Teror Rumah Hantu

Melarikan diri



Melarikan diri

1Boneka kain yang berlumuran darah palsu melayang di udara sebelum mengenai bayangan. Anehnya, ketika boneka Xiaoxiao mengenai bayangan hitam yang tak berbentuk itu, bayangan tersebut berhenti di pintu dan boneka Xiaoxiao menggigit lengannya.     

"Bagus sekali!" Chen Ge mengarahkan senter ke arah bayangan. Di bawah cahaya terang, bayangan itu mulai berputar, dan warnanya mulai meredup. Tanpa adanya cermin untuk melindunginya, ia lebih lemah dari yang diperkirakan Chen Ge. Bayangan tersebut kemudian meninggalkan sebagian tubuhnya dan melarikan diri ke Kamar 302.     

Bagian-bagian yang ditinggalkan monster bayangan segera menghilang; tidak jelas apakah ia menghilang atau dimakan oleh Xiaoxiao.     

Menyantap bayangan serupa tampaknya bermanfaat bagi Xiaoxiao. Chen Ge memasukkan Xiaoxiao ke dalam sakunya dan menggunakan palu untuk menghancurkan gagang pintu kamar 302.     

"Keluar!" pintu baja tua bergetar, menumpahkan debu dan karat; bahkan bingkainya sendiri ikut bergetar. Keributan terdengar sangat keras sehingga semua penyewa di dekatnya dapat mendengarnya. Pintu kamar 301 sedikit terbuka.     

"Kenapa ribut sekali?" teriak lelaki paruh baya dengan botol bir di tangannya, tetapi ia tidak keluar sepenuhnya dari kamar. Pintu kamar 302 tiba-tiba ditarik terbuka dari dalam, dan pemuda yang tinggal di dalamnya memegang pisau daging di tangannya dan menebas Chen Ge dengan marah.     

Monster cermin telah memasuki tubuhnya? Koridor apartemen sangat sempit, jadi hanya sedikit ruang bagi Chen Ge untuk bergerak. Ia mundur selangkah dan menyadari bahwa pintu kamar pria paruh baya sedang terbuka. Ia segera masuk ke dalam kamar dan membanting pintu dengan keras.     

Suara pisau daging menghujam pintu terdengar menakutkan. Pemuda itu benar-benar kehilangan kewarasannya; matanya dipenuhi garis-garis merah. Wajahnya dipenuhi dengan amarah, dan ia tidak mengatakan apa-apa, seperti seluruh energinya disalurkan untuk menghancurkan pintu kamar 301. Ia seperti berencana untuk memutilasi Chen Ge menjadi potongan-potongan kecil.     

Namun, apa yang dilakukannya adalah hal yang cukup wajar. Makhluk berbentuk bayangan ini sudah membuat rencana selama berminggu-minggu dan akhirnya hampir memasuki tubuh Men Nan, tetapi ia dihentikan oleh Chen Ge pada menit terakhir. Terlebih lagi, ia telah kehilangan sebagian tubuhnya ketika berusaha melarikan diri tadi. Koridor pun dipenuhi dengan suara tebasan pisau pada pintu baja.     

"Apa yang sedang terjadi?" pria paruh baya di dalam ruangan pun tertegun, benar-benar kebingungan dengan kejadian di hadapannya. Betisnya melemah, dan ia jatuh terduduk di atas rak sepatu.     

"Tolong aku!" pintu kamar 301 tidak dikunci, dan pemuda itu bisa menerobos kapan saja.     

"Aku ... aku akan menelpon polisi!" Pria paruh baya tidak berani mendekati pintu. Ia meletakkan botol di atas meja dan buru-buru mencari ponselnya. Dengan tergesa-gesa, ia menjatuhkan botol-botol yang kosong yang langsung menimbulkan keributan.     

"Kubilang, bantu aku dengan pintu ini!"     

Ketika suara pisau daging terus bergema di lorong-lorong, lampu kamar-kamar menyala satu demi satu, menandakan penghuni apartemen yang terbangun karenanya. Banyak penyewa yang mengintip keluar pintu.     

Di kamar 304, setelah dokter Gao membawa Men Nan ke sofa ruang tamu, ia mendengar teriakan Chen Ge yang meminta pertolongan. Ia berlari keluar dari kamar dengan membawa bangku di tangannya.     

Pemuda dari Kamar 302 terlihat mengamuk dan memusatkan seluruh perhatiannya pada Chen Ge. Dokter Gao memanfaatkan kesempatan untuk menyelinap dari belakang si pemuda. Ketika ia berada satu meter di belakang pria tersebut, ia mengangkat bangku memukul bagian atas tulang belakang pemuda itu. Sasaran dokter Gao mungkin adalah kepalanya, namun karena suatu alasan, serangannya meleset.     

Pemuda tersebut kehilangan keseimbangan dan terhuyung ke depan, tubuhnya membentur pintu. Dengan mencengkeram pisau di tangannya, lehernya memutar secara tak wajar, dan menatap tajam dokter Gao dengan mata merahnya.     

Raungan kemarahan terdengar dari mulutnya. Ketika pemuda itu berbalik untuk menyerang dokter Gao, Chen Ge melihat kesempatan untuk mengalahkannya. Ia menendang pintu hingga terbuka. Daun pintu segera membentur tubuh pemuda tersebut tanpa memberinya kesempatan untuk pulih. Chen Ge lalu mengambil botol dari lantai dan mengayunkannya pada kepala si pemuda.     

Botolnya pun pecah, dan darah mengalir di kepalanya. Chen Ge bergerak ke depan dan menahannya di lantai. Dokter Gao juga segera bergerak untuk mengambil pisau daging darinya.     

Pemuda itu mencoba melawan sampai beberapa penyewa lainnya ikut keluar untuk membantu menahannya. Saat itulah, ia akhirnya menyerah. Dengan pipinya yang menempel ke lantai semen, matanya tertuju pada Chen Ge, seolah-olah mencoba menghapal fitur tubuh Chen Ge.     

Tiga menit kemudian, pupil pemuda itu bergerak ke belakang, dan ia jatuh pingsan. Pada saat yang sama, bayangan pemuda yang terpantul di dinding tiba-tiba bergerak dan berlari menuruni tangga.     

Banyak orang di sana yang melihatnya, tetapi sebelum mereka bisa bereaksi, bayangan tersebut telah menghilang di dalam kegelapan malam.     

"Apa itu?" mata Dokter Gao melebar; banyak hal aneh yang telah terjadi.     

"Aku tidak yakin." Mata penuh dendam yang diarahkan pemuda itu pada Chen Ge sebelum ia pingsan terlihat sangat akrab; mengingatkannya pada monster cermin di rumah hantu. Mungkinkah kedua makhluk ini berasal dari dunia cermin yang sama?     

Chen Ge berdiri dan hendak mengejar bayangan tadi. Namun, ia terhenti di tangga. Pemilik apartemen menghalangi tangga dengan wajah tegas.     

Apakah dia telah dirasuki monster? Chen Ge mundur beberapa langkah. Terlebih lagi, Chen Ge adalah penyebab masalah yang terjadi di apartemennya, jadi ia merasa sedikit gelisah.     

"Apa yang kalian lakukan sampai larut malam?" pemilik apartemen berjalan ke lantai tiga, dan beberapa penyewa lama mengikutinya dari belakang. Sama seperti Chen Ge sedang kebingungan apa yang harus dikatakannya pada si pemilik apartemen, pria paruh baya di kamar 301 berlari keluar dengan ponsel di tangan. Ia lalu bersembunyi di kamarnya.     

"Kak! Sepertinya Saudara Ipar seperti telah kembali," pria itu berbisik ke telinga si pemilik apartemen. "Xiao Du dari kamar 302 menggunakan pisau dan menyerang orang tanpa pandang bulu; tindakannya mirip dengan situasi Saudara Ipar."     

Ketika mendengar perkataannya, para penyewa yang telah berkumpul mulai bergerak kembali ke kamar masing-masing. Beberapa berlari kembali ke kamar mereka dan mengunci pintu rapat-rapat.     

"Bukankah semuanya baik-baik saja?" pemilik apartemen melihat kekacauan di koridor lantai tiga. Ia menyuruh saudara lelakinya membawa pemuda tadi ke rumah sakit sementara ia berbicara dengan Chen Ge dan dokter Gao.     

"Kami hanya melindungi diri; pemuda dari kamar 302 hampir membunuhku."     

"Aku tahu." Pemilik apartemen berhenti sejenak sebelum berkata, "Aku masih harus menyewakan tempat ini. Membuat masalah yang lebih rumit tidak akan baik untuk bisnisku, jadi bagaimana kalau kita membiarkannya saja? Aku akan membayar tagihan medisnya, dan kita tidak akan melibatkan polisi; Pemuda itu masih memiliki masa depan yang panjang dan aku tidak ingin merusaknya. "     

Setelah mendengar perkataan pemilik apartemen, Chen Ge menyadari bahwa wanita tersebut mengetahui beberapa hal tentang rahasia di kamar 303 serta alasan di balik kegilaan pemuda dari kamar 302.     

Setelah mempertimbangkan pro dan kontra, Chen Ge menyadari bahwa ia tidak akan mendapatkan manfaat apapun dengan memperpanjang masalah. Bagaimanapun juga, ia telah menyelesaikan misi ponsel hitamnya. Ia mendiskusikannya dengan dokter Gao, dan keduanya setuju dengan saran pemilik apartemen.     

Setelah wanita itu pergi, dokter Gao kembali ke kamar 304 untuk merawat Men Nan sementara Chen Ge menunggu di ruang tamu. Ia masih memiliki banyak pertanyaan untuk si pemuda.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.