar ucapan Pang Tong.      

Lin Dong tidak bisa merespon dan hanya mampu menggelengkan kepalanya menanggapi ucapan kawan sesama murid di sana. Ketika dia hendak bicara, kendali pikirannya mendadak terhentak dan dia mengalihkan pandangan ke arah area di atas puncak gunung. Sebuah sosok abu-abu diiringi aura dingin berdarah terbang di langit. Sosok itu melayang turun dari mendarat di area di mana murid-murid Aula Sky berada.      

Ketika sosok itu muncul, keributan di seluruh puncak segera hening. Namun, pria itu mengabaikan sorot campur aduk para penonton di sana. Di waktu yang bersamaan, dia tidak mendekat pada murid-murid Aula Sky. Saat mendarat, pria itu hanya menatap acuh pada Ying bersaudara. Sesaat kemudian, dia duduk dan memejamkan mata.      

Ying Xiaoxiao menatap ke arah sosok berjubah abu-abu dan menggigit bibirnya perlahan. Sesaat kemudian, dia mengepalkan tangannya yang seputih bunga lili dan sorot penuh tekad berangsur-angsur muncul di mata jernihnya.      

"Kak."      

Di sisinya, tangan seputih bunga lili Ying Huanhuan meraih pergelangan tangan Ying Xiaoxiao dengan lembut.      

"Aku akan menghentikannya."     

Ying Xiaoxiao menoleh dan tersenyum pada Ying Huanhuan. Namun, Ying Huanhuan bisa jelas merasakan rasa pasrah dan penderitaan pada senyum Kakaknya. Ying Huanhuan tidak mengatakan apapun lagi, dan menganggukkan kepalanya dengan enggan. Meskipun dia selalu percaya pada Ying Xiaoxiao, tapi kali ini rasa percaya diri itu berkurang banyak…     

Sementara suasana hati Ying Huanhuan agak menurun, mata lebar hitam legamnya tanpa disadari menoleh ke arah Lin Dong. Tapi dia lantas tertawa sendiri. Kalau Ying Xiaoxiao tidak bisa menghentikan Wang Yan, meskipun Lin dong sudah berhasil memahami Great Desolation Scripture, tetap saja bakal sia-sia belaka…     

Sejak Wang Yan muncul, pandangan Lin Dong selalu terfokus padanya. Berdasarkan inderanya, kekuatan kakak seperguruan Wang Yan pasti berada di sekitar Tingkat Nirvana Yuan Sembilan. Terlebih lagi, Wang Yan tidak lebih lemah dibandingkan Ying Xiaoxiao. Sementara itu, nuansa berbahaya yang sangat besar berkecamuk di pikiran Lin Dong.      

"Rupanya Kak Wang Yan … Aku tidak menyangka kalau dia akan kembali…"      

Pang Tong juga menatap ke arahnya dan menghela napas panjang. Raut yang sama rumitnya juga terlihat di wajahnya. Sebagai murid paling senior di Aula Desolate, dia jelas tahu sesuatu mengenai kisah Wang Yan.      

Di sisinya, Jiang Hao, Fang Yun, dan para praktisi lainnya juga ikut menoleh. Sesaat kemudian, mereka merasa bulu kuduk di sekujur badan berdiri. Murid-murid itu lantas bergumam, "Pantas saja kak Wang Yan berada di peringkat kedua di daftar buronan sekte. Tidak ada murid-murid di sekte yang mampu menyamai keberadaannya."     

"Kali ini, bakal ada pertandingan besar di Kompetisi Aula. Aku khawatir kak Xiaoxiao tidak akan membiarkan kak Wang Yan mendapatkan posisi pemimpin bagi murid-murid pada Kompetisi Sekte Agung…" Pang Tong menghela napas.      

Ketika mendengarnya, Jiang Hao dan kawan-kawannya diam-diam menganggukkan kepalanya.      

Lin Dong mengerucutkan bibir. Meskipun Kak Wang Yan cuma duduk dengan kedua mata terpejam, tapi atmosfer di tempat itu sudah menjadi aneh. Walaupun dia sudah meninggalkan Sekte Dao selama bertahun-tahun, tapi reputasinya tidak kalah sedikit pun dengan Xiaoxiao…      

Pandangan mata Lin Dong mengarah ke platform di hadapannya. Tempat duduk para sesepuh Sekte Dao berada di sana. Saat ini, empat Ketua Aula sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Di tempat paling tengah ada Ying Xuanzi yang wajahnya setenang danau tak beriak.      

Nuansa di platform juga tidak seramai yang diperkirakan. Empat Ketua Aula saling bertukar pandang dan bersama-sama menoleh ke arah Wang Yan. Tatapan mata mereka dipenuhi dengan sorot pasrah dan suram.      

"Ketua Sekte, mengenai masalah ini…" Qi Lei, Ketua Aula Sky, berkata dengan suara lembut sambil menggertakkan giginya.      

"Lakukan sesuai ketentuan." Ying Xuanzi menjawab datar dan tidak terpengaruh sama sekali.      

"Berdasar ketentuan, Wang Yan bisa meninggalkan Aula Sky dan menjadi salah satu sesepuh Sekte Dao. Oleh karena itu, dia tidak bisa berpartisipasi di Kompetisi Aula." Qi Lei menjelaskan dengan nada lirih.     

"Tapi, dia masih murid Aula Sky."      

Ying Xuanzi menatap ke arah Qi Lei dan menghela napas. Dia melambaikan tangannya dan memberi instruksi. "Sudah waktunya. Umumkan kalau Kompetisi Aula dimulai."      

Qi Lei tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya mampu mengangguk. Dia berdiri dan menyapu ke arah lautan manusia yang seolah tanpa batas di puncak gunung dengan sorot fokus dan tajam. Ketika ditatap seperti itu oleh Qi Lei, puncak gunung yang awalnya ramai kini berangsur-angsur tenang.      

"Kurasa ketentuan Kompetisi Aula sudah dijelaskan oleh Ketua Aula kalian masing-masing. Oleh karena itu, aku tidak akan menjelaskannya lagi. Namun, ingatlah kalau Kompetisi Aula hanya platform untuk berduel dan berlatih, bukan tempat di mana kalian menyelesaikan dendam pribadi. Maka dari itu, perhatikan kapan kalian harus berhenti. Kalau kalian memiliki niat membunuh murid lainnya, sekte tidak akan semudah itu membiarkan kalian bebas!"      

Suara lantang Qi Lei terdengar ke seluruh area. Hingga pada akhirnya, suaranya menggema di pegunungan sekitar. Ketika dia selesai mengucapkan kalimat terakhir, pandangannya terarah pada sosok berjubah abu-abu yang duduk di kejauhan. Namun sosok itu tidak bergerak seolah dia tidak mendengar apapun.      

"Sebelum datang kemari, semua orang pasti sudah mendapatkan nomor arena dari aula kalian masing-masing. Selanjutnya, kalian akan masuk ke arena berdasarkan nomor itu!"      

Saat Qi Lei selesai bicara, atmosfer di area puncak gunung kembali bersemangat. Banyak murid yang membalikkan telapak tangan mereka, lalu token giok muncul di sana. Sesaat kemudian, banyak orang yang melaju dan terbang menuju ke berbagai arena di puncak gunung.      

Ketika melihatnya, Lin Dong tersenyum dan membalikkan telapak tangannya. Token giok muncul di sana. Huruf 'A5' tertulis pada token giok tersebut.      

Setelah menatap nomor arena di token, pandangan Lin Dong lantas menyapu ke sekitar dan sosoknya terbang. Sambil diiringi berpasang-pasang mata, dia mendarat di arena yang luas.      

Saat Lin Dong mendarat di arena, wilayah sekitarnya mendadak ramai. Kejadian itu membuat Lin Dong terkejut. Tak lama kemudian, dia melihat sosok cantik yang membawa siter hijau zamrud melintas di udara. Sosok itu mendarat dengan indah di hadapannya.      

Lin Dong mendadak merasakan sensasi sakit di kepalanya ketika menatap wajah menawan di hadapannya. Tidak pernah terbayang olehnya kalau lawan pertamanya adalah Ying Huanhuan.      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.