THE RICHMAN

The Richman - Stalker



The Richman - Stalker

2Dua minggu kemudian cedera kaki Richard mulai berangsur pulih dan dia kembali pada kesempurnaannya. Tapi yang menjadi masalah lainnya adalah ditemukannya faktor kesengajaan yang dilakukan oleh lawan main saat pertandingan itu setelah Richard mengutus tim untuk melakukan investigasi. Bagaimanapun juga Richard bukan pria yang mudah menerima kekalahannya apalagi saat dirinya mengalami cedera cukup serius.     

Tampaknya pria yang membuatnya cedera adalah pria yang dua hari sebelum kejadian mendapatkan transfer dana cukup besar dari rekening atas nama Carlos Piere. Kecurigaan Richard semakin mengerucut saat salah satu akun bank Richard bisa diakses oleh orang asing dan memindahkan sejumlah uang karena ada surat yang ditandatangan oleh Richard meski Rich tidak merasa melakukannya dengan sadar. Mungkin seseorang sengaja menyelipkan selembar surat diantara tumpukan dokumen dan menunggu saat Richard lengah.     

Benar saja, uang ratusan ribu dollar melayang dan saat di konfirmasi, seorang pegawai dari perusahaan Richard sendiri yang melakukan penarikan uang tunai dengan surat kuasa yang ditandatangani oleh Richard.     

Hari itu juga Richard meminta bantuan pihak kepolisian untuk menyelidiki kasusnya dan sudah jelas sekali bahwa tersangkanya adalah Carlos Piere, sang skretaris yang sudah setahun ini bekerja untuknya.     

Tak butuh waktu lama, dalam satu kali duapuluh empat jam pihak kepolisian behasil melacak tempat tinggal Piere dan menemukan beberapa fakta mengejutkan lainnya. Di sebuah dinding apartment piere yang dia pakai sebagai tempat tidur terdapat puluhan foto Christabell, isteri bosnya.     

Richard yang sempat datang ke TKP dan melihat semua itu menjadi sangat murka. Dia bahkan berniat mendatangi sekretarisnya itu dan menembak kepalanya hingga hancur berkeping-keping. Bagaimana tidak, Richard tidak ingin isterinya dilihat oleh orang lain apalagi sampai tahu bahwa ada pria lain yang menguntit isterinya dengan sedemikian rupa.     

Sebagai suami, harga diri Richard tercabik-cabik. Bukan hanya marah pada sekretaris hingga hampir membunuhnya, dia juga marah pada keadaan. Bahkan Richard sulit mencerna emosi itu hingga memilih untuk menghindari isterinya. Entah mengapa kesulitan berbagi yang dialami Richard sejak masa kanak-kanak membuat keadaannya semakin parah.     

Christabell yang menyadari perubahan suaminya itu menjadi semakin bingung. Richard tidak mengatakan apapun soal masalah itu, dia hanya pulang saat malam sudah begitu larut kemudian memilih tidur di kamar lain. Sedapat mungkin dia menghindari menatap wajah isterinya, karena setiap kali Richard menatap isterinya, dia akan teringat pada si bedebah Carlos Piere, dan itu membuat emosinya semakin bergejolak.     

***     

"Kami menemukan jejak Piere di bandara, tampaknya dia melakukan perjalanan keluar negeri." Ujar salah satu detektif dari kepolisian yang menyelidiki kasusnya itu. Dia menghubungi Richard melalui sambungan telepon pagi ini.     

Rahang Richard mengeras. "Aku ingin kasus ini selesai, bagaimanapun caranya."     

"Kami akan memastikan untuk segera bisa menangkapnya."     

"Terimakasih."     

Richard menatap ke layar ponselnya itu untuk beberapa saat. Meski selama ini Richard menekuni bisnis yang bersih, tapi dia juga mengenal orang-orang yang bisa melakukan pekerjaan kotor yang pernah berhutang budi padanya. Richard bisa saja menghubungi salah satu dari mereka dan meminta membereskan si brengsek Piere, tapi hati kecilnya seolah mengatakan lain.     

Terkadang ditengah kesibukannya, tiba-tiba terlintas di benak Rich tentang puluhan gambar diri isterinya itu terpampang di dinding seorang pria muda yang adalah sekretarisnya sendiri. Richard sempat berpikir apakah isterinya menjadi fantasi sex dari pria brengsek itu atau apa? Dari mana dia mendapatkan begitu banyak foto Chrsitabell? Dan sejak kapan dia melakukan semua itu?     

Beberapa foto terbaru bahkan diambil dengan latar rumah richard, salah satunya bahkan saat Christabell sedang berenang bersama dengan Adrianna puterinya. Dan sudah barang tentu, Bell berbikini kala itu.     

"Shit!" Richard menggebrak mejanya sendiri, kekesalannya kembali menyeruak dan menguasai dirinya tatkala memikirkan hal itu, hingga akhirnya Richard memutuskan untuk menghubungi Don, salah satu pelaku pekerjaan gelap yang sempat mendapatkan pertolongan dari Richard hingga membuatnya merasa begitu berhutang budi.     

Begitu Richard menjelaskan kronologinya Don segera memerintahkan anakbuahnya dan beberapa kenalannya untuk melacak keberadaan Piere. Kurang dari tujuh hari setelah perintah itu keluar, Piere berhasil ditangap oleh anak buah Don dan di sekap dalam sebuah ruangan.     

Richard yang begitu geram datang seorang diri ke tempat penyekapan itu. Dengan sangat marah Richard meluapkan semua emosinya dengan menghajar habis-habisan pria muda berkacamata itu.     

Bukannya ketakutan dan penuh penyesalan, Piere justru memancing emosi Richard dengan mengatakan berbagai hal buruk lainnya.     

"Aku menikmati keseksian isterimu itu." Tawa renyah terdengar dari balik bibir Piere yang mulai robek akhibat dihajar oleh Richard.     

"Berhenti bicara tentang isteriku!!" Richard semakin marah dan menghajar Piere sekali lagi dengan bogem mentahnya.     

"Meksipun kau membunuhku kau tidak akan bisa menghapus isterimu dari dalam kepalaku Richard Anthony."     

Bagaikan iblis yang memancing nafsu manusia, Piere meracau dan membuat pikiran Richard semakin kalut.     

"Dia menjadi fantasi terbaikku." dengan mata lebam yang sudah tak bisa terbuka sempurna Piere masih bisa tersenyum sinis ke arah Richard. Don yang semula diam menyaksikan semua itu mulai turun tangan, dia mengarahkan pistol ke kepala Piere, berusaha membela orang yang sudah berjasa padanya.     

Richard melihat semua itu, hanya tinggal menunggu aba-aba dari Rich dan Don akan menarik pelatuknya, tapi Richard tidak bisa. Semarah apapun dia, membunuh tidak akan pernah jadi pilihan dalam hidupnya.     

Richard menggeleng, dan berjalan gontai keluar dari gudang itu. Don mengikutinya sementara anak buah Don berjaga untuk mengawasi Piere yang sudah terikat dan lemah tak berdaya karena babak belur itu.     

"Jika kau ingin aku membunuhnya dan menghilangkan jejaknya, akan kulakukan." Ujar Don sembari berjalan mengimbangi langkah Richard menuju mobilnya.     

"Biarkan dia hidup dan menerima hukuman yang pantas." Richard berbalik dan menepuk pundak Don. "Terimakasih sudah membantuku."     

Don menatap Rich prihatin. "Jika kau butuh bantuanku, hubungi aku kapanpun."     

"Ok."     

Richard membuka pintu mobilnya dan menghubungi polisi. Sementara itu Don segera meninggalkan lokasi sebelum polisi datang. Piere diamankan oleh pihak kepolisian, dan karena catatan kriminalnya cukup banyak termasuk soal identitas palsu saat mencoba kabur dari pengejaran polisi akirnya Piere dijatuhi hukuman setimpal.     

Namun malam itu, selepas menghajar Piere, Richard kembali kerumah dengan sangat berantakan. Christabell yang cemas karena sikap suaminya belakangan ini menemukan jawaban dari semua kecemasannya itu.     

"Richard, apa yang terjadi?" Christabell melihat noda darah di kemeja suaminya. Selain itu kemejanya juga lusuh dan kotor, Rich tak lagi mengenakan dasi dan wajahnya juga tampak semrawut.     

Richard tidak menjawab, bahkan sampai Christabell melucuti kemeja suaminya itu, Richard hanya memeluknya dalam diam. Kemarahannya tidak bisa terlampiaskan sepenuhnya dan dia tidak tahu harus menyalahkan siapa. Dia hanya merasa hargadirinya sebagai suami diobrak-abrik oleh mantan sekretarisnya dengan menjadikan foto-foto isterinya sebagai objek fantasi seksual. Suami mana yang bisa menerima fakta sedemikian.     

Christabell mengusap-usap punggung suaminya untuk memberikan ketenangan pada Richard, meski semuanya terasa sia-sia.     

"Semua akan baik-baik saja." Bell terus membisikkan itu, meski bagi Richard semuanya akan tampak berbeda. Richard menyesali keputusannya melunak pada Christabell dan membiarkan Piere datang kerumahnya untuk beberapa kali dan menghabiskan hampir setengah hari bekerja dari rumahnya.     

Richard juga awalnya begitu percaya pada anak muda yang cerdas dan berdedikasi tinggi pada pekerjaannya itu. Rupanya Piere menusuk Ricard dari belakang. Sifat dasar pria adalah selalu menginginkan pengakuan dan tidak ingin kalah dengan pria lainnya, karena pada dasarnya mereka memiliki kecenderungan ingin menjadi dominan.     

"Kau bisa bercerita padaku jika kau ingin." Ujar Christabell, tapi Richard tak membuka suara barang sepatah katapun. Dia tidak ingin menjadikan itu sebagai beban bagi isterinya. Dia bahkan merahasiakan soal Carlos Piere dari isterinya itu. Richard tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan isterinya jika dia tahu bahwa foto-foto dirnya menjadi objek seksual oleh pria asing yang adalah sekretaris suaminya sendiri.     

"Richard..." Christabell menatap Richard yang tiba-tiba berdiri dan berjalan menuju kamar mandi tanpa bicara apapun padanya. Noda darah di kemeja putihnya menimbulkan tandatanya besar di kepala Christabell.     

Di dalam kamar mandi, Richard membasahi dirinya dengan derasnya air dari shower, berharap bisa menghapus memori buruk yang terjadi beberapa hari terakhir. Dia tidak pernah menyangka bahwa orang yang sangat dekat dengannya setahun terakhir adalah orang yang akan menghianatinya dengan sedemikian kejam.     

Lagi-lagi kejadian seperti ini seolah mengorek luka lama yang membekas dari masa kanak-kanak Richard. Dia akan semakin sulit percaya pada orang lain, dan akan semakin posesif pada isterinya itu.     

Kecantikan Christabell yang justru semakin terlihat jelas saat dia sudah memiliki dua putera, tak dipungkiri, tubuhnya yang semakin berisi dan wajahnya yang semakin segar membuatnya terlihat begitu sexy. Dengan kulit sebening pualam dan senyum yang selalu berhasil membuat orang jatuh hati saat pertama kali melihatnya, itu juga yang terjadi pada Piere.     

Undangan makan malam yang diberikan Richard dalam acara ulang tahunnya tahun lalu, itu pertama kali Piere bertemu dengan isteri bosnya itu. Dan foto Christabell dengan gaun hitam tanpa lengan yang diambil dari jarak jauh, ada juga di dinding kamar Piere. Mungkin itu foto pertama yang menjadi koleksi Piere. Meski malam itu Richard juga mengundang Amy, Pitterson, Charlotte dan juga Paul dan Eleonora, dan beberapa rekannya, tapi tak diangka Piere langsung jatuh hati pada ibu dua anak itu. Dan yang sangat menyedihkan, keakraban yang dibangun oleh Richard justru menjadi bumerang bagi dirinya sendiri.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.