Teror Rumah Hantu

Apartemen Hai Ming



Apartemen Hai Ming

0Tiga ribu adalah harga termurah? Chen Ge terbatuk-batuk, dan tangannya bergerak tanpa sadar menyentuh tas punggungnya yang berisi 20.000 lebih. Ia berkata dengan suara tenang, "Uang bukan masalah, tetapi skenario baruku akan terbuka dalam beberapa hari; aku memerlukan semua boneka secepatnya. Kau berkata bahwa kau tidak memiliki cukup karyawan untuk mempercepat pesanan, tetapi apakah kau memiliki bahan yang diperlukan di sini? "     

"Tentu saja." Pemilik bengkel tidak mengerti mengapa Chen Ge tiba-tiba bertanya. "Jika kau memberi kami waktu beberapa hari lagi, aku yakin kau akan puas dengan hasilnya."     

"Rumah hantu akan membuka skenario baru dua hari lagi dan tidak dapat ditunda."     

"Bisnis kami sedang buruk; apakah kau tidak melihat tanda di jendela? Sebelumnya, aku hanya bertugas untuk mendesain, dan para pekerja akan menangani sisanya. Tetapi, karena tidak ada pesanan besar, aku memberhentikan mereka semua untuk menghemat uang." Si pemilik bengkel tidak mengikuti kemauan Chen Ge begitu saja. "Bagaimana jika aku akan memanggil pekerja nanti malam, dan meminta mereka menyelesaikan pesananmu dengan cepat dalam waktu satu minggu?"     

"Satu minggu masih terlalu lama; aku membutuhkannya lusa."     

Bos menghela napas tak berdaya. "Bahkan jika kami bekerja dengan kecepatan penuh, aku hanya bisa memberimu tiga atau empat manekin dalam dua hari."     

"Kau punya cukup bahan tetapi tidak memiliki pekerja." Chen Ge meletakkan ranselnya. "Bagaimana jika kau meminjamkan bengkelmu kepadaku selama dua puluh empat jam? Kau hanya perlu menyiapkan semua bahannya untukku."     

"Hah?"     

Pembicaraan ini sepertinya mulai mengarah ke arah yang aneh. Si pemilik bengkel belum bereaksi terhadap apa yang dikatakannya, "Lalu, apa yang harus kulakukan?"     

"Kau hanya perlu memperhatikanku." Chen Ge menggerakkan jari-jarinya dan melihat sekeliling ruangan. "Lagi pula, kau sepertinya tidak memiliki pelanggan lain. Setelah tempat ini dijual, bahan yang masih tersisa akan dibuang atau dijual dengan harga murah. Jadi, kau sebaiknya menyewakan tempat kepadaku selama sehari. Jangan khawatir, aku akan membeli semua bahannya sesuai harga pasar. "     

Pria itu benar, tetapi ada sesuatu yang aneh! Si pemilik memikirkannya dan menyadari bahwa ia tidak akan rugi. Saat melihat Chen Ge yang bersemangat, ia mengangguk dengan susah payah. "Baiklah, tapi kau harus memberiku 10.000 sebagai deposit. Aku akan menghapus harga material dari deposit, dan aku akan mengembalikan sisanya setelah kau selesai."     

"Sepakat."     

Setelah membayar kepada pemilik, Chen Ge memasuki ruang kerja. Tempat tersebut cukup besar, dan berbagai peralatan terlihat terletak di sekitarnya.     

"Kau yakin ingin melakukannya sendiri?" si pemilik masih terlihat ragu. "Aku bisa membantumu jika kau mau. Lagi pula, aku bebas."     

"Kalau begitu, aku akan berterima kasih sebelumnya." Chen Ge mengetahui semua peralatan di ruangan karena ia menghabiskan masa magangnya di sebuah pabrik mainan. Ia berkeliling di sana sebentar, dan segera setelahnya, sebuah rencana muncul dalam benaknya. Ia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon inspektur Lee.     

"Paman Lee, aku ingin bertanya hal yang berkaitan dengan SMA Mu Yang."     

"Pihak kepolisian sudah menutup kasus itu. Kenapa kau masih memikirkan kasus SMA Mu Yang?" setiap kali inspektur Lee menjawab panggilan Chen Ge, jantungnya berdetak sedikit lebih cepat karena khawatir akan mendengar kabar buruk.     

"Ini tidak ada hubungannya dengan kasus, aku hanya ingin ..."     

"Berhentilah melibatkan dirimu dengan sekolah itu." Inspektur Lee menjadi serius. "Menurut penyelidikan kota utama, sepertinya ada sejarah yang lebih kelam di sana sebelum sekolah dibangun."     

"Sejarah yang lebih kelam?" Chen Ge tidak memaksa inspektur Lee menceritakannya. "Inspektur Lee, aku tidak bermaksud ikut campur dalam urusan kepolisian. Bukankah kau mengatakan padaku bahwa seluruh kelas mengalami kecelakaan terakhir kali aku menelponmu? Aku hanya ingin bertanya apakah kau memiliki foto 24 siswa itu?"     

"Apakah kau sudah gila? Untuk apa kau memintanya?"     

"Ini sangat penting, tapi aku tidak bisa memberitahumu alasannya sekarang. Aku bersumpah tidak menggunakan foto itu untuk hal yang buruk." Chen Ge berencana untuk membuat tubuh untuk dua puluh empat arwah di dalam rumah hantunya agar mereka memiliki tempat tinggal. Di satu sisi, ia melakukan hal yang baik.     

Inspektur Lee terdiam dalam waktu yang cukup lama sebelum berkata, "Jangan lakukan hal bodoh! Telepon aku jika kau menemukan sesuatu. Aku akan memeriksanya sebentar."     

Setelah menutup telepon, Chen Ge tidak terlalu memikirkannya, tapi ia membuat si pemilik bengkel sedikit ketakutan. Pria tersebut terlihat ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum mendekati Chen Ge dan bertanya, "Apakah kau seorang polisi?"     

"Bukan, apa kau sudah mempersiapkan semua bahannya?"     

"Ya." Bahkan nada bicara si pemilik bengkel terdengar sedikit lebih sopan.     

"Baiklah. Saatnya bekerja." Chen Ge dan pemilik bengkel segera menyiapkan tanah liat terlebih dahulu. Sepuluh menit kemudian, inspektur Lee mengirim foto dua puluh enam siswa dan mengatakan itu adalah satu-satunya foto yang mereka miliki dalam arsip kasus SMA Mu Yang. Terdapat seorang pria tua berkacamata yang duduk di tengah-tengah foto, dan di belakangnya berdiri dua puluh lima siswa.     

"Jauh lebih mudah dengan gambar sebagai panduan." Chen Ge berterima kasih kepada pemilik tempat sebelum memintanya untuk tidak menghalangi. Ia membentuk kepala kasar dari tanah liat sebelum mengaktifkan keterampilannya: bakat pembuat boneka.     

Dengan menggunakan berbagai jenis pisau ukir, Chen Ge membuat tengkorak manusia yang mirip dengan wajah pada foto dalam waktu kurang dari beberapa menit. Sepasang tangan bergerak selembut kupu-kupu saat ia dengan mahir menggunakan pisau ukir. Kemudahan Chen Ge dalam melakukan pekerjaannya membuat si pemilik bengkel tertegun; rasanya ia seperti sedang menonton film dokumenter seni yang dipercepat tiga kali.     

Sebenarnya, apa pekerjaan orang ini? Setelah selesai mengukir, ia menggunakan spons basah untuk membersihkan tengkorak dengan hati-hati. Sentuhannya begitu ahli sehingga setelah menghilangkan debu, konsistensi seperti kulit muncul pada tubuh tanah liat.     

Setelah beberapa saat, tubuh tanah liat pun mengeras, dan pria itu menyemprotkannya dengan plester lengket. Kemudian, ia menunggu sekitar satu jam agar plester mengering. Saat memanfaatkan waktu untuk menunggu plester mengering, ia mengerjakan sesuatu yang lain.     

Setelah satu setengah jam, Chen Ge menyelesaikan semua tubuh tanah liat. Kemudian, ia mengambil beberapa tubuh tanah liat pertama dari plester yang sudah mengering, mengoleskan lateks pada permukaan manekin yang akan menjadi kulit manekin.     

Setelah mengoleskan lateks, ia memasukkan tongkat yang bisa ditekuk ke dalam tubuh tanah liat, yang akan menjadi tulang punggung boneka. Akhirnya, ia menyuntikkan pengisi ke dalamnya. Semuanya selesai dalam satu gerakan, ia hanya membutuhkan sepuluh menit untuk menyelesaikan satu kepala manekin palsu.     

"Malam sudah larut. Ambil 10.000 sebagai deposit, dan jangan sentuh apapun di sini. Aku akan kembali untuk menyelesaikan sisanya besok." Chen Ge mencuci tangan dan berencana pergi ke Apartemen Hai Ming.     

"Jangan khawatir, aku tidak mendekati mereka." Setelah melihat dua puluh empat kepala yang terletak di meja, si pemilik pun menggigil ketakutan. Ia telah melihat banyak boneka dalam hidupnya, tetapi boneka-boneka yang diciptakan Chen Ge memberinya kesan yang berbeda. Mereka sangat nyata, seperti mereka dapat mengedipkan mata setiap saat.     

Dengan mengangkat ranselnya, Chen Ge keluar dari bengkel bawah tanah. Ia memanggil taksi untuk mengantarnya ke Apartemen Hai Ming. Sudah waktunya ia bertemu Dokter Gao.     

Apartemen Hai Ming terletak di bagian kota yang lebih tua dimana bangunannya tidak tinggi. Setelah melewati beberapa jalan yang padat, lingkungan yang dilewati taksi yang ditumpangi Chen Ge menjadi sunyi. Dengan arahan yang diberikan oleh sopir taksi, Chen Ge akhirnya tiba di tujuan.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.