Teror Rumah Hantu

Satu Korban Selamat



Satu Korban Selamat

2Inspektur Lee menurunkan suaranya dan ketegangan pun kembali terasa. "Jelaskan padaku apa yang sebenarnya terjadi?"     

"Ini bukan pembunuhan. Aku hanya ingin melihat informasinya."     

"Apa kau sedang bercanda? Apakah kau pikir kita bisa memberikan informasi sensitif semacam itu kepada warga negara biasa? Jika tidak ada yang lain, aku akan menutup telepon."     

Setelah Inspektur Lee menutup telepon, Chen Ge merasa sedikit putus asa. Ketika ia mencoba mencari tahu apa yang harus ia lakukan, ponselnya bergetar dan memperlihatkan pesan dari Inspektur Lee. "File kasus tentu saja tidak bisa dirilis ke publik, tetapi kau bisa datang sekitar jam 7 sampai jam 8 malam. Jika kasusmu cukup serius, aku bisa membantumu melihat arsipnya."     

Chen Ge segera memahaminya setelah membaca pesan. Mungkin ada terlalu banyak orang di kantor, dan Inspektur Lee tidak bisa menjanjikan apapun pada Chen Ge dengan begitu banyak mata dan telinga di sekitarnya.     

"Paman Lee, apakah kau memiliki catatan tentang SMA Mu Yang? Apa yang terjadi sehingga sekolah itu terpaksa ditutup? Dan kenapa ada begitu banyak cerita gaib di sana?"     

Balasan Inspektur Lee datang setelah beberapa waktu. "Sekolah itu dibangun di atas krematorium, jadi tanahnya sangat murah. Namun, karena tabu, tidak ada yang mau membelinya. Kemudian, tanah itu dibeli oleh seorang lelaki tua pendek dan agak gemuk yang memiliki nama keluarga Chen. Ia membangun sebuah panti asuhan pribadi di sana.     

"Beberapa tahun kemudian, Jiujiang membangun konstruksi sosial yang berkaitan dengan pengasuhan anak. Lelaki tua itu pun memindahkan semua anak ke panti asuhan yang didukung pemerintah. Artinya, ada sekelompok anak yang lebih tua yang ditinggalkan di panti asuhan. Untuk mengatasi masalah pendidikan mereka, anak-anak yang sudah agak dewasa itu mengunjungi banyak sekolah, tetapi tidak ada yang mau menerima mereka.     

"Karena kehabisan pilihan, pengurus panti membeli buku teks dan mulai mengajar anak-anak tersebut. Cerita ini diambil oleh berita lokal dan dengan demikian mengingatkan badan pemerintah terkait. Setelah beberapa diskusi, panti asuhan tersebut diubah menjadi SMA Mu Yang, dan anak-anak yang diadopsi oleh pemilik panti pun menjadi siswa sekolah angkatan pertama. "     

Sebelum membaca pesan, Chen Ge tidak menyangka SMA Mu Yang memiliki sejarah yang rumit. "Inspektur Lee, bisakah kau mencari tahu berapa banyak siswa di angkatan pertama? Apakah kau memiliki informasi seperti itu?"     

Setelah dua puluh menit, Inspektur Lee langsung menelponnya. "Xiao Chen, aku sekarang di ruang arsip. Sebagian besar file yang berkaitan dengan SMA Mu Yang telah dibawa pergi oleh kantor kepolisian kota sejak kasus pembunuhan telah diselesaikan."     

"Paman Lee, aku hanya ingin memastikan satu hal. Di antara kelompok siswa pertama, apakah ada gadis dengan nama Chen Yalin dan Wang Xin?"     

"Biar aku melihatnya sebentar." Inspektur Lee membalik-balik halaman sebelum menjawab. "Ketika SMA Mu Yang pertama kali dibangun, ada dua puluh lima siswa, dan mereka semua berasal dari panti asuhan."     

"Dua puluh lima?" jumlah ini mendekati tetapi tidak persis sama dengan jumlah seragam.     

"Memang, tapi ..." Inspektur Lee ragu-ragu. "Hanya ada satu yang selamat, yaitu gadis yang kau sebutkan, Wang Xin."     

"Sisanya mengalami kecelakaan?"     

"Sayangnya, pada awalnya Chen Yalin ditemukan menggantung dirinya sendiri di kamar tidur karena alasan yang tidak diketahui. Kemudian selain Wang Xin, yang berbagi kamar yang sama dengannya, dua puluh tiga orang yang tersisa melakukan perjalanan sekolah. Tetapi, bus keluar dari jalan dan jatuh ke dalam bendungan. Semua yang ada di dalam bus itu mati, termasuk si pengemudi. "     

"Dua puluh lima orang dengan satu yang selamat." Chen Ge teringat akan 24 seragam sekolah, dan ia perlahan-lahan mengerti mengapa arwah kedua puluh empat siswa yang tersisa kembali ke ruang kelas. Kelas yang tersegel memiliki makna yang jauh lebih dalam bagi mereka; tempat itu adalah rumah mereka.     

"Apakah ada hal lain? Jika tidak, aku harus kembali bekerja." Inspektur Lee telah memberikan bantuan besar pada Chen Ge.     

"Satu pertanyaan terakhir, bagaimana caraku menghubungi anak yang selamat?" Chen Ge telah memastikan bahwa Wang Xin ini adalah orang yang dicari oleh Arwah Pena.     

"Wang Xin dirawat di rumah sakit karena trauma insiden Chen Yalin. Setelah itu, kudengar sebuah pasangan yang baik hati mengadopsinya. Kau dapat menemukan lebih banyak informasi dari situs adopsi. Karena kasus Wang Xin sangat unik, pasti masih ada beberapa catatan tentangnya."     

Setelah menutup telepon, Chen Ge mengikuti saran Inspektur Lee dan memasuki laman panti. Ia mencari setengah jam sebelum menemukan nama Wang Xin; orang yang mengadopsinya adalah nyonya Gu.     

Setelah masuk ke laman profil nyonya Gu, ia menyadari bahwa nyonya Gu telah memposting banyak thread [1][1]di forum tersebut yang berisi permintaan bantuan. Chen Ge hanya ingin tahu lebih banyak tentang nyonya Gu ini, tetapi ketika ia mempelajari thread milik nyonya tersebut, ekspresinya berubah.     

Wang Xin tampaknya masih mengalami masalah psikologis dan Nyonya Gu sedang mencari bantuan profesional. Pada akhirnya, seorang dokter dengan nama keluarga Gao akhirnya datang membantunya.     

Riwayat hidup Dokter Gao ini diperlihatkan dengan jelas pada profilnya: Psikolog senior, dosen tetap di Universitas Kedokteran Jiujiang.     

Mungkinkah kebetulan ini memang ada? Chen Ge terlihat ragu-ragu untuk beberapa saat sebelum menelepon ayah Gao Ru Xue.     

"Halo?"     

"Dokter Gao, aku teman Gao Ru Xue. Kita sempat membahas kondisi seorang anak laki-laki tadi malam."     

"Apakah kondisinya sudah stabil?"     

"Aku tidak yakin, tapi aku menelepon karena kasus lain hari ini." Chen Ge memikirkannya dan memutuskan bahwa kejujuran adalah kebijakan terbaik. "Apakah kau sedang merawat seorang gadis dengan nama Wang Xin?"     

Dokter Gao terkejut. "Bagaimana kau mengetahuinya?"     

"Aku tahu alasan di balik masalah psikologis Wang Xin, dan aku bisa membantunya. Bisakah kau memberikanku alamatnya?"     

"Kau bisa membantunya?" dokter Gao langsung menolak permintaannya. "Maaf, tapi aku tidak bisa memberikan informasi pasienku."     

"Dokter Gao, Wang Xin sudah sangat menderita. Sebagai dokter yang merawatnya, kau seharusnya tahu seberapa besar penderitaannya. Ia pasti tersiksa oleh ketakutan dan mimpi buruk. Tolong, bisakah kau memberikanku sebuah kesempatan?"     

Dokter Gao terdiam untuk beberapa saat sebelum menghela napas. "Bagaimana kalau aku juga ikut menemanimu? Kita akan bertemu di gerbang ke daerah Apartemen Fang Hwa."     

"Oke, sampai jumpa di sana!" ini adalah hasil terbaik yang bisa didapatkan Chen Ge.     

Empat puluh menit kemudian, Chen Ge akhirnya bertemu langsung dengan ayah Gao Ru Xue. Ia adalah seorang pria paruh baya dengan tubuh yang bugar dan sangat mempesona. Setelah perkenalan sederhana, Dokter Gao membawanya ke salah satu bangunan besar.     

"Apa kau benar-benar bisa menyelesaikan masalah Wang Xin?" dokter Gao terlihat sedikit khawatir tentang ini.     

"Aku tahu penyebab masalah psikologisnya, jadi aku memiliki kepercayaan sekitar lima puluh persen bahwa aku bisa menyelesaikannya."     

"Itu lebih dari cukup; dia juga pasien yang spesial. Obat anti-depresi dan obat-obatan lain tidak bekerja dengan baik, tetapi aku tidak bisa menemukan gejala lain pada dirinya."     

Keduanya naik lift sampai lantai 14. Dokter Gao telah menelepon keluarga pasien sebelum mereka tiba sehingga salah satu pintu sudah terbuka untuk menyambut mereka.     

[1] [1[ Serangkaian status yang diunggah di media sosial     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.