Teror Rumah Hantu

Orang Asing di Dalam Lift



Orang Asing di Dalam Lift

1Tata letak bangunan laboratorium tidak serumit gedung pendidikan, hanya memiliki satu koridor sempit yang dihimpit dengan berbagai jenis laboratorium di kedua sisi. Di ujung koridor, terdapat lift yang digunakan untuk mengangkut peralatan besar. Pasangan mahasiswa itu tidak tahu mengapa lift seperti itu berada di laboratorium, tapi mereka tidak diberi banyak waktu untuk berpikir. Para pengunjung yang mengejar mereka tampak gila. Mereka hampir mencapai ujung koridor, dan mereka harus menggunakan lift untuk menghindari para pengunjung.     

"Berhenti!" Hantu Besar dan Hantu Kecil menjerit, dan tindakan mereka hanya mendesak pasangan itu untuk berusaha semakin menjauh. Kedua mahasiswa tidak melakukan apapun untuk membuat pihak lain marah. Sebenarnya, mereka hanya ingin menyapa, tapi entah mengapa, sekelompok pengunjung ini ingin mengambil nyawa mereka. Koridor hanya terdiri dari jalur lurus, sehingga tidak ada cara untuk bersembunyi. Mereka akan ketahuan jika berlari ke salah satu laboratorium. Karenanya, pasangan tersebut bergegas ke ujung koridor dan segera menekan tombol lift.     

"Tolong buka pintunya!" karena panik, mahasiswa lelaki tidak memerhatikan tanda peringatan di samping lift —'khusus barang'. Pengunjung dilarang keras menggunakan lift!'     

Ia menekan tombol lift berulang kali, dan lempengan logam abu-abu akhirnya terbuka. "Kita akan pergi dan bersembunyi di lantai lain untuk saat ini. Pengunjung lain tampaknya tidak waras!"     

Ada empat tombol di dalam lift yang menghubungkan lantai dasar pertama hingga lantai dasar keempat. Tiga angka pertama terlihat normal, tapi angka yang mewakili lantai dasar keempat berwarna merah. Mahasiswa lelaki seger membantu pacarnya untuk masuk ke dalam lift dan menekan tombol dengan acak. Pintu lift perlahan-lahan tertutup ketika langkah kaki di koridor mendekat.     

"Aku sudah pernah mendengar dari senior kita betapa menakutkannya pemilik rumah hantu ini. Dia sering meminta beberapa pekerja berpura-pura menjadi pengunjung. Siapa yang menduga kita akan sangat beruntung untuk bertemu dengan mereka selama kunjungan pertama kita?" kata sang mahasiswi, walaupun wajahnya terlihat pucat karena ketakutan.     

"Sshh! Jangan katakan hal buruk tentang pemilik rumah hantu. Aku ingat mahasiswa lain memperingatkanku bahwa pemilik rumah hantu ini adalah seorang yang pendendam." Langkah kaki terdengar semakin dekat. Pasangan itu saling berpelukan ketika menatap pintu lift yang menutup dengan perlahan dengan wajah berkeringat. "Cepat! Tutup! Kenapa pintu liftnya menutup dengan sangat lambat?!"     

Brak!     

Suara langkah kaki berhenti, dan seorang pria kecil masuk ke dalam lift pada saat terakhir. "Masih mencoba untuk lari?"     

Hantu Kecil tampak marah. Tepat setelah ia memasuki lift, pintu lift akhirnya tertutup dan lift mulai bergerak ke bawah. Ketika melakukan pengejaran, ia tidak merasa takut. Tapi, ketika ia berada di dalam lift, Hantu Kecil menyadari bahwa ada sesuatu yang aneh. Ia saat ini menghadapi dua pekerja rumah hantu sendirian.     

"Huh, kalian benar-benar bisa berlari." Keberanian Hantu Kecil berkurang, tapi ia segera menyadari bahwa kedua mahasiswa di hadapannya lebih takut daripada dirinya. Mereka berdempetan dengan erat, dan mata mereka melotot karena kebingungan dan ketakutan.      

Mereka masih berakting? Mencoba mendapatkan belas kasihanku?      

Tidak ada yang berbicara di lift, dan keheningan perlahan terasa di dalam. Bau busuk dapat tercium di dalam lift. Tidak jelas bau macam apa ini. Baunya seperti seseorang telah menyemprotkan parfum pada daging yang membusuk dengan tujuan menghilangkan bau busuk, tapi proses pembusukannya terlalu kuat. Setelah bercampur dengan parfum, aroma baru yang lebih mengerikan seperti ini mulai tercium.     

Dengan bunyi dentingan, lift berhenti, dan ketiganya berbalik untuk melihat layar di atas pintu lift. Dalam kepanikannya, mahasiswa lelaki menekan lantai tiga. Pada panel kontrol, tombol untuk lantai tiga masih menyala, tapi layar di atas pintu lift menunjukkan bahwa lift berhenti di lantai dua.     

"Mengapa lift berhenti di lantai ini? Apakah ada orang lain yang ingin menggunakan lift?" selain kemungkinan itu, Hantu Kecil tidak bisa memikirkan penjelasan lain. Ia menjadi waspada saat menatap pintu yang perlahan terbuka. Bau busuk mulai memasuki penciumannya. Di luar pintu, terdapat koridor yang gelap, dan tidak ada seorang pun yang berdiri di sana.     

"Apakah ini perbuatan kalian?" Hantu kecil memelototi pasangan mahasiswa itu. Karena hanya sendiri, nada bicaranya tidak terlalu kasar.     

"Apa hubungan kami dengan semua ini?" mahasiswa lelaki merasa takut dan merasa bahwa ia telah dituduh dengan sembarangan.     

"Aku akan berkata jujur ​​padamu, kak Bai telah menemukan bukti konklusif bahwa kalian berdua adalah pekerja rumah hantu!" Hantu Kecil memasang ekspresi marah, tapi ia menjaga jarak yang aman dari kedua mahasiswa. Ia khawatir kedua mahasiswa akan berusaha menyerangnya dan melakukan sesuatu yang tidak rasional begitu penyamaran mereka terbongkar.     

"Kami adalah pekerja rumah hantu? Kami akan mengatakan hal yang sama tentang kalian!" pasangan tersebut terlihat kebingungan.     

"Kalian bersama asisten Liu Gang ketika dia menghilang, dan dia menggunakan ponselmu untuk mengirim pesan pada Liu Gang, kan?" Hantu Kecil perlahan menjadi tenang.     

"Asisten Liu Gang? Pria yang mencuri ponsel kami dan menahan kami berdua sehingga tidak bisa memasuki ruangan?" penyebutan asisten Liu Gang membuat mahasiswa lelaki itu terbakar amarah. "Jika dia temanmu, kau berhutang maaf padaku! Kami cukup baik hati untuk meminjamkan ponsel kami padanya, tetapi dia menahan kami di luar pintu dan menjadikan kami umpan untuk memancing hantu untuk menjauh!"     

"Dia mencuri ponselmu? Tunggu, artinya kalian bertiga tidak bersama?" Hantu Kecil tidak tahu siapa yang berbohong, tapi ia perlahan-lahan menemukan bahwa ada sesuatu yang aneh. Ketika ketiganya berdebat, pintu lift tertutup dengan sendirinya, dan mulai bergerak turun. Beberapa detik kemudian, lift mencapai lantai tiga, dan pintu perlahan terbuka.     

"Tetap di sini, dan jangan pergi ke mana pun." Hantu Kecil mengeluarkan ponselnya, "Pertama, aku jelas bukan pekerja rumah hantu. Kalian dapat memastikan identitasku secara online. Aku datang kemari bersama Liu Gang untuk membuka kedok rumah hantu ini."     

"Apa yang coba kau katakan?" pasangan mahasiswa itu masih kesulitan mempercayai Hantu Kecil.     

"Kami bukan pekerja rumah hantu, begitu juga dengan kalian, jadi siapa pekerja rumah hantu yang sebenarnya?" walaupun Hantu kecil cukup gegabah, ia tidak bodoh. "Ikut aku ke lantai satu dan kita akan menyelesaikan semua kesalapahaman ini."     

Ketika pasangan itu kebingungan, tombol keempat pada panel kontrol tiba-tiba menyala dengan sendirinya. Pintu perlahan tertutup, dan tombol empat yang berwarna merah darah terpantul di mata semua orang.     

"Mengapa liftnya bergerak sendiri?"     

"Apakah kau menekan tombol untuk lantai empat?"     

"Tidak! Bukankah aku sedang bicara denganmu!"     

"Mungkinkah ada orang lain di dalam lift?"     

Lift barang yang terlihat tua ini dipenuhi dengan noda. Ketika lift bergerak turun, darah merembes keluar dari balik beberapa noda. Bau busuk tercium semakin pekat, dan tiga pengunjung dilanda oleh kecemasan.     

"Tidak, ini tidak benar! Lift hanya perlu beberapa detik untuk bergerak dari lantai dua ke lantai tiga. Kita sudah bergerak turun begitu lama, jadi kenapa liftnya belum berhenti?!"     

Darah merembes keluar dari noda, dan pembuluh darah merangkak ke seluruh permukaan dinding. Bau aneh di dalam lift terasa semakin pekat.     

Ding!     

Saat ketiga pengunjung akan jatuh, angka pada layar akhirnya berubah menjadi empat. Pintu perlahan terbuka. Terdapat pintu baja di luar pintu lift, dan melalui celah pintu baja, mereka melihat sesuatu yang tidak akan pernah mereka lupakan. Di luar pintu baja yang terkunci, terdapat koridor yang berwarna merah, dan warna merah itu tampak seperti darah yang tidak akan berhenti menetes.     

"Apa... tempat apa ini?"     

Teror menangkap lidah mereka. Suara mereka bergetar, dan mereka tidak bisa menyelesaikan kalimat lengkap. Ketiga pengunjung saling berdesakan di bagian paling dalam lift, tidak ada yang berani bergerak.     

"Apa yang kita lakukan? Apa yang kita lakukan?" gigi Hantu Kecil gemetar. Bau busuk di dalam lift semakin menebal, dan suara berirama datang dari koridor merah. Suara itu terdengar seperti anak laki-laki yang perlahan mendekati lift sambil memantulkan bola basket.     

"Kita harus pergi! Kita tidak bisa membiarkan makhluk itu masuk ke dalam lift!" ini adalah masalah hidup atau mati. Hantu Kecil menggertakkan gigi dan berdiri dari lantai untuk menekan tombol satu pada kontrol panel. Ia berharap agar pintunya tertutup, tapi lift tidak merespons. Ia mendongak untuk melihat layar di atas pintu, dan hawa dingin menyerbu pikirannya. Layar menunjukan bahwa lift itu kelebihan beban!     

Hanya ada tiga orang di dalam lift. Bagaimana bisa liftnya kelebihan beban?     

Keringat dingin membasahi dahinya. Hantu Kecil melihat di sekeliling lift, dan menyadari bahwa darah yang keluar dari noda telah membentuk wajah manusia. Kiri dan kanan, atas dan bawah, ada banyak wajah manusia yang menatap mereka!     

Pada saat yang sama, pintu besi yang terkunci bergetar, seolah ada sesuatu di balik pintu yang ingin masuk ke dalam lift.     

Wajah-wajah di permukaan lift perlahan terlepas diri dari dinding, dan bayangan mulai memenuhi ruang di dalam lift.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.