Teror Rumah Hantu

Mengapa Kau Membuatnya Marah?



Mengapa Kau Membuatnya Marah?

0Dipimpin oleh Chen Ge, si gadis membaca mantra. Mereka memegang pena bersama-sama, dan gadis tersebut menggerutu di dalam hati; Mengapa aku melakukan ini?      

Namun, ada sesuatu tentang pria di hadapannya yang membuatnya sulit untuk melawan keinginannya.     

Pena yang sudah usang diletakkan di atas kertas. Setelah selesai mengucapkan mantra, mereka berhenti dan melihat kertas dengan tenang. Suasana sangat sunyi di dalam gudang, dan tidak ada yang berbicara. Mereka hanya bisa mendengar suara detak jantung mereka.     

Apa yang sedang dilakukan pria ini? Dia tidak benar-benar berpikir bahwa dia dapat memanggil Arwah Pena, kan?     

Mata si gadis bergerak untuk melirik Chen Ge. Entah mengapa, belati yang ia tarik keluar dari bawah meja berada di samping pria itu. "Er ..."     

Ia ingin berkata pada pria tersebut bahwa permainan telah selesai, namun Chen Ge menghentikannya dengan menyuruhnya diam. "Diam, dia sudah datang."     

Setelah Chen Ge mengatakannya, pena di antara mereka mulai bergerak pelan, dan mulai menggambar lingkaran di kertas putih. Si gadis bisa merasakan kekuatan dari pena. Ia tidak menunjukkan kekuatan apapun, namun penanya mulai bergerak sendiri.     

Dia pasti yang berada di balik trik ini!      

Ia menatap Chen Ge, mencoba menemukan beberapa petunjuk dari ekspresi Chen Ge. Yang membuatnya kecewa, Chen Ge sepenuhnya fokus pada pena yang mereka pegang, dan ia tidak bisa melihat sesuatu yang aneh dari wajah pria tersebut.      

Pena di Akademi Nightmare bisa bergerak sendiri karena pena dan mejanya dibuat khusus, sehingga dapat dikendalikan. Di satu sisi, apa yang dilakukannya sama seperti trik sulap. Selama mereka tahu teori dibaliknya, siapapun bisa melakukannya. Tanpa sadar, gadis itu yakin bahwa Chen Ge melakukan hal yang sama. Ia ingin mengekspos trik Chen Ge, namun bahkan setelah memerhatikan situasi untuk waktu yang lama, ia tidak dapat menemukan kekurangan apapun.     

Pena di atas kertas terus bergerak, guratan pada kertas menjadi semakin kencang dan kuat. Akhirnya, pena akhirnya menuliskan nama di kertas putih — Qu Changlin.     

"Qu Changlin? Jadi, itu nama kekasihmu." Chen Ge mendongak untuk melihat si gadis. "Tidak mudah menemukan cinta di dunia ini. Perlakukan dia dengan baik, dan cobalah untuk tidak mengecewakan pria jujur itu."     

Ketika melihat nama di atas kertas, wajah si gadis perlahan berubah. Pertama, situasinya cukup mengejutkan, lalu, situasinya berubah menjadi teror!     

Ia mengenal Qu Changlin. Pemuda itu juga seorang pekerja di Akademi Nightmare dan sering menjaganya! Pemuda tersebut bahkan pernah mengakui perasaannya padanya sekali, namun ditolak olehnya. Ini seharusnya menjadi rahasia antara dirinya dan Qu Changlin, jadi bagaimana pria ini bisa mengetahuinya?     

Gelombang kejutan bergerak di dalam hatinya, dan lengannya bergetar. Jari-jarinya menyentuh jari Chen Ge, dan rasa dingin yang tidak masuk akal menyebabkan kepanikannya menjadi semakin besar. Pria di hadapannya tersenyum hangat, namun bagaimana mungkin ia merasa suhu di ruangan terus menurun?     

Tubuhnya bergetar tak terkendali, dan ia mencoba sebisa mungkin untuk menghibur dirinya sendiri. Bos berkata bahwa pengunjung ini sangat unik. Ia mahir dalam permainan psikologis dan sengaja datang kemari untuk menciptakan masalah bagi Akademi Nightmare.     

Dia mungkin menyelidiki semua pekerja di sini sebelum tiba, dan melalui ekspresi mikroku, dia berhasil menebak bahwa Qu Changlin memiliki perasaan padaku.      

Ia tahu bahwa peluang tersebut sangat rendah, namun ia hanya melakukannya untuk meyakinkan diri sendiri. Itulah satu-satunya caranya menjaga kewarasannya. Ia menggigit bibirnya. Ia tidak akan menyerah begitu saja. Ia memutuskan untuk menggunakan metodenya sendiri untuk mengekspos pria itu.     

Pria ini bisa menebak nama orang yang menyukaiku, lalu kenapa? Dia tidak akan pernah bisa menebak nama orang yang ingin kuhabiskan sisa hidup bersamaku!     

Gadis itu memiliki rahasia yang terkubur di dalam hatinya, nama orang yang sebenarnya disukainya. Ia masih belum memberitahu siapapun tentang hal ini sebelumnya.     

Setelah jeda singkat, ia bertanya dengan ringan, "Bisakah aku menanyakan pertanyaan lain pada Arwah Pena?"     

"Arwah Pena hanya bisa memprediksi satu pertanyaan per hari. Jika kau memaksanya, hasilnya mungkin tidak akurat."     

"Ini yang terakhir, oke?" sebelum Chen Ge bisa mengatakan apa-apa, gadis itu mencengkeram pena dan menyuarakan pertanyaannya. "Arwah Pena, Arwah Pena, bisakah kau memberitahuku nama pasanganku di masa depan?"     

Pertanyaan ini terdengar sangat familier bagi Chen Ge. Ia bisa merasakan pena bergetar, dan selotip di atasnya tampak seperti akan terkoyak kapan saja. Seluruh pena terasa seperti hendak meledak.     

"Aku tidak bermaksud membimbingmu pada pertanyaan ini. Kau ingin bertanya sendiri." Setelah mengatakannya, Chen Ge dengan cepat melepaskan tangannya. Pena itu awalnya dipegang oleh dua orang. Gadis itu tidak menerapkan kekuatan apa pun, jadi ia berasumsi bahwa Chen Gelah yang menggerakkan pena.     

Tapi, sekarang setelah Chen Ge menarik tangannya, pena masih berdiri di atas kertas. Mata si gadis perlahan melebar, dan kemudian sesuatu yang lebih menakutkan terjadi!     

Pena mulai bergerak. Gadis itu tahu pasti bahwa ia tidak melakukan apa-apa! Bukan dia yang menggerakan pena itu!     

Apa yang sedang terjadi? Apakah ada yang salah dengan magnet di bawah meja? Tapi, ini pulpen plastik dan tidak terbuat dari logam!     

Pena terus bergerak, dan pada awalnya menulis satu kalimat untuk gadis di selembar kertas — KAU AKAN MATI!     

Kalimat tersebut sangat sederhana, namun tampak menakutkan. Gadis itu ingin menarik tangannya, namun ia menyadari bahwa tangannya tampak terpaku pada pena, dan lengannya pada pena entah ia suka atau tidak. Pena bergerak lebih cepat dan semakin cepat hingga seluruh kertas dipenuhi dengan kalimat 'KAU AKAN MATI!'     

"Tunggu, tolong! Apa yang terjadi?!" ketakutan di hatinya mulai menjadi semakin besar, dan sisa-sisa rasionalitas dalam hatinya mulai menghilang — gadis itu ditelan oleh kegelapan yang tak ada habisnya. Ia dengan panik mencari-cari Chen Ge dalam kegelapan. Namun, begitu ia mendongak, ia melihat sesuatu yang tidak akan pernah ia lupakan seumur hidupnya.     

Tepat di atas bahunya, seseorang tengah berdiri!     

Perempuan yang berdiri di atas bahunya mengenakan seragam sekolah yang kotor, dan pada saat itu, ia sedang mencorat-coret dengan pena, seolah ia melampiaskan emosi yang mengerikan.     

...     

Teriakan memekakkan telinga datang dari gudang, diikuti oleh bunyi sesuatu yang berat mendarat di tanah. Chen Ge meletakan kembali toples kaca dan berjalan keluar dari rak kedua. Ia menatap gadis yang terbaring di lantai. Pada saat itu, kontak lens berwarna merahnya telah jatuh dari matanya. Ia menggeleng dengan ringan. "Kenapa kau harus membuatnya marah?"     

Mengambil pena yang hampir rusak, Chen Ge kemudian melirik pena di atas meja. Arwah Pena tampaknya tidak tertarik pada pena ballpoint sama sekali.     

"Tenang, dia tidak bersungguh-sungguh." Chen Ge menghibur Arwah Pena dan berjalan keluar dari ruang penyimpanan.     

"Satu skenario lagi selesai. Ke mana aku harus pergi selanjutnya?" Chen Ge mengeluarkan buku harian dan beralih ke bagian ketiga. Kali ini, insiden terjadi di dalam kamar mandi; ada arwah gila yang tinggal di balik bilik keempat, dan ia akan muncul di tengah malam.     

"Ini berhubungan dengan toilet, ya? Toilet terbengkalai bisa sangat menakutkan. Bagaimanapun juga, energi Yin terasa paling berat di dalam toilet." Chen Ge mempelajari peta. Ia tidak jauh dari kamar mandi.     

"Karena sudah berada di sini, aku mungkin harus melakukannya. Mudah-mudahan, aku akan mendapatkan kejutan yang menyenangkan kali ini," kata Chen Ge sambil berjalan menuju tujuan berikutnya.     

...     

Di dalam kamar mandi di ujung lantai tiga, bayangan hitam bersembunyi di dalam bilik keempat. Ia sedang memainkan ponsel dengan ekspresi bosan di wajahnya ketika ia menerima panggilan.     

"Bos, apakah kau mencariku?"     

"Qu Changlin, sebentar lagi, pengunjung spesial akan memasuki skenariomu. Kau harus menemukan cara untuk membantuku menakutinya!"     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.