THE RICHMAN

The Richman - Sexy Lady



The Richman - Sexy Lady

3Setelah kehidupan membakin semua terasa begitu cepat. Richard kembali menjalani kehidupannya dengan penuh semangat sementara Chrsitabell sibuk mengurus kedua buahhatinya dibantu dengan dua orang pengasuh. Saat ini Christabell semakin piawai membagi waktunya terutama saat dua buah hatinya bersama pengasuh, Bell bisa menyempatkan waktu untuk mempercantik dirinya dengan melakukan beberapa perawatan kulit, wajah atau rambut. Entah mengapa pasca kelahiran bayi laki-lakinya Bell menjadi sedikit insecure dengan penampilannya.     

Apalagi Richard sempat menolaknya dengan alasan sangat lelah malam itu. Rich tidak pernah seperti itu selama tujuh tahun pernikahan mereka, dan ini mejadi sebuah tanda tanya besar di benak Christabell. Dia mulai membaca banyak artikel tentang pernikahan, perubahan sikap suami dan banyak artikel lainnya terutama tentang hubungan suami isteri dan semua artikel itu membahas tentang kemungkinan adanya orang ketiga yang lebih menarik dari isterinya.     

Christabell bahkan diam-diam mengikuti sebuah panduan perubahan penampilan. Dia datang ke salon tadi siang untuk pertama kalinya setelah sekian tahun membiarkan penampilannya biasa saja. Bell bahkan menggunting rambutnya sebahu dan mewarnainya dengan warna hitam ditambah dengan perawatan keratin rambut yang membuat rambutnya yang biasa panjang namun digulung menjadi bisa diurai dan membuatnya terlihat lebih segar.     

Selain itu Christabell juga melakukan perawatan pada kulit wajahnya untuk menghilangkan kerutan halus juga membuat wajahnya lebih segar meski tanpa riasan. Meskipun pada dasarnya dia sudah cantik meski tanpa polesan, namun perawatan yang dia lakukan kali ini benar-benar membuat Christabell tampak begitu berbeda.     

Setelah keluar dari salon kecantikan, Bell bergegas menyetir sendiri mobilnya menuju kantor sang suami. Ini belum pernah dia lakukan sebelumnya dan Bell tampak begitu nekat karena rasa kecurigaannya yang besar. Sementara itu di rumah dua balitanya tengah dijaga oleh dua pengasuh, sementara khusus untuk si kecil Ben, Christabell sudah meninggalkan asi perah dan di simpan dengan stock yang banyak di lemari pendingin dan bisa di berikan kapan saja saat Ben lapar.     

"Saya ingin bertemu dengan Mr. Anthony." Ujar Christabell pada dua orang resepsionis di kantor suaminya. Bell bahkan masih mengengakan kacamata hitam yang membingkai wajahnya.     

"Anda sudah membuat janji sebelumnya?"     

"Belum." Geleng Christabell.     

Dua resepsionis itu tampak saling berunding. "Maaf nyonya, Mr. Anthony hanya bisa ditemui setelah anda membuat janji."     

"Tolong katakana padanya ini penting." Jawab Bell.     

"Sebentar, kami akan menghubungi sekretarisnya." Ujar Salah satu resepsionis, tapi karena tidak sabar, Christabell menerobos masuk dan mencari sendiri ruangan suaminya itu. Dia tahu betul di lantai berapa ruangan suaminya di kantor itu meski dia tidak pernah mau datang ke kantornya. Dan kini Bell menerobos masuk karena sang sekretaris juga tampak tak ada di tempanya.     

Pintu terbuka dan Richard tampak sedang menandatangani berkas sementara sang sekretaris berdiri di belakangnya. Keduanya tampak begitu terkejut dengan kehadiran Christabell yang tiba-tiba.     

"Rebeka, kau boleh keluar." Ujar Richard setelah menanandatangani berkas itu dan menyodorkan kembali mapnya pada sang sekretaris.     

Richard bangkit berdiri dan menghampiri isterinya. "Kau tantik sekali Mrs. Anthony." Goda Rich, dia mendekati isterinya itu dan berbisik di dekat telinganya. "Apa yang kau lakukan di kantorku?" Tanya Rich sambil menyentuh bokong isterinya dengan nakalnya.     

"Jadi begini caramu menggoda sekretarismu di kantor Mr. Anthony?" Mata Christabell tampak berkilat-kilat penuh kecemburuan, tapi itu justru membuat Richard tersenyum lebar.     

"Oh, jadi ini adalah bagian dari pengerebekan yang dilakukan oleh sorang isteri di kantor suaminya?" Seloroh Richard sambil berjalan ke sofa dan duduk di sana dengan santai, satu kakinya bertumpu pada lutut lainnya.     

"Kau bisa menganggap ini sebagai lelucon Richman, tapi bagiku tidak." Christabell mengikuti jejak suaminya lalu duduk di sofa, menjaga jarak dari Richard dan melipat tangannya di dada.     

"Jadi?" Richard mengkerutkan alisnya. "Kau mulai curiga pada suamimu?"     

"Yes!" Angguk Christabell tegas. "Setelah memiliki dua anak, tampaknya aku tak menarik lagi di matamu Rich." Protes Bell. Richard bangkit berdiri dari tempatnya duduk kemudian berjalan menuju pintu dan menguncinya dari dalam. Kemudian dia kembali ke arah mejanya dan berbicara melalui local phone pada Rebeka, sang sekretaris.     

"Batalkan semua janjiku hari ini." Ujar Rich.     

"Baik Sir."     

"Aku sedang ada meeting penting di ruanganku, jadi tidak bisa di ganggu sampai aku selesai."     

"Baik Sir." Rebeka tampaknya tidak bisa menemukan kata lain selain mengiyakan keinginan bosnya itu. Setelah menyelesaikan bagian Rebeka dan janji temu, Richard mengambil remote dan menutup semua tirai di ruangan kantornya itu, kemudian datang menghampiri isterinya.     

"Richard what are you doing?" Tanya Christabell sambil beringsut mundur saat suaminya merangkak untuk mendekatinya hingga Bell bahkan setengah berbaring di sofa, di ruangan kerja suaminya itu.     

"Pilihan yang bagus Mrs. Anthony, di sini jauh dari gangguan anak-anak." Bisik Richard, jemarinya menyentuh wajah isterinya dan segera menciumnya penuh hasrat.     

"Richard, bagaimana jika ada orang yang masuk dan melihat ini semua?"     

"Tidak aka nada yang masuk sayang, aku sudah membatalkan semua janji temu." Jawab Richard, jemarinya nakal karena langsung membuka tiga kancing kemeja yang dikenakan isterinya itu hingga memperlihatkan pakaian dalam merk terkenal yang dikenakan Christabell.     

"Pilihan warna yang berani Mrs. Anthony." Richard berbisik di telinga Christabell saat melihat warna merah mengintip dari balik kemeja hitam berbahan sifon yang dia kenakan.     

"Rich…." Christabell mengerang.     

"Aku suka rambut barumu, dan pilihan parfum barumu." Ujar Richard, kali ini dia benar-benar menemukan gairah pada pandangan pertama, melihat isterinya yang biasa berambut coklat tergulung keatas dan di ikat dengan ikat rambut kuno, kini tampil dengan potongan rambut bob sebahu yang dicurly, dengan warna hitam mengkilap yang membuatnya sexy. Bibir penuh Bell bahkan dipoles dengan warna lipstick merah nan berani. Penampilan itu disempurnakan dengan kemeja berbahan sifon berwarna hitam lengkap dengan blazer hitam dan rok pensil senada. Sementara itu kaki jenjang milik perempuan dua anak itu ditopang dengan stiletto keluaran LV yang tampak elegan.     

"Aku mulai berpikir untuk mengganti Rebeka denganmu Mrs. Anthony." Goda Rich.     

"Jangan main-main denganku Mr. Anthony, apalagi jika kau berani bermain dengan sekretarismu, akan kuhajar dia."     

Richard tersenyum lebar. "Wow… tampaknya selain semakin sexy, kau juga semakin berani nyonya."     

Richard menciumi isterinya itu dari bibir, menuruni leher hingga menemukan ujung payudara Christabell yang meski sudah dia gunakan untuk menyusui dua anak tapi tetap terlihat indah. Bukan tanpa perjuangan tentunya, Christabell melakukan beberapa perawatan khusus untuk mendapatkan bentuk payudara yang tetap indah meski dia menyusui, tentunya dengan biaya yang tidak murah. Hal itu mati-matian dia lakukan untuk membuat Richard tidak berpaling pada wanita lain.     

Richard membiarkan pakaian mereka tetap berada pada tempatnya sementara hanya dia hanya melepas blazer Christabell dan kemejanya sebelum memulai aksinya. Memang benar, berbeda tempat tentu akan memberikan kesan yang berbeda pada setiap pasangan ketika mereka memutuskan untuk bercinta. Hal ini terjadi pula pada Richard dan Christabell. Ini kali pertama Richard mencampuradukan urusan asmara dengan urusan pekerjaannya. Kali pertama pula bagi pria dua anak itu untuk bercinta dengan perempuan di kantornya, yang kebetulan adalah isterinya sendiri.     

Sementara Christabell, dia merasakan gairah yang besar kembali pasca memiliki penampilan baru. Meski kali ini dia tampak lebih berisi dari beberapa tahun terakhir tapi Bell justru semakin percayadiri.     

Richard mulai membanjiri tubuh isterinya itu dengan berbagai sentuhan untuk memangkitkan hasrat seksual sang isteri sementara di suatu tempat pada tubuh Christabell sudah terlalu basah dan ingin segera dipuaskan.     

"Rich…" Erangnya dan Ricahrd tahu apa yang harus segera dia lakukan. Rasa gugup bercampur takut jika seseorang memergoki mereka membuat jantung Christabell berdebar tidak karuhan dan itu justru memberikan sensasi yang asik baginya, belum pernah dia rasakan sebelumnya.     

Sementara Richard terus mengayun dan menusuk lebih dalam membuat erangan Christabell tak bisa terbendung. Richard menutup mulut isterinya itu dengan tangannya dan tersenyum lebar. Tampaknya dia juga menemukan sensasi kenikmatan yang sepadan.     

Richard bahkan sempat memberikan kesempatan pada Christabell untuk berada di posisi woman on top agar isterinya itu bisa mengeksplorasi kenikmatannya sendiri. Benar saja, posisi itu memang selalu berhasil membuat Christabell kewalahan. Bell menemukan puncaknya dan seketika terhuyung jatuh ke pelukan Rich. Richard mengambil kesempatan itu untuk bangun, dan menuntaskan permainan dengan menusuk Christabell dari balik tubuh wanita itu. Bell mengerang semakin keras karena Rich bergerak semakin cepat dan intens hingga Richard menemukan puncaknya.     

Christabell segera meraih tasnya dan mengambil beberapa lembar tissue untuk membersihkan dirinya begitu juga dengan Richard. Mereka sempat menggunakan kamar mandi di ruangan Richard untuk membersihkan diri mereka hingga benar-benar bersih dan merapikan penampilan mereka kembali.     

"Aku ingin kau mengganti sekretarismu." Ujar Christabell sambil mengancingkan kemejanya.     

Richard sempat mengkerutkan alisnya. "Why?" Tanyanya.     

"Dia terlalu muda, kau mungkin saja tergoda padanya."     

Richard tergelak. "Aku tidak mencampuradukan perasaan dan pekerjaanku Mrs. Anthony."     

"Apa yang barusan kau lakukan padaku mengatakan sebaliknya Sir." Christabell menyipitkan matanya ke arah suaminya.     

"Jika itu yang kau inginkan, kau bahkan bisa melakukan interview dan memilihkan sekretaris untukku." Richard mendekatkan tubuhnya dan memeluk isterinya itu dari belakang.     

"Kau sangat sexy hari ini Mrs. Anthony, mungkin aku akan senang jika kau lebih sering datang ke kantorku." Godanya.     

Christabell merapikan rambutnya dan berbalik menatap suaminya, "Jika bayaranku sesuai." Jawab Bell dan itu membuat Richard geleng-geleng kepala.     

"Sexy, berani dan matrealistis." Richard menepuk bokong Christabell dengan nakal.     

"Aku harus menghidupi dua anak di rumah." Canda Christabell, dia segera mengambil tasnya dan berjalan kembali ke arah suaminya, mengecup bibirnya kemudian meninggalkan ruang kerja suaminya itu.     

Saat berjalan keluar melewati meja sekretaris, Bell menurunkan kacamata hitamnya dan menatap Rebeka, sementara gadis muda berambut blonde itu menatap Christabell dengan aneh.     

"Kau bisa bertanya siapa aku pada bosmu." Ujar Christabell.     

Kalimatnya itu lebih mirip seperti "Aku isteri bosmu, jadi jangan berani-berani menggodanya." Hingga akhirnya cara Rebeka menatap Christabell berubah. Awalnya Rebeka tampak tidak suka dengan kehadiran seorang wanita yang tiba-tiba menerobos ruangan bosnya, bahkan saat Rich memintanya keluar, Rebeka sempat terlihat agak kesal. Richard keluar dari ruangan tepat saat Christabell masih berdiri di depan Rebeka.     

"Sampai jumpa di rumah, sayang." Ujar Bell dan cara Rebeka menatapnya langsung berubah. Rebeka bahkan tak berani lagi menatap langsung pada Christabell.     

"Kau lupa memberitahu sekretarismu kalau aku isterimu." Bell tersenyum puas setelah berhasil mengintimidasi sekretaris suaminya itu. Dia bahkan melenggang melewati beberapa ruangan dan berpapasan dengan beberapa staff suaminya yang menatap dirinya penuh kekaguman, jelas saja beberapa orang adalah kaum laki-laki. Herannya Bell menikmati di kagumi tapi dia tidak ingin ada wanita lain yang mengagumi suaminya. Itulah perempuan, selalu ingin menang sendiri bukan?!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.