Teror Rumah Hantu

Hei, Bangun



Hei, Bangun

3"Tunggu aku!" pak Zhou dan Duan Yue yang memimpin kelompok melesat ke depan, dan Bai Buhui berada tepat di belakangnya. Agar tidak ditinggalkan, semua orang mulai berlari.     

"Mari berteman! Mengapa kalian tidak ingin menjadi temanku!" suara siswa yang tajam itu tidak menghilang, dan siswa berseragam aneh berlari keluar dari ruang kelas!     

"Tunggu aku!" Liu Guangming adalah yang tertua di kelompok, dan ia membawa kamera. Ia tidak bisa berlari dengan cepat saat memikul alat berat seperti itu. Perlahan, ia terpisah dari anggota kelompok lainnya. Ia panik dan ingin menjatuhkan kamera, tapi mempertimbangkan harganya dan bagaimana ia akan dituntut biaya kompensasi jika benda itu rusak, ia membawanya dan berlari sekitar dua puluh meter. Tidak ada seorang pun dari kelompok yang menunggu. Ia akhirnya mengambil keputusan setelah melihat rekan kelompoknya hampir mencapai persimpangan dan akan menghilang dari pandangannya.     

"Uang tidak sepenting hidupku!"     

Untuk meminimalkan tingkat kerusakan, ia melambat dan membungkuk untuk meletakan kamera selembut mungkin di lantai. Namun, ketika ia kembali mendongak, siswa berseragam aneh hampir menyusulnya. "Mari berteman!"     

Suara tajam siswa itu bergema di benak Lui Guangming. Ia tidak pernah setakut ini dalam hidupnya. Pada saat itu, ia seperti anak malang yang terlalu takut untuk membuka mata. Bibirnya bergetar,, seolah ia ingin mengatakan sesuatu. Tapi, begitu ia membuka mulutnya, satu-satunya suara yang bisa didengarnya adalah suara gigi yang berderak.     

"Aku... aku... aku minta maaf!" Liu Guangming tidak tahu mengapa ia meminta maaf, tetapi ia berteriak keras ketika bergegas ke koridor kiri sendirian. "Tolong jangan kejar aku! Ada enam teman baik di sisi lain. Aku hanya sendirian di sini! Tolong jangan kejar aku!"     

Setelah menyadari bahwa kelompok berpencar di persimpangan, siswa itu berhenti sejenak di persimpangan sebelum memutuskan untuk mengejar kelompok yang lebih besar. Setelah suara tajam tersebut mulai menghilang, Liu Guangming menghela napas lega. "Untungnya, keberuntungan berada di pihakku. Aku tidak bisa tinggal di sini lagi. Aku harus keluar. Kak Gang mengatakan bahwa jika aku bisa bertahan selama enam puluh menit penuh, dia akan memberiku bonus dua ribu. Berdasarkan waktunya, jika aku menemukan lokasi yang tidak mencolok untuk bersembunyi, seharusnya tidak akan ada masalah."     

Menyeka keringat dingin dengan lengan bajunya, Liu Guangming bersandar di dinding dan bersiap untuk mengambil kembali jalan yang sebelumnya dilaluinya. "Terlalu merepotkan untuk bersembunyi sambil membawa kamera, dan bagaimana jika aku merusak siaran langsung kak Gang?"     

Setelah memikirkannya untuk beberapa saat, Liu Guangming memutuskan untuk berjalan menghindari sorotan kamera dan berlari meninggalkan kamera. Ia kembali ke koridor awal. Kedua pintu kelas aneh terbuka, dan suara aneh datang dari dalamnya.     

"Ini pertama kalinya aku memasuki rumah hantu. Maafkan kesalahanku. Aku seorang pengecut, jadi tolong jangan keluar untuk menakutiku lagi. Kumohon!"     

Ia menggerakkan tubuhnya yang menggigil menuju ruang kelas. Ketika ia akan melewatinya, layar di ruang kelas tiba-tiba menyala. Jantung Liu Guangming berdetak kencang, dan ia mengangkat tangannya di atas kepala "Aku tidak tahu apa-apa. Aku hanya seorang penjaga keamanan. Liu Gang yang bertanggung jawab atas semua ini. Maafkan aku! Maafkan aku!"     

Ia terus meneriakkan permohonan maafnya ketika melesat melewati ruang kelas. Ia tidak berani berhenti. Ia terus berteriak dan berlari keluar dari gedung pendidikan dengan terengah-engah. Ia berkeringat, tapi tidak jelas apakah ia berkeringat karena berlari atau karena ketakutan.     

"Aku harus mencari tempat untuk bersembunyi." Liu Guangming memandang bangunan di sekitarnya, dan setiap bangunan terlihat lebih menakutkan daripada yang lain, dan setiap koridor terasa berhantu. "Di mana aku harus bersembunyi? Tempat ini penuh dengan hantu."     

Ia melihat sekelilingnya sebelum matanya tertuju pada taman hijau di tengah sekolah. Alih-alih mengatakan bahwa tempat itu adalah taman, tempat itu lebih terlihat seperti sebidang tanah yang ditinggalkan. Semak tidak dirawat dan tumbuhan liar memenuhi taman. Ada beberapa pohon kering di sana.     

"Tidak ada yang peduli bahkan jika pohon-pohon itu sekarat. Taman ini tampaknya menjadi titik buta!" mata Liu Guangming berbinar. Ia melihat sekeliling, dan saat ia tidak menemukan seorangpun di sekitar, ia bergegas ke semak-semak. "Tempat persembunyian yang sempurna! Para aktor tidak akan bisa menebak bahwa seseorang bersembunyi di sini."     

Liu Guangming merasa cukup bangga pada dirinya sendiri. Ia bersandar di tanah dan hendak mengambil beberapa daun untuk menyembunyikan kepalanya yang botak ketika ia menemukan lubang pohon di depannya, dan ada sesuatu yang diletakkan di dalamnya.     

"Apa itu?" Liu Guangming merangkak mendekati lubang pohon. Ia mengulurkan tangannya ke dalam lubang dan mengeluarkan sebuah kotak kayu. Masih dengan berbaring di tanah, ia membuka kotak dan terkejut saat menemukan lukisan minyak berdarah di dalamnya!     

"Bukankah ini yang kita cari? Aku benar-benar beruntung?! Aku secara tidak sengaja menemukan lukisannya!"     

Liu Guangming sangat senang, dan ia berpikir tentang bagaimana cara meminta bonus yang lebih besar dari Liu Gang Ketika mencium aroma darah samar. Hawa dingin datang dari kepalanya yang botak, seperti ada air yang menetes di bagian atas kulit kepalanya. Ia mengulurkan tangan untuk menyentuh kepalanya, dan melihat bahwa telapak tangannya berwarna merah.     

"Darah!"     

Saat mendorong tangan ke tanah, Liu Guangming pun bangkit. Ia menoleh ke belakang dan jiwanya hampir meninggalkan tubuhnya. Seorang wanita berbaju merah berdiri di belakangnya, dan darah kental meluncur turun gaunnya. Liu Guangming ingin mengatakan sesuatu, tapi ia menemukan otot-otot wajahnya membeku. Sebagai pengunjung rumah hantu untuk pertama kalinya, penampakan seperti ini memang terlalu berlebihan. Wanita tersebut tidak menakuti Liu Guangming dan hanya melihat kotak kayu yang dipegangnya. Tangannya yang pucat kemudian merogoh ke dalam bajunya, dan ia mengeluarkan sebuah catatan berdarah. Jari-jari rampingnya membalik-balik halaman, dan ia mulai membaca kertas dengan serius.     

Tubuh Liu Guangming bergetar. Ia tidak tahu apa yang sedang dilakukan wanita itu. Ia secara naluriah menggerakkan matanya untuk mengikuti kata-kata di atas kertas yang dipegang wanita tersebut. Kata-kata di atasnya tercetak dalam huruf blok hitam, dan memiliki banyak gambar sebagai penjelasan.     

"Plot: Dalam skenario ini, kau tidak perlu melakukan apapun dan hanya perlu bermain sendiri."     

"Tanggung jawab: Misimu adalah menjaga kotak kayu di lubang pohon."     

"Saran: Aku akan memberimu beberapa metode untuk menakut-nakuti pengunjung, tetapi ini hanya saran."     

"Pertama: Kau bisa menempatkan kepalamu di dalam lubang pohon, dan ketika para pengunjung bergerak mendekati lubang pohon untuk melihat ke dalamnya, tubuhmu akan muncul di belakang mereka. Dengan kakimu melayang di atas tanah, kau akan melihatnya dari sudut empat puluh lima derajat. Ketika pengunjung menemukan kepala di lubang pohon, mereka akan berbalik dan disambut oleh tubuh tanpa kepala milikmu."     

"Kedua: Dengan asumsi bahwa para pengunjung memegang senter dan melihat kepala di lubang pohon dari kejauhan, kau hanya perlu melebarkan matamu ketika cahaya senter menyinarimu! Poin pentingnya adalah kau akan menggunakan kepalamu untuk mengejar mereka dan menggunakan tubuhmu untuk memblokir rute pelarian mereka!     

"Ketiga: Jika kau berkesempatan bertemu pengunjung, jangan panik. Kau dapat menjatuhkan kepalamu tiba-tiba ketika para pengunjung menurunkan kewaspadaan mereka!     

"Keempat…"     

Liu Guangming hanya melihat beberapa kalimat, dan ia sudah berkeringat dingin. Manual setan macam apa ini?!     

Wanita itu mempelajari catatannya sebentar sebelum ia terlihat memahami sesuatu. Ia menyimpan kembali catatannya dan mengambil kotak kayu dari tangan Liu Guangming yang tengah membeku. Ia kemudian berjalan ke lubang pohon. Dengan kaki gemetar, tatapan Liu Guangming terpaku pada wanita itu. Ia sangat ketakutan, tapi ia tidak berani bergerak. Wanita tersebut pertama-tama meletakkan kotak kayu di bagian dalam lubang pohon, dan kemudian memegang dagunya sendiri.     

"Apa yang dilakukannya?" ini adalah kunjungan pertama Liu Guangming ke rumah hantu. Saat kebingungan melihat wanita itu, ia tiba-tiba melihat wanita itu mendorong keras dagunya dan melepaskan kepalanya sendiri!     

Liu Guangming melihatnya dengan sangat jelas! Wanita itu berdiri hanya beberapa meter darinya, dan kepalanya terlepas dari lehernya!     

Jantung Liu Guangming berhenti berdetak sesaat. Pemandangan ini setara dengan seseorang yang menggunakan palu untuk memukul kepalanya. Pupil matanya mulai kehilangan fokus, dan wajahnya masih berkedut ketika jatuh ke tanah.     

Mendengar keributan di belakangnya, Arwah Merah yang menempatkan kepalanya ke dalam lubang pohon berbalik. Ia memandang Liu Guangming yang tidak sadarkan diri dengan kerutan kebingungan.     

Aku belum memulai akting — bagaimana kau bisa pingsan?     

Memeluk kepalanya, wanita tanpa kepala berdiri dengan bodoh di samping Liu Guangming. Setelah beberapa saat, ia menggunakan ujung jari kakinya untuk menendang Liu Guangming seolah berkata, Hei, bangun!      


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.