Teror Rumah Hantu

Dia Sudah Gila



Dia Sudah Gila

2"Apa yang kau bicarakan?" dokter Gao terlihat semakin kebingungan dengan apa yang dikatakan Chen Ge. Ia benar-benar tidak mengerti apa yang dipikirkan pria di hadapannya. Hal itu sangat wajar karena hanya Chen Ge yang tahu tentang petunjuk yang diberikan oleh ponsel hitam. Petunjuk paling penting yang diketahui Chen Ge adalah nama misi — Ruangan dengan Tiga Penghuni.     

Ia tidak akan mengatakan pada siapapun tentang ponsel hitamnya, jadi ia tidak menjelaskan lebih lanjut pada dokter Gao dan berjalan keluar kamar seorang diri.     

Men Nan terus mengalami mimpi yang sama, dan hal yang paling diingatnya adalah mencuci rambutnya. Mimpi yang dialaminya tidak dapat dianggap sebagai mimpi buruk; bahkan Men Nan pernah mengatakan di taman bahwa ketika mimpi ini muncul untuk pertama kalinya, ia tidak merasa takut. Setelah pria tersebut mendekatinya, ia mulai ketakutan. Jadi, dalam kasus ini, ancaman sebenarnya bagi Men Nan adalah pria yang semakin mendekat.     

Deskripsi Men Nan tentang mimpinya menegaskan hal tersebut. Ketika mencuci rambutnya, ia tidak merasakan ancaman apapun. Tetapi, ketika pria dalam mimpinya semakin bergerak mendekatinya, ia merasa terancam. Dalam mimpi terakhirnya, pria itu bahkan telah berada di sampingnya dan mencekik lehernya;pria tersebut jelas bermaksud menyakitinya.     

Jadi, dalam misi Ruangan dengan Tiga Penghun, Men Nan adalah korban sementara dua 'orang' lainnya; yang satu ingin melindunginya, dan yang lain ingin melukainya. Dalam kepercayaan tradisional Tiongkok, mencuci rambut dalam mimpi berarti menghilangkan nasib buruk. Jadi, mimpi Men Nan mungkin saja memperingatkannya bahwa ada bahaya yang mulai mendekat!     

Setelah masa lalu Men Nan terungkap, Chen Ge menduga bahwa 'orang' yang ingin melindungi Men Nan dalam ruangan ini adalah ibunya. Mereka hanya tinggal berdua saat Men Nan tumbuh dewasa, jadi ibunya tidak punya alasan untuk menyakitinya. Di sisi lain, orang yang ingin menyakitinya seharusnya adalah mantan penyewa Kamar 303.     

Ketika Chen Ge pertama kali tiba di Apartemen Hai Ming, ia melihat tali merah pada pagar yang diikat dengan cara yang khusus. Tali tersebut menunjukan metode tradisional untuk mengusir roh jahat. Sejak saat itu dan seterusnya, Chen Ge mencurigai adanya roh jahat di dalam apartemen.     

Perkataan penghuni Kamar 301 dan juga petunjuk misi ponsel hitam membuat Chen Ge semakin yakin akan kecurigaannya.     

Untuk mengetahui identitas pria dari mimpi Men Nan dan juga untuk menyelesaikan masalah Men Nan, aku harus memasuki Kamar 303. Terlebih lagi, ini terkait dengan misi ponsel hitam.     

Menyakiti seseorang dalam mimpinya, 'orang' yang berada di Kamar 303 jelas bukan arwah baik. Makhluk itu mungkin sejenis monster cermin yang ditemui Chen Ge sebelumnya.     

Ia harus kembali menghadapi monster yang serupa.     

Orang-orang terbagi menjadi baik dan jahat, begitu juga dengan orang yang telah meninggal. Chen Ge tidak akan ragu-ragu menghancurkan roh-roh jahat ini.     

Penghuni Kamar 301 mengatakan bahwa seseorang meninggal di kamar 303 sebelumnya, dan kamar pun dibiarkan kosong sejak saat itu. Artinya, apa yang tersisa di dalam ruangan tersebut mungkin adalah arwah jahat penyewa yang mati di dalamnya. Chen Ge sudah melihat beberapa jenis hantu. Arwah paling lemah di antara mereka adalah arwah penasaran; arwah penasaran tidak terlalu kuat dan hanya merupakan kesadaran yang bertahan lama. Arwah yang lebih kuat daripada arwah penasaran adalah arwah seperti Xiaoxiao, dan lebih kuat dari Xiaoxiao adalah monster cermin. Chen Ge percaya bahwa monster dari kamar 303 sekuat monster cermin.     

Waktu itu aku tidak takut. Jadi, mengapa aku harus takut sekarang? Lagi pula, ada begitu banyak orang yang hidup di sekitarku yang dapat membantu.     

 Chen Ge berjalan ke arah Men Nan untuk bertanya tentang lokasi pemilik apartemen. Kemudian, ia meninggalkan Kamar 304. Ia kembali ke lantai pertama untuk mengetuk Kamar 101.     

Setelah beberapa saat, seorang wanita gemuk berusia lima puluhan membuka pintu. Ia mengamati Chen Ge dengan seksama sebelum bertanya, "Kau ingin menyewa kamar?"     

"Ya, temanku tinggal di Kamar 304, jadi aku ingin menyewa kamar di sebelahnya: Kamar 303."     

"Kamar 303 tidak untuk disewakan, cari kamar lain."     

"Kamar itu kosong; Kenapa tidak disewakan?" tanya Chen Ge.     

"Ada kamar kosong di lantai empat. Jika kau menolak untuk mengambil kamar di lantai empat, maka pergilah." Wanita tersebut kemudian menutup pintu dan secara efektif mengakhiri pembicaraan.     

Apakah dia memang tidak ramah, atau apakah aku berkata hal yang sensitif? Bagaimanapun juga, Kamar 303 pasti memiliki rahasia. Pemilik apartemen tentu saja tidak ingin berbagi sejarah mengenai orang yang meninggal di dalam Kamar 303.     

Jadi, Chen Ge mengganti targetnya dan kembali ke lantai tiga untuk mengetuk Kamar 301.     

Volume suara televisi dikecilkan, dan lelaki yang berbau alkohol membuka pintu. "Kau lagi?"     

"Bos, bisakah kau meluangkan sedikit waktumu untukku?" Chen Ge menyerahkan selembar uang kertas 100 dari sakunya. Pria itu menerima uang, dan matanya yang melirik Chen Ge terlihat ramah. "Apa yang kau inginkan?"     

"Aku ingin tahu tentang hal-hal yang terjadi di Kamar 303. Semakin detail, semakin baik."     

"Kamar 303 katamu?" Pria paruh baya itu tidak keluar dari pintu melainkan mengisyaratkan Chen Ge untuk masuk ke dalam kamarnya. Apartemen kecilnya dipenuhi sampah, dan Chen Ge hampir tidak bisa menemukan tempat untuk berdiri.     

Setelah menutup pintu, lelaki paruh baya tersebut menaikkan volume televisi sebelum berkata, "Kau benar-benar orang yang ingin tahu, tetapi dengarkan aku. Demi dirimu dan temanmu, keluarlah dari tempat ini secepat mungkin. Tidak semua orang bisa tinggal di sini. "     

"Apa maksudmu? Apakah ada kriteria tertentu untuk penyewa apartemen?"     

"Menariknya, ini ada hubungannya dengan Kamar 303." Pria itu mengambil botol bir secara acak dari meja dan meneguknya. "Apakah kau tahu siapa nama penyewa asli yang tinggal di ruangan itu?"     

"Bagaimana aku bisa tahu?" Chen Ge mencoba sebaik mungkin untuk mengabaikan napas berbau alkohol yang keluar dari mulut pria itu. Sulit untuk mengatakan apakah ia serius atau hanya mengarang cerita.     

"Nama penyewa kamar itu adalah Wang Haiming, pemilik gedung apartemen."     

"Tapi aku baru saja bertemu dengan pemilik apartemen tadi. Seorang wanita yang kira-kira berusia lima puluhan."     

"Wanita itu mantan istrinya." Pria tersebut memelototi Chen Ge, memberitahunya untuk tidak memotongnya. "Wang Haiming cukup beruntung untuk mendapatkan kekayaan yang berlimpah. Lalu, dia meninggalkan istrinya untuk menikahi seorang wanita dari latar belakang yang misterius. Beberapa tahun kemudian, wanita itu meninggalkan Wang Haiming, membawa semua uangnya, dan bahkan mendaftarkannya di sebuah rumah sakit jiwa. Pada akhirnya, mantan istrinya mengasihani Wang Haiming dan mengeluarkannya dari sana. Dia kemudian menempatkan Wang Haiming di salah satu kamar untuk tinggal; kamar itu adalah Kamar 303."     

"Wang Haiming pernah berada di rumah sakit jiwa?" Chen Ge teringat akan petunjuk misi ponsel hitamnya — Ia datang dari Balai Ketiga Rumah Sakit.     

"Ya, terlepas dari apakah dia sudah gila atau tidak sebelum memasuki kamar itu, namun setelah dia keluar dari sana, dia benar-benar aneh."     

"Aneh? Apa maksudmu?"     

"Aku akan memberimu contoh sederhana." Pria itu menunjuk kepalanya. "Wang Haiming memiliki kecenderungan untuk membenturkan kepalanya ke dinding setiap tengah malam. Sepertinya, ada sesuatu yang mencoba memasuki otaknya dan membuatnya ingin membuka tengkoraknya. Dia akan menjerit, meratap serta berdebat dengan dirinya sendiri. Kadang-kadang, dia tidak akan berhenti menghujamkan kepala pada tembok walaupun kepalanya sudah berdarah. Tidak ada yang bisa menghentikannya. Kadang-kadang, mereka bahkan harus memanggil polisi untuk menangani pria itu."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.