Teror Rumah Hantu

Mata Kiriku Dapat Melihatnya



Mata Kiriku Dapat Melihatnya

0Di dalam film, orang tua karakter utama tidak terlalu memikirkan kata-kata sang dokter, dan kekecewaan di mata mereka tidak bisa disembunyikan.     

"Percayalah, putrimu benar-benar tidak sakit. Apa yang terjadi pada matanya hanyalah kecelakaan. Jika memungkinkan, aku ingin membawanya ke kota Xin Hai bersamaku, dimana aku bisa memberinya pemeriksaan yang lebih menyeluruh." Pria itu tidak tampak seperti penipu. Ia terdengar sangat tulus, namun sayangnya, orang tuanya tidak percaya pada perkataannya.     

"Jika ada kesempatan, aku akan membawanya, tetapi Wenyu masih harus bersekolah." Sang ibu menolaknya dengan memberikan beberapa alasan. Sang dokter menghela napas. Ia memberi ibunya kartu namanya dan berdiri untuk pergi. Sepanjang seluruh proses, ia tetap membelakangi karakter utama dan dengan demikian wajahnya tersembunyi.     

Setelah pintu ditutup dan dokter pergi, ibu Wenyu dengan lembut mengeluh, "Aku penasaran kenapa dia bersedia memeriksa Wenyu secara gratis, ternyata dia penipu. Setelah kita tiba di Xin Hai, dia mungkin akan mulai menagih uang kita dengan berbagai macam alasan."     

"Aku juga ragu dokter itu bisa diandalkan. Mungkin dia bahkan bukan dokter. Tetapi, pasti ada alasan di balik penyakit ini. Wenyu tidak pernah mengalaminya sebelumnya, jadi bagaimana mungkin dia tiba-tiba jatuh sakit?"     

"Kau benar, gadis itu baik-baik saja selama beberapa bulan terakhir, tapi sejak malam itu, tidak, sejak sore itu ketika dia kembali dari sekolah, dia bertingkah aneh."     

Kerutan muncul di wajah orang tua Wenyu, dan kekecewaan memenuhi suara mereka. Kamera merekam semuanya tanpa emosi, dan cara pengambilan gambar memberi kesan bahwa karakter utama mengamati segalanya tanpa sedikit pun emosi. Mata karakter utama perlahan tertutup, dan musik aneh itu kembali muncul.     

Berbeda dengan menonton film horor di rumah, sistem suara di teater adalah suara keliling yang bisa memberi kesan langkah kaki terdengar dari kejauhan atau sesuatu bergerak di sekitar penonton. Produser mencurahkan upaya besar ke dalam film pendek ini. Usahanya bahkan dapat dapat diamati hanya dari efek suaranya.     

Musik latar bercampur dengan detak jantung dan napas berat, seperti seseorang yang berjuang untuk bangun dari mimpi buruk. Semuanya gelap, dan seseorang terasa berjuang untuk hidup, namun ia tidak bisa meraih apapun untuk menolongnya.     

Ketika penonton ditarik masuk ke dalam kesulitan karakter utama dan menahan napas mereka, suara dering tajam memotong musik latar belakang. Kelopak matanya berkedut. Karakter utama tampaknya telah terbangun, dan ia membuka matanya yang buram.     

Adegan baru muncul di layar. Kamera tidak lagi berada di dalam kamar, namun kelas yang tampak sederhana. Sinar matahari yang menyilaukan menghujani karakter utama melalui jendela, dan kamera menangkap bayangan gadis itu, yang memanjang di tanah. Ia bersandar di atas meja di baris terakhir di kelas, dan kepalanya terasa berat karena tidur.     

Film sudah melewati sepertiga bagian, dan aku baru saja melihat bayangan karakter utama. Sutradaranya memang jenius.     

Chen Ge telah melihat banyak bayangan dalam hidupnya, dan menurut pendapat profesionalnya, bayangan dalam film terlihat sangat normal.     

Sinar matahari menumpulkan saraf di benaknya, suara kipas berputar berdengung di telinganya. Terdengar juga suara halaman buku yang dibalik serta suara musik yang terdistorsi yang terdengar dari earphone murah siswa terdekat.     

Cara pengambilan gambar yang panjang menunjukkan segalanya di ruang kelas. Kerja sama antara sutradara, juru kamera, dan para aktor benar-benar sempurna.     

BANG!     

Saat penonton dibuai oleh rasa kedamaian, kedamaian tiba-tiba hancur. Pintu didorong terbuka, dan seorang gadis dengan gaya rambut berlebihan masuk ke dalam ruang kelas.     

"He Qiumei! Tenanglah, jangan ganggu murid-murid lain!" seorang pria yang mengenakan kacamata dengan rambut yang dipotong pendek muncul dari belakang gadis itu. Ia memegang ponselnya di satu tangan dan sebuah buku teks di tangan lainnya. Pria tersebut tampaknya adalah guru kelas, dan ia tampaknya akrab dengan siswa yang baru saja masuk.     

"Baik, baik." Gadis dengan rambut merah mengunyah permen karet di mulutnya, dan ia menggumamkan jawabannya.     

Guru laki-laki mengetahui kepribadian gadis itu, jadi ia menggaruk kepalanya dengan sedikit putus asa, menyeka keringat di wajahnya, dan menepuk tangannya dengan lembut. "Anak-anak, bisakah aku minta perhatian kalian? Dia adalah siswa baru yang akan bergabung dengan kelas kita hari ini, He Qiumei. Karena kondisi keluarganya, dia menunda selama satu tahun, dan dia di sini untuk mengejar kemajuan studinya. Kuharap kalian semua dapat membantunya."     

Sang guru memberikan pengantar sederhana dan meminta Qiumei duduk di belakang kelas. Secara kebetulan, ia memilih untuk duduk di sebelah karakter utama dan dengan demikian menjadi teman satu bangku. Kamera memperbesar He Qiumei. Gadis itu memiliki rambut merah pudar. Ia bersandar di dinding dan melemparkan tas dengan santai di atas meja.     

"Apa yang kau lihat?" gadis itu menyadari bahwa karakter utama sedang menatapnya. Kepribadiannya seperti api, bukan karena ia bukan orang yang baik, tetapi karena ia memiliki kecenderungan untuk secara tidak sengaja membuat orang lain tersinggung. Diteriaki oleh gadis itu, kamera yang mewakili mata tokoh utama berpaling, namun beberapa saat kemudian, kamera kembali pada He Qiumei. Jelas, karakter utama tertarik pada teman sebangku barunya.     

Bel berbunyi, dan begitu guru meninggalkan kelas, karakter utama baru akan berdiri ketika Qiumei tiba-tiba melompat. Dengan marah, ia membanting buku di atas meja, meludahkan permen karet di mulutnya, dan menoleh ke arah karakter utama. Dengan mata berang dan amarah yang meledak-ledak, saat semua penonton berpikir bahwa ia adalah seorang gangster dan akan menindas karakter utama. Gadis bernama Qiumei membuka bibirnya untuk berkata, "Apa kau mengerti apa yang dikatakan si tua Cao? sebelumnya? Kenapa aku tidak mengerti sama sekali?"     

Karakter utama menggeleng, dan ini adalah pertama kalinya penonton mendengar suara si pemeran utama. "A...Aku ketiduran…"     

"Bagaimana mungkin seseorang yang terlihat rajin belajar adalah seorang murid yang buruk? Aku harus melakukan sesuatu!" Qiumei mengamati sekeliling ruangan, dan dengan kekecewa ia menyadari bahwa tidak ada seorang pun siswa di kelas yang terlihat cukup bisa diandalkan. "Ujian akan tiba, dan jika aku gagal lagi, aku akan tahan lagi tahun ini, lalu kapan aku akan lulus?"     

"Kau... benar-benar ingin lulus?"     

"Tidak ada yang ingin menjadi tua, tapi aku tidak ingin diperlakukan seperti anak kecil lagi. Kau tidak akan memahaminya, tetapi aku harus lulus tahun ini." Qiumei memasukkan semua buku ke dalam tasnya dan mengambil buku catatannya untuk belajar. Ketekunan belajar yang ditunjukannya benar-benar bertentangan dengan penampilan dan kepribadiannya, tetapi tidak terasa aneh ketika diperankan oleh aktor tersebut.     

Para siswa keluar dari ruang kelas, dan Qiumei menjadi semakin kesal. Akhirnya, ia kembali membanting buku catatan di atas meja, seolah-olah dengan setiap bantingan, pengetahuan pada buku akan hancur dan dengan demikian lebih mudah dicerna.     

"Ergh, kurasa aku akan mulai serius mulai besok." Setelah membereskan barang-barangnya, Qiumei berjalan keluar kelas sendirian. Kamera mengikuti punggung Qiumei sebelum bergerak mengikutinya keluar dari ruang kelas.     

"Pak Cao, mengingat kita telah bertetangga selama bertahun-tahun, bisakah kau membantuku?"     

Suara seorang wanita tua terdengar dari sudut tangga. Kamera mengarah ke bawah, dan terlihat seorang wanita tua dengan rambut beruban memegang lengan pak Cao. Ia berusaha menyerahkan keranjang yang ditutupi dengan kain hitam ke tangan pak Cao.     

"Kondisi fisikku memburuk dari hari ke hari, dan aku tidak tahu kapan ayah Qiumei akan dibebaskan. Jika sesuatu terjadi padaku, apa yang akan dilakukannya? Jika ini terus berlanjut, aku takut dia akan berakhir seperti ayahnya."     

"Bibi He, tolong simpan barang-barangmu. Aku akan mencoba sebisaku untuk mengajari Qiumei, tetapi belajar bukanlah upaya satu arah. Aku tidak akan memberikan jaminan apapun kepadamu, tetapi aku berjanji akan membantumu melakukan yang terbaik sebisaku." Pak Cao tidak menerima keranjang yang disodorkan wanita tua itu.     

"Terima kasih, Pak Cao." Si wanita tua pergi setelah mengucapkan terima kasih banyak kepada pak Cao. Pak Cao mengerutkan kening saat berjalan menaiki tangga. Karakter utama ingin bersikap senormal mungkin, namun ketika meluruskan dirinya sendiri, ia menabrak sesuatu di belakangnya.     

Kamera diarahkan ke belakang, dan wajah Qiumei memenuhi layar!     

Potongan adegan ini mengingatkan penonton tentang adegan yang terjadi di awal film.     

"Bukankah menguping pembicaraan orang lain itu menyenangkan?" kata Qiumei dingin. "Dia adalah nenekku, seorang nenek yang keras kepala."     

"Itu... terlihat seperti dia memperlakukanmu dengan baik."     

"Penampilannya memang seperti itu. Kau tidak tahu betapa sulitnya berkomunikasi dengannya. Biar kukatakan padamu, aku bisa menjaga diriku dengan baik. Awalnya, aku berencana untuk berhenti sekolah dan mencari pekerjaan untuk menghidupi kami berdua, tetapi dia langsung menolak usulku, bersikeras agar aku lulus terlebih dahulu. Aku terpaksa setuju karena kau bisa melihat betapa keras kepalanya dirinya, dan inilah aku." Qiumei mengambil cermin kecil untuk memeriksa wajahnya. Ia adalah gadis yang cukup cantik dengan sedikit kebencian pada dunia.     

Saat Qiumei mengeluarkan cermin, kamera langsung bergerak mundur. Tindakannya memberi kesan bahwa si karakter utama takut melihat dirinya sendiri pada cermin.     

"Apa yang kau lakukan?" Qiumei memperhatikan reaksi aneh gadis itu. "Kau sangat aneh, tapi biar kukatakan padamu, jangan memberitahu siapa pun tentang kunjungan nenekku ke sekolah."     

"Oke..." Setelah jeda, karakter utama menambahkan, "Kau ingin lulus dengan cepat sehingga kau dapat menemukan pekerjaan untuk membantu nenekmu?"     

Menyingkirkan cermin, Qiumei membungkuk mendekati layar dan mendorong karakter utama dengan ringan. "Kau siapa mencampuri urusanku? Satu-satunya hal yang perlu kau perhatikan adalah mulutmu."     

Qiumei meraih tasnya dan berjalan ke bawah. Ketika kedua gadis saling berpapasan, karakter utama berbisik pelan, "Kau tidak akan bisa merawatnya. Dia akan segera mati."     

"Apa yang kau katakan?" Qiumei tidak bisa mendengarnya dengan jelas juga tidak berusaha melakukannya.     

Kamera tetap menunjukan sosok Qiumei yang berjalan pergi. Sekali lagi, karakter utama mengucapkan kalimatnya dengan lebih jelas, "Kau tidak akan bisa menjaganya, mata kiriku telah melihat segalanya."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.