Teror Rumah Hantu

Senjata Pamungkas Terakhir



Senjata Pamungkas Terakhir

0Chen Ge terus menghindar, namun ia akhirnya terpojok oleh monster itu.     

"Tunggu! Aku setuju untuk bermain denganmu!"     

Chen Ge akhirnya "menyerah" saat menghadapi kematian,. Ia pun mengantongi ponsel. Kemudian, ia melihat monster dan berkata, "Kita akan melakukannya dengan caramu."     

Perubahan sikap Chen Ge membuat pria berwajah cacat terlihat curiga, namun si monster semakin bersemangat.     

"Sebelum memulai permainan, kau harus melepaskan pisau dagingmu." Ini adalah pertama kalinya Chen Ge mendengar pria berwajah cacat berbicara. Ia memiliki suara yang cukup unik, seperti pita suaranya telah dioperasi dan membuat suaranya terdengar tajam serta melengking.     

"Jika aku memenangkan permainan, kau harus menjamin bahwa aku bisa meninggalkan tempat dengan aman." Mata Chen Ge dipenuhi dengan ketidakpercayaan. Saat melihat tatapannya, pria berwajah cacat merasa semakin percaya diri. "Menjauhlah dari pintu dan letakkan pisaumu. Setelah kau memenangkan permainan, aku akan memberitahumu jalan keluarnya."     

Permainan itu merupakan pertarungan yang sia-sia. Jika Chen Ge benar-benar setuju untuk memainkannya, masa depannya akan menjadi siksaan di dalam rumah sakit jiwa yang kelam.     

"Baik, aku setuju. Apa yang harus kulakukan selanjutnya?" Chen Ge menyingkirkan pisaunya, namun ia memastikan gagangnya mengarah padanya. Ia lalu memasukkan kedua tangan ke dalam saku.     

"Berdiri saja di tempatmu." Pria berwajah cacat melangkah ke depan sampai ia hanya berjarak dua meter dari Chen Ge. "Mulai saat ini, tidak peduli apa yang kau lihat atau dengar, kau tidak boleh mengeluarkan suaramu atau kau akan kalah."     

Ia menatap Chen Ge saat monster di punggungnya terus mencondongkan tubuh hingga wajah yang sangat umum itu menggantung terbalik di depan Chen Ge.     

"Masih belum bicara? Lalu, bagaimana dengan sesuatu yang lebih mengasyikkan." Chen Ge duduk dan membungkuk. Monster di hadapannya benar-benar melepaskan diri dari punggung pria berwajah cacat. Monster tersebut setinggi tiga meter, dengan kaki kurang dari satu meter, dan kedua tangan seukuran orang normal. Namun, tubuhnya panjang, seperti digabungkan dengan tubuh banyak orang yang berbeda.     

Apa-apaan ini? Monster di hadapannya begitu tinggi sehingga sulit memertahankan keseimbangan saat menggeliat menuju Chen Ge. Mereka kini hanya berjarak dua meter. Tubuh bagian atas monster pun tergantung di atas Chen Ge, sementara tubuh bagian bawahnya perlahan berusaha menaikinya.     

Seakan-akan takut Chen Ge akan menyesali keputusannya, tangannya yang kurus mencengkeram bahu Chen Ge untuk mencegahnya melarikan diri. Chen Ge merasa sedikit gugup ketika makhluk itu berjalan ke arahnya. Ia mengulangi rencana yang telah tersusun dalam benaknya beberapa kali sambil terus menatap kaki monster.     

Ketika kaki monster berada di sebelah pisau dagingnya, Chen Ge dengan cepat menarik tangan yang dimasukan dalam sakunya. Ia memiliki sesuatu yang pastinya dapat melukai monster itu!     

Ujung pena yang tajam tertancap pada salah satu mata monster kurus. Kekuatannya menyebabkan pena yang telah direkatkan kembali hancur.     

Pena di tangannya pun terselip di dalam rongga mata monster, membuat tubuh monster bergetar seperti ular. Pena itu hancur berkeping-keping. Di Apartemen Hai Ming, Chen Ge secara kebetulan melemparkan Xiaoxiao pada monster cermin, dan boneka Xiaoxiao kemudian menggigit tubuh monster cermin. Saat itulah Chen Ge menyadari serangan arwah lain adalah metode paling efektif untuk menyakiti arwah.     

Menggunakan Arwah Pena adalah bagian dari rencananya. Ketika si monster berteriak kesakitan, Chen Ge menarik pena dan bergegas maju. Aksinya sangat cepat. Ketika pria berwajah cacat menyadari apa yang terjadi, Chen Ge sudah kembali memegang pisau daging.     

Saat melepaskan pisau dari tangannya tadi, ia sudah merencanakan semuanya. Ia tahu bahwa bahkan jika ia mengarahkan gagang pisau ke arahnya, pria berwajah cacat tidak akan menyadarinya mengingat betapa gelapnya koridor tempat mereka berdiri.     

Saat merasakan berat pisau di tangannya, Chen Ge mengarahkannya pada kelemahan monster: kakinya. Ia telah banyak menderita malam ini, dan tebasannya berisi semua emosi negatif yang ingin diluapkannya. Dengan setiap tebasan pisau, tubuh monster perlahan menyusut.     

Efek dari pisau masih terlalu lemah untuk sepenuhnya menghancurkan monster. Ketika si monster kembali pulih, situasinya tidak akan menguntungkan. Chen Ge segera tenang setelah menyerang monster di depannya dengan luapan amarah. Pisau dagingnya tidak bisa melukai si monster, namun pasti bisa melumpuhkan orang yang dijadikan sebagai inang.     

Dengan pisau di tangannya, Chen Ge menoleh untuk menatap pria berwajah cacat.     

"Apa artinya ini?" pria berwajah cacat terlihat sangat gugup. Ia merasa sejarah akan terulang kembali.     

Aku akan membunuhmu! Chen Ge berlari ke arahnya dengan mengangkat pisau ke atas. Pria berwajah cacat segera berbalik dan berlari menuju tangga. Ia berlari untuk menyelamatkan hidupnya, dan Chen Ge mengejarnya dengan pisau yang memperlihatkan kilau berbahaya dalam kegelapan. Di belakang mereka, monster yang telah buta karena tertusuk pena pun merayap seperti ular di lantai saat mencoba mengejar mangsanya. Ketiganya membentuk semacam keseimbangan yang aneh ketika berlari dari lantai satu ke lantai empat.     

Setelah memasuki koridor lantai empat, Chen Ge memperlambat kecepatannya. Ia menyadari bahwa pria berwajah cacat tampaknya sengaja menuntunnya kemari. Ketika mereka berlari ke lantai lain, pria berwajah cacat bahkan tidak ragu. Ia langsung menaiki tangga menuju lantai empat.     

Dia ingin melarikan diri ke balai lainnya? Tidak mungkin, dia hanya bisa mengendalikan monster ketika berada di dalam balai ketiga.      

Chen Ge sangat memahami keunikan balai ketiga bagi pasien-pasien penyakit mental ini. Mereka tidak akan meninggalkan tempat dengan sukarela karena berbagai alasan.     

Tepat ketika pria berwajah cacat hendak meninggalkan balai ketiga, ia akhirnya berhenti. Ia berteriak keras sampai wajahnya terlihat semakin aneh. Setelah mendengar teriakannya, dua pria lain yang terlihat terluka keluar dari kamar samping. Mereka adalah Xu Tong dan pasien dengan Sindrom Phantom Limb.     

Jika hanya melawan mereka bertiga, Chen Ge tidak akan terlalu takut. Tapi, ia bisa melihat monster lain perlahan keluar dari punggung dua pria lainnya.     

Semua pasien di Balai Ketiga Rumah Sakit dirasuki oleh monster? Hubungan mereka pastinya lebih damai dibandingkan hubungan Zhang Peng dan monster cermin. Ini bukan pertanda baik bagiku.     

Ada sembilan pasien di Balai Ketiga Rumah Sakit. Selain Wang Shenglong, Chen Ge mungkin perlu menghadapi delapan monster serupa. Bahkan, mungkin ada monster yang lebih menakutkan.     

Tubuh kurus menyelinap keluar dari punggung kedua pasien, dan Chen Ge benar-benar dikepung oleh tiga monster.     

"Jangan takut, kau akan segera menjadi salah satu dari kami." pria berwajah cacat membuat kedua pasien lain mengepung Chen Ge sementara ia bergerak untuk mengunci pintu baja yang menghubungkan balai kedua dan ketiga.     

Saat berdiri di sana, Chen Ge merasa semua harapannya mulai menghilang. Tiga monster telah menghalangi semua pintu keluar, dan mereka perlahan beringsut mendekatinya. Chen Ge ragu bahwa mereka bahkan akan memberinya kesempatan untuk bunuh diri.     

Skenario tiga bintang masih terlalu sulit bagiku.     

 Chen Ge bersandar pada dinding dan mengeluarkan permen berwajah menangis dari sakunya.     

 Ini senjata pamungkas terakhirku. Setelah menggunakannya, apapun yang terjadi, aku harus meninggalkan tempat ini.     

Chen Ge pun memasukkan permen ke dalam mulutnya. Segera setelahnya, ia bisa merasakan kebencian yang sangat mendalam dan hawa dingin menyebar ke seluruh tubuhnya.     

Rambut hitam panjang muncul dari dinding seperti gelombang. Kehadiran yang sangat keji pun mulai terasa. Zhang Ya berjalan keluar dari bayangan Chen Ge dengan mengenakan baju merah!     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.