Teror Rumah Hantu

Mulai



Mulai

3"Berhentilah membuang-buang waktu, kita akan memulai eksplorasinya sekarang. Hanya ada beberapa cara agar rumah hantu dapat menakuti pengunjung. Selama kalian percaya bahwa semua yang ada di sini palsu, tidak ada yang bisa menakuti kalian. Ketika melihat para pekerja, kalian tidak akan merasa takut tetapi menganggap mereka bersikap lucu."     

Liu Gang mengabaikan Bai Buhui dan bergerak maju. Sebelas orang itu secara resmi memasuki Sekolah Alam Baka. Tangisan seolah datang dari sekitar sudut tempat, dan bisikan anak-anak terdengar seiring dengan hembusan angin. Dulunya, tempat ini adalah surga, namun sekarang hanya koridor kosong. Pintu kayu yang setengah terbuka berderit, dan terdapat cetakan kecil di dinding. Tembok pun mengukir kenangan indah yang pernah dimiliki para siswa.     

"Tempat ini terasa sangat nyata. Tahun lalu, kami memasuki sekolah terbesar yang tidak lagi beroperasi di Xin Hai untuk kontes keberanian, dan tempat ini memberikan aura yang sama." Lan Dong mengeluarkan ponselnya untuk mengambil beberapa foto, "Tempat ini tidak terlihat seperti sengaja dibuat tampak tua, seolah-olah skenarionya memang dirancang seperti ini. Lihatlah debu di ambang jendela dan bekas terbakar di dinding."     

Jari-jarinya mengupas lapisan di dinding, dan cat putih berdebu menyembunyikan lapisan semen yang terbakar. "Untuk menciptakan efek ini, kita harus membakar dinding sekali sebelum mengecat ulang temboknya. Bos sudah mempertimbangkan sampai detail seperti ini?"     

Dua siswa berdiri di samping Lan Dong. Salah satunya bernama Ah Li, yang terlihat sedikit gemuk. Ia tampak jujur. Yang satunya adalah seorang gadis, sangat pendiam dan tidak suka berbicara.      

"Mungkin, bos memindahkan beberapa dinding yang sudah terbakar dari luar tempat dan mendesain ulang temboknya." Liu Gang tidak ingin para penontonnya menyadari kebaikan rumah hantu ini, jadi ia mencoba meringankan suasana untuk mengurangi rasa takut. "Ngomong-ngomong, kita sudah berada di sini selama lima menit, tapi kita belum sekalipun melihat seorang aktor. Para pekerja di sini sangat tidak profesional."     

"Mungkin, mereka sedang menunggu kesempatan." Asisten pria itu tertawa lega. Ia hendak berjalan maju ketika Hantu Besar dan Hantu Kecil, yang memimpin jalan, tiba-tiba berhenti.     

"Apakah kalian mendengar suara aneh itu?" Hantu Besar, yang selama ini diam, bertanya. Ia melihat ke kiri dan ke kanan sebelum berbalik untuk melihat ke belakang mereka. "Sepertinya datang dari belakang."     

"Suara apa? Kenapa aku tidak mendengar suara apapun?"     

"Kedengarannya seperti keran yang belum ditutup dengan baik, dan air yang menetes." Hantu Besar mundur beberapa langkah dan membuka pintu di samping Liu Gang. Ruangan itu terlihat seperti toilet biasa, dan ada lima bilik di dalamnya.     

"Hati-hati. Para pekerja mungkin bersembunyi di dalam bilik. " Musik latar membuat seolah merangkak memasuki telinga mereka, dan Hantu Besar dan Hantu Kecil memasuki toilet sementara sisanya berdiri di depan pintu.     

"Apa yang kalian takutkan? Ada banyak orang di sini. Aku akan menarik aktornya keluar untuk dilihat semua orang." Hantu Kecil melesat ke dalam toilet. Ia memerhatikan bahwa kamera sedang menyorot dirinya, dan ia bertindak dengan penuh rasa percaya diri. Ia membuka bilik pertama setelah beberapa langkah merepotkan. Tidak ada apa-apa di dalam bilik kecil itu, jadi ia terus membuka semua bilik lainnya sebelum berhenti di bilik kelima.      

"Membuang begitu banyak energi untuk membangun toilet yang terbuang ini. Pasti ada titik ketakutan di sini. Suara air terdengar dari toilet. Pasti ada yang salah dengan bilik terakhir." Hantu Besar dan Hantu Kecil berdiri di kedua sisi pintu dan mendorong pintu bilik hingga terbuka.     

Pintu menabrak dinding. Tidak ada yang bersembunyi di bilik terakhir, tapi terdapat buku harian yang rusak.     

"Sepertinya kita ketakutan sendiri tanpa alasan."     

Yang lain memasuki toilet, sementara Hantu Besar dan Hantu Kecil mengambil buku dari lantai. Ada beberapa kalimat yang tertulis di atasnya.     

"Jangan memasuki toilet yang meneteskan air sendirian. Keempat sudut mungkin menyembunyikan arwah menakutkan."     

"Jangan berjalan sambil menunduk. Tangan dingin akan menekan kepalamu."     

"Jangan berada terlalu lama di dalam kamar dengan banyak poster. Mereka tidak bisa keluar, jadi mereka akan membuatmu tinggal di dalamnya.     

 "Jangan gigit jarimu. Kukumu akan diambil."     

"Jangan menatap cermin yang pecah, atau kau mungkin melihat dirimu yang berbeda di dalamnya."     

"Jangan mengambil dan membaca buku harian ini. Orang yang membaca masa lalunya dan akan menjadi target berikutnya."     

Hantu Kecil menutup buku harian yang compang-camping dan mencibir. "Jika aku mempercayai hal-hal ini, aku tidak akan tidur di kuburan. Membosankan…"     

Ia melemparkan buku harian ke toilet kotor, dan ketika buku harian itu menyentuh air, pintu bilik pertama tiba-tiba ditutup dengan bantingan keras. Dengan tubuh bergetar, Hantu Kecil memelototi orang-orang di ruangan itu. "Siapa yang menutup pintu? Apa kalian sudah gila?"     

"Tidak ada yang menyentuhnya." Bai Buhui berdiri di belakang kelompok. Setelah ragu-ragu, telapak tangannya menyentuh pintu bilik pertama, dan kamera segera menyorotinya. Ia mendorong pintu hingga terbuka, tidak ada apa-apa yang terlihat dalam bilik pertama.     

"Tidak ada mekanisme yang terpasang di pintu ini. Mengapa pintunya bisa tertutup sendiri? Apakah karena angin? "      

"Ada yang salah!" Asisten pria itu tiba-tiba menjerit yang membuat Liu Gang tersentak.     

"Jangan lakukan itu. Apa yang kau temukan? "     

"Mungkin aku salah lihat." Asisten Liu Gang memaksakan senyum. Ia diam-diam berbisik ke telinga Liu Gang, "Aku sedang menonton siaran langsungmu. Sebelumnya, saat kamera sedang menyoroti Bai Buhui. Ketika dia membuka pintu, tampaknya ada seorang anak di gambar, dan anak itu berjongkok di dalam bilik pertama."     

"Jika kau tidak salah, ruang obrolan akan meledak." Liu Gang melirik ke ruang obrolan. Segalanya masih tampak normal, jadi jelas bahwa asistennya salah. "Kurasa aku memang seharusnya tidak membawamu. Jangan menakuti dirimu sendiri. Kita sedang melakukan siaran langsung. Jika kau terus bersikap seperti ini, kita akan malu."     

Setelah kamera kembali diarahkan pada Liu Gang, pria itu kembali menunjukkan sikap tenangnya. "Baiklah, tidak ada apa-apa di dalam toilet ini. Ayo cari lukisan minyak dan coba selesaikan misi dalam waktu kurang dari setengah jam."     

"Baik." Bai Buhui merasa ada sesuatu yang salah, tapi ia tidak bisa menunjukkan kegelisahannya. Kelompok pun berjalan keluar dari toilet. Hanya asisten Liu Gang yang terlihat kebingungan. Ia menunduk untuk melihat siaran langsung di ponselnya dan menggeleng, "Mungkin aku benar-benar salah lihat."     

Ketika ia akan bergerak ke luar, lehernya tiba-tiba terasa dingin seolah ada tangan kecil sedang memegang lehernya.     

"Siapa itu?!" sambil memiringkan kepalanya, asisten Liu Gang melihat sepasang kaki abu-abu berlari melewati bilik kelima.     

"Apa itu tadi?" ia tidak memiliki keberanian untuk memeriksanya sendiri. Ia bergegas mengikuti yang lain dan tidak berada di toilet sendirian.     

Tik, tik…     

Cairan merah menetes keluar dari keran, dan noda pudar yang tampak seperti wajah manusia mulai muncul dari empat sudut toilet. Asisten Liu Gang memegang ponselnya dengan erat. Ia menempel kuat pada Liu Gang, bertanya-tanya apakah ia harus mengatakan apa yang dilihatnya sebelumnya. Ia sangat cemas, dan kegelisahannya tidak bisa hilang bahkan jika ia berada di tengah orang banyak.     

Ia terus berbalik untuk melihat ke arah toilet. Musik latar yang misterius memasuki telinganya diiringi dengan gema langkah kaki aneh, seolah ada sesuatu yang mengikuti mereka.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.