Teror Rumah Hantu

Bungkusan Plastik



Bungkusan Plastik

0Setelah selesai membaca buku harian, ketiga mahasiswa kedokteran memiliki pandangan yang berbeda tentang cerita di dalamnya.     

"Membantu orang luar untuk mengganggu anaknya sendiri, dia tidak pantas menjadi seorang ayah." Lee Xue tampak marah. Meskipun menyadari bahwa ini mungkin hanya cerita buatan rumah hantu, ia tetap ikut terhanyut dan mengasihani anak lelaki itu.     

"Anak itu terlalu lemah. Kalau berada di posisinya, aku akan membalas perbuatan mereka dua kali lebih buruk!" Wang Dan mengayunkan tangan dengan gerakan memukul.     

"Kurasa anak itu tidak lemah. Sebaliknya, kurasa dia menakutkan." Yang Chen memeriksa buku harian dengan cermat. "Apa kalian menyadari dia menghabiskan beberapa bulan terakhir di buku harian untuk meminta maaf kepada ayahnya?"     

"Bukankah itu bukti sempurna kelemahannya? Menundukkan kepala pada pelaku yang sebenarnya."     

"Dia terbiasa meminta maaf kepada semua orang setiap hari, tapi mulai dari titik waktu tertentu, buku harian hanya mencatat permintaan maafnya kepada sang ayah." Lee Xue juga melihat kejanggalan. "Mengapa dia melakukannya?"     

"Lihat waktunya." Yang Chen membalik bagian depan buku harian. Setengah bagian terakhir dari buku harian berisi permintaan maaf dan penyesalan untuk ayahnya. "Anak itu mulai meminta maaf kepada ayahnya setelah sekolah memanggil ayahnya, dan setelah ayahnya memukulnya sampai tengah malam."     

Yang Chen memegang buku harian dan berdiri di tengah asrama untuk berpikir.     

"Buku harian menulisnya dengan sangat jelas. Ayahnya mengunci kamar tidur dari dalam dan melarang siapapun mendekat. Dia bahkan menggunakan seprai untuk membekap mulut anaknya. Sangat kejam." Lee Xue mengasihani anak ini dari hatinya.     

"Kalian harus harus mengerti satu hal. Buku harian ditulis oleh anak itu, jadi dia hanya akan membiarkan kita melihat apa yang ingin diperlihatkannya." Yang Chen menutup buku harian tersebut. "Hampir seluruh buku berisi permintaan maaf, tapi pikirkanlah. Seseorang yang pandangan hidupnya benar-benar berubah dan menjadi gila, melihat keindahan sebagai keburukan dan sebaliknya. Bagaimana mungkin seseorang sepertinya dipenuhi dengan penyesalan?"     

Ia duduk di atas ranjang yang bau dan membenamkan dirinya ke dalam karakter si anak. "Murid-murid lain membencinya, menginjak-injak kebaikannya, dan menganggapnya menjijikkan. Satu-satunya keluarganya memandangnya sebagai seorang musuh bebuyutan. Kehidupannya dipenuhi dengan kekerasan dan keburukan. Jadi, dia hanya bisa menyembunyikan dirinya yang sebenarnya di dalam hati dan menggunakan permintaan maaf sebagai perisai untuk melindungi diri."     

"Pak Yang, apa maksudmu?" Wang Dan dan Lee Xue merasa Yang Chen menjadi sedikit aneh.     

"Aku sendiri adalah korban penindasan, tapi untungnya, aku punya kakak laki-laki yang kuat dan pintar yang bisa menjagaku." Yang Chen duduk di atas tempat tidur. "Aku mengerti rasa sakitnya, jadi aku bisa menebak pikirannya yang sebenarnya."      

Emosi yang tak terlukiskan memancar dari mata Yang Chen saat mengambil sampah yang merupakan alat peraga dari lantai. "Desain rumah hantu ini luar biasa. Seolah-olah, semua yang terjadi benar-benar nyata."      

"Baiklah, beritahu kami! Kenapa kau berkeluh kesah seperti ini?" Wang Dan menirukan Yang Chen untuk mengambil salah satu peraga, namun ia tidak bisa melihat perbedaan benda-benda tersebut.     

"Bos sudah memberi kita petunjuk sejak kita melangkah melewati pintu." Yang Chen mengendus sampah yang menjadi peraga di sana. "Sampah di kamar ini tidak mengeluarkan bau, tapi bau busuk masih tercium di udara."     

"Bukankah kita sudah membahasnya?"     

"Lalu, sudahkah kalian mempertimbangkan alasan anak itu terus menimbun sampah di kamarnya?" Yang Chen sudah menebak kebenarannya, namun ia tidak merasa terburu-buru untuk menebaknya dengan benar. Sebaliknya, ia merasa sedikit tidak nyaman.     

"Karena dia sedikit gila, bukankah buku hariannya adalah bukti terbaik? Dia telah menderita penyakit ini sejak masih kecil, dan pandangan tentang dunia normal telah runtuh. Dia melihat benda-benda buruk sebagai benda indah."     

"Salah. Sebenarnya, jawabannya sangat sederhana." Yang Chen mempermainkan sampah. "Sampah di kehidupan nyata akan berbau."     

"Kehidupan nyata?"     

"Dia menggunakan bau sampah untuk menutupi sumber bau busuk yang sebenarnya! Itu sebabnya dia terus membawa pulang sampah!" Yang Chen mulai berdiri kemudian melihat sekeliling ruangan. "Benda apa yang akan menimbulkan bau busuk? Bau busuk yang tidak boleh ditemukan oleh orang lain."     

Wang Dan dan Lee Xue saling memandang. Mereka adalah mahasiswa ilmu forensik, dan sebuah frasa muncul di pikiran mereka. "Bau tubuh yang membusuk!"     

"Mulai dari malam itu dan seterusnya, buku harian selalu berisi permintaan maaf yang ditujukan pada ayahnya. Aku bertanya-tanya kesalahan apa yang telah dilakukannya pada ayahnya sehingga dia terus meminta maaf." Yang Chen sudah memiliki jawaban di dalam benaknya. Ia bergerak ke depan satu-satunya lemari yang terkunci di ruangan dan meraih kuncinya.     

Kuncinya berkarat, namun kunci tersebut hanyalah properti rumah hantu. Ia menarik pintu lemari perlahan, dan kuncinya segera jatuh.     

Pintu pun terbuka, dan bau busuk menghantam mereka seperti ombak!     

Sebuah mayat yang telah dibungkus dengan lusinan plastik diletakkan di tengah lemari!     

Wajah mayat itu terlihat aneh dan matanya melotot. Ia mengalami kematian yang mengerikan. Ketiga mahasiswa berdiri di depan lemari saat melihat tubuh dalam bungkusan plastik. Mereka semua terdiam. Ketakutan dan kengerian menyelimuti hati mereka, membuat mereka sulit bernapas.     

"Ini seharusnya jawabannya. Pada hari anak itu mulai mengumpulkan sampah di kamarnya, dia sudah mulai merencanakannya." Sejak malam itu, ia terus meminta maaf dalam buku hariannya. Ia menuliskan permintaan maafnya dalam sepuluh halaman penuh. Sulit untuk membayangkan bagaimana ia bisa menghabiskan waktu begitu lama di dalam sebuah ruangan bersama mayat.     

"Hal yang paling menyedihkan adalah tidak ada yang menemukannya. Bahkan, setelah memasukkan pelaku sesungguhnya ke dalam lemari, kehidupannya tidak berubah. Tidak ada yang peduli padanya dan menyadari keberadaannya."     

Yang Chen menutup pintu dan mengembalikan kunci. "Untuk bisa merancang skenario seperti ini, aku benar-benar terkesan pada Bos Chen. Rumah hantunya lebih dari ketakutan yang sederhana."     

"Benar." Tangan Lee Xue perlahan kembali rileks, namun emosinya masih tidak terkendali.     

"Berhenti meratapi alat peraga. Dua puluh menit seharusnya sudah berlalu. Ayo bergerak." Wang Dan berpikir tentang mayat di dalam lemari dan merasa gelisah. "Mayat manekin di rumah hantu terlihat lebih menyeramkan daripada yang asli."     

"Ayo pergi." Yang Chen adalah yang pertama berbalik. Ketika tiba di pintu, ia tiba-tiba berhenti. "Apa kalian menyadari bahwa bau busuknya tercium semakin pekat?"     

"Mungkin karena kita sudah membuka lemari?" Lee Xue mengikuti Yang Chen dari belakang. "Berhentilah terlalu memikirkannya. Kita memang gagal kali ini, tetapi kita bisa kembali mencoba."     

Ketiganya keluar dari asrama. Ketika kembali menyusuri lorong, mereka tiba-tiba menemukan seseorang berdiri di koridor. Pria itu menunduk sambil menghadap ke arah mereka. Sebuah tali bergoyang di depan lehernya.     

"Bukankah itu manekin yang tergantung dari kamar pertama? Kenapa ada di sini?!"     

Wang Dan berbalik untuk melihat rekan-rekannya dan menyadari bahwa kedua mata Lee Xue dan Yang Chen sudah dipenuhi dengan rasa takut.     

Bau busuk terasa semakin menyengat. Tepat ketika ketiga mahasiswa itu mulai ragu, kunci lemari perlahan-lahan menjadi longgar dan jatuh ke lantai.     

Suara berderit terdengar dari arah lemari…     

Pintu lemari tua perlahan dibuka dari dalam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.