Teror Rumah Hantu

Apakah Kau Akan Keluar atau Tidak?



Apakah Kau Akan Keluar atau Tidak?

2Pria itu menggeledah lemari. Ia hanya bisa melihat dengan satu mata. Rasa sakit menembus otaknya, dan tindakannya menjadi semakin kasar. Lengannya dilukai oleh sesuatu dan membentuk luka panjang yang tampak mengerikan.     

Darah meluncur turun di lengannya sebelum jatuh di ubin yang terang dan bersih. Sosok seorang wanita berbaju merah muncul di genangan darah. Darah mulai berubah seolah seseorang sedang menulis surat darah.     

"Kau tidak akan menemukan jalan ke sekolah dengan metodemu. Kau gagal. Kau berbohong padaku. Kau tidak dapat memberiku kebebasan, dan sekarang waktu hidupmu mulai berkurang karenanya."     

Rasa sakit membuat pria itu membungkukkan tubuhnya. Barang-barang di lemari berjatuhan di lantai. Ia menutup mata, dan dunia jatuh ke dalam kegelapan. Tubuhnya menabrak furnitur, dan lengannya terhempas dengan tak berdaya. Ia tampak seperti sedang tenggelam. Obat-obatan dan berbagai peralatan medis berserakan di lantai. Rak buku terbalik, dan beberapa buku profesional yang berkaitan dengan mata jatuh di sebelah kakinya.     

"Cairan pada mata bocor, luka di pinggirnya bernanah, sarafnya sekarat, dan sensitivitas terhadap cahaya berkurang. Tindakan ini bahkan memengaruhi mata asliku. Rasanya ada sesuatu yang meremasnya, dan semakin sulit membuka mata!" mata pria itu terpejam. Ia hanya sendirian di dalam ruangan, namun ia berteriak sekuat tenaga seolah ia sedang berbicara dengan orang lain. "Tapi jangan khawatir, selama aku masih hidup, masih ada peluang untuk perbaikan!"     

Mata adalah jendela bagi jiwa. Ketika mata seseorang tidak bisa dibuka, dunianya akan menjadi gelap. Pria itu seperti binatang buas, melampiaskan rasa sakit yang menghancurkan tubuhnya sampai ia jatuh karena kelelahan dan pingsan di sebelah meja makan.     

Lampu-lampu di ruangan berkedip dan redup. Ruangan itu sepertinya berubah. Noda darah di lantai berubah menjadi coklat gelap dan tampak seperti koreng yang mengering. Dalam keheningan yang ekstrem, seorang wanita berjaket merah muncul di dalam ruangan.     

Ia tampak sangat berbeda dengan Wenyu, namun ia memiliki beberapa kesamaan dengan Qiumei dari film Teman Sebangku. Wanita tersebut bergerak diam-diam untuk berdiri di antara pria itu dan Wenyu. Ia mengambil buku harian yang jatuh dari rak buku. Sampulnya berlumuran darah, dan membalik sampulnya, halaman pertama memiliki nama yang ditulis dengan tinta merah — Qiumei.     

Setengah bagian depan buku harian ditulis menggunakan pena hitam, namun semua bagian setelahnya menggunakan tinta merah. Wanita itu membuka beberapa halaman terakhir.     

30 November: Wanita berbaju merah terus mengganggu operasi, seolah-olah dengan mengganti mataku, dia akan menghilang selamanya. Sepertinya Chang Gu tidak berbohong padaku, aku akhirnya bisa lepas dari siksaan hantu ini.     

1 Desember: Wanita berbaju merah kembali muncul. Beberapa tahun yang lalu, dialah yang menyeretku ke dalam tubuh Wenyu untuk menjadikanku Wenyu berikutnya. Dia bukan temanku, meskipun dia tinggal di sekitarku.     

2 Desember: Operasi terlalu berisiko, dan risikonya tidak termasuk gangguan supranatural. Seperti wanita gila, dia terus berusaha menghentikan operasi. Tampaknya metode Chang Gu benar-benar dapat mengakhiri semua rasa sakit.     

3 Desember: Selama hantu itu masih ada, operasi tidak dapat dilakukan secara normal, jadi kami hanya bisa menjebaknya. Aku sudah tidak berbicara dengannya selama bertahun-tahun, jadi kali ini, kurasa aku akan sedikit bermain dengannya.     

4 Desember: Operasi berhasil. Arwah merah jahat yang telah mengikutiku telah menghilang, tetapi aku tidak pernah menduga semuanya akan menjadi seperti ini dengan metode semacam ini. Setelah operasi, aku menjadi arwah merah baru.     

5 Desember: Pertama kali aku memercayai orang lain selain nenek, aku kehilangan kebebasan dan menjadi kambing hitam. Kedua kalinya aku memercayai orang lain, aku bahkan kehilangan kulit di mana aku bisa bersembunyi. Apa yang bisa kulakukan sekarang? Mempercayai pria itu untuk ketiga kalinya? Atau…     

Buku harian itu berakhir di sana. Wanita berbaju merah mengembalikan buku tersebut. Ia bersandar ke samping dan memerhatikan Chang Gu. Rambut hitamnya terangkat seolah ada angin sepoi-sepoi. Mata kanannya benar-benar merah, namun mata kirinya hanyalah lubang hitam. Bahkan jika ia adalah Arwah Merah sebenarnya, ia tidak dapat memulihkan mata kirinya.     

Lampu-lampu di ruangan semakin redup, dan suara pantulan kelereng terdengar dari langit-langit. Suara air datang dari kamar mandi, dan pena terguling di lantai. Pisau buah di atas meja kopi bergerak sendiri. Sebuah tangan pucat bergerak dari bawah baju merah, dan wanita itu memegang gagang pisau dengan dua jarinya.     

Ia berdiri di depan pria yang pingsan dan menggantungkan pisau di atas kepala pria itu, mengarah tepat ke arah mata kanannya yang tidak dilindungi oleh perban. Tepat ketika hendak melepaskan jari-jarinya, ia tiba-tiba berhenti seolah merasakan sesuatu yang lain di ruangan.     

Lehernya berbalik, dan rambutnya tersibak. Kehampaan di mana matanya berada menatap lurus ke arah kamera, seperti sedang menatap penonton di depan layar. Film aneh dimulai di teater, dan suara langkah kaki di balik musik latar mulai terdengar.     

Suara-suara aneh memenuhi rumah di dalam film. Suara itu datang dari ujung lemari, dari bawah tempat tidur, dan dari belakang pintu. Suaranya tidak berhenti dan terdengar konstan sehingga menciptakan kesan bahwa hal yang sama terjadi dalam kehidupan nyata!     

Telinga penonton tidak lagi bisa membedakan apakah suara itu datang dari layar atau dari belakang mereka.     

Lampu tiba-tiba berkedip, dan wanita itu mendekati layar. Pergerakannya tidak lambat. Ia tampak seolah-olah sedang berdiri diam, namun satu menit kemudian, ketika Chen Ge kembali memusatkan matanya, jarak antara dirinya dan layar semakin bertambah dekat!     

Keanehan pada layar dan di luar layar perlahan tumpang tindih yang menciptakan perasaan aneh di antara para penonton. Rasanya seperti mereka ditarik ke dalam film, menjadi bagian dari film, atau adegan dalam film perlahan-lahan menjadi bagian dari kehidupan nyata dan hantu di dalamnya benar-benar keluar.     

Musik semakin keras, dan rasanya seperti seseorang meniupkan udara ke telinga mereka.     

Wanita itu tiba di tepi layar, dan lampu-lampu di teater menjadi sangat redup dibandingkan sebelumnya. Rongga mata kosong menempel pada layar, dan kekosongan menatap lurus ke arah penonton di luar layar.     

Pisau buah yang meneteskan darah diarahkan ke depan, dan aroma darah menyebar pada teater tertutup. Pertama, suara yang muncul tumpang tindih, kemudian muncul aroma darah. Ketika para penonton bingung dengan semua perkembangan itu, Arwah Merah menempelkan dirinya ke layar.     

Darah kental meluncur ke bawah layar dan mengalir ke panggung di luar layar. Ketika penonton pulih, wajah menakutkan itu sudah muncul pada layar!     

Musik latar mencapai klimaksnya, seperti panah yang ditarik kencang. Aroma darah semakin pekat, dan pemandangan paling menakutkan di teater akhirnya muncul.     

Hantu dari film merangkak keluar dari layar! Kisah hantu berubah menjadi nyata!     

Napas Chen Ge menjadi semakin berat, dan ia menekan sandaran tangan. Mata yang dipenuhi dengan pembuluh darah memerah hampir seketika!     

"Arwah Merah dari film akan keluar!" ia melompat, dan pada saat yang sama arwah muncul, ia segera berteriak, "Tangkap dia! Jangan biarkan dia berlari kembali ke dalam film!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.