Teror Rumah Hantu

Membuka Pintu Harapan! [2 in 1]



Membuka Pintu Harapan! [2 in 1]

2Bai Buhui adalah seseorang dengan tekad yang kuat dan tegas. Pengalaman dari masa kecilnya telah mengubahnya menjadi seseorang yang egois dan penyendiri. Banyak yang pernah bekerja dengannya di masa lalu berkomentar bahwa mereka merasakan kurangnya keramahan manusia dari pria itu. Tetapi, ia seperti menampakan kabut di matanya ketika melihat ujung lapangan sekolah yang terbengkalai.     

Dalam waktu kurang dari sepuluh menit, Bai Buhui telah merasakan lebih dari sepuluh cerita hantu. Kantor perawat yang dipenuhi dengan bisikan dan tangisan, ruang musik yang mengalunkan musik meskipun tidak berpenghuni, tangga yang memiliki anak tangga tambahan, patung yang menangis, kafetaria kosong tapi entah mengapa dipenuhi aroma daging yang lezat, wajah manusia yang bersembunyi di bawah bilik toilet, dan langkah kaki konsisten yang mengikutinya dari belakang.     

Jumlahnya terlalu banyak. Ia pernah mengunjungi rumah hantu lainnya, dimana terdapat banyak poin ketakutan, tetapi di rumah hantu ini, cerita hantu tunggal saja mengandung beberapa titik ketakutan. Yang paling menakutkan adalah begitu ia memicu salah satu skenario hantu, hantu dalam skenario akan terus menghantuinya. Mereka tidak akan melepaskannya sampai akhir dunia. Bai Buhui tidak tahu banyak "sosok" telah mengikutinya dari belakang. Otaknya sudah berhenti bekerja sejak lama, dan ia bergerak murni karena tekad.     

"Sumur harapan!" sebagai desainer rumah hantu dari taman hiburan futuristik, ia tidak mau mengakui kekalahannya. Ia lebih suka menemukan jalan keluar sendiri daripada menerima penghinaan akibat diangkut keluar oleh persaingan bisnis mereka. "Aku hampir sampai!"     

Menggunakan setiap ons energi terakhir pada tubuhnya, Bai Buhui melesat menuju lapangan. Pada saat itu, otaknya bahkan dipenuhi dengan gambaran dari film klasik seperti The Shawshank Redemption.     

Kebebasan berada dalam genggamanku. Pada saat ini, aku adalah pahlawanku sendiri.     

Ia belum pernah berlari secepat ini dalam hidupnya. Melintasi lapangan, ia terjatuh di tepi sumur. Sumur ini terlihat sedikit miring. Terdapat tali pengaman yang diikatkan ke sisi sumur, dan ujung tali mengikat seember air. Bai Buhui melihat ke bawah sumur, dan ia bisa melihat cahaya merah pudar di dasar sumur.     

"Seharusnya... ya, ini tempatnya." Mengatupkan tangannya untuk berdoa, Bai Buhui dengan tulus memohon, "Aku ingin meninggalkan rumah hantu ini."     

Lalu, ia mengeluarkan sekeping koin dan melemparkannya ke dalam sumur. Segera, ia mendengar suara koin membentur dasar sumur. Sumurnya tidak sedalam dugaannya.     

"Ini dia! Jalan menuju kemenangan!" ini adalah taruhannya untuk menang. Ia meraih tali pengaman, dan perlahan-lahan bergerak turun ke dalam sumur.     

...     

"Kenapa Bai Buhui belum mengangkat panggilannya? Apa yang sedang dilakukan pria itu?" suara Liu Gang terdengar dari bawah meja.     

"Mungkinkah mereka sudah melarikan diri dari rumah hantu? Sejak pertama kali melihatnya, aku tahu bahwa dia tidak bisa diandalkan. Dia memiliki cara bicara yang aneh dan tidak memedulikan orang yang berbicara padanya." Suara sang juru kamera, Otot, terdengar dari meja lain.     

"Aku dengan sengaja datang kemari untuk membantu tamah hiburan futuristik. Jika pria brengsek itu berani meninggalkanku dan melarikan diri sendirian, aku akan melakukan perbincangan serius dengannya begitu semua ini selesai." Liu Gang sangat marah, "Tapi, kau hampir sama dengannya. Kau diam-diam berkomunikasi dengan asistenku, tetapi kau bahkan tidak mempertimbangkan untuk mengatakannya padaku! Dan sebagai juru kamera, kau kehilangan peralatan terpenting kita, kamera."     

"Tapi, aku terpaksa melakukan itu! Aku tidak melakukannya dengan sengaja!"     

Kriett…     

Pintu kayu didorong terbuka, dan mendengar suara itu, baik Liu Gang dan Otot langsung terdiam.     

"Kak Gang, kau bisa keluar sekarang. Wanita tanpa kepala itu tidak mengejar kita." Ah Li berlari ke pintu, "Lebih baik kita memanfaatkan kesempatan ini untuk pergi ke perpustakaan."     

"Tiba-tiba, ponsel semua orang tidak berfungsi. Aku benar-benar tidak tahu apa yang mereka lakukan." Liu Gang mengeluarkan ponselnya dan mengirim pesan pada obrolan grup. "Pintu keluar rahasia berada di belakang cermin di lantai dua perpustakaan. Jika kalian melihat pesan ini, segeralah bergegas ke sana!"      

"Aku telah melakukan semua yang kubisa. Jika mereka masih menolak untuk datang, aku tidak bisa melakukan apa-apa tentang situasi ini." Liu Gang menepuk debu dari pakaiannya setelah ia merangkak keluar dari bawah meja. "Kita tidak akan menunggu mereka. Ayo pergi ke sana sekarang."     

Ketiganya saling berhimpitan, tapi begitu mereka mendorong pintu hingga terbuka, Otot menjerit nyaring.     

"Ada apa?"     

"Manekin itu masih mengikuti kita!"     

Otot menunjuk ke luar pintu. Ada sebuah manekin anak-anak yang berdiri di sudut koridor. Kepalanya tergantung di atas bahunya, dan sepasang mata gelapnya menatap kelompok Liu Gang.     

"Entah mengapa, aku merasa dia seperti sedang menatap kita, dan matanya mengikuti gerakan kita."     

"Mengapa bayi hantu ini mengikuti kita meskipun Lan Dong sudah menghilang?" Otot menarik napas dingin.     

"Abaikan saja. Kita harus pergi ke perpustakaan sekarang!" Ah Li tidak begitu takut dengan hantu bayi. Bagaimanapun juga, walaupun bayi hantu sangat menyeramkan, mereka bisa melihatnya secara fisik.     

Dalam visi periferalnya, kadang-kadang akan muncul seorang siswa laki-laki kurus yang hanya bisa dilihat olehnya sekilas. Suara anjing yang menggonggong dan tangisan samar seseorang terdengar setelah kemunculan hantu bayi. Aktor-aktor di rumah hantu ini tampaknya tidak dibatasi pada satu skenario tunggal. Mereka bisa bergerak dengan bebas, yang membuat Liu Gang khawatir. Lagi pula, dengan berkurangnya jumlah pengunjung, lebih banyak aktor akan berkumpul dan mendekati pengunjung yang tersisa.     

"Kenapa aku mengalami sakit kepala mendadak ini?" banyak kenangan asing muncul dalam ingatan Ah Li, seolah-olah ia pernah tinggal di sini sebelumnya. Setelah perlahan-lahan terbiasa dengan perasaan ini, Liu Gang dan Otot, yang berada di sampingnya, tampak menjadi semakin asing. Namun, tidak satupun dari mereka yang menunjukkannya. Mereka semua percaya bahwa selama mereka bisa melarikan diri dari sini, semua masalah akan terpecahkan.     

Mereka berlari di sudut, dan kadang-kadang, terdapat bayangan yang melayang keluar dari sudut yang membuat jantung mereka bergetar. Yang lebih menakutkan lagi, terdapat helai rambut yang akan menjuntai dari langit-langit, tapi ketika mendongak untuk melihat sumbernya, mereka tidak menemukan apapun di sana. Ketiganya berlari untuk menyelamatkan nyawa mereka, dan mereka mengabaikan semua detail ini. Mereka telah menaruh semua harapan pada jalan keluar tersembunyi yang disebutkan oleh asisten Liu Gang.     

"Kita sampai! Perpustakaannya berada di depan kita!" meskipun mereka cukup jauh dari pintu, Otot berhasil membaca tanda pada pintu dengan penglihatannya yang luar biasa. Perkataannya memberi dorongan semangat bagi para pengunjung untuk mengerahkan usaha terakhir mereka dengan seluruh kekuatan yang tersisa.     

"Tutup pintunya! Tutup pintunya!" untuk membantu mereka mengulur waktu, Liu Gang dan Otot menutup pintu kayu perpustakaan setelah mereka masuk dan menggunakan kursi untuk menghalangi pintu masuk. "Kita akan pergi ke lantai dua bersama-sama! Asistenku bersama dua mahasiswa itu pasti menunggu kita di sana!"     

Liu Gang meneriakkan nama asistennya, tapi ia tidak mendapatkan jawaban. Mereka berlari untuk mencari tangga di dalam perpustakaan, dan ketika menemukannya, mereka menyadari bahwa tangganya mengarah ke bawah, bukan ke atas.     

"Lantai kedua yang disebutkan asistenku adalah lantai bawah tanah kedua?" melihat tangga yang gelap, Liu Gang ragu-ragu. Namun, pada saat itu, suara gedoran terdengar dari pintu perpustakaan, seperti seseorang menggunakan kepala mereka untuk menggedor pintu.     

"Mereka telah menemukan kita! Apakah itu hantu bayi atau wanita tanpa kepala?" kelompok itu menjadi panik. Mereka dapat dengan jelas melihat darah yang mengalir melalui celah di bagian bawah pintu. Gedoran terdengar semakin keras. Pintu dan kursi yang menghalangi pintu bergetar.     

"Cepat! Kita tidak boleh tinggal lebih lama lagi di sini!" setelah berkata demikian, Otot adalah orang pertama yang bergerak menuruni tangga. Di ruang bawah tanah yang menakutkan, terdapat deretan rak buku, tapi tidak ada cermin yang dimaksud asisten Liu Gang.     

"Kak Gang, mungkinkah kita telah tertipu? Bagaimana mungkin kita bisa menemukan cermin di perpustakaan?      

"Apa gunanya mengatakan semua itu sekarang?! Pergi dan cari cerminnya!" Liu Gang juga ketakutan. Cermin tersebut adalah satu-satunya harapan mereka. Ketiganya berdesakan menuju lantai bawah, dan gedoran yang terdengar di atas kepala mereka menjadi semakin keras.     

"Apakah bos tempat ini kehilangan akal sehatnya? Untuk membuat skenario ini, dia telah menciptakan perpustakaan bawah tanah yang begitu besar?" Otot meraih salah satu buku dari rak buku. Noda darah dapat terlihat di sudut buku, dan halaman-halaman di dalamnya dipenuhi dengan darah yang membuat tiap lembarannya saling menempel. "Ini benar-benar gila."     

Otot baru akan mengembalikan buku itu ke tempatnya, ketika ia tiba-tiba melihat sesuatu di celah dimana buku awalnya diletakkan. Ia membungkuk untuk melihat dengan lebih baik dan melihat kilatan pupil merah bergerak bagian belakang rak buku.     

"Apa-apaan!" tubuhnya kehilangan keseimbangan, dan ia terjatuh ke belakang. Ketika kepalanya hampir membentur rak buku di belakangnya, ia merasakan sesuatu memegangnya, memberinya dukungan. Jiwanya belum kembali ke tubuhnya. Ia menoleh secara naluriah, dan ia melihat lengan pucat terulur dari celah pada rak buku. Ada lima jari kurus yang menekan lehernya. Seluruh tubuhnya terasa dingin. Otot bisa mendengar suara retakan dari tulang punggungnya, seolah tulangnya akan patah.     

"Ah!" Otot menjerit keras untuk meminta tolong dan membuang buku di tangannya ketika ia merangkak menjauh dari tangan misterius itu. Ia membuat keributan yang begitu besar dan melupakan satu aturan ketika berada di dalam perpustakaan. Pengunjung perpustakaan tidak boleh berisik. Ia melanggar aturan, dan banyak tangan kelabu mulai terulur dari rak buku. Beberapa dari tangan tersebut terlihat mengenakan seragam SMA Mu Yang.     

"Apa yang terjadi?" Liu Gang tidak lagi memedulikan citranya. Ia terjatuh ke tanah dan mencari tempat untuk bersembunyi.     

Bang!     

Suara dentuman bergema dengan keras di perpustakaan. Sepertinya, pintu perpustakaan telah dibuka dengan paksa. Beberapa detik kemudian, sebuah wajah muncul di tangga. Itu adalah bayi hantu, dan seekor anjing hitam besar terlihat di belakangnya.     

"Lari!" Otot menjerit, tapi perpustakaan itu tidak terlalu besar sehingga tidak ada tempat bagi mereka untuk melarikan diri. Mereka kemudian bersembunyi di balik deretan terakhir rak buku. Bintang-bintang tampaknya telah berpihak pada mereka pada saat itu juga, karena mereka berhasil menemukan cermin yang sebelumnya tidak berhasil mereka temukan.     

"Ini cerminnya!"     

Sebuah keajaiban! Sukacita semacam itu adalah sesuatu yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata! Seolah-olah, mereka telah mengalami kejadian paling indah ketika mereka berada dalam keputusasaan terdalam!     

"Cepat!" Ah Li mendorong cermin ke samping untuk memerlihatkan jalan yang mengarah ke bawah. Di ujung jalan, terdapat pintu besi yang terlihat tua.     

"Jalan tersembunyi!" air mata kegembiraan membanjiri mata ketiganya. Hanya mereka yang tahu apa yang telah mereka lalui untuk mencapai titik ini. Mereka berlari menuruni tangga. Ketika mereka semakin dekat menuju pintu harapan, suara tangisan dan gonggongan menjadi semakin samar. Liu Gang, yang berlari di depan, akhirnya memegang gagang pintu.     

"Akhirnya berakhir!"     

Ia kemudian mendorong pintu besi hingga terbuka.     

Bau darah kental memasuki lubang hidungnya, dan kabut darah tebal menyelimuti tubuhnya!     

Ketika Liu Gang membuka matanya, ia melihat sebuah dunia yang berwarna merah darah!     

Tetesan darah kental menetes dari langit-langit, dan seluruh koridor berwarna merah terang. Udara terasa lembab, dan setiap tarikan napas membuat mereka merasa seperti merendam paru-paru mereka ke dalam darah. Liu Gang berhenti bergerak. Perbedaan warna yang mencolok membuatnya meragukan matanya sendiri. Saat ia hendak berbalik, kekuatan raksasa menabraknya dari belakang. Lututnya menekuk, dan Liu Gang terjatuh ke tanah. Ia berbalik untuk melihat ke belakang.     

Otot dan Ah Li yang berlari memasuki jalan rahasia itu tidak menduga Liu Gang tiba-tiba akan berhenti. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk memperlambat lari mereka dan menabrak Liu Gang. Ketiganya berguling seperti bola, dan ketika akhinya sadar, mereka melihat bayi hantu dan anjing hitam yang juga mengikuti mereka ke jalan tersembunyi. Wajah-wajah menakutkan perlahan mendekat, dan tangan pucat mengikuti bayi hantu dari belakang. Namun, ketika mereka berada cukup dekat dari Liu Gang, sesuatu yang tidak terduga terjadi.     

Monster menakutkan itu tidak ikut bergerak maju. Mereka berhenti di dalam jalan tersembunyi. Dengan ketakutan dan ketidakpastian yang memancar dari wajah mereka, mereka menarik kembali pintu besi dan membanting pintu hingga tertutup. Kemudian, terdengar suara roda gigi besi dan rantai yang bergerak. Pintu yang berkarat itu tampaknya telah dikunci.     

"Ini... artinya kita telah selamat, kan?"     

Ketiga pengunjung berbaring di lantai dengan ekspresi rumit. Mereka hanya berani saling memandang, takut akan menemukan sesuatu yang aneh di sana.     

"Ini pintu keluar?" Ah Li berbisik, tetapi tidak ada yang memberi jawaban.     

"Ini mungkin jalan keluarnya, meskipun mungkin tidak terlihat seperti pintu keluar. Mungkin, rumah hantu ingin memberi kita kejutan sebelum kita keluar?" suara Otot terdengar serak. Ia perlahan merangkak dari lantai dengan jantung yang berdetak cepat.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.