Teror Rumah Hantu

Ada Seseorang di Belakangmu



Ada Seseorang di Belakangmu

3

"Kau akan mati?" Fei Youliang terlihat kebingungan. Ia bertanya tentang nama calon istrinya, tetapi mengapa justru kutukan yang muncul? Jawaban ini tidak ada hubungan sama sekali dengan pertanyaannya. Ia memastikan telah dengan cermat mengikuti aturan permainan Arwah Pena. Ia tidak merasa melakukan sesuatu yang dapat memancing amarah arwah tersebut.

Setelah berpikir untuk beberapa saat, sebuah jawaban muncul di kepalanya. Ini pasti sudah diatur. Ketiga kata tadi pasti akan muncul tidak peduli apapun pertanyaannya.

Karena merasa ia telah mengetahui trik rumah hantu, kepercayaan Fei Youliang yang telah hilang pun kembali muncul.

"Metode untuk memunculkan ketiga kata tadi sangat menarik. Untuk sementara, aku masih belum memahaminya, tetapi permainan ini memang memperkuat faktor ketakutan. Namun, pemilik tempat melupakan logika dalam situasi," jelasnya. "Jika pengunjung lain yang mengalami kejadian, mereka mungkin akan segera mengakhiri permainan atau melakukan larangan yang akan membuat marah Arwah Pena karena kepanikan mereka. Kemunculan ketiga kata akan meningkatkan kecurigaan mereka, menyangka Arwah Pena benar-benar muncul dan membuat diri mereka ketakutan. Sayangnya, pengunjung mereka hari ini adalah kita berdua. Kita tidak membuat kesalahan dalam permainan, tetapi jawaban di atas kertas tidak relevan dengan pertanyaan yang kuajukan. Jadi, permainan Arwah Pena hanyalah trik menakutkan biasa."

Setelah berbicara panjang lebar, Fei Youliang baru menyadari bahwa Zhu Jianing hanya membisu, membuatnya merasa seperti sedang berbicara pada tembok.

"Xiao Zhu? Kenapa tanganmu begitu dingin?" Ia mendongak dan melihat Zhu Jianing sedang tercengang menatap sesuatu di belakang temannya, mulutnya terbuka lebar dan wajahnya dipenuhi rasa takut yang teramat sangat.

"Apa yang kau lihat?"

Ekspresi wajah Zhu Jianing membuat Fei Youliang merasa resah. Zhu Jianing sepertinya tidak mendengar pertanyaan rekan satu timnya -- seluruh tubuhnya menggigil, bergetar seperti pena yang mereka pegang. Firasat buruk pun muncul di hati Fei Youliang. Ia juga merasakan bahwa suasana di kamar telah berubah. Ada kehadiran yang tak dapat dijelaskan yang telah bergabung bersama mereka di dalam ruangan. Sosok ini belum pernah ada sebelumnya, dan rasanya ia berada tepat di belakang Fei Youliang.

Ia ingin berbalik untuk melihat, tetapi sesuatu menekan punggungnya dengan keras, dan setiap otot di tubuhnya menegang. "Apa yang terjadi? Ada apa di belakangku?"

Berbagai pertanyaan terlintas di benaknya, dan perasaan ingin melihat tetapi takut dengan apa yang mungkin dilihatnya membuatnya gila.

"Xiao Zhu, katakan padaku, apa yang kau lihat? Apa yang ada di belakangku?!"

Hawa dingin seketika menyebar ke seluruh tubuhnya; rasanya seperti telah terjatuh ke dalam gua es. Fei Youliang menggigil tanpa sadar, dan berbagai memar keunguan muncul di kulitnya, seperti banyak tangan tak terlihat yang sedang menggenggamnya.

Ia merasa seseorang sedang berusaha menekan tubuhnya dari belakang yang membuatnya ingin membungkuk, dan sosok "dingin" yang menekan pundaknya menjadi semakin berat!

Berseberangan dengannya, Zhu Jianing tampaknya menggunakan setiap energi di tubuhnya untuk memperingatkan pria di hadapannya.

"Ada seseorang di belakangmu!"

"Di belakangku?"

Ada dua penjelasan untuk peringatan ini; entah seseorang benar-benar di punggungnya atau seseorang berdiri di belakangnya. Otak Fei Youliang sedang memproses informasi ketika Zhu Jianing tiba-tiba berdiri dari lantai, mengibaskan tangan Fei Youliang, dan berlari keluar ruangan!

Zhu Jianing tidak ragu-ragu atau bahkan menoleh sekalipun ketika melarikan diri.

Fei Youliang, yang ditinggalkan, masih duduk tercengang di lantai. Pena dalam genggamannya sepertinya menempel di tangannya, dan sekeras apapun ia berusaha melepaskan, pena itu tidak mau lepas. Tiba-tiba, lengannya membeku seperti ada sesuatu yang mengendalikannya dan mulai bergerak untuk menulis sesuatu di atas kertas putih.

"KAU AKAN MATI! KAU AKAN MATI! KAU AKAN MATI!"

Serangkaian kutukan yang ditulis dengan warna merah darah pun muncul di atas kertas putih. Zhu Jianing sudah pergi, dan hanya ia sendiri yang memegang pulpen. Ia yakin ia tidak menggerakkan tangannya sama sekali, jadi artinya kutukan ini ditulis oleh "sosok lain" di ruangan.

Bahkan pada saat seperti itu, Fei Youliang masih berhasil mempertahankan ketenangannya. Ia adalah seorang pecandu adrenalin dan tidak percaya pada hantu. Ia percaya pada rasionalitas dan logika sains di atas segalanya.

Hal yang dilihat Xiao Zhu mungkin adalah gambaran 3D. Karena kursi diatur sedemikian rupa, artinya posisi permainan Arwah Pena tidak berubah. Dengan manipulasi sudut yang cermat, efek bayangan otentik dapat tercipta. Seharusnya taktik seperti itulah yang digunakan di sana, tetapi mengapa tubuhku gemetaran?

Ia mengakui bahwa ia telah meremehkan pena yang rusak dan rumah hantu. Jika diberi kesempatan, ia tidak akan memasuki rumah hantu dengan persiapan seadanya, dan ia pasti akan memilih pasangan yang lebih baik.

Hawa dingin di punggungnya terus menyebar. Seolah sudah kelelahan, pena di telapak Fei Youliang akhirnya pecah berkeping-keping setelah menyelesaikan goresan kutukan di atas kertas. Ketika pena akhirnya hancur, kata terakhir yang ditulisnya adalah "MATI".

Apakah sudah selesai? Fei Youliang merasa ia dapat kembali menggerakan lengannya. Saat itulah ia akhirnya menghela napas lega. Ototnya masih sedikit membeku dan hal ini membuatnya ingin menghangatkan otot tubuhnya, namun ia menyadari tekanan di pundaknya belum pergi -- ia masih tidak bisa bergerak!

Ia mengira ia telah selamat dari permainan Arwah Pena, tetapi pengalaman sebenarnya baru saja dimulai.

Mengapa aku masih tidak bisa bergerak? Fei Youliang menggerakkan lehernya perlahan-lahan untuk menoleh ke belakang punggungnya. Matanya menyipit dan ia sepenuhnya siap untuk melihat sesuatu di belakangnya. Namun ketika berbalik, ia tidak menemukan apapun di sana.

Tidak ada apa-apa? Tapi mengapa Xiao Zhu bereaksi seperti orang gila? Apa yang sebenarnya dilihatnya?

Pikiran Fei Youliang mulai berputar cepat dan tekanan di bahunya semakin meningkat seperti ada seseorang yang menginjaknya.

Bahu? Menginjaknya?

Sebuah bayangan melintas di benaknya dan Fei Youliang perlahan mengangkat kepalanya.

Rambut hitam pekatnya menjuntai, wajahnya membengkak karena sesak napas, matanya hampir keluar dari rongga mata…. amarahnya tampak telah berada di ujung tanduk.

Ada seorang wanita yang tergantung sedang menginjak bahu Fei Youliang!

Bibir pria itu terbuka, tetapi tidak ada suara yang keluar. Setiap rambut di tubuhnya berdiri tegak, dan kacamatanya perlahan meluncur dari wajahnya. Fei Youliang merasa jantungnya seolah-olah berhenti berdetak saat itu juga.

"Aku…"

Sebelum menyelesaikan kalimatnya, fokus di matanya mulai menghilang, dan tubuhnya ambruk dengan lemah ke lantai.

...

Chen Ge menunggu beberapa menit sebelum memasuki skenario SMA Mu Yang. Ia tidak ingin masuk dan mengganggu dua pengunjung sebelumnya.

Aku tidak mendengar teriakan apapun ... sepertinya aku terlalu meremehkan mereka.

Setelah mengenakan topeng kulit, tujuan pertama Chen Ge adalah Kelas yang Tersegel. Ia meletakkan kotak kertas dengan dua puluh empat tanda pengenal di podium di depan kelas. Meja dan kursi telah dipindahkan. Mereka sudah memasuki tempat ini dan mungkin menemukan sesuatu.

Tapi, apa yang mereka temukan, Chen Ge juga tidak tahu. Bagaimanapun juga, bahkan ia belum sepenuhnya memahami rahasia ruang kelas yang tersegel ini.

Setelah merapikan meja dan kursi kembali ke posisinya serta memasukkan kertas dan buku kembali ke laci, Chen Ge tiba-tiba mendengar langkah kaki dari persimpangan tidak jauh di depan. Seseorang tengah berlari melalui koridor.

Siapa itu? Ia langsung mengenakan mantel berlumuran darah dan topeng jahitan wajah manusia dan perlahan berjalan keluar kelas.


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.