Teror Rumah Hantu

Momen Kejatuhan (2 in 1)



Momen Kejatuhan (2 in 1)

0Ah Li memeluk kotak kayu dan berjalan di belakang kelompok. Ia jujur ​​dan setia. Tidak seperti Xiao Chun, yang lebih sensitif, ia hanya merasa ada sesuatu yang aneh. "Bagaimana bisa otakku dipenuhi dengan nama Lin Sisi. Apakah karena aku telah mengambil lukisannya? Seharusnya tidak. Ini mungkin hanya permainan pikiran, semacam efek psikologis."     

Berjalan menyusuri koridor yang gelap, Ah Li tidak bisa menahan pikirannya yang terus berkeliaran. Ingatannya tampaknya ditutupi oleh sesuatu, dan di sudut pikirannya, ia terus melihat seorang anak lelaki yang kurus dan lemah. Wajah anak itu tidak jelas, dan ia tidak memiliki luka yang terlihat di tubuh. Namun, pakaiannya sobek, resleting tas sekolahnya rusak, rambut basahnya terlihat menempel di wajah, dan wajahnya kotor karena lumpur. Dibandingkan dengan tubuh fisik yang kotor, mati rasa bocah lelaki tersebut terhadap intimidasi yang menimpanya lebih menyayat hati.     

"Kau…"     

"Apa? Apa kau memanggilku?" sang kameramen, Otot, sedikit terkejut karena Ah Li, "Apakah kau melihat sesuatu?"     

"Tidak, tidak, tidak apa-apa. Aku minta maaf." Ah Li dengan cepat meminta maaf. Ia melihat sekeliling, dan tidak ada anak laki-laki yang terlihat. Namun, anehnya, tempat yang seharusnya gelap dan menakutkan ini memberinya rasa keakraban, seperti ia pernah ke datang kemari sebelumnya. "Apakah aku pernah datang ke tempat ini saat aku masih kecil? Pernahkah aku bermimpi tentang tempat ini dalam salah satu mimpi burukku?"      

Ah Li mengunjungi tempat yang seharusnya baru, tapi ada perasaan déjà vu yang muncul di dalam hatinya. Banyak orang pernah mengalami perasaan itu sebelumnya. Jika mereka berada di lokasi normal di tempat umum, mungkin sangat wajar jika ia merasakan hal yang sama, tapi mereka berada tiga lantai di bawah tanah di dalam rumah hantu. Tempat ini seharusnya merupakan 'area yang belum selesai' yang bahkan tidak memiliki penerangan yang memadai. Saat mencoba memilah-milah pikirannya, otak Ah Li diliputi oleh banyak gambaran menakutkan yang berbeda. Bocah malang itu didorong dengan paksa ke sudut ruangan, dimasukkan ke dalam bilik toilet. Banyak wajah keji dan menakutkan tersenyum dan menertawakannya saat mereka menyiram si bocah malang dengan tinta dan air kotor.     

"Cukup!" Ah Li berteriak sekeras mungkin, dan tindakannya lebih dari cukup untuk membuat anggota kelompoknya ketakutan.     

"Lan Dong, apa yang terjadi pada temanmu? Jika dia terus bersikap seperti ini, dia akan membuatku ketakutan hingga kamera terlepas dari genggamanku." Otot merasa sangat terganggu.     

"Kakak, apakah kau baik-baik saja?" Liu Gang mengerutkan kening saat berbalik untuk menatap Ah Li. Karena siaran langsung masih berjalan, ia harus memertahankan citranya. Ia tidak bisa mulai memarahi seseorang.     

"Aku tidak tahu apa yang salah. Rasanya seperti aku pernah datang ke tempat ini sebelumnya," Ah Li bergumam, tapi jelas ada sesuatu di benaknya, "Mungkin aku pernah bermimpi tentang tempat ini sebelumnya. Tadi, bukankah ada artikel berita yang mengatakan bahwa banyak pasien koma yang bermimpi tentang rumah hantu ini? Sepertinya, artikel itu tidak berbohong."     

"Uhuk uhuk!" Liu Gang menyela Ah Li. Ia dengan cepat memberi isyarat pada juru kamera. Otot mengerti apa yang dimaksud Liu Gang dan dengan cepat memalingkan kamera. Meletakkan tangannya di atas mikrofon yang terpasang pada kerah kerahnya, Liu Gang berbisik dengan sedikit mendesak pada Ah Li, "Kita datang kemari untuk menghancurkan mitos seputar rumah hantu ini. Apakah kau mengerti? Walaupun kau berakting, semuanya ada batasnya!"     

Sikap Liu Gang berubah drastis dalam sekejap. Sebelumnya, di asrama, ia memuji Ah Li, tapi sekarang, nadanya telah berubah sepenuhnya.     

"Tapi aku tidak berbohong!"     

Ah Li ingin mengatakan lebih banyak hal, tapi Liu Gang tidak akan memberinya kesempatan. Ia memberi isyarat agar Lan Dong mendekat. "Awasi teman-temanmu dengan hati-hati. Jika mereka tidak tahu cara memainkan permainan ini, ajari mereka."     

Setelah memperbaiki mikrofon, Liu Gang kembali normal. Ia berjalan untuk berdiri di depan kamera dan dengan sangat tenang menjelaskan kepada para penonton bahwa apa yang terjadi sebelumnya hanyalah selingan. Kamera sengaja berpaling, dan melemahnya volume suara bersama dengan perilaku aneh telah memulai diskusi di antara para penonton. Melihat penonton dalam siaran langsungnya berbicara tentang berita dan rumah hantu Chen Ge, amarah Liu Gang semakin besar.     

"Temanku hanya sedang bercanda. Tidak ada alasan bagi kalian untuk menanggapi perkataannya dengan serius. Kami telah meluangkan waktu dan bermain-main saat mengunjungi rumah hantu ini, tetapi mulai saat ini, kami akan serius."     

Entah rumah hantu Chen Ge menakutkan atau tidak, Liu Gang tidak perlu banyak bicara. Suasana yang ditunjukkan melalui kamera telah membuktikan segalanya. Bahkan jika Liu Gang mencoba untuk meringankan suasana dan menghilangkan ketakutan, tindakannya tidak menimbulkan hasil yang diharapkannya.     

"Rumah hantu yang bergantung pada popularitas di mesin pencari internet, menipu pengunjungnya, dan membingungkan penonton juga ingin menjadi populer?" terlepas dari apakah tuduhan itu nyata atau tidak, Liu Gang pertama kali menambahkan beberapa label yang tidak benar pada rumah hantu Chen Ge. Dengan cara ini, ia akan ditempatkan pada posisi moral tertinggi, dan apa yang dilakukannya akan memberikan kesan kewajiban dan pembenaran, sehingga ia tidak akan terlalu merasa takut.     

"Kita akan berhenti membuang-buang waktu. Hari ini, aku akan memerlihatkan kedok pemilik rumah hantu yang sebenarnya di hadapan semua orang!" Liu Gang sangat bersemangat, dan saat ia selesai mengatakan kalimat itu, ponsel di sakunya tiba-tiba berdering. Ponsel tersebut merupakan ponsel pribadinya yang nomornya tidak banyak diketahui orang. Liu Gang ragu-ragu sejenak sebelum menekan tombol terima. Sebelum ia bisa bereaksi, suara gila asistennya terdengar melalui ponsel.     

"Kak Gang! Rumah hantu ini benar-benar berhantu! Lihat di atas kepalamu! Semua hantu merangkak di atas kepala kita!" asisten Liu Gang terdengar seperti sedang berlari untuk menyelamatkan nyawanya, dan napasnya terdengar tidak beraturan.     

"Ke mana kau berlari, dan ponsel siapa yang kau gunakan?" hati Liu Gang sedikit hancur. Ia baru saja menyalakan mikrofon, yang berarti bahwa semua penonton siaran langsungnya bisa mendengar suara asistennya.     

"Aku diselamatkan oleh pengunjung lain! Kau harus kembali! Tidak ada jalan keluar di rumah hantu ini! Semua akan terlambat jika kau tidak kembali sekarang! Jangan melangkah lebih jauh! Tolong! Ada hantu di mana-mana! Ada hantu di mana-mana!" teriakan asisten Liu Gang yang menyedihkan dan putus asa ini praktis menampar wajah Liu Gang. Sudut matanya berkedut, dan ia segera mengakhiri panggilan. Ia berada di sana untuk menghancurkan nama rumah hantu Chen Ge, tapi ia merasa seperti sedang membantu Chen Ge mempromosikan rumah hantunya di hadapan seluruh penonton di internet.     

"Asistenku ini memiliki reaksi yang sangat berlebihan terhadap hal-hal terkecil. Menunjukan ini sedikit memalukan... " Sebelum Liu Gang selesai berbicara, ponsel juru kamera mulai bergetar. Seseorang telah mengirimkan padanya pesan suara. Otot tidak terlalu memikirkannya dan langsung membukanya. Kemudian, suara asisten Liu Gang kembali terdengar.     

"Liu Gang! Lari! Percayalah padaku! Para hantu berada di sampingmu! Mereka selalu berada di sekitarmu!" koridor itu sangat sunyi, jadi suara asisten Liu Gang menggema hingga ke ujung lorong. Pria itu didorong hingga ke batas kewarasannya, jadi dalam keputusasaannya, ia memanggil Liu Gang dengan nama lengkapnya.     

"Matikan ponselmu. kita akan fokus mengeksplorasi rumah hantu ini." Wajah Liu Gang semakin suram. Jika bukan karena kameranya masih berjalan, ia pasti sudah meledak karena amarah.     

"Tentu saja, Kak Gang." Otot berjanji secara verbal untuk memutuskan panggilan telepon, tapi sebenarnya, ia tidak melakukannya. Tubuhnya memang sedikit besar, tetapi ia cukup berhati-hati. Ia mengenal asisten Liu Gang dengan baik, jadi ia mengerti bahwa pria itu tidak sedang berpura-pura. Asisten Liu Gang benar-benar ketakutan. Setelah diam-diam membalas asisten Liu Gang dengan pesan, Otot mengatur ponselnya ke mode diam dan memasukkannya ke dalam saku.     

...     

"Liu Gang! Kau tahu aku tidak akan menyakitimu dengan sengaja! Tolong jawab aku!" sambil memegang ponsel model wanita di tangannya, asisten Liu Gang berlari menyusuri koridor sempit. Rambutnya berantakan, dan noda air mata terlihat jelas di kedua matanya. Tenggorokannya terasa kering karena semua teriakannya.     

"Bisakah kau berhenti berteriak? Apakah kau mencoba menarik semua perhatian pada kelompok kita?!" yang berjalan bersama asisten Liu Gang saat ini adalah dua siswa, seorang pria paruh baya, dan seorang pengunjung wanita yang sangat anggun. Yang berbicara sebelumnya adalah sang pria paruh baya. Bayangan terlihat bergerak dan mengikuti mereka dari belakang, dan mereka bisa mendengar suara langkah kaki yang mendekat!     

"Lewat sini!" pria paruh baya menemukan ruang kelas dengan pintu yang terbuka. Tanpa banyak berpikir, ia menarik wanita yang berada di belakangnya, dan menyeret wanita itu ke dalam ruang kelas untuk bersembunyi. Pasangan siswa juga bersiap untuk berlari ke dalam ruang kelas, tapi pada saat yang sama, asisten Liu Gang tiba-tiba menambah kecepatannya sehingga berlari melewati kedua siswa, dan melesat memasuki ruang kelas yang dimasuki sepasang kekasih sebelumnya. Setelah ia memasuki ruang kelas, dengan mengeratkan gigi, ia meraih gagang pintu dan membanting pintu hingga tertutup!     

"Apa-apaan! Buka pintunya! Kami meminjamkanmu ponsel kami, dan beginilah caramu membalas kebaikan kami?!" para siswa menggedor pintu kelas dengan keras, tapi asisten Liu Gang malah mengunci pintu. Langkah kaki menakutkan semakin dekat. Merasa terpojok, kedua siswa tidak punya pilihan selain melarikan diri, dan suara langkah kaki mengikuti para siswa pun pergi.     

"Syukurlah, aku bertindak tepat waktu. Jika kita semua bersembunyi di sini, kita semua akan terjebak, dan tidak ada dari kita yang bisa melarikan diri." Tindakan asisten Liu Gang ditentukan oleh alam bawah sadarnya. Dalam skenario empat bintang ini, ia tampaknya telah membuka kedok dirinya yang sebenarnya. Terengah-engah karena kekurangan udara, ia mencengkeram ponsel yang dipinjamnya dari para siswa dengan erat. Ia bersandar di pintu untuk beristirahat. "Aku melakukannya demi kebaikan semua orang. Ngomong-ngomong, aku masih belum mendapat kesempatan untuk berterima kasih pada kalian. Siapa nama kalian?"     

"Kau bisa memanggilku pak Zhou, dan ini pacarku, Duan Yue." Pria paruh baya itu dengan penuh semangat memperkenalkan pacarnya kepada asisten Liu Gang. Ia tampak senang saat berbicara, tapi kekesalan tampak jelas di wajah pengunjung wanita.     

"Kak Zhou, ketika aku dikejar oleh hantu sebelumnya, kaulah yang mengajukan diri untuk membantuku dan mengizinkanku untuk mengikutimu." Asisten Liu Gang sepertinya telah melupakan hal tak berperasaan yang baru saja dilakukannya. Ia tahu bahwa akan berbahaya baginya untuk terdampar sendirian, jadi ia ingin membangun ikatan dengan pak Zhou dan Duan Yue.     

"Kami hanya melakukan apa yang seharusnya kami lakukan. Tambahan orang berarti tambahan sepasang tangan untuk membantu. Aku juga tidak menduga bahwa rumah hantu ini akan sangat menakutkan. Ternyata, semua hantu berjalan di atas kita, dan kau hanya akan dapat melihatnya dengan membungkuk dan melihat terbalik." Pak Zhou menarik napas dalam-dalam.     

"Tambahan orang berarti tambahan sepasang tangan untuk membantu? Tetapi, pria ini baru saja menutup pintu untuk menghalangi dua pengunjung lainnya yang ingin bersembunyi bersama kita," Duan Yue menambahkan dengan sinis, "Orang seperti ini..."      

"Jika dia tidak melakukannya, kita semua akan terjebak di sini. Aku yakin dia punya alasan untuk melakukan apa yang dilakukannya," perkataan pak Zhou seperti musik di telinga asisten Liu Gang, "Aku bisa memahamimu. Aku telah mengalami banyak hal dan telah melihat banyak hal. Dunia orang dewasa tidak sesederhana itu. Jika diberi pilihan, siapa yang tidak ingin menjadi anak yang polos dan lugu selamanya?"     

"Kak Zhou, aku tahu kau akan memahami pikiranku!" setelah mengalami begitu banyak keputusasaan dan kelelahan, asisten Liu Gang akhirnya merasakan kehangatan dari pak Zhou.     

"Tentu saja." Pak Zhou menepuk pundak asisten Liu Gang untuk memberinya dorongan semangat. "Sebelumnya, aku melihatmu membuat panggilan. Aku penasaran apakah orang di seberang telepon menerima pesanmu atau tidak. Kita harus bertemu dengan anggota kelompok lainnya sesegera mungkin. Terlalu berbahaya untuk tinggal sendirian di dalam rumah hantu ini."     

"Jangan khawatir. Kak Gang mungkin tidak menjawab panggilan, karena dia sedang membuat siaran langsung, tetapi aku berhasil mendapatkan kontak juru kamera. Dia bahkan membalas pesanku." Sang asisten pria membuka kotak masuk, dan ada pesan yang datang dari Otot.     

"Aku juga merasa ada yang aneh dengan rumah hantu ini. Kita akan membicarakannya secara detail nanti!"     

"Dengan kata lain, mereka sudah percaya bahwa kau menggunakan ponsel ini untuk berkomunikasi dengan mereka." Kata-kata pak Zhou memiliki makna yang lebih dalam. Sebelum asisten Liu Gang menyadari apa yang terjadi, pak Zhou bergerak untuk menghalangi pintu.     

"Kak Zhou, apa yang kau lakukan?" asisten Liu Gang memiliki firasat buruk saat melihat tindakan pria di hadapannya.     

"Aku memahami pikiranmu, dan kuharap kau akan memahamiku." Darah keluar dari kemejanya, dan luka mengerikan muncul di hadapan asisten Liu Gang. Wajah pak Zhou memucat seperti kertas. "Kau harus mengerti bahwa dunia orang dewasa tidak sesederhana itu. Jika diberi pilihan, siapa yang tidak ingin menjadi anak yang polos dan lugu selamanya?"     

Tangan yang kering dan lemah meraih asisten Liu Gang. Pada saat itu, mata asisten Liu Gang seperti akan jatuh dari rongganya. Lututnya melemah, dan ia jatuh ke lantai. Pada saat itu, ia merasakan ke sesuatu. Perlahan-lahan menoleh, mayat seorang wanita yang dimutilasi mengambang di belakangnya.     

Tidak ada suara yang bisa keluar dari tenggorokannya. Tubuh asisten Liu Gang bergetar hebat sampai kedua pupilnya berguling-guling di rongga matanya, dan ia terjatuh dengan lemah di lantai. Pak Zhou mengangkat ponsel yang dipegang asisten Liu Gang. Ia menghafal nomor ponsel Liu Gang dan juru kamera kemudian menggunakan ponsel ini untuk mengirim pesan lain pada juru kamera. "Kemari dan temui aku sekarang! Kurasa aku telah menemukan jalan keluarnya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.