THE RICHMAN

The Richman - Darkest Anniversary



The Richman - Darkest Anniversary

2Seminggu yang lalu, selama seminggu penuh Christabell harus berbaring di ranjang dan hanya melakukan aktifitas ringan karena dokter memintanya untuk istirahat total. Kondisinya dan kondisi janjin melemah. Selain membuat Christabell harus bedrest, itu juga berhasil membuat Richard stress.     

"Sayang…" Richard memengangi tangan Christabell. "Aku tidak bisa melihatmu seperti ini." Ujarnya, pria seharusnya pandai menyembunyikan perasaan mereka. Tapi di titik ini Rich tidak ingin lagi melakukannya. Dia merasa harus bicara pada Christabell.     

"Rich…" Christabell hanya menyebut nama suaminya, itu pertanda bahwa dirinya tidak ingin membicarakan apapun dengan suaminya itu. Karena Christabell tahu betul apa yang akan dikatakan Richard padanya.     

"Dokter mengatakan bahwa kehamilanmu sangat beresiko, bisakah kita mempertimbangkan kembali semuanya." Richard berusaha mengungkapkannya perlahan. "Aku tidak ingin kehilangan dirimu." Richard menelan ludah untuk membasahi kerongkongannya yang kering. Rahangnya sekilas mengeras pertanda bahwa dia juga berada di posisi yang sulit saat mengungkapkannya. Di satu sisi Richard adalah ayah dari bayi di dalam kandungan Christabell, benih yang tumbuh, hidup dan bergerak di dalam rahim isterinya itu juga adalah darah dari darahnya dan daging dari dagingnya. Meskipun begitu Richard tidak bisa mengabaikan kehidupan ibu dari bayinya. Dia juga mempertimbangkan kondisi Christabell, dan jika sampai terjadi sesuatu padanya, bagaimana dengan Adrianna? Apakah malaikat kecil tak berdosa itu harus mengalami kejadian terburuk dalam sejarah kehidupan seorang anak, kehilangan ibu kandungnya, sama persis seperti yang terjadi pada Richard Anthony di masa kanak-kanaknya?     

Richard bahkan tak sanggup membayangkan jika sampai hal buruk itu terjadi pada puteri sematawayangnya yang memiliki perasaan begitu halus. Bagaimana hancurnya Adrianna jika sampai ibunya pergi untuk selama-lamanya. Trauma yang dia alami mungkin akan jauh lebih menyakitkan dibandingkan dengan yang dialami olehnya saat ibu kandungya meninggal.     

"Begitu juga denganku Richard Anthony, aku juga tidak ingin kehilangan bayi ini. Dia tumbuh di rahimku dan aku merasakan dia hidup di dalam sana, kau ingin aku membunuh anakku sendiri?" Suara Christabell mulai bergetar.     

Richard menghela nafas dalam. "Pikirkan Adrianna." Dia tampak frustasi saat meremas wajahnya.     

"Pikirkan juga perasaanku Richard Anthony. Dengan mengatakan apa yang kau katakana tadi, kau sudah menyakitiku." Air mata Christabell berjatuhan, dia beringsut membelakangi suaminya dan mengusap-usap perutnya. Hatinya benar-benar terluka, solah Richard memintanya untuk membunuh bayi itu dengan tangannya sendiri.     

Keadaan ini menjadi rumit dan sulit karena dua orang itu berdiri dengan posisi masing-masing yang sama-sama mati langkah. Richard beringsut untuk menyentuh lengan isterinya, tapi Christabell menyibakkannya.     

"Jika kau masih berpikir hal yang sama, jangan pernah menyentuhku." Ujar Christabell. Hati Richard hancur seketika. Dia memilih untuk tidur di sofa malam ini sementara isterinya tidur di ranjang.     

***     

Hari ini tepat tujuh tahun pernikahan Richard dan Christabell. Namun karena belakangan semua orang sibuk dengan urusan kehamilan Christabell ditambah dengan mengurus Adrianna dan pekerjaan hingga Richard lupa moment itu. Dalam beberapa bulan terakhir bahkan Rich tampak lebih tua dengan cepat dibandingkan waktu-waktu sebelumnya. Entah apa yang terjadi tapi Richard tampak kesulitan membagi waktunya. Meski sekarang ada Zoey dan juga supir, Rich yang sudah berjanji untuk memberikan perhatian penuh pada isteri dan puterinya memutuskan untuk melakukannya sendiri.     

Hanya saat dia bekerja maka dia akan menyerahkan Adrianna pada Zoey atau Miranda. Miranda adalah asisten rumahtangga yang sengaja dipekerjakan setelah Chrisatbell hamil dan mulai sering kelelahan. Selain bertugas menjaga Adrianna, Zoey dan Miranda bertugas untuk membantu mengurus Christabell.     

Berbeda dengan Zoey, Miranda lebih cekatan dan lebih terampil dalam berbagai hal. Selain karena usianya sudah lebih matang, Miranda juga bisa mengendarai mobil sendiri. Jadi sewaktu-waktu Christabell harus pergi kerumahsakit dan Richard sedang tidak bisa mengantarnya, dia bisa pergi bersama Miranda. Namun setelah pembicaraan malam itu, praktis Christabell tak ingin pergi dengan suaminya. Dia benar-benar membatasi berbicara dengan Richard, melihat wajahnya saja dia enggan     

***     

Malam ini Richard kembali kerumah sudah larut malam. Saat dia membuka pintu kamar, Christabell sudah jatuh tertidur. Meskipun Bell marah besar pada dirinya, tapi Rich tidak pernah tidur diluar kamar. Kondisi isterinya yang tidak stabil membuatnya harus siaga dan selalu berada dekat dengannya saat tidak ada orang lain yang berada di dekatnya.     

Richard meletakkan buket bunga yang dibawanya itu di sisi tempat Christabell berbaring, disampingnya terdapat kotak perhiasan berisi satu perangkat perhiasan bertatahkan berlian yang di pesan Richard khusus untuk hadiah ulangtahun pernikahannya. Sebuah kertas kecil terselip didalam rangkaian bunga mawar itu bertuliskan "Happy Anniversary, you're my whole world."     

Richard tidak berantin menyentuh atau bahkan mengecup isterinya, seperti kalimat yang diucapkan oleh Christabell di malam pertengkaran mereka, "Jangan menyentuhku jika kau masih berpikir hal yang sama." Dan jujur saja Richard masih berpikir agar hati Christabell melunak dan merelakan kehamilan keduanya ini demi keselamatan dirinya.     

Piria yang tampak berbeda dengan jambang lebat itu kini berjalan masuk kedalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Rich berdiri di depan cermin wastafel dan menatap ke arah dirinya cukup lama. Entah apa yang ada di dalam benaknya, yang dia lakukan kemudian adalah mengambil foam dan mengoleskan ke seluruh wajahnya kemudian mencukur brewok yang mulai memenuhi wajahnya dan membuatnya terlihat tua.     

Sementara itu di dalam kamar, Christabell menggeliat dan tak sengaja menyentuh buket bunga hingga menimbulkan bunyi dari kertas pembungkus bunganya. Bell mengerjapkan matanya kemudian beringsut membalik posisinya untuk melihat benda apa yang tak sengaja di sentuhnya tadi. Jantungnya sempat berdesir saat melihat buket bunga mawar yang cukup besar di sisi ranjang. Bell bahkan beringsut untuk bangun sambil memegangi perutnya, dan melihat kartu ucapan yang tersemat di buket bunga itu kemudian membacanya dalam hati. Matanya berkaca, namun coba dia tahan dan mengambil kotak di sis buket bunga. Bell membuka isinya dan meletakkannya kembali, termasuk buket bunga itu ke tempat semula kemudian kembali berbaring.     

***     

Setelah mandi Richard berjalan kea rah sofa dan berbaring di sana dengan satu tangan menyangga kepalanya dan satu tangan lainnya dilipat di atas perutnya. Tatapannya menerawang ke langit-langit. Karena belum bisa langsung tertidur dia bangkit dari sofa dan berjalan keluar dari kamar menuju ke kamar puterinya. Adrianna sudah tampak terlelap dengan memeluk boneka teddy bear miliknya. Richard menyelimuti puterinya itu dan beringsut untuk berbaring di sampingnya kemudian memeluknya.     

Setelah sulit untuk melakukan banyak aktifitas, praktis Adrianna hanya menghabiskan waktunya bersama Zoey. Dia hanya sesekali menyambangi kamar Christabell untuk menyapa ibunya sebelum berangkat ke sekolah atau jika dia ingat. Dan itu membuat hati Richard getir setiap kali menanyakan kegiatan Adrianna hari ini di rumah pada Zoey atau pada Miranda.     

Meski sudah berbaring di sisi puterinya, Rich masih belum bisa tertidur juga. Pikirannya terlalu carutmarut. Berbeda dengan masalah pekerjaan, Richard memiliki otoritas penuh untuk memutuskan apa yang harus dan tidak harus dilakukan. Saat berada di rumah, dan saat berurusan dengan isterinya Christabell, Richard tidak bisa menggunakan otoritasnya itu. Bagaimanapun dalam sebuah rumahtangga, kesetaraan itu wajib di junjung tinggi, dan Richard mencoba menerapkan itu. Meskipun hasilnya belum maksimal samasekali, tapi Richard percaya bahwa suatu hari akan ada buah manis dari kesabarannya itu. Dia memberikan ruang yang seluas-luasnya untuk isterinya mengemukakan pendapatnya dan mengolah emosinya sebelum memutuskan pilihannya. Dan untuk alasan itu juga, Richard berpikir bahwa malam ini dia akan tidur di kamar Adrianna.     

***     

Pukul 3. 15 dinihari, Christabell bersusah payah berjalan ke kamar Adrianna sambil memegangi perutnya yang terasa kurang nyaman saat dia berjalan. Pintu kamar Adrianna tertutup rapat dan saat Bell membukanya dia melihat Richard berbaring di ranjang kecil milik Adrianna, tepat di sisi puterinya itu. Adrianna memeluk Teady Bear dan Ricahrd memeluk boneka Micky Mouse. Melihat pemandangan itu Christabell berkaca. Dia memilih untuk menutup kembali pintu kamar Adrianna dan kembali ke kamarnya.     

Dia duduk menatap ke arah bunga yang di berikan Rich padanya yang masih tergeletak di tempat yang sama. Semua kenangan masalalu yang mereka lewati, masa-masa yang baik maupun masa-masa terkelam bermunculan secara bergantian seolah ingin mendominasi pikiran Christabell. Bell juga tampak bimbang dengan semua yang terjadi saat ini, rumahtangga yang semula penuh dengan kebahagiaan, keceriaan, cinta dan kehangatan berubah menjadi peperangan yang dingin. Tawa renyah Adrianna juga berbagai permainan mengasikan yang sering mereka lakukan bersama juga tak lagi bisa dia lakukan.     

"Apa yang harus kulakukan?" Bisik Christabell dalam hati.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.